ASESMEN FUNGSIONAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Dr. Ahsan Romadlon Junaidi , M.Pd . Ketua Program Studi Magister Pendidikan Khusus
Pengertian Asesmen Fungsional Proses evaluasi menyeluruh yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan , kekuatan , serta hambatan yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari . T erutama dalam konteks pendidikan , pekerjaan , atau kehidupan sosial . Proses ini sangat penting untuk menyusun intervensi , program pendidikan individual (IEP), dan strategi pendukung agar anak dapat mencapai potensi maksimalnya .
Tujuan Asesmen Fungsional Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Individu Menentukan Strategi Intervensi . Misalnya bagaimana melakukan penyesuaian kurikulum dan pembelajaran . Menganalisis Perilaku ; apa penyebab munculnya perilaku dan bagaimana mengatasinya .
Ruang Lingkup Asesmen Fungsional Asesmen Kognitif → Menilai kemampuan berpikir , memecahkan masalah , dan memahami informasi . Asesmen Motorik → Mengevaluasi kemampuan fisik seperti koordinasi dan kekuatan tubuh . Asesmen Sosial & Emosional → Mengukur kemampuan berinteraksi , mengelola emosi , dan bersosialisasi . Asesmen Akademik → Menilai keterampilan membaca , menulis , dan berhitung dalam konteks pendidikan . Asesmen Perilaku → Digunakan untuk memahami penyebab perilaku yang mengganggu atau maladaptif .
Tahapan Mengembangkan Instrumen Asesmen Fungsional “Tidak Terstandar ” oleh Guru Identifikasi Tujuan dan Konstruk yang Akan Diukur Tentukan aspek atau domain fungsional yang ingin dinilai ( misalnya , kemandirian perawatan diri , kemampuan komunikasi , motorik , interaksi sosial , dan perilaku adaptif ). Definisikan secara operasional apa yang dimaksud dengan “ fungsi ” pada masing-masing domain sesuai konteks dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus .
Contoh Definisi Operasional Motorik Kasar Motorik Kasar Keseimbangan : Kemampuan anak untuk menjaga stabilitas tubuh saat berdiri , berjalan , atau melakukan aktivitas dinamis seperti berlari dan melompat . Koordinasi Gerakan Tubuh : Kemampuan mengoordinasikan gerakan besar ( misalnya , melompat , berputar , dan berlari ) dengan lancar dan terorganisir . Kekuatan Otot : Pengukuran kemampuan otot besar dalam mendukung aktivitas fisik , seperti menaiki tangga atau mengangkat benda ringan secara mandiri . Kelincahan dan Kecepatan : Seberapa cepat dan tepat anak dapat berpindah posisi atau mengubah arah gerakan , yang menunjukkan kemampuan motorik kasar yang baik .
2 . Penentuan Domain Asesmen Pilih domain yang relevan berdasarkan kebutuhan siswa . Misalnya , dalam konteks fungsional , guru mungkin ingin mengukur kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari , seperti makan , berpakaian , atau interaksi dengan teman . Buat daftar aspek spesifik ( indikator ) untuk setiap domain. Contoh : (1) Perawatan diri : kemandirian saat mandi, berpakaian , dan makan . (2) Interaksi sosial : kemampuan memulai percakapan , bergiliran bermain , dan merespons isyarat nonverbal.
2 . Penentuan Domain Asesmen Pilih domain yang relevan berdasarkan kebutuhan siswa . Misalnya , dalam konteks fungsional , guru mungkin ingin mengukur kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari , seperti makan , berpakaian , atau interaksi dengan teman . Buat daftar aspek spesifik ( indikator ) untuk setiap domain. Contoh : (1) Perawatan diri : kemandirian saat mandi, berpakaian , dan makan . (2) Interaksi sosial : kemampuan memulai percakapan , bergiliran bermain , dan merespons isyarat nonverbal.
3. Pengembangan Item atau Kriteria Penilaian Rancang item-item pertanyaan atau checklist yang menggambarkan perilaku yang diharapkan . Instrumen ini tidak perlu memenuhi standar baku , namun harus jelas dan mudah diobservasi . Gunakan skala penilaian sederhana ( misalnya , “ tidak mampu ”, “ perlu bantuan ”, “ mandiri ”) untuk memudahkan penilaian
4. Pengumpulan Data melalui Observasi dan Wawancara Lakukan pengamatan langsung di kelas atau dalam situasi alami anak . Catat perilaku secara sistematis menggunakan lembar observasi atau catatan anekdot . Libatkan juga wawancara singkat dengan orang tua atau pengasuh untuk memperoleh gambaran tambahan mengenai perilaku anak di lingkungan rumah .
5. Analisis dan Evaluasi Hasil Analisis data yang diperoleh untuk mengidentifikasi pola , kekuatan , dan area yang perlu intervensi . Meskipun tidak tersetandarisasi secara formal, hasil pengamatan ini harus dapat memberikan informasi yang berguna bagi perencanaan pembelajaran individual. Diskusikan hasilnya dengan rekan sejawat atau konsultan pendidikan bila memungkinkan untuk memperoleh masukan tambahan
6. Dokumentasi dan Tindak Lanjut Simpan dan dokumentasikan hasil asesmen untuk melacak perkembangan anak dari waktu ke waktu . Gunakan data tersebut sebagai dasar dalam menyusun program pembelajaran atau intervensi yang lebih terarah sesuai kebutuhan anak
Tugas Kelompok Peserta dibagi menjadi 10 kelompok Kel. 1: Inisiasi dan respon Interaksi Kel. 2: Pemahaman isyarat sosial Kel. 3: Komunikasi ekspresif Kel. 4: Keterlibatan dalam aktivitas sosial Kel. 5: Pemecahan masalah Kel. 6: Perhatian dan konsentrasi Kel. 7: Ledakan emosi Kel. 8: Ketidakpatuhan Kel. 9: Profile sensoris Kel. 10:Keseimbangan dan fungsi postural
Setiap Kelompok Menyusun: Membuat daftar aspek spesifik atau indikator Mengembangkan item Menentukan kriteria penilaian atau skala Mempresentasikan instrumen yang dibuat ( cara menggunakan dan cara menafsirkan datanya )