PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di negara maju dan negara yang sedang berkembang . Jumlah penderita penyakit jantung adalah 29% dari seluruh jumlah populasi dan mencapai 56 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia . 12% dari jumlah kematian ini disebabkan oleh penyakit jantung arteri koroner atau penyakit jantung iskemi k
PENDAHULUAN Angina adalah kondisi klinis episodik yang ditandai dengan gejala tertekan hebat atau tekanan berat pada dada dan nyeri menjalar ke rahang , bahu , punggung atau lengan Ada 3 jenis angina pektoris antara lain: stable angina, variant angina & unstable angina
Angina pectoris
Stable angina Ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak enak sewaktu beban ( aktivitas atau beban mental) dimana kebutuhan miokardium tidak dapat dipenuhi dengan supply yang cukup . Pola nyeri bersifat konsisten < 20 menit Stable angina dapat diprediksi dan dapat hilang dengan istirahan atau dengan pemberian nitro gliserin .
Angina variant Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat , akibat penurunan suplai O 2 darah ke miokard secara tiba-tiba . Penelitian menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadinya angina waktu istirahat jelas disertai penurunan aliran darah arteri koroner
Unstable angina Bentuk ini merupakan suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan yang progresif , sebelumnya dapat dimulai dengan angina stabil atau angina yang terjadi pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja . Pada patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri tersendiri . Onset nyeri bisa > 20 menit
Penatalaksanaan Angina Pektoris Strategi pengobatan AP sebenarnya hanya satu yaitu mencegah iskemia miokard . Meningkatkan suplai O 2 Menurunkan kebutuhan O 2 Golongan nitrat Anti-platelet Intervensi bedah Β -blocker Calcium channel blocker Penanganan faktor pencetus dan risiko .
Angina Pektoris STABIL Semua pasien dengan AP stabil diberikan nitrat dan atntiplatelet Apabila kedua obat ini belum mampu meredakan serangan AP maka dapat ditambahkan BB atau CCB non dihidropiridin untuk menurunkan kebutuhan oksigen . Pada pasien yang memiliki stenosis koroner berat dapat ditanbahkan Trimetazidie atau ACE-I inhibitor ( dosis kecil )
Nitrat Drug of choice untuk AP stabil Nitrogliserin (GTN 2,5 mg) atau ISDN (10mg atau 20 mg) per oral 2-3 kali sehari efektif menurunkan frekuensi angina. Nitrat sublingual seperti GTN 2,5 mg atau ISDN 5 mg diberikan ekstra (k/p) pada saat serangan AP. Efek samping : sakit kepala dan hipotensi Nitrokaf lebih sedikit menimbulkan sakit kepala
ANTI PLATELET Target : menjaga jika ada plak yang ruptur tidak terjadi atherotrombosis yang dapat menimbulkan ACS. Low Dose Aspirin (80-100 mg) menurut penelitian bermanfaat menurunan morbiditas dan mortalitas dan cost effective. Clopidogrel 75 mg/ hari sebagai pengganti aspirin apabila terdapat konraindikasi mutlak pada penggunaan aspirin. Kombinasi Aspirin dan Clopidogrel hanya dianjurkan pada pasien pasca PCI Efek samping : iritasi lambung ( kontak lama) PPI Trifluisal ( Grendis ), Cilstazol ( Pletaal ), dipiridamol ( persantin ) : sebagai pengganti apabila kontraindikasi terhadap asipirin dan clopidogrel
β -Blocker dan CCB Digunakan apabila masih ada keluhan nyeri setelah pemberian nitrat dan antiplatelet Memiliki efek konotropik negatif dan inotropik negatif . Β -blocker kardioselektif (atenolol, acebutolol , bisoprolol , esmolol , dan metoprolol ) Memiliki afinitas tinggi terhadap adrenoseptor β 1 yang dominan di jantung Kontraindikasi pada pasien bradikardi Pada AP : Bisoprolol ( concor , maintate 2,5 & 5mg) CCB digunakan apabila pengobatan angina dengan beta blocker tidak berhasil atau ada kontraindikasi
Unstable angina pectoris Kecurigaan terhadap SKA: Atasi nyeri akibat iskemia Penilaian status hemodinamik dan perbaiki kelainannya Stratifikasi risiko Strategi tata laksana : invasif atau konservatif ? Inisiasi terapi antitrombotik (antiplatelet dan antikoagulan ) Beta blocker untuk mecegah iskemia berulang
Anti ischemia dan analgesik Oksigen dianjurkn bila saturasi perifer <90% Nitrogliserin sublingual 0,4 mg atau ISDN 5 mg setiap 5 menit Morphni (2,5-5 mg) iv atau pethidin iv (12,5-25 mg) Nitrogliserin iv diberikan apabila tidak teratasi secara sublingual. Dosis awal 5 mcg/ mnit , titrasi sebesar 5 mg/ menit setiap 3-5 menit . Bila tidak ada response saat 20mcg/ menit dapat ditingkatkan 10-20 mcg/ menit hngga dosis max 400mcg/ menit . ISDN diberikan dengn dosis awal 1mg/jam, titrasi 1mg/jam hingga dois max 10mg/jam Nitrat iv : evaluasi hemodinamik . TD sistolik tidak boleh <100mmhg, diastolik < 60mmhg
Antipaltelet dan anti koagulan Berbagai studi melaporkan kombinasi antiplatelet dan antikoagulan sangat efektif dalam mengurangi serangan jantung akibat trombosis Aspirin 160-300mg/ hari Clopidogrel loading dose 300mg juga dianjurkan pada UAP diikuti 75mg/ hari . Fondaparinux sc 2,5 mg/ hari Enoxaparin 1mg/kg 2x1 bila fondaparinux tidak tersedia Pada pasien dengan strategi konservatif antikoagulan diberikan hingga pasien dipulangkan
TATAlaksana jangka panjang Perubahan gaya hidup Kontrol TD Tatalaksana diabetes Intervensi profil lipid Meneruskan pemakaian anti-platelet Statin direkomendasikan pada semua pasien SKA tanpa elevasi , diberikan hari ke 1-4. Target : menstabilkan dinding plak aterosklerosis