B Desain Perencanaan Reaktivasi SWRO.pptx

bagushudayani 2 views 10 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Desain Perencanaan Reaktivasi SWRO


Slide Content

Menguraikan perencanaan dan asumsi dasar untuk reaktivasi sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di wilayah pesisir dan pelabuhan, memastikan pasokan air bersih yang andal dan berkualitas ( Rancangan teknis untuk pemulihan sistem ) . Desain Perencanaan Reaktivasi B

Mengapa SWRO? Menjawab Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air bersih di wilayah pesisir dan pelabuhan meningkat signifikan seiring perkembangan aktivitas ekonomi dan industri. Sumber air tawar daratan tidak mencukupi, sementara air laut melimpah. Teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) menjadi solusi tepat untuk menyediakan air bersih berkualitas sesuai standar. Kebutuhan Mendesak Peningkatan aktivitas ekonomi dan kepelabuhanan mendorong kebutuhan air bersih. Sumber Daya Melimpah Ketersediaan air laut yang tak terbatas sebagai bahan baku. Solusi Efektif SWRO menyediakan air bersih berkualitas tinggi dari air laut.

Pendekatan Desain Terintegrasi untuk Keandalan SWRO Proses SWRO memerlukan desain terintegrasi antara pretreatment, unit RO, dan sistem pasca-perlakuan (post-treatment) untuk mencapai keandalan operasi. Perencanaan detail meliputi perhitungan hidraulika, sizing pompa, pemilihan kapasitas peralatan proses, serta integrasi dengan sistem pemulihan energi (ERD). Pretreatment Penyaringan awal air laut. Unit RO Proses desalinasi utama. Post-Treatment Penyesuaian kualitas air produk. Integrasi ERD Pemulihan energi untuk efisiensi. Perencanaan ini juga disusun berdasarkan P&ID standar SWRO dan daftar 29 komponen utama yang umum digunakan, memungkinkan perbandingan dengan peralatan eksisting di lapangan.

Asumsi Dasar Perencanaan: Kapasitas & Kualitas Air Baku Beberapa asumsi teknis digunakan sebagai basis perhitungan dalam perencanaan ini, memastikan desain yang optimal dan realistis. Kapasitas Desain Kapasitas produk (permeate): 70 m³/jam Kapasitas feed (air baku): 165 m³/jam Recovery system RO: 45% (70 m³/jam permeate; 86 m³/jam brine reject). Karakteristik Air Baku Sumber: Air laut (lokasi pesisir pelabuhan). TDS: ±35.000 mg/L . Densitas: ρ = 1025 kg/m³ . Target kualitas pretreatment: Turbidity < 1 NTU . SDI15 < 3 .

Parameter Operasi & Material Kritis SWRO Kondisi operasi RO yang spesifik dan pemilihan material yang tepat sangat penting untuk kinerja dan umur panjang sistem. Efisiensi energi juga menjadi fokus utama. Kondisi Operasi RO Tekanan operasi: ±60 bar (kisaran 55–70 bar). Membrane flux awal desain: 12–20 L/m²·h . Temperatur desain: 25–30 °C . Efisiensi Energi Energy Recovery Device (ERD): pressure exchanger, efisiensi ±95% . Daya pompa berkurang signifikan dengan ERD. Material & Kimia Material tahan korosi: Duplex SS/SS316L, FRP, HDPE, PVC/PVDF. Dosing kimia: Koagulan, NaOCl, SMBS, Antiscalant, NaOH. Sistem pendukung: CIP system, Air compressor, Tangki permeate.

Revitalisasi Sistem Elektrikal SWRO Muara Baru Setelah tidak beroperasi selama ±7 tahun, sistem elektrikal SWRO Muara Baru memerlukan revitalisasi untuk memulihkan keandalan, efisiensi, dan keselamatan operasi. Kapasitas desain instalasi adalah feed 165 m³/jam dengan permeate 70 m³/jam. 01 Penggantian Kabel Feeder Utama Konfigurasi paralel (2×300 mm² Cu) untuk menjaga drop tegangan <5%. 02 Perbaikan Panel Utama (MDP & MCC) Termasuk penggantian MCCB, ACB, kontaktor, dan VFD untuk pompa tekanan tinggi (HP) (~150–180 kW per unit). 03 Pemasangan Ulang Kapasitor Bank 87 kVAR untuk meningkatkan faktor daya dan mengurangi arus total. 04 Rehabilitasi Sistem Grounding & Proteksi Petir Target resistansi <5 Ω dan pemasangan surge protection di panel utama. 05 Pembaruan Sistem Kontrol & SCADA Penggantian PLC/HMI usang, upgrade komunikasi Modbus TCP, kalibrasi sensor. Daya operasi normal sekitar 300 kW dengan ERD, arus total ≈480 A pada 380 V, 3 fasa setelah koreksi faktor daya menjadi 0,95.

Kebutuhan Komponen Elektrikal Utama Berikut adalah daftar kebutuhan komponen utama untuk perbaikan sistem elektrikal SWRO, memastikan pemulihan fungsi dan keandalan operasional. 1 Kabel feeder NYY 2×300 mm² (supply & terminasi) 400 m 2 ACB & MDP upgrade + metering (kWh/kVAR meter) 1 set 3 MCC rebuild & VFD untuk HP Pump (per pump) 2 set 4 Kapasitor bank 87 kVAR (panel + proteksi + instal) 1 set 5 Grounding system upgrade (grid, rods, SPDs) LS 6 SCADA hardware upgrade (PLC+HMI+Switch+FW) 1 set Estimasi durasi pekerjaan total adalah 3–4 bulan , dengan hasil akhir PF ≥0,95, kWh/m³ rendah, dan keandalan operasi ≥98%.

Alternatif Intake: Laut Langsung vs. Kolam Resapan Perencanaan intake berfokus pada dua alternatif utama, dengan analisis teknis berdasarkan kriteria kualitas air dan rekomendasi akhir. Alternatif 1: Intake Langsung dari Laut Pengambilan air langsung di laut dengan struktur panggung. Kualitas input air laut memiliki BOD 40 mg/L & TSS 100 mg/L, menyebabkan beban organik dan padatan tinggi pada pretreatment. Kelebihan: Sumber langsung, hidraulika sederhana, pasokan cepat. Kekurangan: Pretreatment intensif, fouling tinggi, operasional laut sulit, investasi intake & DAF besar. Alternatif 2: Intake melalui Kolam Resapan Air laut diarahkan ke kolam resapan/penyangga di tepi pantai sebagai buffer. Kolam dapat menurunkan TSS dan menstabilkan BOD relatif. Kelebihan: Mengurangi beban pretreatment, stabilitas pasokan & kualitas, akses & pemeliharaan mudah, perlindungan dari kondisi laut. Kekurangan: CAPEX konstruksi kolam tinggi, potensi eutrofikasi, perlu desludging rutin. Kapasitas desain sistem SWRO adalah 250 m³/jam .

Perbandingan & Rekomendasi Intake Terbaik Perbandingan kedua alternatif intake menunjukkan dampak signifikan terhadap operasional dan biaya jangka panjang. Intake Laut Langsung Kebutuhan Koagulasi: Besar DAF: Besar Umur Membran RO: Lebih pendek OPEX Jangka Panjang: Lebih tinggi Intake Resapan Kebutuhan Koagulasi: Lebih kecil DAF: Tidak perlu Umur Membran RO: Lebih panjang OPEX Jangka Panjang: Lebih rendah Berdasarkan kondisi yang diberikan (BOD 40; TSS 100; TDS 5.000 dan lokasi pelabuhan seperti Muara Baru), Alternatif 2 — Intake Resapan adalah pilihan terbaik. Ini mengurangi beban awal, risiko operasional, dan total biaya kepemilikan. Kajian lebih lanjut seperti survei lapangan, studi hidrodinamik, dan uji pilot sangat disarankan.

Denah Instalasi SWRO Muara Baru Diagram alir proses SWRO ini dapat digambarkan dengan denah instalasi yang menunjukkan tata letak ruangan dan komponen utama. Denah ini memberikan gambaran komprehensif tentang penempatan kunci dalam sistem SWRO, mendukung perencanaan reaktivasi yang efisien.
Tags