Cahaya-Pertama-di-Gua-Hira dan bagaimana kisahnya.pptx

KURNIADILISMAN3 0 views 10 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

education


Slide Content

Cahaya Pertama di Gua Hira’ Di usia 40 tahun, Rasulullah SAW sering menyendiri di Gua Hira untuk beribadah dan merenungi keadaan masyarakatnya yang menyembah berhala. Pada suatu malam di bulan Ramadan, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu pertama: “Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq...” “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan...” (QS. Al-‘Alaq: 1) Rasulullah gemetar, lalu pulang ke rumah dan berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku...” Khadijah menenangkan beliau dan berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau menyambung silaturrahmi, menolong orang lemah, dan menegakkan kebenaran.”

Dakwah Rahasia di Rumah Arqam Setelah turun wahyu kedua, Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengajak orang-orang yang dekat dengannya agar menyembah hanya kepada Allah. Orang pertama yang beriman adalah Khadijah, kemudian Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Dakwah dilakukan diam-diam di Rumah Al-Arqam bin Abi Arqam. Di sanalah para sahabat pertama belajar Islam dan memperkuat keimanan mereka.

Seruan di Bukit Shafa Setelah tiga tahun berdakwah secara rahasia, turun perintah untuk berdakwah secara terbuka. Rasulullah naik ke Bukit Shafa dan memanggil suku-suku Quraisy: “Jika aku katakan di balik bukit ini ada pasukan yang siap menyerang, apakah kalian akan percaya?” Mereka menjawab, “Tentu, kami tidak pernah mendapati engkau berdusta .” Beliau lalu berkata , “ Maka aku memperingatkan kalian dari azab yang pedih , sembahlah Allah dan tinggalkan berhala !” Namun, Abu Lahab malah marah dan menghina beliau. Maka turunlah surat Al-Lahab sebagai jawaban dari Allah.

Cobaan dan Gangguan di Makkah Ejekan dan Tuduhan Kaum Quraisy mulai menentang dakwah Rasulullah. Mereka mengejek, menuduh gila, bahkan melempari beliau dengan kotoran. Pelecehan di Ka'bah Pernah suatu hari, ketika Rasulullah sedang sujud di dekat Ka’bah, Uqbah bin Abi Mu’ith melemparkan isi perut unta ke punggung beliau. Fatimah kecil datang menangis membersihkan punggung ayahnya. Siksaan Sahabat Sahabat pun mendapat siksaan berat. Bilal bin Rabah dijemur di padang pasir sambil ditindih batu besar, tapi ia tetap berkata, “Ahad, Ahad!” Syahid Pertama Ammar bin Yasir dan orang tuanya disiksa hingga ibunya, Sumayyah, menjadi syahid pertama dalam Islam.

Perlindungan Abu Thalib dan Boikot Quraisy Kaum Quraisy sadar dakwah Islam makin kuat, maka mereka mendatangi Abu Thalib, paman Rasulullah, agar menghentikan keponakannya. Tapi Abu Thalib menolak. Rasulullah berkata dengan tegas: “Demi Allah, wahai pamanku, andai mereka meletakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah menampakkannya atau aku binasa karenanya.” Quraisy pun melakukan boikot ekonomi dan sosial terhadap Bani Hasyim. Mereka tidak boleh membeli, menjual, atau menikah dengan mereka. Selama 3 tahun, kaum Muslimin bertahan di lembah sempit dengan kesabaran dan saling tolong-menolong.

Tahun Kesedihan Setelah boikot berakhir, dua orang yang sangat dicintai Rasulullah wafat: Khadijah dan Abu Thalib. Tahun itu disebut ‘Aamul Huzn’ (Tahun Kesedihan). Meski sedih, Rasulullah tidak berhenti berdakwah. Beliau mencoba menyampaikan Islam ke kota Thaif, tapi penduduknya malah melempari beliau dengan batu hingga berdarah. Namun beliau berdoa: “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak tahu.”

Isra’ Mi’raj: Penghibur dari Allah Sebagai penghiburan atas ujian berat itu, Allah memuliakan Rasulullah dengan perjalanan luar biasa: Isra’ Mi’raj. Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Di sana Rasulullah menerima perintah shalat lima waktu. Perjalanan ini menunjukkan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar dan teguh dalam dakwah.

Dakwah ke Kabilah-kabilah Arab Mendatangi Kabilah Setiap musim haji, beliau mendatangi kabilah-kabilah yang datang ke Makkah. Menyampaikan Risalah Beliau berkata dengan penuh semangat: “Siapakah yang mau menolongku agar aku bisa menyampaikan risalah Tuhanku?” Sabar dan Teguh Sebagian menolak, bahkan mencemooh. Tapi beliau tetap sabar dan tidak putus asa. Rasulullah mulai mencari tempat baru untuk menyebarkan Islam.

Cahaya dari Yatsrib (Madinah) Suatu hari, enam orang dari Yatsrib (kota yang kelak dikenal sebagai Madinah) bertemu Rasulullah di Aqabah. Mereka kagum dengan ajaran Islam yang menolak berhala dan mengajarkan keadilan. Mereka pun beriman, dan ketika pulang ke Yatsrib, mereka mulai menyebarkan Islam. Tahun berikutnya, 12 orang datang lagi untuk berbaiat (berjanji setia) kepada Rasulullah — inilah Baiat Aqabah Pertama. Mereka berjanji tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, dan tidak berbuat dosa.

Baiat Aqabah Kedua: Janji untuk Menegakkan Islam Setahun kemudian, 73 laki-laki dan 2 perempuan dari Madinah datang lagi untuk bertemu Rasulullah secara rahasia di Aqabah. Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi keluarga kami sendiri.” Itulah Baiat Aqabah Kedua, tanda lahirnya masyarakat Islam pertama yang siap menegakkan Islam secara menyeluruh. Dari peristiwa ini, dimulailah jalan menuju Hijrah ke Madinah, pusat peradaban Islam.
Tags