Bonding Effectivity Journal in Dentistry.pptx

MichelleTedja2 8 views 13 slides Sep 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

1995- karya Michael Buonocore menandai awal dari kesuksesan bonding dalam kedokteran gigi.
Minimally invasive dentistry - Prosedur restoratif bergantung pada efektivitas bonding bahan adhesive
Desain kavitas lebih konservatif: daya tahan , retensi mekanis
Penyebab utama kegagalan tambalan komposit ...


Slide Content

EFEKTIVITAS DAN STABILITAS BONDING DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI

1995- karya Michael Buonocore menandai awal dari kesuksesan bonding dalam kedokteran gigi . Minimally invasive dentistry - Prosedur restoratif bergantung pada efektivitas bonding bahan adhesive Desain kavitas lebih konservatif : daya tahan , retensi mekanis Penyebab utama kegagalan tambalan komposit terkait dengan kebo coran marginal  kebocoran marginal, karies sekunder , dan hilangnya retensi .

Interaksi dengan jaringan keras Bonding pada dentin telah dianggap lebih sulit dan kurang dapat diprediksi . S ifat dentin Heterogen Hidroksiapatit yang tercampur dengan serat kolagen H idrofilik

TEKNIK BONDING

ETCH AND RINSE : 3 STEP KONVENSIONAL

ETCH-AND-RINSE: Two step komponen primer dan bonding menjadi satu larutan < kemampuan untuk menginfiltrasi substrat dentin yang terdemineralisasi , sehingga menghasilkan hibridisasi yang kurang optimal. Selain itu , sifat hidrofilik bahan adhesif membuatnya lebih rentan terhadap penyerapan air dan akibatnya lebih rentan terhadap efek degradasi hidrolitik . Pelarut dalam adhesif tersebut juga lebih sulit untuk diuapkan dan seringkali terperangkap di dalam lapisan adhesif setelah polimerisasi .

SELF – ETCH M engandung monomer asam yang secara bersamaan bekerja sebagai etsa dan primer substrat gigi  mampu melarutkan smear layer dan demineralisasi dentin/ email Sifat asam dan hidrofobik  < efektivitas dan stabilitas Masalah 1. L ebih rentan terhadap penyerapan air  kebocoran seperti nanoleakage sering terjadi . 2. Lebih rentan terhadap degradasi bonding dan cenderung gagal sebelum waktunya dibandingkan dengan tipe multi-step . 3. Faktor lain yang dapat mengganggu efektivitas  teknik yang digunakan untuk menghilangkan karies dan preparasi kavitas .

SELF-ETCH Fitur morfologi hybrid layer yang dihasilkan oleh adhesif self-etch tergantung pada kemampuan monomer fungsional untuk demineralisasi substrat gigi . diklasifikasikan menurut keasaman atau agresivitas etsa sebagai strong (pH≤1), intermediate (pH≈1,5) dan mild (pH≥2).

KINERJA KLINIS 1. T hree step etch-and-rinse menunjukkan efektivitas klinis yang cukup baik . Optibond FL (Kerr), Optibond Dual Cure  tingkat retensi 94% dan 93% ( uji klinis selama 13 dan 12 tahun ) Daya tahan adhesif baik  gold standard 2. Adhesif two step < dibandingkan versi three step konvensional 3. Pada saat ini , hasil klinis adhesif one step telah terbukti hasilnya kurang bisa diprediksi . Adhesif one step mempunyai hasil retensi yang sangat bervariasi meskipun lebih gampang digunakan .

Development of adhesives Second generation

FAKTOR KLINIS Gunakan isolasi yang tepat . Bonding pada email. Restorasi yang telah terikat lebih cenderung gagal ketika terikat pada dentin yang sangat sklerotik . Gunakan retensi mekanis . Jika dentin dikeringkan secara berlebihan untuk memeriksa hasil etsa email, dentin harus dibasahi kembali untuk meningkatkan kekuatan ikatan .

Oleskan dan keringkan primer dengan benar . Penipisan bonding resin dapat terjadi jika pengeringan dilakukan secara berlebihan . Gunakan bahan restoratif yang fleksibel . Melakukan tumpatan secara bertahap ( incremental ). Penundaan finishing . Rebonding