1. Aurikula Daun Telinga Terdiri dari tulang rawan dan kulit Terdapat konkha , tragus, antitragus , helix, antihelix dan lobulus Fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE
2. Meatus Auditorius Eksternal (MAE) Panjang +2, 5 cm, berbentuk huruf S 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan , banyak terdapat kelenjar minyak dan kel . Serumen 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen . Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk . MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani
3. Membran Timpani Terdiri dari jaringan fibrosa elastis Bentuk bundar dan cekung dari luar Terdapat bagian yang disebut pars flaksida , pars tensa dan umbo . Reflek cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan Dibagi 4 kuadran ; atas depan , atas belakang , bawah depan dan bawah belakang Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
4.Tulang-tulang Pendengaran Terdiri dari Maleus , Incus dan Stapes Merupakan tulang terkecil pada tubuh manusia . Berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran timpani dan meneruskannya ke jendela oval
5. Cavum Tympani Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis
6. Tuba Eustachius Bermula dari ruang timpani ke arah bawah sampai nasofaring Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak . Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah
7. Koklea Skala vestibuli yang berhubungan dengan vestibular berisi perilymph . Skala timpani yang berakhir pada jendela bulat , berisi perilymph Skala media / duktus koklearis yang berisi endolymph Dasar skala vestibuli disebut membran basalis , dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran
8. Kanalis Semi Sirkularis Terdiri dari 3 duktus semiserkular , masing-masing berujung pada ampula . ada ampula terdapat sel rambut , krista dan kupula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi
9. Vestibula Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung makula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal posisi
INFEKSI PALING SERING TELINGA TENGAH AKUT OTITIS MEDIA AKUT
DEFINISI Otitis Media Akut (OMA) Peradangan pada mukosa / mucoperisteum dari telinga tengah (tuba eustachius , cavum timpani, mastoid = otomastoiditis )
KLASIFIKASI OTITIS MEDIA OTITIS MEDIA Otitis Media Sub Akut Otitis Media Kronik Otitis Media Akut Tipe Aman Tipe Bahaya Risiko rendah risiko tinggi
ETIOLOGI Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri Sumbatan tuba Faktor pertahanan silia mukosa tuba terganggu
ETIOLOGI BAKTERI PATOGEN PADA ANAK DENGAN OTITIS MEDIA AKUT Streptococcus pneumoniae Haeomopilus influezae ( tipe tidak dapat ditentukan ) Streptococcus Grup A Branhamella Catarrhalis Staphylococcus auereus Staphylococcus epidermidis Bayi Chlamydia trachomatis Escherichia coli Spesies klebsiela
FAKTOR RESIKO Usia Prematur dan bayi lahir dengan berat lahir rendah Alergi / penyakit atopi Tidak menyusui , penggunaan botol susu terlalu lama Defisiensi Imun Abnormalitas kraniofasial Kecenderungan genetik Perokok Perawatan saat bayi ANAK-ANAK Sistem Imun Anatomis Tuba Eustachius Adenoid
ISPA Infeksi oleh streptococcus, staphilococcus , H influensa di nasofaring dll Disfungsi Tuba Eustachius Pencegahan Infeksi Kuman Ke Telinga Kuman Masuk Ke Telinga Tengah Inflamasi Tersumbatnya Saluran Tuba Eustachius Munculnya Sel Darah Putih Membunuh Bakteri Bakteri Mati SDP Ikut Hancur Terbentuk Sekret Sekret Terakumulasi Di Tengah PATOFIOLOGI
Sekret Terakumulasi di telinga Tengah Ditambah dgn produks mucus >> oleh Mukosa Merangsang Pelepasan Zat Vasoaktif ( histamin ), Bradikinin Terasa Bengkak Saat Kepala Berubah Posisi Terjadi Tekanan (-) Merangsang Respon Gatal Akibat Dari Absorpsi Suara Gatal Pada Telinga Defek Membran Timpani Terputusnya Rantai Osikulus Konduksi Udara Ke Telinga Dalam Terputus Rasio Tekanan Suara Hiaalng Ketajaman Pendengaran Gang. Persepsi sensorik Terdengar Suara Berderik di telinga Nyeri Dengung Tinitus
ALERGI Hiperplasia adenoid ISPA, Rinitis , Sinusitis Tumor Disfungsi Silia Deformitas OBSTRUKSI DI FUNGSI TUBA GANGGUAN VENTILASI DI TELINGA TENGAH INFLAMASI GANGGUAN VENTILASI TUBA
Gangguan Ventilasi TelingaTengah Perubahan Pendengaran telinga tengah Respon Inflamasi Vasodilatasi , Hiperemis Protein plasma keluar Edema dan eksudasi STADIUM OKLUSI TUBA STADIUM HIPEREMIS
Akumulasi Cairan Membran Timpani Menonjol Eksudat di Kavum timpani Iskemik Ruptur eksudat keluar STADIUM SUPURASI STADIUM RESOLUSI STADIUM PERFORASI
GEJALA KLINIK bayi dan anak kecil Demam tinggi Nyeri telinga Gelisah Sulit tidur Diare , kejang Dewasa demam , otalgia , gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurangdengar Gejala klinik bergantung pada stadium dan umur pasien
DIAGNOSIS ANAM-NESIS PJ PEMERIKSAAN PENUNJANG Sesuai stadium dan umur Anak : nyeri , demam , gelisah , riwayat batuk pilek Dewasa : nyeri , gangguan pendengaran , rasa penuh Otoskopi keadaan membran timpani ( intak / perforasi,perubahan warna , ada / tidaknya cairan ) Otoskopi pneumatik ? Timpanosintesis ? Tes pendengaran Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut : 1. Penyakitnya muncul mendadak ( akut ) 3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah Adanya salah satu di antara tanda berikut : a. kemerahan pada gendang telinga b. nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal 2. Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah Adanya salah satu di antara tanda berikut : a. menggembungnya gendang telinga b. terbatas / tidak adanya gerakan gendangtelinga c. adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga d. cairan yang keluar dari telinga
Otitis eksterna Otitis media efusi Eksaserbasi akut otitis media kronik Infeksi saluran napas atas Mastoiditis Barotrauma Benda asing pada telinga Sinusitis DD
PENATALAKSANAAN PRINSIP PENGOBATAN PENGOBATAN OMA Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari . Gangguan tidak membaik Antibiotik Amoksisilin Bergantung stadium Stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas,dengan pemberian antibiotik,dekongestan lokal atau sistemik,dan antipiretik
STADIUM OKLUSI Membuka kembali tuba Eustachius Agar tekanan negatif di telinga tengah hilang Tetes hidung HCl efedrin Sumber infeksi lokal harus diobati . Antibiotik bakteri STADIUM HIPEREMIS Antibiotik , obat tetes hidung dan analgesik Hiperemis difus miringotomi STADIUM SUPURASI Antibiotik Rujuk miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur .
STADIUM PERFORASI Obat cuci telinga H2O2 3% 3 -5 hari Antibiotik sampai 3 minggu Sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari STADIUM RESOLUSI Membran timpani berangsur normal kembali sekret tidak ada lagi perforasi menutup Bila tidak , antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu . Bila tetap , mungkin telah terjadi mastoiditis
PENCEGAHAN Pencegahan primer Mengurangi faktor risiko terutama pada anak-anak Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak . Pemberian ASI minimal selama 6 bulan . Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring . Penghindaran pajanan terhadap asap rokok . Penghindaran pengeluaran mucus dengan paksaan / tekanan yang berlebihan . Jangan mengorek-ngorek liang telinga terlalu kasar Jika ada benda asing yang masuk , datanglah ke dokter Jauhkan telinga dari suara keras Lindungi telinga selama penerbangan
Asuhan Keperawatan ( Pengkajian ) Identitas klien Keluhan utama : nyeri telinga , demam , keluar cairan telinga Riwayat penyakit sekarang dan dahulu Pemeriksaan fisik : tanda infeksi , membran timpani merah / menonjol Pemeriksaan penunjang : otoskopi , kultur cairan telinga
Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi telinga Tengah Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan adanya otore
Intervensi Keperawatan Observasi tanda vital dan tanda infeksi Berikan kompres hangat pada telinga untuk mengurangi nyeri Kolaborasi pemberian obat antibiotik dan antipiretik Edukasi keluarga tentang perawatan telinga dan tanda komplikasi Anjurkan istirahat cukup dan hidrasi adekuat
Evaluasi Keperawatan Nyeri berkurang atau hilang Suhu tubuh dalam batas normal Pasien dapat tidur dengan nyaman Tidak ada tanda penyebaran infeksi Keluarga memahami edukasi yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA Victor P Eroschenko . Buku Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional edisi 9 . Penerbit Buku Kedokteran EGC. BAB 19 Organ indra khusus hal . 333 Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga , Hidung , Tenggorok , Kepala dan leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi VI , Kelainan Telinga Tengah Otitis Media Akut Hal 66. Highler , Boies Adams. Buku Ajar ilmu penyakit THT.Edisi VI . Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002, Hal. 95 – 96 Pedoman Klinis Pediatri . Penerbit Buku Kedokteran EGC. Otitis Media Akut Hal. 297 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak , Jilid 2. Jakarta ; Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007 hal . 918 Teknik Pemeriksaan Telinga , hidung , dan Tenggorok . Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cara Memeriksa Teling ( Otoskopia ) hal . 7 Sherwood, Lauralee . Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 Hal. 193 Ballenger Jacob John. Editor staf ahli bagian THT FK UI. Penyakit telinga hidung tenggorok kepala dan leher . Jilid 2. Edisi 13. Jakarta : binarupa Aksara 1997. Hal 384 – 391 http://www.tennisaproach.wordpress.com
Daftar Pustaka Brunner & Suddarth. (2020). Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGC. Smeltzer, S. C., Bare, B. G. (2018). Textbook of Medical-Surgical Nursing. Kozier, B. (2016). Fundamentals of Nursing. Pearson. WHO. (2023). Otitis Media: Clinical Guidelines.