Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Otitis Media Akut.pptx

NovitaKurniaWulandar 7 views 39 slides Sep 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 39
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39

About This Presentation

Askep Otitis media akut


Slide Content

OTITIS MEDIA AKUT Novita kurnia wulandari

1. Aurikula Daun Telinga Terdiri dari tulang rawan dan kulit Terdapat konkha , tragus, antitragus , helix, antihelix dan lobulus Fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE

2. Meatus Auditorius Eksternal (MAE) Panjang +2, 5 cm,  berbentuk huruf S 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan , banyak   terdapat kelenjar minyak dan kel . Serumen 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen . Rambut halus dan serumen berfungsi untuk   mencegah serangga kecil masuk . MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur  yang dapat mengganggu elastisitas membran  tympani

3. Membran Timpani Terdiri dari jaringan fibrosa elastis Bentuk bundar dan cekung dari luar Terdapat bagian yang  disebut  pars flaksida , pars tensa dan umbo . Reflek cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan Dibagi 4  kuadran ; atas   depan ,  atas belakang ,  bawah depan   dan bawah belakang Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran

4.Tulang-tulang  Pendengaran Terdiri dari Maleus , Incus dan Stapes Merupakan tulang terkecil pada   tubuh manusia . Berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran timpani dan meneruskannya ke jendela oval

5. Cavum  Tympani Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis

6. Tuba  Eustachius Bermula dari ruang timpani ke arah bawah sampai nasofaring Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring Tuba dapat   tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak . Tuba ini   terbuka saat   menelan dan bersin Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara   di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah

7. Koklea Skala vestibuli yang berhubungan dengan vestibular berisi perilymph . Skala timpani yang berakhir pada jendela bulat ,  berisi   perilymph Skala media / duktus   koklearis yang berisi endolymph Dasar skala vestibuli disebut membran basalis , dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran

8. Kanalis Semi Sirkularis Terdiri dari 3 duktus semiserkular , masing-masing berujung pada ampula . ada ampula terdapat sel rambut , krista dan kupula Berkaitan dengan sistem   keseimbangan tubuh dalam hal   rotasi

9. Vestibula Terdiri dari   sakulus   dan utrikel yang mengandung makula Berkaitan dengan sistem   keseimbangan tubuh dalam hal posisi

INFEKSI PALING SERING TELINGA TENGAH AKUT OTITIS MEDIA AKUT

DEFINISI Otitis Media Akut (OMA) Peradangan pada mukosa / mucoperisteum dari telinga tengah (tuba eustachius , cavum timpani, mastoid = otomastoiditis )

KLASIFIKASI OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA Otitis Media Sub Akut Otitis Media Kronik Otitis Media Akut Tipe Aman Tipe Bahaya Risiko rendah risiko tinggi

ETIOLOGI Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri Sumbatan tuba Faktor pertahanan silia mukosa tuba terganggu

ETIOLOGI BAKTERI PATOGEN PADA ANAK DENGAN OTITIS MEDIA AKUT Streptococcus pneumoniae Haeomopilus influezae ( tipe tidak dapat ditentukan ) Streptococcus Grup A Branhamella Catarrhalis Staphylococcus auereus Staphylococcus epidermidis Bayi Chlamydia trachomatis Escherichia coli Spesies klebsiela

FAKTOR RESIKO Usia Prematur dan bayi   lahir dengan berat lahir rendah Alergi / penyakit atopi Tidak menyusui , penggunaan botol susu terlalu lama Defisiensi Imun Abnormalitas kraniofasial Kecenderungan genetik Perokok Perawatan saat   bayi ANAK-ANAK Sistem Imun Anatomis Tuba Eustachius Adenoid

ISPA Infeksi oleh streptococcus, staphilococcus , H influensa di nasofaring dll Disfungsi Tuba Eustachius Pencegahan Infeksi Kuman Ke Telinga Kuman Masuk Ke Telinga Tengah Inflamasi Tersumbatnya Saluran Tuba Eustachius Munculnya Sel Darah Putih Membunuh Bakteri Bakteri Mati SDP Ikut Hancur Terbentuk Sekret Sekret Terakumulasi Di Tengah PATOFIOLOGI

Sekret Terakumulasi di telinga Tengah Ditambah dgn produks mucus >> oleh Mukosa Merangsang Pelepasan Zat Vasoaktif ( histamin ), Bradikinin Terasa Bengkak Saat Kepala Berubah Posisi Terjadi Tekanan (-) Merangsang Respon Gatal Akibat Dari Absorpsi Suara Gatal Pada Telinga Defek Membran Timpani Terputusnya Rantai Osikulus Konduksi Udara Ke Telinga Dalam Terputus Rasio Tekanan Suara Hiaalng Ketajaman Pendengaran Gang. Persepsi sensorik Terdengar Suara Berderik di telinga Nyeri Dengung Tinitus

ALERGI Hiperplasia adenoid ISPA, Rinitis , Sinusitis Tumor Disfungsi Silia Deformitas OBSTRUKSI DI FUNGSI TUBA GANGGUAN VENTILASI DI TELINGA TENGAH INFLAMASI GANGGUAN VENTILASI TUBA

Gangguan   Ventilasi TelingaTengah Perubahan Pendengaran telinga tengah Respon Inflamasi Vasodilatasi , Hiperemis Protein plasma keluar Edema dan eksudasi STADIUM OKLUSI TUBA STADIUM HIPEREMIS

Akumulasi Cairan Membran Timpani Menonjol Eksudat di Kavum timpani Iskemik Ruptur eksudat keluar STADIUM SUPURASI STADIUM RESOLUSI STADIUM PERFORASI

GEJALA KLINIK bayi dan anak   kecil Demam tinggi Nyeri telinga Gelisah Sulit tidur Diare , kejang Dewasa demam , otalgia , gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurangdengar Gejala klinik bergantung pada stadium dan umur pasien

DIAGNOSIS ANAM-NESIS PJ PEMERIKSAAN PENUNJANG Sesuai stadium dan umur Anak : nyeri , demam , gelisah , riwayat batuk pilek Dewasa : nyeri , gangguan pendengaran , rasa penuh Otoskopi keadaan membran timpani ( intak / perforasi,perubahan warna ,  ada / tidaknya   cairan ) Otoskopi pneumatik ? Timpanosintesis ? Tes pendengaran Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut : 1. Penyakitnya muncul mendadak ( akut ) 3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah Adanya salah satu di   antara tanda berikut : a.  kemerahan pada gendang telinga b.  nyeri telinga  yang mengganggu tidur dan aktivitas normal 2.  Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah Adanya salah satu di antara tanda berikut : a.  menggembungnya gendang telinga b.  terbatas / tidak adanya gerakan gendangtelinga c.  adanya bayangan cairan di belakang   gendang telinga d.  cairan yang  keluar   dari telinga

Otitis eksterna Otitis media efusi Eksaserbasi akut otitis media kronik Infeksi saluran napas atas Mastoiditis Barotrauma Benda asing pada telinga Sinusitis DD

PENATALAKSANAAN PRINSIP PENGOBATAN PENGOBATAN OMA Sekitar  80% OMA sembuh dalam 3 hari . Gangguan tidak membaik   Antibiotik Amoksisilin Bergantung stadium Stadium   awal ditujukan untuk   mengobati infeksi saluran napas,dengan pemberian antibiotik,dekongestan lokal atau sistemik,dan antipiretik

STADIUM OKLUSI Membuka kembali tuba Eustachius Agar tekanan negatif di telinga tengah hilang Tetes hidung HCl efedrin Sumber infeksi lokal harus diobati . Antibiotik bakteri STADIUM HIPEREMIS Antibiotik , obat tetes hidung dan analgesik Hiperemis difus miringotomi STADIUM SUPURASI Antibiotik Rujuk miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak   terjadi ruptur .

STADIUM PERFORASI Obat   cuci   telinga  H2O2 3% 3 -5 hari Antibiotik   sampai  3 minggu Sekret akan hilang dan perforasi akan   menutup sendiri dalam 7-10  hari STADIUM RESOLUSI Membran timpani berangsur normal kembali sekret tidak ada lagi perforasi menutup Bila tidak , antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu . Bila tetap , mungkin telah terjadi mastoiditis

KOMPLIKASI Kehilangan pendengaran Perforasi MT Mastoiditis Kolesteatoma Petrositis Paralisis saraf cranial Labirinitis Meningitis Abses ekstradural /subdural/intracranial Ensefalitis Thrombosis sinus lateralis Hidrosefalus Otitis

PENCEGAHAN Pencegahan primer Mengurangi faktor risiko terutama pada anak-anak   Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak . Pemberian  ASI minimal selama 6 bulan . Penghindaran pemberian susu di botol saat anak   berbaring . Penghindaran pajanan terhadap asap   rokok . Penghindaran pengeluaran mucus dengan paksaan / tekanan yang berlebihan . Jangan mengorek-ngorek   liang telinga terlalu kasar Jika ada benda asing yang masuk ,  datanglah ke dokter Jauhkan telinga dari suara keras Lindungi telinga selama penerbangan

Asuhan Keperawatan ( Pengkajian ) Identitas klien Keluhan utama : nyeri telinga , demam , keluar cairan telinga Riwayat penyakit sekarang dan dahulu Pemeriksaan fisik : tanda infeksi , membran timpani merah / menonjol Pemeriksaan penunjang : otoskopi , kultur cairan telinga

Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi telinga Tengah Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya otore

Intervensi Keperawatan Observasi tanda vital dan tanda infeksi Berikan kompres hangat pada telinga untuk mengurangi nyeri Kolaborasi pemberian obat antibiotik dan antipiretik Edukasi keluarga tentang perawatan telinga dan tanda komplikasi Anjurkan istirahat cukup dan hidrasi adekuat

Evaluasi Keperawatan Nyeri berkurang atau hilang Suhu tubuh dalam batas normal Pasien dapat tidur dengan nyaman Tidak ada tanda penyebaran infeksi Keluarga memahami edukasi yang diberikan

DAFTAR PUSTAKA Victor P Eroschenko . Buku Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional edisi 9 . Penerbit Buku Kedokteran EGC. BAB 19 Organ indra khusus hal . 333 Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga , Hidung , Tenggorok , Kepala dan leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi VI , Kelainan Telinga Tengah Otitis Media Akut Hal 66. Highler , Boies Adams. Buku Ajar ilmu penyakit THT.Edisi VI . Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002, Hal. 95 – 96 Pedoman Klinis Pediatri . Penerbit Buku Kedokteran EGC. Otitis Media Akut Hal. 297 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak , Jilid 2. Jakarta ; Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007 hal . 918 Teknik Pemeriksaan Telinga , hidung , dan Tenggorok . Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cara Memeriksa Teling ( Otoskopia ) hal . 7 Sherwood, Lauralee . Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 Hal. 193 Ballenger Jacob John. Editor staf ahli bagian THT FK UI. Penyakit telinga hidung tenggorok kepala dan leher . Jilid 2. Edisi 13. Jakarta : binarupa Aksara 1997. Hal 384 – 391 http://www.tennisaproach.wordpress.com

Daftar Pustaka Brunner & Suddarth. (2020). Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGC. Smeltzer, S. C., Bare, B. G. (2018). Textbook of Medical-Surgical Nursing. Kozier, B. (2016). Fundamentals of Nursing. Pearson. WHO. (2023). Otitis Media: Clinical Guidelines.

TERIMA KASIH