Blalock-Taussig shunt (BT shunt ) Cardiothoracic Rotation April 2025
Blalock-Taussig shunt (BT shunt ) Terapi surgikal pada penyakit jantung sianotik dengan penurunan aliran arteri pulmonal Strategi staged repair (tidak memungkinkan single staged complete repair) Second stage (3-6 bulan): Ligasi MPCA Third stage (1-3 tahun): Pencabutan shunt, pembentukan saluran RV-PA, ± penutupan VSD
Indikasi Dilakukan untuk menunggu tindakan definitf Atresia pulmonal dengan VSD Stenosis pulmonal berat Arteri pulmonal tidak adekuat Kondisi sianosis berat Kontraindikasi CPB ( perdarahan intracerebral, dan lainnya) Sangat prematur Sindrom hipoplastik jantung kiri Coronary artery anomalies (LAD melewati RVOT)
Intraoperatif Preinduksi Midazolam 0.05-0.1 mg/kg IV Ketamin apabila penurunan fungsi jantung Tanpa obat lebih baik Induksi dan Maintenance Menjaga aliran ke pulmonal ( Menjaga PVR) Oksigen, hiperventilasi , cegah asidosis Mempertahankan SVR Analgesia dan intravaskular volume adekuat Target PaO2 40-45 mmHg, SpO2 70-80%
Intraoperatif Arterial line arteri kontralateral atau femoral Resiko hipoksia saat partial clamping arteri pulmonalis Resiko hipotensi saat shunt awal dialirkan (flow sistemik ke paru) ↓ MAP > 10 mmHg shunt terlalu besar Target SpO2 setelah tindakan 75-80% SpO2 > 85% Oversirkulasi SpO2 < 70% inadekuat flow
Post operatif Dapat segera dilakukan ekstubasi Neonatus sebaiknya ventilator dipertahankan 12-24 jam Analgesia dengan narkotik kontinyu Pantau komplikasi CHF Complete heart block Infective endocardiitis Shunt stenosis Trombosis Oversirkulasi pulmonal
Referensi Alahmadi MH, Sharma S, Bishop MA. Modified Blalock - Taussig -Thomas Shunt . [ Updated 2024 Oct 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing ; 2025 Jan Narain Moorjani, Nicola Viola, and Sunil K. Ohri, Key Questions in Cardiac Surgery , December 2011; The Annals of Thoracic Surgery 92(6). Putri RFA, Poernomo H, Anesthesia Management in Blalock-Taussig Shunt Procedure, Jurnal Anestesiologi Indonesia, 2024, 16(1)