betmut main epep dan roblox sepertinya seru.pptx

bilabilabila12345678 12 views 42 slides Sep 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 42
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42

About This Presentation

terima kasih pak


Slide Content

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Pengertian Konservasi: • Konservasi sumber daya alam adalah penghematan penggunaan sumber daya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam. • Pengertian konservasi adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga keberadaan sesuatu secara terus menerus berkesinambungan baik mutu maupun jumlah .

Konservasi secara Agronomis • Adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan atau sisa tumbuhan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi dengan cara mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan jumlah daya rusak aliran permukaan. Konservasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: – Penanaman tanaman tumbuhan penutup tanah secara terus menerus ( permanent plant cover ) – Penanaman dalam strip ( strip cropping) – Penanaman berganda (multilple cropping) – Penanaman bergilir (rotation cropping) – Pemanfaatan mulsa (residue management) – Sistem pertanian hutan (agroforestry)

Pengertian Sumberdaya Alam SDA berdasarkan manfaat yang diperoleh dibagi : 1 . SDA Stock atau non-renewable 2. SDA yang apabila tidak dimanfaatkan ketersediaanya tidak bervariasi secara nyata menurut waktu. Keadaannya tidak bertambah atau berkurang. Dengan demikian setiap bentuk pemanfaatan saat ini akan menurunkan ketersediaannya di masa mendatang . 3. SDA flow atau renewable 4 . SDA yang ketersediaannya bervariasi menurut waktu, walaupun tidak dimanfaatkan laju. Ketersediaannya mungkin meningkat atau menurun menurut waktu . SDA ini terbagi : 5. SDA dengan zona kritis (“with critical zone ”) Hutan , ikan satwa liar, dan tanah , yang semuanya dapat menjadi habis jika pemanfaatannya melebihi produksinya, disini aspek pengelolaan menjadi hal yang penting mengingat sumberdaya alam ini dapat diperbaharui 6. SDA tidak dengan zona kritis (“with no critical zone”). Sinar matahari, angin dan ombak. SDA ini dapat diperoleh menurut waktu asal terdapat “flow” yang permanen.

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Konservasi Sumber Daya Alam Menurut Para Ahli Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana dengan berpedoman pada asas pelestarian .   Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) dengan unsur non hayati di sekitarnya yang secara keseluruhan membentuk ekosistem . Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konservasi Sumber Daya Alam adalah pengelolaan sumber daya alam (hayati) dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keragamannya. Pengertian ini juga disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 1 Nomor 5 Tahun 1990 .

Sasaran Konservasi Berhasilnya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berkaitan erat dg tercapainya tiga sasaran konservasi yaitu: Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagi kelangsungan pemb. dan kesejahteraan manusia (perlindungan sistem penyangga kehidupan). Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik & tipe2 ekosistemnya sehingga mampu menunjang pemb. Ilmu penge-tahuan dan teknologi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yg menggunakan sda hayati bagi kesejahteraan. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin kelestariannya. Akibat sampingan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang bijaksana, belum harmonisnya penggunaan dan peruntukan tanah serta belum berhasilnya sasaran konservasi secara optimal, baik di darat maupun di perairan dapat mengakibatkan timbulnya gejala erosi, polusi dan penurunan potensi sumber daya alam hayati (pemanfaatan secara lestari).

Tujuan dan Manfaat Konservasi Secara hukum tujuan konservasi tertuang dalam UURI No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yaitu bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sda hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Selain tujuan yang tertera di atas tindakan konservasi mengandung tujuan: Preservasi yang berarti proteksi atau perlindungan sda terhadap eksploitasi komersial, untuk memperpanjang pemanfaatannya bagi keperluan studi, rekreasi dan tata guna air. Pemulihan atau restorasi, yaitu koreksi kesalahan2 masa lalu yang telah membahayakan produktivitas pengkalan sumber daya alam.  Penggunaan yang seefisien mungkin. Misal teknologi makanan harus memanfaatkan sebaik2nya biji rambutan, biji mangga, biji salak dan lain2nya yang sebetulnya berisi bahan organik yang dapat diolah menjadi bahan makanan. Penggunaan kembali (recycling) bahan limbah buangan dari pabrik, rumah tangga, instalasi2 air minum dan lain2nya . Penanganan sampah secara modern masih di-tunggu2. Mencarikan pengganti sumber alam yang sepadan bagi sumber yang telah menipis atau habis sama sekali. Tenaga nuklir menggantikan minyak bumi.  Penentuan lokasi yang paling tepat guna. Cara terbaik dalam pemilihan sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, misalnya pembuatan waduk yang serbaguna di Jatiluhur, Karangkates, Wonogiri, Sigura-gura. Integrasi, yang berarti bahwa dalam pengelolaan sumber daya diperpadukan berbagai kepentingan sehingga tidak terjadi pemborosan, atau yang satu merugikan yang lain. Misalnya, pemanfaatan mata air untuk suatu kota tidak harus mengorbankan kepentingan pengairan untuk persawahan.

Manfaat-manfaat konservasi diwujudkan dengan: Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya konservasi dilakukan dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak.  Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti gangguan2 thd flora fauna dan ekosistemnya pada khususnya serta sda pada umumnya menyebabkan perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu sumber daya alam tersebut. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika gangguan2 penyebab turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan berakibat makhluk hidup tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, berarti dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat antara makhluk hidup maupun dengan lingkungannya.  Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti upaya konservasi sebagai sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna merupakan penunjang budidaya, sarana untuk mempelajari flora fauna yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi maupun penggunaannya. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-ciri dan obyeknya yang karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai saran rekreasia atau wisata alam.

Strategi Konservasi Strategi pelestarian nasional memberi ringkasan mengenai sumber daya alam terpulihkan dari negara tersebut yang berkenaan dengan ekosistem, sumber daya genetik, sistem produksi alami (hutan margasatwa, perikanan) hidrologi dan kawasan tangkapan air, ciri-ciri estetika dan geologi, situs budaya dan potensi rekreasi. Juga perlu diidentifikasi bagaimana suatu bangsa ingin menggunakan sumber daya alamnya serta pola desain tata guna lahan yang akan tetap menjaga ketersediaan sumber daya alam secara umum memaksimalkan manfaat jangka panjang dalam batas-batas yang ditentukan oleh kebutuhan spesifik negara tersebut, seperti ruang untuk hidup, lahan pertanian, hasil hutan, ikan, energi dan industri. Strategi ini biasanya berupa keputusan untuk menetapkan atau mempertahankan suatu sistem nasional kawasan yang dilindungi, lebih disukai bila mencakup beberapa kategori kawasan dengan tujuan pengelolaan yang berbeda.

Usaha-usaha dalam tindakan perlindungan sistem penyangga kehidupan, antara lain: Perlindungan daerah-daerah pegunungan yang berlereng curam dan mudah terjadi erosi dengan membentuk hutan-hutan dilindungi. Perlindungan wilayah pantai dengan pengelolaan yang terkendali bagi daerah hutan bakau dan hutan pantai serta daerah hamparan karang  Perlindungan daerah aliran sungai, lereng perbukitan dan tepi sungai, danau dan ngarai (revine) dengan pengelolaan yang terkendali terhadap vegetasi Pengembangan daerah aliran sungai sesuai dengan rencana pengembangan secara menyeluruh. Perlindungan daerah hutan luas misalnya dijadikan taman nasional, suaka marga satwa dan cagar alam. Perlindungan tempat-tempat yang mempunyai nilai unik, keindahan yang menarik atau memiliki ciri khas budaya (cagar budaya) Mengadakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai suatu syarat mutlak untuk melaksanakan semua rencana pembangunan.

Cara-cara Konservasi Konservasi insitu (di dalam kawasan) adalah konservasi flora fauna dan ekosistem yang dilakukan di dalam habitat aslinya agar tetap utuh dan segala proses kehidupan yang terjadi berjalan secara alami. Kegiatan ini meliputi perlindungan contoh-contoh perwakilan ekosistem darat dan laut beserta flora fauna di dalamnya. Konservasi insitu dilakukan dalam bentuk kawasan suaka alam (cagar alam, suaka marga satwa), zona inti taman nasional dan hutan lindung. Tujuan konservasi insitu untuk menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya secara alami melalui proses evolusinya. Perluasan kawasan sangat dibutuhkan dalam upaya memlihara proses ekologi yang esensial, menunjang sistem penyangga kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan menjamin pemanfaatan jenis secara lestari dan berkelanjutan .

Konservasi eksitu (di luar kawasan) adalah upaya konservasi yang dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat alaminya dengan cara pengumpualn jenis, pemeliharaaan dan budidaya (penangkaran). Konservasi eksitu dilakukan pada tempat-tempat seperti kebun binatang, kebun botani, taman hutan raya, kebun raya, penangkaran satwa, taman safari, taman kota dan taman burung. Cara eksitu merupakan suatu cara memanipulasi obyek yang dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya pengkayaan jenis, terutama yang hampir mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara konservasi eksitu dianggap sulit dilaksankan dengan keberhasilan tinggi disebabkan jenis yang dominan terhadap kehidupan alaminya sulit berdaptasi dengan lingkungan buatan. Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna secara bertanggung jawab. Kegiatan kongkritnya berupa pengawasan lalu lintas flora dan fauna, penetapan quota dan penegakan hukum serta pembuatan peraturan dan pembuatan undang-undang di bidang konservasi. Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam konservasi sumber daya alam hayati. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan penyuluhan. Dalam hubungan ini dikenal adanya kelompok pecinta alam, kader konservasi, kelompok pelestari sumber daya alam, LSM dan lain lainnya.

Geografi Sumber Daya Alam

Konservasi merupakan pengaturan pemanfaatan biosfer oleh manusia sehingga diperoleh hasil yang berkelanjutan bagi generasi sekarang dengan menjaga potensi untuk kebutuhan generasi mendatang.   Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sda (tumbuhan) dan sda hewani (satwa) yang bersama dengan unsur alam hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem (Anonim, 1990). Konservasi sda hayati adalah pengelolaan sda hayati yg peman-faatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinam-bungan persediaannya dengan tetap memelihara dan mening-katkan kualitas keanekaragaman & nilai ( UU No. 5 1990). Tujuan konservasi menurut UU No. 5 th 1990 tentang Konservasi SDA dan Ekosistemnya adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian sda hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejateraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

Sasaran Konservasi Berhasilnya konservasi sda hayati dan ekosistemnya berkaitan erat dgn tercapainya tiga sasaran konservasi yaitu: Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia (perlindungan sistem penyangga kehidupan). Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sda hayati bagi kesejahteraan. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sda hayati sehingga terjamin kelestariannya. Akibat sampingan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang bijaksana, belum harmonisnya penggunaan dan peruntukan tanah serta belum berhasilnya sasaran konservasi secara optimal, baik di darat maupun di perairan dapat mengakibatkan timbulnya gejala erosi, polusi dan penurunan potensi sda hayati (pemanfaatan secara lestari).

Konservasi secara Agronomis • Adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan atau sisa tumbuhan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi engan cara mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan jumlah daya rusak aliran permukaan. Konservasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1 Penanaman tanaman tumbuhan penutup tanah secara terus menerus ( permanent plant cover) 2. Penanaman dalam strip (strip cropping) 3. Penanaman berganda (multilple cropping) 4. Penanaman bergilir (rotation cropping) 5. Pemanfaatan mulsa ( residue management) 6. Sistem pertanian hutan (agroforestry)

Tanaman Penutup Tanah tanaman penutup tanah adalah tanaman yang dengan sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi, menambah bahan organic tanah dan sekaligus meningkatkan produktivitas tanah. Tanaman penutup tanah ini dapat dikelompokkan menjadi: Tanaman penutup tanah rendah, jenis rumput-rumputan dan tanaman merambat atau menjalar yang dipergunakan pada pola penanaman rapat, dalam barisan, untuk keperluan khusus dalam perlindungan tebing, talud, teras , dinding saluran irigasi maupun drainase Tanaman penutup tanah sedang berupa semak, digunakan dlm pola penanaman teratur diantara barisan tanaman pokok , di gunakan dlm barisan pagar, dan ditanam di luar tanaman pokok yg merupakan sumber mulsa atau pupuk hijau. Tanaman penutup tanah tinggi, dipergunakan dalam pola penanaman teratur diantara barisan tanaman pokok, ditanam dalam barisan , dan dipergunakan khusus untuk melindungi tebing dan penghutanan kembali. Tumbuhan rendah alami (semak dan belukar ) Tumbuhan pengganggu

Penanaman dalam strip Adalah cara bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam berselang seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau kontur. Cara ini ada beberapa tipe yaitu: Penanaman dalam strip menurut garis kontur (Contour strip cropping) susunan strip harus tepat sejajar dengan kontur dengan urutan pergiliran yang tepat pula Penanaman dalam strip lapangan (field strip contour) terdiri dari strip-strip tanaman yang tidak perlu sejajar , namun lebarnya seragam dan disusun melintang/memotong arah lereng Penanaman dalam strip penyangga (buffer strip cropping) terdiri dari strip-strip rumput atau leguminosae yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok , strip lebarnya dapat seragam atau tidak.

Penanaman berganda Berguna meningkatkan produktivitas lahan sambil menyediakan proteksi terhadap tanah dari erosi. Sistem ini dapat dilakukan baik dengan cara penanaman beruntun, tumpang sari atau tumpang gilir 1. Penanaman beruntun (sequential cropping). Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana tanaman kedua dan ketiga ditanam pada saat tanaman pertama panen 2. Penanaman tumpangsari (inter cropping). Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak atau bersamaan pada sebidang tanah baik secara campuran ataupun terpisah dalam baris yang teratur, sistem ini mampu menekan laju erosi dan aliran permukaan. 3. Penanaman tumpang gilir (relay cropping). Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana tanaman kedua atau berikutnya ditanam setelah tanaman pertama berbunga , sehingga apabila tanaman pertama dipanen, tanaman kedua sudah tumbuh. 4. Penanaman lorong (allay cropping ). Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana salah satu jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman non pangan, tanaman pokok ditanam di lorong diantara tanaman non pokok sebagai pagar , sedangkan fungsi tanaman pagar adalah sebagai sumber pupuk hijau , dapat mengurangi erosi, sumber kayu bakar dan sumber makanan ternak .

Penggunaan mulsa Mulsa adalah sisa-sisa tanaman yang disebarkan di atas permukaan tanah. Dari segi konservasi penggunaan mulsa mempunyai beberapa keuntungan yaitu memberi pelindung terhadap permukaan tanah dari hantaman air hujan sehingga mengurangi laju erosi, mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan, memelihara temperatur dan kelembaban tanah, meningkatkan kemantapan struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organic tanah dan mengendalikan tanaman pengganggu . Bahan mulsa yang paling baik adalah tanaman yang sukar lapuk seperti batang jagung, jerami, sorgum .

Penghutanan kembali (reboisasi) Penghutanan kembali merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir, secara lebih luas, penghutanan kembali dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia, maupun biologi, baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Tanaman yang digunakan biasanya tanaman yang bisa mencegah erosi, baik dari segi habitus maupun umur, juga tanaman keras yang bernilai ekonomi. Dari segi konservasi, tanaman yang dipilih harus mempunyai perakaran yang kuat, dalam dan luas sehingga membentuk jaringan akar yang rapat, mempunyai pertumbuhan yang cepat, mempunyai nilai ekonomi dan dapat memperbaiki kualitas kesuburan tanah .

Penggolongan Sumberdaya Alam Ada beberapa macam sda yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. ( Wardiyatmoko, 2004) sebagai berikut: Sda materi yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. Contoh: batu kapur dan tanah liat di olah menjadi semen sebagai bahan bangunan. Sda hayati ialah sumber daya alam yang berbentuk makhluk hidup yaitu hewan dan tumbuh-tumbuhan disebut sumber daya alam nabati dan hewan disebut sumber daya alam hewani. Sda energi bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi yang terkandung dalam sumber daya alam tersebut, untuk menggerakkan kendaraan atau mesin. Sda ruang adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Contoh: tempat tinggal, tempat bermain, ruang untuk mata pencaharian (pertanian, perikanan). Sda waktu, sulit dibayangkan karena adanya waktu terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya. Contoh: musim kemarau sulit mendapatkan air, akibatnya mengganggu tanaman pertanian.

Menurut Abdullah (2007) sumberdaya alam berdasarkan pembentukannya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang jika dimanfaatkan tidak akan habis karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus. a.  Reproduksi, terjadi pada sumber daya alam hayati karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah. b.   Siklus, terjadi pada air, udara, tanah dan energi matahari dapat diperbarui dengan proses yang melingkar membentuk siklus. 2.  Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang jika dimanfaatkan terus menerus akan habis, karena tidak dapat diperbaruhi.

Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, dibedakan menjadi dua: a.    Sumberdaya alam yang tidak cepat habis, karena nilai konsumtif terhadap barang itu relatif kecil. Contoh: intan, emas, batu permata. b. Sumberdaya alam yang cepat habis, karena nilai konsumtif akan barang ini relatif tinggi. Contoh: gas alam, batu bara, dan minyak bumi.

Persebaran Sumberdaya Alam Persebaran sumber daya alam di Indonesia di golongkan menjadi 2 yaitu persebaran sumber daya alam hayati dan persebaran sumber daya alam barang tambang: 1 . Sumberdaya alam hayati, Sumberdaya alam hayati terdiri dari sumber daya alam hewani dan nabati. a.  Sumberdaya alam nabati; Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Dianugerahi tanah yang subur sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan sempurna di wilayah Indonesia. Wilayah Flora di Indonesia meliputi hutan tropis, hutan musim, stepa dan sabana. b.   Sumberdaya alam hewani, pada umumnya wilayah persebaran fauna di Indonesia dibagi 3 wilayah yaitu wilayah Indonesia bagian Barat, Indonesia bagian Tengah, Indonesia bagian Timur. Ketiganya di batasi oleh Wallace dan garis Weber. Bagian Barat lebih cenderung mengikuti ragam hewan Asia, sednagkan bagian Timur mengikuti ragam hewan Australia. Ciri-ciri kasus hewan Indonesia terdapat pada wilayah bagian Tengah.

Persebaran hasil tambang a.    Minyak bumi Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa, dan laut dangkal setelah mati mikroplakton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma dan terjadilah proses destilasi hingga menjadi minyak bumi kasar.Daerah-daerah penghasil minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut: o  Pulau jawa: Cepu, Cirebon, dan Wonokerto. o  Pulau Sumatra: Palembang dan Jambi. o  Pulau Kalimantan: Pulau Tarakan, Bunyu, dan Kutai. o  Pulau Irian Jaya: Sorong.

Gas alam, Gas alam merupakan campuran beberpa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan yaitu LNG ( Liquified Natural Gas ) dan LPG ( Liquified Petroleum Gas ). c.    Batu bara, Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediman yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut inkolent yang terbagi menjadi dua yaitu proses biokimia dan proses metamorfosis. Daerah tambang batu bara di Indonesia adalah sebagai berikut: Ombilin : dekat Sawahlunto (Sumatra Barat) Bukit asam: dekat Tanjung Enin (Palembang) Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan (pulau laut/sebuku) Jambi , Riau, Aceh, dan Papua. Sumber daya logam atau bahan galian digolongkan ke dalam 4 macam (Abdullah, 2007) yaitu:

d.   Sumber daya logam atau bahan galian digolongkan ke dalam 4 macam (Abdullah, 2007) yaitu: Timah , daerah penghasil timah di Indonesia adalah pulau Bangka dan Belitung. Tembaga terdapat di Tirtomogo, Wonogiri. Bauskit terdapat di Pulau Bintan dan Pulau Kayan (Riau) Nikel , daerah penghasil Nikel adalah Pomala (Sulawesi Tenggara) e.  Sumber daya alam non logam atau bahan galian bijih digolongkan ke dalam 7 macam (Abdullah, 2007) yaitu: Gamping , daerah penghasil gamping adalah Pegunungan Seribu Batu pualam, daerah penghasil batu pualam adalah Trenggalek, Jawa Timur. Belerang , daerah penghasil belerang adalah Garut (pegunungan telaga Bodas) Fosfat , daerah penghasil fosfat adalah Cirebon. Pasir Kuarsa, daerah penghasil pasir kuarsa adalah Banda Aceh Mangan , daerah penghasil mangan adalah Kliripan (Yogyakarta). Kaolin , daerah penghasil kaolin adalah disekitar Pegunungan Sumatra.

Hasil tambang lain yang ada di Indonesia ada 3 jenis (Abdullah, 2007) yaitu: Asbes , daerah penghasil asbes adalah Halmahera, Maluku, diolah di Gresik. Grafit daerah penghasil grafit adalah Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak. Platina (masputih) daerah penghasil platina (mas putih) di pegunungan Verbeek Kalimantan.

Pengelolaan Sumberdaya Alam Berdasarkan Prinsip Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan Sumber daya alam perlu dilestarikan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup, usaha-usaha untuk menjaga sumber daya alam sebagi berikut: 1.  Penghijauan dan Reboisasi Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara. Keuntungan pelaksanaan penghijauan antara lain sebagai berikut: a. Tumbuh-tumbuhan dapat menyaring dan mengatur air, mencegah banjir, dan menimbulkan mata air. b. Tumbuh-tumbuhan dapat menyuburkan tanah karena daun yang gugur dan membusuk akan membentuk humus dan akar tanaman dapat mencegah erosi serta tanah longsor. c.  Tumbuh-tumbuhan menimbulkan usara segar karena tumbuhan menghirup CO2 dan melepaskan O2 untuk keperluan manusia dalam bernafas.

Sengkedan atau terasering Sengkedan dibuat untuk mencegah erosi dan berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah daerah miring dan berbukit-bukit. 3.    Pembangunan daerah aliran sungai (DAS) Daerah aliran sungai merupakan daerah yang sering terjadi pengikisan lapisan tanah oleh arus sungai. Usaha pengendalian daerah aliran air sungai antara lain: a.    Mengadakan reboisasi b.   Membuat bendungan dan saluran irigasi yang teratur. c.  Tindakan tegas terhadap perusak lingkungan yang diatur dalam UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4.    Pengelolaan air limbah

Air limbah berasal dari rumah tangga, industri dan pabrik air limbah yang dibuang ke tanah dapat merembes, masuk ke tanah dan bercampur dengan air tanah. Akibatnya, dapat membahayakan manusia. Beberapa gangguan yang ditimbulkan antara lain: a.  Kesehatan, bibit penyakit yang bisa ditularkan melalui air limbah contoh: kolera, disentri, dan tipus. b. Keindahan, limbah menyebabkan bau tidak sedap dan juga mengganggu keindahan lingkungan sekitarnya. c.    Karat atau aus, air limbah yang mengandung gas CO2 mempercepat karat atau aus benda-benda yang terbuat dari besi. d. Kehidupan biotik, air limbah mengganggu perkembangan kehidupan karena beracun sehingga dapat mematikan makhluk hidup.

Usaha-usaha untuk mengatasi air limbah adalah sebagai berikut: a.    Lokasi industri harus jauh dari permukiman penduduk, b.   Diwajibkan memasang peralatan pengendali air ( water treatment ) untuk pabrik yang menimbulkan air limbah. c.    Lokasi industri harus dijauhkan dari peredaran yang berhubungan dengan sumber air minum penduduk. d.   Mencegah saluran air limbah jangan sampai bocor,  e.    Menemukan sumber bahan racun dan melakukan netralisasi secara kimia. f.  Unsur yang tidak dapat dinetralisasi harus dibuang dengan jalan ditanam atau dipendam dalam tanah yang jauh dari air.

Penertiban pembuanagan sampah Sampah dapat menimbulkan permasalahan seperti sarang penyakit, menimbulkan bau busuk, dan mengganggu pandnagan mata. Oleh karena itu, sampah harus dibuang ditempat yang ditentukan dan jangan sampai mengganggu lingkungan kehidupan. Usaha-usaha untuk pemusnahan sampah antara lain: a.    Dibakar b.   Untuk makanan ternak (sisa makanan, sayuran dan buah-buahan) c.    Untuk biologis d.   Untuk bahan pupuk.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekoefisiensi Sumberdaya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, pemanfaatan Sumberdaya Alam harus dilakukan secara ekoefisiensi, artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisiensi dan emmikirkan kelangsungan dan kelanjutan Sumberdaya Alam tersebut. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mewujudkan kelestarian Sumberdaya Alam sehingga mendukung kesejahteraan manusia. Dikarenakan Indonesia masih merupakan Negara berkembang, Indonesia masih mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan Sumberdaya Alam Indonesia yang masih kurang. Berikut ini hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumberdaya Alam yaitu:

Berikut ini hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumberdaya Alam yaitu: 1 . Kurangnya tenaga ahli dalam bidang Sda. 2.   Mahalnya sarana prasarana untuk pengelolaan Sumberdaya Alam. 3.  Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan. 4.  Transportasi ke daerah Sda terbatas mengingat Indonesia merupakan kepualauan. 5.  Sda manusia yang belum memenuhi klasifikasi.