Best Practise Logistik & Warehouse Management

ganjarnugraha31 16 views 43 slides Sep 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 43
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43

About This Presentation

Ini merupakan materi mengenai best practice logistik & warehouse


Slide Content

Best Practice Logistics & Warehouse Management

Pengenalan Logistik & Rantai Pasok (Supply Chain) Pengertian Logistik Logistik adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang efisien dan efektif terhadap arus dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi dari titik asal ke titik konsumsi, guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Definisi menurut Council of Logistics Management (CLM): "Logistik adalah bagian dari manajemen rantai pasokan (supply chain) yang merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan aliran barang, jasa, dan informasi yang efisien dan efektif, dari titik asal ke titik konsumsi, guna memenuhi kebutuhan pelanggan."

Ruang Lingkup Logistik Logistik mencakup berbagai kegiatan dari hulu hingga hilir. Berikut adalah ruang lingkup utama logistic Pengadaan Barang (Procurement) Aktivitas memperoleh bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi dari pemasok. Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur membeli baja dari supplier untuk memproduksi mobil. Transportasi Pemindahan fisik barang dari satu lokasi ke lokasi lain. Contoh: Barang dikirim dari gudang pusat di Jakarta ke cabang di Surabaya menggunakan truk. Manajemen Persediaan (Inventory Management) Pengelolaan jumlah stok agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan. Contoh: Toko ritel menggunakan sistem ERP untuk memastikan stok barang selalu tersedia dalam jumlah optimal.

Pergudangan (Warehousing) Penyimpanan barang sebelum dikirim ke konsumen. Contoh: Distributor menyimpan produk makanan di gudang berpendingin sebelum dikirim ke supermarket. Material Handling Penanganan fisik barang dalam proses penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman. Contoh: Forklift digunakan untuk memindahkan palet berisi barang di dalam gudang. Packaging (Pengemasan) Proses membungkus barang agar aman selama transportasi dan penyimpanan. Contoh: Produk elektronik dibungkus dengan styrofoam dan karton untuk melindunginya dari benturan. Manajemen Informasi Logistik Penggunaan sistem informasi untuk melacak dan mengatur aliran barang dan dokumen. Contoh: Perusahaan logistik menggunakan sistem tracking untuk melacak status pengiriman paket.

Distribusi Penyaluran produk akhir dari produsen ke pengguna akhir. Contoh: Perusahaan distribusi mendistribusikan minuman ke jaringan minimarket dan supermarket. Reverse Logistics Pengelolaan barang kembali dari konsumen ke produsen (misalnya barang rusak atau untuk daur ulang). Contoh: Pelanggan mengembalikan produk elektronik rusak ke toko, lalu toko mengirimkannya ke produsen. Customer Service Layanan kepada pelanggan terkait informasi logistik seperti status pengiriman atau penanganan keluhan. Contoh: Call center membantu pelanggan menelusuri keterlambatan paket. Kesimpulan Logistik bukan hanya sekadar pengiriman barang, tetapi mencakup seluruh proses perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengiriman, dan pengembalian barang atau jasa, serta pengelolaan informasi terkait. Manajemen logistik yang baik dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.

Peran Logistik dalam Supply Chain Modern Pengertian Supply Chain Dan Logistik Supply Chain (Rantai Pasok) adalah jaringan yang menghubungkan semua pihak (supplier, produsen, distributor, pengecer, hingga konsumen akhir) yang terlibat dalam pembuatan dan penyaluran produk. Logistik adalah bagian penting dari supply chain yang fokus pada pengelolaan arus barang, jasa, dan informasi secara efisien dan efektif dari titik asal ke titik konsumsi.

Peran Logistik Dalam Supply Chain Modern Dalam supply chain modern yang semakin kompleks dan kompetitif, logistik berperan sebagai penghubung utama antar elemen rantai pasok. Menghubungkan Seluruh Elemen Supply Chain Logistik mengkoordinasikan aliran barang dan informasi dari supplier hingga konsumen akhir. Contoh: Dalam industri makanan cepat saji, logistik mengatur pengiriman bahan baku dari petani ke pabrik pengolahan, lalu ke gudang, dan akhirnya ke restoran. Menjamin Ketersediaan Produk Logistik memastikan produk tersedia di tempat dan waktu yang tepat. Contoh: E- commerce seperti Tokopedia bekerja sama dengan perusahaan logistik untuk memastikan barang yang dibeli pelanggan sampai dalam 1- 3 hari.

Meningkatkan Efisiensi Operasional Logistik yang efisien dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kecepatan layanan. Contoh: Perusahaan manufaktur menggunakan sistem Just-in- Time (JIT) untuk meminimalisir persediaan di gudang dan mempercepat proses produksi. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Pelayanan pengiriman yang cepat dan akurat dapat meningkatkan pengalaman pelanggan. Contoh: Layanan same- day delivery yang ditawarkan oleh marketplace modern adalah hasil pengelolaan logistik yang canggih. Mendukung Pengambilan Keputusan Bisnis Data logistik seperti waktu pengiriman, biaya transportasi, dan tingkat kerusakan barang digunakan untuk analisis dan pengambilan keputusan. Contoh: Perusahaan menggunakan data logistik untuk menentukan rute pengiriman terbaik dan menekan biaya bahan bakar.

Mendukung Strategi Globalisasi Logistik memungkinkan perusahaan mengelola rantai pasok global dan ekspansi ke pasar internasional. Contoh: Produsen smartphone seperti Apple mengatur logistik global dari pabrik di Tiongkok ke distributor di berbagai negara. Mengelola Risiko dan Ketidakpastian Logistik memiliki sistem untuk menghadapi gangguan (bencana, keterlambatan, pandemi) agar supply chain tetap berjalan. Contoh: Selama pandemi COVID-19, perusahaan logistik menyesuaikan rute dan metode pengiriman untuk memastikan barang tetap sampai. Mendukung Praktik Keberlanjutan (Sustainability) Logistik berperan dalam menciptakan supply chain yang ramah lingkungan melalui efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon. Contoh: Perusahaan mulai beralih ke armada kendaraan listrik dan menggunakan kemasan ramah lingkungan.

Mengelola Reverse Logistics (Logistik Balik) Menangani pengembalian barang, daur ulang, atau disposal (pembuangan) produk yang rusak/tidak digunakan. Contoh: Perusahaan fashion online menerima pengembalian pakaian dari pelanggan dan memprosesnya melalui gudang khusus logistik balik. Kesimpulan Dalam supply chain modern , logistik tidak hanya sebagai alat transportasi dan penyimpanan, tetapi juga sebagai penggerak utama efisiensi, kecepatan, dan daya saing . Peran logistik meliputi penghubung operasional, pengelola data, pelindung konsumen, hingga penjaga keberlanjutan lingkungan.

Tren Logistik Global (Just-in- Time (JIT) , Lean Logistics , Green Logistics 1. JUST- IN- TIME (JIT) LOGISTICS Pengertian: Just-in- Time adalah sistem logistik yang bertujuan untuk mengurangi stok dan meningkatkan efisiensi dengan mengirimkan barang tepat waktu sesuai kebutuhan produksi atau permintaan pasar , bukan lebih awal. Ciri-ciri: Produksi atau pengiriman dilakukan hanya saat dibutuhkan. Persediaan minimal (zero inventory). Mengandalkan ketepatan waktu dan keandalan pemasok. Tujuan: Menurunkan biaya penyimpanan dan gudang. Menghindari kelebihan stok dan kerusakan barang.

2. LEAN LOGISTICS Pengertian: Lean Logistics adalah pendekatan logistik yang fokus pada menghilangkan pemborosan (waste) dalam proses logistik dan supply chain, serta meningkatkan nilai bagi pelanggan . 7 Pemborosan (7 Wastes) yang dikurangi dalam Lean: Overproduction (produksi berlebih) Waiting (waktu tunggu) Transportasi tidak efisien Proses berlebihan Persediaan berlebihan Gerakan yang tidak perlu Produk cacat Tujuan: Meningkatkan efisiensi dan kualitas logistik. Mengurangi biaya dan waktu proses. Contoh: Amazon menggunakan prinsip lean logistics untuk menyederhanakan alur pemrosesan pesanan di gudang, sehingga waktu pengiriman lebih cepat dan biaya operasional menurun. Praktik Lean dalam Logistik: Cross- docking: Barang langsung dikirim tanpa disimpan di gudang. Kaizen: Perbaikan berkelanjutan dalam proses logistik.

3.GREEN LOGISTICS Pengertian: Green Logistics adalah pendekatan logistik yang memperhatikan aspek lingkungan dengan tujuan mengurangi dampak negatif dari kegiatan logistik terhadap alam. Fokus Utama: Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2). Efisiensi energi dalam transportasi dan gudang. Penggunaan kemasan ramah lingkungan. Tujuan: Menciptakan supply chain yang berkelanjutan. Meningkatkan citra perusahaan (brand image). Mematuhi regulasi lingkungan. Contoh: DHL menggunakan kendaraan listrik untuk pengiriman di area urban untuk menekan emisi karbon. Unilever mendesain ulang kemasannya agar lebih ringan dan bisa didaur ulang, mengurangi limbah logistik. Inisiatif Green Logistics: Rute pengiriman yang efisien untuk menghemat bahan bakar. Menggunakan energi terbarukan untuk operasional gudang.

Perbandingan Singkat Aspek Just-in- Time Lean Logistics Green Logistics Fokus utama Waktu & kebutuhan Efisiensi & tanpa pemborosan Keberlanjutan lingkungan Tujuan Zero inventory Proses efisien & cepat Logistik ramah lingkungan Tantangan Risiko keterlambatan Perlu evaluasi proses terus- menerus Biaya awal investasi tinggi Contoh perusahaan Toyota Amazon DHL, Unilever Inisiatif Green Logistics: Rute pengiriman yang efisien untuk menghemat bahan bakar. Menggunakan energi terbarukan untuk operasional gudang. Mengelola reverse logistics untuk daur ulang produk. Kesimpulan Ketiga tren logistik global ini merupakan respon terhadap tuntutan pasar yang dinamis, efisiensi operasional, dan tanggung jawab lingkungan . Perusahaan modern perlu mengintegrasikan prinsip JIT, Lean, dan Green dalam sistem logistik mereka untuk menjadi kompetitif dan berkelanjutan di pasar global.

Manajemen Transportasi Manajemen Transportasi adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap perpindahan barang dan jasa dari satu titik ke titik lainnya secara efisien, ekonomis, dan tepat waktu dalam rantai pasok (supply chain). Tujuannya adalah memastikan produk sampai ke tempat tujuan dengan biaya terendah, waktu tercepat, dan kualitas terbaik. Fungsi Utama Manajemen Transportasi Perencanaan Transportasi Menentukan moda transportasi yang paling sesuai (darat, laut, udara, kereta). Menentukan rute, waktu pengiriman, dan armada. Contoh: Perusahaan e- commerce memilih rute tercepat untuk pengiriman same- day delivery menggunakan kurir motor. Pengelolaan Armada (Fleet Management) Mengatur kendaraan pengangkut: jadwal, perawatan, kapasitas, dan ketersediaannya. Contoh: Perusahaan logistik memiliki sistem GPS untuk memantau posisi truk dan mengatur pengiriman selanjutnya.

Penjadwalan dan Perutean (Scheduling & Routing) Mengoptimalkan waktu tempuh dan biaya dengan perencanaan rute terbaik. Contoh: Aplikasi seperti Waze atau Google Maps digunakan oleh kurir untuk menghindari kemacetan. Pengendalian Biaya Transportasi Analisis terhadap biaya bahan bakar, gaji sopir, tol, dan biaya pemeliharaan kendaraan. Contoh: Perusahaan mengalihkan rute pengiriman dari jalur tol ke jalur alternatif untuk efisiensi biaya. Pengelolaan Dokumen dan Regulasi Mengelola dokumen seperti surat jalan, manifest, dan izin transportasi lintas daerah atau negara. Contoh: Untuk ekspor- impor, perusahaan wajib menyertakan dokumen bea cukai dan sertifikat asal barang. Pemantauan dan Pelacakan (Tracking & Monitoring) Menggunakan teknologi GPS dan sistem manajemen transportasi (TMS) untuk melacak posisi barang. Contoh: Pelanggan Shopee bisa melacak posisi paket mereka secara real- time melalui aplikasi. Evaluasi Kinerja Transportasi Menganalisis ketepatan waktu pengiriman, tingkat kerusakan barang, dan kepuasan pelanggan. Contoh: Perusahaan melakukan KPI evaluasi bulanan terhadap keterlambatan armada.

Moda Transportasi Dalam Logistik Moda Keunggulan Kekurangan Contoh Penggunaan Darat (truk, mobil, motor) Fleksibel, cocok untuk jarak pendek Terkena macet, polusi tinggi Pengiriman lokal, antar toko Laut (kapal) Murah untuk volume besar Lambat, tergantung cuaca Ekspor- impor antar negara Udara (pesawat) Cepat, cocok barang urgent Mahal, terbatas volume Pengiriman dokumen atau barang bernilai tinggi Kereta api Stabil, efisien untuk jalur tetap Terbatas rute Distribusi antar kota besar

Tantangan Dalam Manajemen Transportasi Kemacetan dan keterlambatan Biaya bahan bakar naik turun Kerusakan barang selama pengiriman Perubahan regulasi transportasi (terutama lintas negara) Kurangnya data real- time jika tidak memakai sistem digital Kesimpulan Manajemen transportasi adalah bagian kritis dalam rantai pasok , karena menentukan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pengiriman barang. Dengan sistem manajemen transportasi yang baik, perusahaan dapat: Menekan biaya logistik, Meningkatkan kepuasan pelanggan, Menjadi lebih kompetitif di pasar.

Manajemen Pergudangan (Warehouse Management) Manajemen pergudangan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan atas seluruh aktivitas yang terjadi di gudang, mulai dari penerimaan barang, penyimpanan, pengambilan (picking), pengepakan (packing), hingga pengiriman barang. Tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan barang secara tepat jumlah, mutu, waktu, dan biaya guna mendukung kelancaran rantai pasok (supply chain). Fungsi Utama Manajemen Pergudangan Penerimaan Barang (Receiving) Memastikan barang yang datang sesuai dengan PO (purchase order) dan bebas kerusakan. Contoh : Gudang Alfamart memverifikasi barang dari supplier sebelum masuk sistem stok. Pemeriksaan dan Penyortiran Memeriksa kualitas barang: apakah rusak, expired, atau cacat. Penyortiran berdasarkan jenis, ukuran, atau SKU. Penyimpanan (Storage) Menempatkan barang di lokasi yang sesuai, terorganisasi, dan mudah diakses. Contoh : Barang fast-moving (cepat laku) diletakkan dekat area pengambilan untuk efisiensi.

Manajemen Stok / Persediaan (Inventory Management) Mengontrol jumlah barang agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan stok. Menggunakan sistem FIFO (First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out). Contoh : Gudang makanan/minuman menggunakan sistem FEFO agar produk yang masa kadaluwarsanya paling dekat keluar lebih dulu. Pengambilan dan Pengepakan (Picking & Packing) Picking: Mengambil barang sesuai dengan permintaan atau pesanan. Packing: Mengemas barang agar aman saat pengiriman. Pengiriman Barang (Shipping) Mengelola proses pengeluaran barang dari gudang ke pelanggan/distributor. Contoh : E- commerce seperti Shopee mengatur jadwal pengiriman otomatis dari gudang ke kurir. Pelaporan & Audit Gudang Pencatatan semua pergerakan barang (masuk dan keluar). Audit fisik secara berkala (stock opname).

Tipe- Tipe Gudang Jenis Gudang Fungsi Contoh Gudang Bahan Baku Menyimpan material produksi Gudang biji plastik untuk industri botol Gudang Produk Jadi Menyimpan produk sebelum dijual Gudang minuman ringan siap edar Gudang Konsolidasi Menggabungkan produk dari banyak lokasi Gudang logistik ekspor Gudang Distribusi Menyalurkan barang ke ritel Gudang Alfamart, Indomaret Gudang Pendinginan Untuk barang yang mudah rusak Cold storage buah, ikan, daging

Teknologi Dalam Manajemen Gudang WMS (Warehouse Management System) Sistem digital untuk mencatat dan memantau aktivitas gudang. Contoh : SAP WMS, Oracle NetSuite, Odoo. Barcode & RFID Mempermudah pelacakan lokasi dan jumlah stok barang secara real-time. Automated Storage & Retrieval System (ASRS) Pengambilan dan penyimpanan barang secara otomatis dengan robot atau conveyor. Drone dan CCTV Monitoring visual gudang secara langsung.

Indikator Kinerja Gudang (Warehouse KPI) KPI Penjelasan Inventory Turnover Seberapa cepat barang terjual dari gudang Order Accuracy Tingkat akurasi pengiriman barang Stock Availability Ketersediaan barang saat dibutuhkan Putaway Time Waktu yang dibutuhkan untuk menyimpan barang Picking Productivity Jumlah order yang diproses per jam/orang

Tantangan Dalam Manajemen Pergudangan Stok tidak akurat (overstock atau stockout) Barang rusak karena penanganan yang buruk Kurangnya sistem informasi atau teknologi Pengambilan barang tidak efisien Ketidakteraturan layout gudang Kesimpulan Manajemen pergudangan yang efektif adalah kunci utama efisiensi logistik dan kepuasan pelanggan . Dengan penerapan teknologi dan sistem yang baik, perusahaan dapat: Mengurangi biaya operasional, Meningkatkan kecepatan dan akurasi, Menjaga kualitas barang, Mendukung keberhasilan supply chain secara keseluruhan.

Pengadaan (Procurement) Pengadaan adalah proses perolehan barang dan jasa yang diperlukan oleh organisasi, mulai dari identifikasi kebutuhan, seleksi pemasok, pembelian, hingga penerimaan barang atau jasa tersebut. Tujuan Pengadaan: Memastikan ketersediaan barang/jasa tepat waktu, tepat mutu, dan tepat jumlah. Menekan biaya total kepemilikan (Total Cost of Ownership). Mendapatkan nilai terbaik dari penyedia barang/jasa (best value for money). Proses Utama Pengadaan Identifikasi kebutuhan Contoh: Gudang membutuhkan palet tambahan. Permintaan Pembelian (PR - Purchase Requisition) Contoh: Bagian gudang membuat PR ke bagian pembelian. Seleksi dan Evaluasi Vendor Contoh: Mengundang 3 supplier, menilai harga, kualitas, dan waktu pengiriman. Negosiasi dan Penerbitan PO (Purchase Order) Contoh: Setelah negosiasi, PO dikirim ke vendor terpilih. Penerimaan Barang dan Pemeriksaan Kualitas Contoh: Barang datang, dicek kualitas dan jumlahnya. Pembayaran dan Evaluasi Vendor Contoh: Setelah barang diterima baik, vendor dibayar.

Distribusi (Distribution) Distribusi adalah proses penyaluran atau pengiriman barang dari produsen/pusat penyimpanan ke konsumen akhir atau titik penjualan. Distribusi memastikan produk tersedia di tempat, waktu, dan dalam kondisi yang diinginkan pelanggan. Fungsi Utama Distribusi Perencanaan Pengiriman Menentukan jadwal, rute, dan metode distribusi. Contoh: Perusahaan air mineral merencanakan pengiriman rutin ke supermarket. Pengemasan dan Pelabelan Melindungi produk agar tidak rusak selama pengiriman. Contoh: Produk makanan beku dikemas dalam kotak pendingin. Transportasi dan Pengangkutan Memilih moda transportasi: darat, laut, udara. Contoh: Barang ke luar kota dikirim pakai truk box berpendingin.

Penerimaan dan Pelacakan Pelanggan menerima barang, melakukan pengecekan. Tracking online disediakan untuk memantau posisi barang. Reverse Logistics (pengembalian barang) Penanganan retur, barang rusak, atau sisa stok. Contoh: Konsumen mengembalikan barang cacat via marketplace.

Tipe Distribusi Jenis Distribusi Ciri Khas Contoh Langsung Tanpa perantara Petani menjual langsung ke konsumen Tidak langsung Lewat distributor atau pengecer Pabrik mie instan ke supermarket Fisik Fokus pada transportasi & gudang Ekspedisi, kurir Digital Produk non- fisik dikirim via internet E- book, software Hubungan Antara Pengadaan & Distribusi Dalam Supply Chain Pengadaan Distribusi Fokus: Mendapatkan barang/jasa Fokus: Menyalurkan barang Titik awal rantai pasok Titik akhir rantai pasok Berhubungan dengan supplier Berhubungan dengan pelanggan Melibatkan proses seleksi vendor Melibatkan logistik & transportasi

Tantangan Dalam Pengadaan & Distribusi Pengadaan: Harga fluktuatif Vendor tidak tepat waktu Kualitas barang tidak sesuai Distribusi: Keterlambatan pengiriman Barang rusak saat transit Rute tidak efisien Kesimpulan Pengadaan adalah proses strategis untuk mendapatkan barang/jasa dari vendor. Distribusi adalah proses logistik untuk menyampaikan produk ke pengguna akhir. Keduanya adalah bagian integral dari supply chain yang saling melengkapi untuk menjamin kelancaran operasi dan kepuasan pelanggan.

Sistem Informasi Logistik Sistem Informasi Logistik (Logistics Information System / LIS) adalah sistem berbasis teknologi informasi yang digunakan untuk mengelola, mengintegrasikan, dan mengotomatiskan semua aktivitas logistik — mulai dari pengadaan, penyimpanan, pengiriman, hingga pelacakan barang — agar lebih efisien, akurat, dan responsif. LIS membantu perusahaan mengambil keputusan logistik secara cepat dan berbasis data real-time. Komponen Utama Sistem Informasi Logistik Database Terpusat Menyimpan data barang, vendor, lokasi gudang, jadwal pengiriman, dan dokumen transaksi. Modul Fungsional Inventory Management Warehouse Management System (WMS) Transport Management System (TMS) Procurement & Purchase Order Order Management & Delivery Tracking

Interface User (UI/UX) Digunakan oleh bagian pembelian, gudang, transportasi, dan keuangan. Teknologi Pendukung Barcode, QR Code, RFID GPS Tracking Mobile App & Cloud System ERP (Enterprise Resource Planning)

Fungsi Sistem Informasi Logistik Fungsi Penjelasan Contoh Perencanaan logistik Mengatur kebutuhan pengadaan & distribusi Perusahaan melihat stok minimum dan membuat rencana pemesanan Pemantauan stok barang Menampilkan stok real- time Gudang tahu stok barang tinggal 10 unit, lalu sistem buat PR otomatis Pelacakan pengiriman Melacak posisi barang di perjalanan Pelanggan bisa cek posisi paket melalui aplikasi Analisis performa logistik Menyajikan laporan dan KPI Sistem menunjukkan bahwa 90% pengiriman tepat waktu Integrasi antar departemen Data gudang terhubung dengan keuangan, pembelian, dan produksi Bagian keuangan bisa lihat status PO dari gudang secara langsung

Manfaat Sistem Informasi Logistik Efisiensi waktu dan biaya Otomatisasi proses input, approval, hingga pelaporan. Keakuratan data Mengurangi human error pada pencatatan stok, pengiriman, dll. Respons cepat terhadap permintaan pasar Dapat memprediksi dan merespons kebutuhan pelanggan secara real-time. Transparansi & kontrol Setiap aktivitas tercatat, mudah diaudit, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengambilan keputusan lebih baik Manajemen punya data real- time untuk membuat keputusan.

Contoh Implementasi Sistem Informasi Logistik Contoh 1: Shopee Xpress Gunakan WMS untuk mengelola ribuan SKU di pusat distribusi. Gunakan TMS untuk menjadwalkan rute kurir secara otomatis. Pelanggan bisa melacak status pengiriman real- time via aplikasi. Contoh 2: PT Unilever Indonesia Menggunakan SAP ERP untuk mengintegrasikan pengadaan, produksi, dan distribusi. Sistem membantu perencanaan permintaan, kontrol persediaan, dan distribusi ke modern trade (Alfamart, Indomaret, dsb). Contoh 3: Rumah Sakit Sistem logistik medis untuk melacak obat- obatan, alat medis, dan stok APD. Penggunaan sistem seperti SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang terintegrasi.

Contoh Software Sistem Informasi Logistik Nama Software Fungsi Utama Digunakan oleh SAP SCM End- to- end supply chain & logistik Perusahaan besar manufaktur Oracle SCM Cloud Manajemen pengadaan, gudang, transportasi Perusahaan global Odoo ERP Modul logistik + akuntansi + HR UKM dan bisnis online Zoho Inventory Manajemen stok & pengiriman Retail & e- commerce Manhattan WMS Fokus sistem pergudangan otomatis Perusahaan distribusi & logistik

Tantangan Dalam Implementasi Sistem Informasi Logistik Biaya awal tinggi untuk software & pelatihan. Integrasi sistem lama dengan sistem baru yang kompleks. Ketergantungan pada konektivitas internet/cloud. Perlu pelatihan SDM untuk mengoperasikan sistem. Kesimpulan Sistem Informasi Logistik adalah alat penting dalam era digital supply chain. Dengan penerapan sistem ini: Proses logistik menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien. Perusahaan dapat bersaing di pasar karena mampu memenuhi permintaan pelanggan secara real- time. Transparansi dan kontrol atas aktivitas logistik meningkat.

Strategi Efisiensi Logistik Strategi efisiensi logistik adalah pendekatan atau metode yang digunakan perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh proses logistik , mulai dari pengadaan, penyimpanan, pengangkutan, hingga distribusi barang. Tujuan Strategi Efisiensi Logistik Mengurangi biaya logistik (transportasi, pergudangan, stok) Mempercepat aliran barang (lead time rendah) Mengurangi kesalahan dan kehilangan barang Meningkatkan kepuasan pelanggan Meningkatkan visibilitas dan kontrol dalam rantai pasok

Strategi Efisiensi Logistik Konsolidasi Pengiriman (Shipping Consolidation) Menggabungkan beberapa pengiriman kecil menjadi satu pengiriman besar. Contoh : PT XYZ menggabungkan pesanan dari 5 cabang toko ke satu kontainer agar lebih hemat biaya kirim daripada dikirim terpisah. Optimasi Rute Transportasi (Route Optimization) Menggunakan software untuk menentukan rute tercepat dan termurah. Contoh : Shopee Xpress menggunakan algoritma untuk menentukan jalur paling efisien bagi kurir dalam mengantarkan 10 paket di area Jakarta Selatan. Cross Docking Barang dari pemasok langsung dikirim ke pelanggan tanpa perlu disimpan di gudang. Contoh : Indomaret menerapkan cross docking untuk produk fast moving (minuman ringan) langsung dari truk supplier ke truk distribusi toko.

Just- In- Time (JIT) Inventory Menyimpan barang hanya saat dibutuhkan , menghindari biaya gudang dan stok mati. Contoh : Pabrik otomotif hanya menerima komponen mesin dari supplier sesuai jadwal produksi harian, bukan menyimpan stok besar. Automatisasi Pergudangan Menggunakan sistem Warehouse Management System (WMS) , barcode, RFID, conveyor, hingga robot untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi. Contoh : Gudang Tokopedia menggunakan WMS dan barcode scanner untuk mempercepat picking dan packing ribuan produk setiap hari. Vendor- Managed Inventory (VMI) Pemasok bertanggung jawab memonitor dan mengisi stok barang di lokasi pelanggan. Contoh : Supplier susu mengelola langsung stok di mini market menggunakan sistem online yang terintegrasi dengan kasir. Penerapan Teknologi Sistem Informasi Menggunakan ERP, SCM, dan TMS untuk mengintegrasikan data dan memantau seluruh proses logistik secara real-time. Contoh : PT Indofood menggunakan SAP SCM untuk menyelaraskan data produksi, pengiriman, dan permintaan pasar.

Green Logistics Menerapkan logistik ramah lingkungan untuk efisiensi energi dan biaya dalam jangka panjang. Contoh : Perusahaan logistik menggunakan kendaraan listrik atau mengoptimalkan muatan kendaraan untuk mengurangi emisi. Strategi Multi-Echelon Inventory Menyebar stok ke beberapa titik gudang regional agar lebih dekat ke pelanggan dan mempercepat pengiriman. Contoh : JD.ID menyimpan stok di beberapa gudang regional (Jakarta, Surabaya, Medan) agar pengiriman ke konsumen lebih cepat. Outsourcing Logistik (3PL / 4PL) Mengalihdayakan fungsi logistik ke pihak ketiga yang lebih efisien dan berpengalaman. Contoh : Toko online UKM menggunakan JNE atau SiCepat untuk pengiriman agar tidak perlu mengelola logistik sendiri.

Pengukuran Hasil Strategi Efisiensi Logistik KPI Utama Penjelasan Cost per Shipment Biaya pengiriman per unit/barang Delivery On-Time Rate Persentase pengiriman yang tepat waktu Inventory Turnover Ratio Seberapa cepat stok bergerak keluar gudang Order Fulfillment Accuracy Tingkat akurasi dalam pemenuhan pesanan Lead Time Waktu dari pesanan hingga barang diterima Tantangan Penerapan Strategi Efisiensi Perubahan sistem butuh investasi awal (software, pelatihan) Perlu komitmen manajemen dan SDM Koordinasi lintas departemen harus berjalan baik Risiko kehilangan kontrol saat outsourcing Kesimpulan Strategi efisiensi logistik adalah fondasi penting dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan yang berhasil mengoptimalkan logistik: Dapat menurunkan biaya , Meningkatkan kecepatan layanan , Dan memperkuat kepuasan pelanggan .

KPI (Key Performance Indicators) Logistik KPI logistik adalah indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi aktivitas logistik dalam rantai pasok, termasuk proses pengadaan, pergudangan, transportasi, distribusi, dan layanan pelanggan. KPI membantu perusahaan mengevaluasi kinerja , mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan mengambil keputusan berbasis data . Tujuan Penetapan Kpi Logistik Menilai kinerja operasional logistik Mengontrol biaya logistik Menjaga kepuasan pelanggan Meningkatkan akurasi dan kecepatan pelayanan Mengidentifikasi inefisiensi & potensi perbaikan

Cara Menentukan Kpi Logistik Yang Efektif Spesifik – Fokus pada aktivitas logistik yang ingin diukur. Measurable – Harus bisa dihitung (kuantitatif). Achievable – Dapat dicapai dengan sumber daya yang ada. Relevant – Terkait langsung dengan tujuan bisnis/logistik. Time- Bound – Diukur dalam periode tertentu (bulanan, mingguan, tahunan). Kesimpulan KPI Fungsi Utama Target Umum OTIF Kepuasan pelanggan ≥95% Inventory Turnover Efisiensi stok 5–10 kali/tahun Lead Time Kecepatan layanan <3 hari (pengiriman) Picking Accuracy Akurasi gudang ≥99% Transportation Cost Efisiensi biaya Tergantung industri Warehouse Utilization Optimasi ruang 75–85% Return Rate Kontrol kualitas <5%
Tags