Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan gangguan renal
ssuser6dc76d2
18 views
60 slides
Sep 20, 2025
Slide 1 of 60
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
About This Presentation
Askep renal adalah aspek keperawatan terkait masalah ginjal, yang umumnya fokus pada penanganan penyakit ginjal kronis (CKD) dan gagal ginjal akut, meliputi pengumpulan data, penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta peran penting dalam manajemen pasien dengan d...
Askep renal adalah aspek keperawatan terkait masalah ginjal, yang umumnya fokus pada penanganan penyakit ginjal kronis (CKD) dan gagal ginjal akut, meliputi pengumpulan data, penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta peran penting dalam manajemen pasien dengan dialisis ginjal untuk membuang zat metabolit dan kelebihan cairan.
Apa Itu Askep Renal?
Askep renal (keperawatan ginjal) adalah sebuah pendekatan keperawatan yang berfokus pada individu dengan gangguan ginjal, baik akut maupun kronis. Ini mencakup semua aspek perawatan, mulai dari penanganan dini hingga perawatan jangka panjang.
Komponen Utama Askep Renal
Pengumpulan Data: Mengumpulkan informasi lengkap mengenai kondisi pasien, termasuk riwayat kesehatan, gejala, hasil pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium untuk mengidentifikasi masalah yang ada.
Diagnosis Keperawatan: Mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan, seperti risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kelebihan volume cairan, atau risiko infeksi.
Perencanaan Keperawatan: Merencanakan intervensi yang spesifik dan realistis berdasarkan diagnosis keperawatan, seperti pengaturan asupan cairan, monitoring tanda-tanda vital, dan edukasi pasien tentang penyakit dan pengobatannya.
Pelaksanaan Keperawatan (Implementasi): Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, termasuk memberikan obat-obatan, melakukan perawatan dialisis jika diperlukan, dan memberikan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga.
Evaluasi: Menilai efektivitas intervensi keperawatan dan memodifikasi rencana perawatan jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan Askep Renal
Memperbaiki fungsi ginjal yang terganggu.
Mencegah komplikasi penyakit ginjal.
Meningkatkan kualitas hidup pasien.
Memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan penanganannya.
Peran Perawat dalam Askep Renal
Monitoring:
Memantau kondisi pasien, termasuk tanda-tanda vital, status cairan, dan fungsi ginjal.
Manajemen Dialisis:
Membantu pasien yang menjalani dialisis, termasuk persiapan, perawatan, dan pemantauan komplikasi.
Edukasi:
Memberikan informasi kepada pasien tentang diet, gaya hidup, dan pengelolaan penyakit kronis.
Dukungan Emosional:
Memberikan dukungan moral dan emosional kepada pasien yang menghadapi penyakit ginjal kronis. Askep renal adalah aspek keperawatan terkait masalah ginjal, yang umumnya fokus pada penanganan penyakit ginjal kronis (CKD) dan gagal ginjal akut, meliputi pengumpulan data, penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta peran penting dalam manajemen pasien dengan dialisis ginjal untuk membuang zat metabolit dan kelebihan cairan.
Apa Itu Askep Renal?
Askep renal (keperawatan ginjal) adalah sebuah pendekatan keperawatan yang berfokus pada individu dengan gangguan ginjal, baik akut maupun kronis. Ini mencakup semua aspek perawatan, mulai dari penanganan dini
Curriculum Vintai ANDHIX EKO CAHYONO, S. Kep, ners [email protected] 085234800872 PENDIDIKAN FORMAL 2001 : SMA 1 DURENAN TRENGGALEK 2003 : DIPLOMA III KEPERAWATAN UMM 2020 : S1 STIKES MAHARANI MALANG PENDIDIKAN NON FORMAL 2016 : PROGRAM KARDIO DASAR 2016 RSSA MALANG 2024 : PELATIHAN CRRT HARKIT PENGALAMAN KERJA 2007 : INSTALASI RAWAT INAP I 2016 : IPJT RSSA MALANG (Ruang Barito) 2022 : IPJVT Ruang Musi (Sampai Sekarang) BISNIS https://shopee.co.id/arfa_market?smtt=0.0.9 https://tokopedia.link/archive-arfa-parfum http://tiktok.com/@andhixekocahyono
TUJUAN PEMBELAJARAN PESERTA PELATIHAN MAMPU MENJELASKAN : PENGERTIAN TUJUAN INDIKASI KOMPLIKASI
FOKUS
PENDAHULUAN MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI TERAPI PENGGANTI GINJAL ATAU CRRT??
GANGGUAN FUNGSI RENAL KOMPLIKASI PADA PASIEN KRITIS, INSIDEN ARF DI ICU 3% - 16% (Groenovold, Maulan : 1991) ARF di ICU +/- 75 % DISEBABKAN PEMBEDAHAN DAN SEPSIS. (Conlan, Stafford ; 1999) DiRumah Sakit Harapan Kita : Tahun 2017 , 1657 pasien : 82 pasien di CRRT Tahun 2018, 1709 pasien : 82 pasien di CRRT Tahun 2019, 1380 pasien : 61 pasien di CRRT Peran perawat ICU/CVCU merawat pasien dengan alat bantu CRRT sangat penting (merawat pasien 24 jam penuh) perawat perlu pengetahuan yang luas tentang CRRT
HISTORICAL OVERVIEW 1977 : Kramer, melaporkan penggunaan CAVH 1990 : Iqbal Mustafa Di RSJHK, CAVH sudah dilakukan 1981 : Bishchoff mengembangkan CVVH dgn 1zpompa 1985 : Goronemus mengembangkan CAVHD 1992 : Iqbal Mustofa di RSJHK CAVHD sudah dilakukan 1987 : Uldall memperkenalkan CVVHD 1993 : Iqbal Mustofa RSJHK sudah mulai menggunakan CVVH & CVVHD dg 1 pompa 2000 : RSJHK sudah menggunakan mesi CRRT dg system 4 pompa.
Mesin CRRT Sekarang
Konsep Dasar CRRT CRRT Merupakan dialisa terus menerus 24 jam, menggunakan extra corporal, sirkulasi darah melalui penyerapan Hemofilter, digunakan pada pasien hemocynamic tidak stabil dan dapat mengeluarkan cairan elektrolit terus- menerus.
TUJUAN 1. Mengeluarkan zat-zat yang tidak dipakai 2. Mengatur keseimbangan asam basa 3. Memperbaiki kadar elektrolit 4. Mengatur stabilitas hemodinamik 5. Mengatur keseimbangan cairan 6. Membantu dalam pemberian nutrisi 8. Mengeluarkan mediator – mediator sepsis
INDIKASI Oliguri ( urine output < 200 ml / 12jam ) Anuria ( urine output 0-50 ml / 12 jam ) Urea > 35 mmol / L Creatinin > 400 u mol / L K + > 6,5 mmol / L atau meningkat dengan cepat Pulmonary edema yang tidak respon dengan diuretik Asidosis metabolik yang tidak terkompensasi ( pH < 7,1 ) Na + < 110 dan > 160 mmol / L Temperature > 40 o C Uremic complications (encephalopathy / myopathy / neurophaty / pericarditis) Overdosis zat-zat yang mengandung toksin seperti lithium
Indikasi lain (menurut Schetz, 1998) Adalah pasien yang mengalami gagal ginjal akut yang disertai dengan : Hemodinamik yang tidak stabil Kelebihan cairan yang tidak respon dengan pengobatan diuretik Keadaan hiperkatabolik /trauma/rhandomyolisis Membutuhkan cairan (nutrisi, komponen-komponen darah)
KOMPLIKASI Hipotension Low temperatur Akses problem Filter clotting Coagulation problem Fluid balance eror Infeksi /sepsis Air embolism DisConection Kehilangan nutrisi Arytmia
?
PRINSIP DASAR DIFFUSION CONVECTION ULTRAFILTRATION ADSORPTION CRRT mengeluarkan molekul yang kecil sampai besar dan juga mengeluarkan mediator sepsis sampai berat molekulnya 50.000 Dalton
Konveksi Konveksi: Pergerakan solven & zat terlarut melalui membran dng adanya perbedaan tekanan “solvent drag”. Transport konveksi ter jadi karena kekuatan bergesek antara solute & air, efektif mengeluarkan molekul yang besar.
ULTRAFILTRASI positive pressure positive pressure Ultrafiltrasi : Pergerakan solven & zat terlarut melalui membran karena pressure gradient.
Adsorbsi: Pergerakan molekul / obat2an Melewati membran Adsorpsi
Dialysate Out Dialysate In Blood In Blood Out to waste (from patient) (to patient) HIGH CONC LOW CONC Hemodialysis
Repl. Solution Dialysate Solution Blood In Blood Out to waste (from patient) (to patient) HIGH PRESS LOW PRESS HIGH CONC LOW CONC Hemodiafiltration
Slow Continuous Ultra-Filtration : Arterio – Venous or Veno – Venous Slow Filtration Filtrate Flow < 5ml/min (< 3 l/d) No Replacement Fluid & Dyalisat Treatment time less than one day SCUF
CVVH : Continuous Veno-Venous Hemofiltration Access Return Effluent Replacement H V F Pergerakan cairan dng Konveksi dan memungkinkan cairan keluar melalui cairan Ultra Filtrate. Pemberian cairan Pengganti dapat diberikan pre dan post filter Max. Fluid Removal Rate 1000 ml/hr Prinsip : K onveksi, Ultrafiltrasi dan Adsorpsi
CVVHDF:Continuous Veno-Venous Hemodiafiltration Prinsip : Konveksi + Diffusi Pergerakan cairan dng Diffusi dan konveksi bersamaan. Pengeluaran cairan pasien dan pemberian cairan pengganti juga dapat dilakukan. Max Fluid Removal Rate 1000 ml/hr H F 1 2 S Access Return Effluent Dialysate Replacement
CVVHDF Mengeluarkan Molekul Kecil – Sedang - Besar Indikasi CVVHDF : Fluid over load CHF AKI Sepsis Crush Syndrom
TPE : Therapeutic Plasma Exchange
1. Blood flow (Aliran Darah) : 0 -200 ml/mnt 2. Fluid Loss (Pengeluaran Cairan) : 0 – 200 ml/mnt 3. Fluid Replacement (Cairan Pengganti ) : - Ringer Laktat dengan Bicnat 10 meq/liter - Hemosol Cairan Dialisat : - Ringer Laktat - Hemosol - Perisol 4. Antikoagulan bolus 1000 unit, dilanjutkan dengan drip 5 – 15 unit, dan selanjutnya tergantung nilai ACT (150-180) Program Pemberian Terapi
Kanulasi Masker,Topi penutup kepala Sarung tangan steril Chlorhexidin Kasa steril, 10 ml syringe NaCl steril 0,9% Benang, Lidocain 2% Instrumem steril (CVP – SET) Kanul sesuai ukuran double lumen 14 -16 G Heparin PERSIAPAN ALAT
Cateter Double lumen
PRIMING Mesin CRRT Filter, set tubing, drainase bag Cairan dialisat Replacement fluid sesuai order Siringe 20ml / 50ml Heparin NaCl 0,9% 500ml / 1000ml PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN PRIMING
PERSIAPAN ALAT TERMINASI Sarung tangan bersih, masker Heparin, heparin lock, siringe NaCl 0,9% 500ml Kantong plastik kuning
PERSIAPAN PASIEN Pastikan pasien / keluarga mengerti penjelasan Inform Consent Posisi pasien senyaman mungkin sehingga aliran darah melalui akses vaskuler lancår
Indikasi Penghentian CRRT Urine 0,5 – 1 cc/kgbb dalam 24 jam Terjadi penurunan ureum/creatinin (normal) Terjadi keseimbangan asam basa dan elektrolit Withdrawing therapy Terjadi komplikasi
TROUBLESHOOTING Access Pressure Alarms Return Pressure Alarms Filter Pressures Blood Leak Detector Air in Line Fluid and effluent Pump Alarm
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit Kurang cairan karena perdarahaan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Cedera karena akses vaskuler, komplikasi penusukan & pemeliharaan akses Vaskuler Gangguan mobilisasi fisik Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis & pengobatan Resiko terjadi emboli udara Kemungkinan Masalah Keperawatan
Penjelasan Pasien dan Keluarga Tanggal dan waktu Terapi Dimulai Kondisi Patency Kateter, Kualitas Blood Flow, Masalah saat Kanulasi Tanggal dan Waktu Dressing Kondisi Luka Tusukan, Apa Ada Tanda2, Gejala Infeksi Balance Cairan Tiap Jam Respon Pasien Terhadap Terapi, dan Kemajuan Pasien Hasil Yang Tidak Diharapkan Intervensi Keperawatan BB Tiap Hari Hasil Laboratorium (ACT, Elektrolit, Ureum, Creatinin, AGDA, Hb, leukosit ) DOKUMENTASIKAN
Dasar pengetahuan CRRT seharusnya dimengerti oleh staf perawat Pemilihan program tergantung klinis pasien, kemampuan dokter, staf perawat, juga fasilitas Rumah sakit Perawatan pasien dengan CRRT memerlukan integritas tinggi dari perawat KESIMPULAN