Beragama Sebagai Tanggapan atas Karya Keselamatan Allah
Tujuan Pembelajaran Memahami Allah yang menyelamatkan umat manusia dengan menanggapinya melalui iman dan agama
Dalam pembelajaran sebelumnya , kita diajak untuk memahami dan menyadari bahwa Allah adalah sumber keselamatan sejati. Harta kekayaan atau barang duniawi, benda pusaka, jimat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat memberikan penghiburan dan keselamatan semu. Allah adalah Sang penguasa kehidupan Dia adalah Alfa dan Omega. Awal dan akhir tujuan hidup manusia. Pada materi ini kita diajak mendalami dan memahami hidup beragama sebagai tanggapan atas karya keselamatan Allah.
Menurut KBBI, agama didefinisikan sebagai ajaran/sistem yang mengatur tata keimanan(keimanan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama serta lingkungannya. Secara singkat, agama adalah satu perangkat kepercayaan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama serta lingkungannya, melalui doa,ritual, atau liturgi
Berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama: Manusia kerap merasa tidak berdaya, manusia sering kali menyadari adanya kekuatan yang jauh lebih hebat dari dirinya. Perasaan tidak berdaya itulah yang mendorong manusia untuk meminta perlindungan terhadap kekuatan lain yang lebih hebat itu, dengan berlindung kepada kekuatan itu, manusia juga merasakan keamanan Mencari perlindungan bagi hidupnya
Berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama : Menemukan Jawaban atas persoalan hidup Manusia juga kerap berhadapan dengan berbagai pertanyaan yang sulit dipecahkan oleh kemampuan akal budinya, seperti dari mana manusia berasal, mengapa ada bencana di dunia ini, kemana manusia sesudah mati dll. Keberadaan agama dapat menyediakan jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh kemampuan akal budi manusia ataupun oleh kemajuan ilmu pengetahuan Allah
Berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama : Meneguhkan tata nilai Dalam hidupnya, manusia mau tidak mau harus berelasi dengan sesamanya. Dari pengalaman berelasi dengan orang lain, baik dengan individu maupun kelompok, manusia menemukan ada nilai-nilai tertentu yang bersifat membangun dan ada juga sifatnya dapat merusakrelasi itu sendiri. Melalui agama, segala nilai yang baik dan yang benar itu dihayati sebagai yang dikehendaki Allah, sedangkan yang jahat dan salah dianggap berlawanan dengan kehendak Allah
Berbagai alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama : Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik Hidup beragama yang benar harus didasarkan pada keyakinan bahwa Allah telah menciptakan manusia. Dialah sumber cinta, penyelenggara kehidupan sehingga hidup beraga hendaknya mengarah pada relasi yang makin dekat dan mendalam dengan Allah. Yesus mengajarkan kepada kita, supaya tidak bersikap formalistis dalam beragama. Maksudnya, agar kita benar-benar mendalami ajaran agama kita sehingga tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah dan kita dapat mengamalkan ajaran agama secara benar (bandingkan. Matius 5: 17-48)
TUGAS Pendalaman Kitab Suci ajaran Yesus tentang hidup beragama Petunjuk: Bacalah terlebih dahulu teks Kitab Suci yang telah disediakan dibawah ini Mulailah menganalisis teks Kitab Suci tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan di google form. Setelah selesai mengerjakan silahkan lanjut kembali membaca materi PPT sampai akhir slide.
Beberapa penghayatan/ praktek yang tidak benar : Menjalani hidup beragama hanya sebatas hal hal lahiriah Beragama KTP (hanya cukup mencantumkan indentitas agama yang dianutnya di KTP) Hanya menjalankan printah dari pemimpin agama saja menyalahgunakan agama untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok Menjadikan agama untuk kepentingan politis
Tujuan Manusia Beragama Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan didalam hidup Memperoleh arti hidup Pedoman dalam menentukan tindakan yang baikĀ
KESIMPULAN Beragama yang benar berarti berusaha mengenal dan menjalin hubungan yang akrab dan mendalam dengan Allah dan sesamanya. Hidup keagamaan bukan hanya memperhatikan hal-hal lahiriah, melainkan juga yang batiniah. Dengan demikian, agama tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dalam mencari popularitas, mendapatkan kedudukan, meraih keuntungan dsb.