case study 3G system design Perencanaan_Jaringan_Seluler.ppt
RizqiAnsyah4
1 views
68 slides
Sep 03, 2025
Slide 1 of 68
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
About This Presentation
perencanaan jaringan seluler case study, disini akan dibahas tentang jaringan 3G, mulai dari awal sistemnya seperti aa, desainnya seerti apa semua akan dibahas detail dalam ppt ini.
Size: 1.24 MB
Language: none
Added: Sep 03, 2025
Slides: 68 pages
Slide Content
Perencanaan Jaringan Seluler
Case Study:
3G System Design
Syarat-syarat perencanaan 3G
Perencanaan harus berdasarkan harga standar dan
permintaan juga disesuaikan dengan permintaan yang
akan datang.
Ketidak pastian dari pertumbuhan traffic dimasa yang
akan datang dan kebutuhan-kebutuhan pelayanan.
Meningkatnya tingkat pelayanan membutuhkan
pengetahuan mengenai jangkauan dan metode
peningkatan kapasitas.
Batasan-batasan yang real
Konsisten dan kooperasi dari 2G dan 3G untuk operator-
operator lama.
Batasan-batasan lingkungan untuk operator-operator baru.
Perencanaan jaringan tidak hanya bergantung pada
jangkauannya tetapi juga pada muatannya.
Tujuan Percobaan:
Ramalan Traffic:
Untuk mengukur permintaan yang ditargetkan di pasar
sehingga memungkinkan perkembangan jaringan.
Jangkauan:
Untuk menghasilkan kemampuan jaringan menyediakan
layanan keseluruh area pelayanan (memperluas jangkauan).
Kapasitas:
Untuk mendukung subscriber traffic with sufficiently low
blocking and delay.
Kwalitas:
Menyambung kapasitas dengan jangkauan dan tetap
menyediakan QoS yang dibutuhkan.
Harga:
Memungkinkan adanya implementasi jaringan ekonomi ketika
layanan diterbitkan dan mengontrol peluasan jaringan selama
perputaran jaringan tersebut.
Perencanaan Bisnis
Pemasaran bertanggung jawab pada sisi pendapatan dan juga
harus membuat ramalan perdagangan.
Model teknik mesin (ahli mesin) harus memindahkan ramalan
traffic ke dalam rencana jaringan dan membuat nomor-nomor
capex dan opex untuk melewati model keuangan.
Model keuangan mengambil informasi dari pemasaran
termasuk kunci-kunci sistem perhitungan, ramalan pendapatan,
harga pendapatan, capex, dari model teknik mesin.
Contoh
Perdagangan
Contoh teknik mesin
Contoh
Keuangan
Model Keuangan
Menyimpan semua detail keinginan dasar pelanggan,
model keuangan memberikan pemahaman penting dan
pendekatan yang kuat untuk ramalan harga dasar dan
memberitahukan sebuah valuasi.
Hasil dari model keuangan itu digunakan dengan
keputusan-keputusan pembuat pada tingkat komisi dan
komunitas keuangan.
Presentasi bungkusan yang dihasilkan oleh model
keuangan menghasilkan kasus perdagangan yang
lengkap, yang mana mengambil bacaan dari sebuah
analisis pada populasi melalui jajaran valuasi.
Valuasi kasus bisnis ini adalah pemberitahuan tujuan
dan model yang berhubungan.
Model perencanaan
bisnis
Model ramalan pasar
Model ramalan
jaringan teknik mesin
Opex dan Capex
Struktur operasional,
Chanel distribusi, dsb
Model ini mengkombinasikan pemasaran dari model perdagangan
dan model teknik mesin dengan mengoperasikan asumsi harga untuk
meramalkan pernyataan keuangan dan aliran uang tunai
(pembayaran tunai) bebas.
Ramalan jaringan Capex dan Opex
Customers and Revenue
Forecasts
Asumsi harga pengoperasian
Keuntunga
n &
kerugian
Balance
Sheet
Cash Flow
Pembayaran tunai bebas dalam angka nominal pada harga
lokal
Semua contoh didalam nominal harga lokal
(Operating Cash Flow less Capital
Expenditure)
Model pemasaran
Berapa banyak
pelanggan yang kita
miliki?
Seberapa besar
mereka sudi untuk
membeli?
Apakah perdagangan
kita?
Ramalan
perdagangan
Ramalan pendapatan
Pertanyaan yang paling utama adalah berapa banyak pelanggan
yang ada dan apakah mobil operator akan mengirimkan uang
yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut.
Apa jenis layanan
yang akan
ditawarkan?
Harga dan struktur pendapatan
Harga jaringan
radio operator 3G
Harga jaringan
inti operator 3G
Harga
konektifitas
internet
Pendapatan
Hosting Platform
Operator 3G
Pendapatan pemakaian akhir
Pemakaian
akhir
Pendapatan pihak ketiga
Perbedaan antara aplikasi 3G dan
Sources of Billing
End User
Customer
Third
Party
Individual
Content
Provider
Corporate
E-
Commerce
Vendor
Category
Advertiser
•Telephony, Internet access,
messaging
•Information & Entertainment
•Video Services
•Content placed on portal or in walled
garden, retail outlet
•Delivery of push content, e.g. share
price information
•Corporate Intranet
•Machine to machine
•Direct access
•Sales transaction
•Targeting information at individuals
who fulfil certain criteria
Application Type
•Visits or responses
•Pushing targeted advertisements
Other Operator
•Interconnect
•Network capacity, e.g. MVNO
•Roaming
•Voice & data transport
•Content
•Service rendered
•Hosting, content & customer data management,
transport, secure transaction, billing &
collection
•Transport
•Transport, security, application development,
hosting
•Transport, closed user group, application
•Interconnect
•Hosting, billing & collection, secure, payment,
transport
•User profile information, transport
What is Billed
•Hits, exposure, hosting, transport
•Customer information, transport
•Terminating traffic on operator’s network
•Transport, co-location
•Transport
Dimensi tarif 3G untuk Services
Packages yang berbeda
Web-Browsing,
Intranet Access
Messaging
Time Sensitive
Information
File Transfer
Application
Streaming
Media
Looking up
web-pages
E-mail,
telemetry
Share prices
Download
software
Example
Video
Telephony
Highly
Relevant
Access
Bandwidt
h
Highly
Relevant
Shopping
Visit virtual
shops
Relevant
Highly
Relevant
Bit Rate
Guarantee
Highly
Relevant
Relevant
Highly
Relevant
Data
Volume
Highly
Relevant
Relevant
Per Event
Tariff Dimension
Free to
End-User
Highly
Relevant
Information /
Entertainment
News,
Games,
Gambling
Relevant
Content
Highly
Relevant
Tarif perencanaan untuk mencocokan
wilayah pasar dengan aplikasi.
Customer
Internet Café model: pay per
day when you want to use
the service
Low cost walled garden
Internet access with limited
messaging features
Monthly subscription
Negotiated annual
subscriptions per user
Wholesale: Negotiated
based on overall usage
Monthly subscription
Internet & Intranet Access
Negotiated annual
subscription
Pay per message without file
attachment
Bundled number of
messages per month
Free to user: 3rd party pays,
e.g. payment instruction to
bank
•Negotiated
Bundled number of
messages per month
Unlimited messaging
without file attachment
Messaging
Negotiated annual
subscription
Subscription based on
subscription to content
Pay per event
Pay per use for user pulled
content
Free to user: 3rd party pays,
e.g. product information,
bank balance
Negotiated based on usage
Revenue sharing
Same as for mass market
consumers
Content
Negotiated annual
subscription
Mass
Market
Consumer
Third
Party
Techy /
Small
Business
Corporate
Pendahuluan
1. Prediksi gross income (pendapatan kasar).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meneliti gross income,
diantaranya adalah penelitian populasi penduduk, rata-rata
income, tipe-tipe bisnis yang berkembang, dll
2. Pengenalan kompetitor
Penting untuk diketahui situasi kompetitor yang ada, untuk
memastikan adanya peluang. Dalam hal ini bisa dilihat cakupan
dari kompetitor, performansi sistemnya, maupun juga jumlah
pelanggan untuk dibandingkan jumlah pelanggan potensial yang
belum terlayani.
3. Keputusan cakupan geografis
Pertanyaannya adalah : mana daerah geografi yang dicakup
sistem yang diinginkan serta jenis layanan apa yang cocok untuk
daerah tersebut ? Pertanyaan tersebut harus dijawab untuk
kemudian diteruskan pada Bagian Teknik.
Implementasi suatu jaringan telekomunikasi di suatu wilayah disamping
berhadapan dengan regulasi telekomunikasi, juga akan berhadapan
dengan situasi pasar yang harus dipelajari dengan seksama untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan. Di bawah ini adalah 3 tugas besar
yang harus dikerjakan seorang analis pasar ...
Siklus Perencanaan Sistem Cellular
Apa sesungguhnya peranan seorang engineer ?
1. Memulai sketsa perencanaan pada daerah pelayanan,
tujuannya adalah menghasilkan cakupan service pada daerah
pelayanan dengan sesedikit mungkin jumlah sel, kapasitas
sebesar mungkin untuk alokasi BW yang diberikan, serta kualitas
sebaik mungkin.
2. Menentukan jumlah kanal RF yang diperlukan untuk melayani
prediksi trafik pada jam sibuk sampai beberapa tahun ke depan.
3. Studi problem interferensi.
Cochannel interference, adjacent channel interference, maupun
juga kemungkinan terjadinya intermodulasi dari tiap sel.
Selanjutnya mencari cara-cara untuk mengatasi hal itu.
4. Studi mengenai probabilitas blocking pada tiap sel, serta
mencari langkah-langkah untuk meminimisasi hal tersebut
5. Perencanaan teknologi untuk menyerap pelanggan baru.
Jumlah kenaikan pelanggan baru akan tergantung kepada biaya
komunikasi, performansi sistem, serta juga kecenderungan bisnis.
Secara teknik harus dipikirkan upgrading sistem, teknik-teknik
pengembangan kapasitas untuk BW yang terbatas pada layanan
sistem komunikasi bergerak.
Setelah menerima
laporan dari analis
ekonomi yang
meneliti kelayakan
ekonomi, tugas
seorang engineer
untuk mewujudkan
jaringan yang
andal dari sisi
kapasitas, kualitas
dengan biaya
seefisien mungkin
Sebelum merencanakan sistem, seorang engineer harus memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai dasar-dasar teknologi selular, yang meliputi struktur sel, channel
asignment, cell splitting, sistem sel overlay, pemrosesan panggilan, konsep propagasi
radio , dan berbagai prinsip lainnya.
Seperti yang sudah dijelaskan dimuka, bahwa langkah pertama desain jaringan
telekomunikasi selalu berdasar tentang estimasi apa yang akan terjadi pada masa
datang terhadap jaringan yang hendak direncanakan. Dalam hal ini prediksi trafik
telekomunikasi merupakan hal penting yang pertamakali akan dilakukan.
Filosofi umum dari desain jaringan telekomunikasi adalah mendapatkan performansi
terbaik dengan minimal cost. Performansi radio meliputi kualitas kanal fisik untuk
kontrol / signalling dan juga kanal fisik suara. Dalam kaitan ini, ukuran dari kualitas
transmisi adalah S/(I+N) atau biasa disebut RF signal to impairement ratio.
Seorang RF enginner harus menganalisis 2 macam kondisi : (1), Pada kondisi
yang terburuk, dan (2), Pada kondisi rata-rata yang dicapai oleh jaringan yang
didesain. Dalam hal ini, kondisi performansi rata-rata akan menunjukkan ukuran
persepsi pelanggan mengenai kualitas yang akhirnya bermuara pada kepuasan
pelanggan. Sedangkan analisis kondisi terburuk adalah untuk mencegah berbagai
kasus terburuk yang mungkin akan terjadi.
Lalu..
Adalah cukup sulit untuk mencapai performansi yang diharapkan
pada lingkungan komunikasi mobile yang sangat kompleks. Karena
itu diharapkan seorang engineer memiliki berbagai pengetahuan untuk
melakukan optimalisasi sistem yang nantinya akan melibatkan
berbagai solusi kompromi dari berbagai kondisi trade off yang
nantinya akan dihadapi. Berbagai metoda optimalisasi jaringan
komunikasi bergerak seluler ini diberikan pada bagian selanjutnya.
Goal
• Kapasitas
• Coverage
• Kualitas
Tujuan Perencanaan Jaringan Selular...
Perencanaan jaringan
dimulai dari alokasi
lebar pita frekuensi
yang diberikan
pemerintah kepada
suatu operator seluler.
Alokasi lebar pita
frekuensi inilah yang
digunakan oleh
operator untuk
memberikan layanan
komunikasi dengan
kualitas komunikasi
yang sebaik-baiknya
dan untuk sebanyak-
banyaknya user.
Tujuan dari Perencanaan
START
Analisa kapasitas
yang dibutuhkan
Atot = (Erlang)
Kapasitas sistem
dari BW yang
dialokasikan
Asel = (Erlang /
sel)
Diagram Alir Perencanaan Sel
Jumlah sel
Atot /Asel = (sel)
2,6
SelLuas
SelJariJari
SelJumlah
PelayananAreaLuas
SelLuas
Analisa Pathloss
Analisa Link Budget
Perhitungan Daya
Frequency Planning
END
KUALITAS
OKE ?
OPTIMASI
•Threshold
handover
•Daya Pancar
•Noise Figure, dll
Prediksi trafik
yang
dibutuhkan
sampai dengan
beberapa tahun
ke depan
(Analisis
statistik
demand) Yes
No
Kapasitas
Coverage
Kualitas
Ramalan Traffic
Ramalan Traffic
Penembusan & subcriber total
Pelanggan, Tambahan gross
Suara, data dan sumber pendapatan lain
Pertumbuhan pemakai yang bergabung
hingga batas akhir dari jaringan.
Sebagai inisial kerja untuk mengukur
kapasitas kebutuhan.
Anatomi demografi dari target
pasar (1 tahun!)
Populasi total
100%
70% Cukup tua untuk Own
Mobile Phone
60% Dengan pemasukan
Pasar yang diketahui 42%
80% Expresses Interest:
Potential Demand
33.6% of Population
Propensity untuk mengadopsi Mobile
Comm. Dengan usia
Contoh dari Negara Eropa Barat: Usia adalah diskriminator yang
penting.
A Western European country, sample 1,000 interviews 1997
Propensity to Adopt by Age
y = -0.0106x + 0.9686
R
2
= 0.9333
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
17 27 37 47 57 67 77
Age of Potentail Adopters
P
o
t
e
n
t
i
a
l
A
d
o
p
t
e
r
s
Hubungan antara kecenderungan untuk menerima mobile
dan pemasukan contoh pendapatan negara yang lebih
rendah : masalah pendapatan
A Far Eastern country, sample 1,500 interviews 1996
Propensity to Adopt Cellular by Income
y = 0.0852x + 0.0471
R
2
= 0.9818
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
<30 30-50 50-70 70-90 90-110 >110
Monthly Net Income
P
o
t
e
n
t
i
a
l
A
d
o
p
t
e
r
s
i
n
S
a
m
p
l
e
Pertumbuhan Penembusan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1
9
9
5
1
9
9
6
1
9
9
7
1
9
9
8
1
9
9
9
2
0
0
0
2
0
0
1
2
0
0
2
2
0
0
3
2
0
0
4
2
0
0
5
2
0
0
6
2
0
0
7
2
0
0
8
2
0
0
9
2
0
1
0
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
P
e
n
e
t
r
a
t
i
o
n
o
f
P
o
p
u
l
a
t
i
o
n
Potential Demand Ceiling
Asumsi permintaan potensial
harus diubungkan untuk
mengubah pola / susunan
demograf dan perbubahan
didalam pemasukan.
Permintaan potensial
menyusun sebah batas tinggi
penembusan, secara
konseptual, penembusan
potensial maksimum adalah
tingkat dimana kurva
perputaran pelayanan upper
limit.
Pertumbuhan Traffic
Perdagangan suara / pengguna = 27 mErl dimana membandingkan 80% dari
perdagangan total, Data traffic/pengguna = 10 mErl dimna adalah jeda dari
perdagangan total. Mengkombinasikan rata-rata perdagangn secara umum
perpengguna yaitu 23.1 mErl.
0%
40
80
120
160
200
240
1
9
9
5
1
9
9
6
1
9
9
7
1
9
9
8
1
9
9
9
2
0
0
0
2
0
0
1
2
0
0
2
2
0
0
3
2
0
0
4
2
0
0
5
2
0
0
6
2
0
0
7
2
0
0
8
2
0
0
9
2
0
1
0
2
0
1
1
2
0
1
2
2
0
1
3
O
f
f
e
r
e
d
T
r
a
f
f
i
c
(
k
E
r
l
)
Saturation Level
DataTraffic dan model pemasaran
menjalankan pendimensian jaringan.
Karena model ini dimaksudkan untuk digunakan
dalam fase / tahap perencanaan bisnis, sangat
penting bagi jarak skenario untuk dapat
dievaluasi dengan cepat.
Dampak dari memvariasikan, contohnya
perbedaan traffic dapat dihitung dengan segera.
Model teknik mesin dapat berjalan / bergerak
secara lengkap dalam latar belakangnya,
sehingga perancang bisnis dapat melancarkan
skenario tampa dibantu teknik mesin.
Model Teknik mesin mengcover Capex
dan Opex dalam jaringan 2G dan 3G.
Bagian capex dan opex dari perangkat mobile
3G mengcover aspek teknik, mencakup
model dan biaya pembelajaran operasional.
Bagian dari model teknik mesin 3G mencakup
pendimensian dan harga untuk beberapa
unsur berikut ini:
Jaringan Radio
Jaringan Inti dan Interkoneksi
Jaringan Server
Model Teknik Mesin
Apa yang baru pada 3G
Lingkungan Multiservice:
Interface radio yang sangat sophisticated.
•Peningkatan Bit dari 8 kbit/s to 2 Mbit/s, juga variable rate.
Jaringan cell dan service dirancang untuk multiple
service:
•Bit rate yang berbeda
•Syarat QoS yang berbeda.
Pengkodean Link radio yang bervariasi melalui
adaptasi skema.
Mekanisme Interference averaging :
•Diperlukan untuk isolasi maksimum antara sel-sel.
Provisi “Best effort” Untuk paket data.
Intralayer handovers
Apa yang baru pada 3G
Air interface:
Kapasitas dan coverage berpasangan.
Kontrol power yang cepat.
Perencanaan sebuah soft handover
overhead.
Cell dominan pada isolasi
Kepekaan terhadap interferensi eksternal
Apa yang baru pada 3G
2G dan 3G:
Co-existence dari area 2G dan 3G.
Handover antara sistem 2G dan 3G.
Servis berkelanjutan antara 2G dan
3G.
Proses perencanaan jaringan radio
3G (WCDMA)
1. Jangkauan
Wilayah jangkauan;
Informasi tipe area:
Dense Urban, Urban, sub-urban, atau
pedesaan
kondisi perambatan:
Indoor, outdoor
Link Budgets Radio (WCDMA)
Ada perbedaan specific WCDMA di dalam link budget
yang tidak digunakan didalam dasar TDMA-based:
Interference margin:
•Ini dibutuhkan karena loading traffic dari cell. Semakin banyak
loading yang diberikan, semakin besar interference margin yang
dibutuhkan didalam up link dan semakin kecil area jangkauannya.
nilai Typical untuk interference margin adalah 1.0–3.0 dB,
berdasarkan pada 20–50% Cell loading.
Fast fading margin (power control headroom):
•Beberapa headroom diperlukan dalam power MS TX untuk
pergerakan yang memadai mendekati perputaran fast power
control agar penggantian fast fadingnya dapat dilakukan secara
efektif. Nilai Typical untuk fast fadingnya margin adalah 2.0–5.0 dB
untuk slow-moving MS.
Soft handover gain:
•Soft handover memberikan sebuah perbedaan gain makro
tambahan untuk melawan fast fading dengan mengurangi
kebutuhan Eb/No relative kepada sebuah radio link.soft handover
gain diasumsikan antara 2.0 and 3.0 dB
RLB: Asumsi untuk MS dan BS
MS
BS
Contoh dari RLB WCDMA untuk suara
Link budget of AMR 12.2 kbps voice service (120 km/h, in-car
users, Vehicular A type channel, with soft handover)
Contoh dari RLB WCDMA untuk Data
Link budget of 144 kbps real-time data service (3 km/h, indoor user
covered by outdoor BS, Vehicular A type channel, with soft handover)
Perhitungan Cell range
RLB: Model Okumura-Hatta
Model perambatan menggambarkan sinyal perambatan rata-rata
didalam sebuah lingkungan, dan hal tersebut mengubah propagation
loss maksimum yang diberikan didalam dB pada baris U ke cell range
maksimum dalam kilometer.
Path Loss rata-rata dan maksimum
dalam Macro Cells
Cell Range
Berdasarkan RLB diatas,cell range R dapat
dihitung. Sebagai tambahan dengan model
perambatan Okumura–Hata dari cell macro urban
dengan stasiun antena dasar yang tingginya 30 m,
dan antena mobile yang tingginya 1.5 m dan
carrier frequency yaitu 1950 MHz:
L = 137.4 + 35.2 log
10 (R
km) …..Urban
L = 129.4 + 35.2 log
10
(R
km
) …Sub-Urban
Cell Range
Berdasarkan RLB diatas, MAPL untuk
12.2 kbps servis suara dalam 141.9 dB:
Urban: R
cell = 1.34 km
Sub-urban: R
cell = 2.27 km
Untuk 144 kbps servis data pada MAPL =
133.8 dB:
Urban: R
cell = 0.79 km
Sub-urban: R
cell
= 1.33 km
2. Kapasitas
Tersedia Spectrum;
Ramalan Pertumbuhan Subscriber;
Informasi kepadatan traffic untuk
memperkirakan traffic pendukung wilayah
stasiun dasar.
3. Kualitas Servis
Kemungkinan lokasi area (Kemungkinan
jangkauan);
Kemungkinan Blocking;
End user throughput.
Kapasitas 3G W-CDMA (1)
Kapasitas 3G W-CDMA (2)
Faktor Uplink Load
Faktor Load:
Faktor Downlink Load
Kapasitas peningkatan bunyi
Penambahan load
memprediksikan jumlah
dari peningkatan bunyi
melampaui themal noise
disebabkan interference.
Peningkatan bunyi
dijumlahkan dengan
-10log
10(1 –
UL).
Margin interference
dalam baris 1 pada link
budget harus ditambah
dengan maximum
planned noise rise.
Contoh Perhitungan (DL) Load Factor
1.Mengasumsikan the required aggregate cell throughput dalam
kbps. Through-put disamakan dengan jumlah user Nx(bit rate
R)x(1 - BLER).
2.Menghitung load factor DL berdasarkan persamaan diatas.
3.Menghitung path loss rata-rata berdasarkan RLB.
4.Menghitung path loss maximum dengan menambahkan 6 dB.
Perhitungan Path Loss maksimum
untuk data tranmisi
Kapasitas vs Jangkauan
Power Transmisi stasiun dasar
Persyaratan power transmisi minimum untuk tiap user ditentukan oleh
pengurangan rata-rata antara station transmitter dasar dan mobile receiver,
L, dan sensitipitas mobile receiver di dalam absensi dari interferensi
multipel acces (intra atau inter-cell). Kemudian mempengaruhi peningkatan
bunyi (noise rise) disebabkan oleh interferensi yang ditambahkan ke power
minimum ini dan jumlah total menggambarkan power transmisi dibutuhkan
untuk seorang user pada lokasi ‘average’ di dalam cell. Secara matematis
“the total station transmission power” ini dapat digambarkan dengan
persamaan berikut ini:
Efek dari Power BS TX terhadap
Kapasitas DL dan Jangkauan
Kapasitas per Subscriber
Kapasitas bergantung pada tingkat AMR (suara) dan
tingkat data untuk Eb/No. yang diasosiasikan.
Carrier Kapacity 5 MHz W-CDMA adalah 800 kbps/cell
atau 80 voice channels/cell, Carrier Kapasiti Downlink
Packet Access (HSDPA) adalah 2000 kbps/cell.
Utilisasi Kapasitas Cel adalah 80% selama jam kerja;
Busy hour Carrier 20 % of daily traffic.
1000 subscribers per wilayah/site;
3 sectors per wilayah, 2 carrier (i.e 10MHz), Configurate
2+2+2
Kapasitas per Subscriber
Uplink:
Sama dengan 1725 menit/Sub./bulan
Downlink Packet Access:
650 MB/Subc./Bulan
Dengan membagi 50/50, kita mendapatkan 325
MB + 862 min/subc./Bulan
Typical kapasitas dari W-CDMA
Kapasitas per km2 dengan lapisan makro and mikro di dalam
area urban
Kapasitas Iteration dan Coverage
Calculations
Study kasus: Perencanaan di
Espoo, Finland
Mengacu pada:
Hari Holma & Antti Toskala, “WCDMA for
UMTS”, 3
rd
Ed., John Wiley & Son, 2004,
p.210 – 214.
Tugas: Buat resume dari bagian tersebut!
Kumpulkan diakhir semester (sebelum
UAS).
Optimisasi Jaringan
Optimisasi jaringan adalah sebuah proses
untuk meningkatkan kualitas jaringan secara
keseluruhan berdasarkan pengalaman dari
mobile subscribers dan untuk memastikan
sumber-sumber jaringan digunakan secara
efisien. Optimisasi mencakup:
1.Pengukuran Performasi.
2.Analisa dari hasil pengukuran.
3.Update dalam parameter dan konfigurasi jaringan
Proses Optimisasi Jaringan
Network Performance
Measurements
Network Tuning with Antenna Tilts
GSM - WCDMA Co-Planning
Utilisasi dari pengadaan wilayah stasiundasar adalah penting didalam
percepatan penyebaran WCDMA dan didalam pembagian wilayah dan harga
transmisi dengan pengadaan jaringan GSM. Kemungkinan dari pembagian
wilayah(site) tergantung pada ”relative coverage” dari pengadaan jaringan
dibandingkan dengan WCDMA. Typical path losses maksimum dengan
pengadaan GSM dan dengan WCDMA:
Co-siting of GSM and WCDMA
Sejak secara tipikal jangkawan dari WCDMA dirasakan
memuaskan ketika menggunakan GSM site, penggunaan GSM
site Since adalah solusi yang lebih disukai karena
kepraktisannya.
Co-siting GSM dan WCDMA dimasukkan dalam syarat-syarat
performansi 3GPP dan interfernsi antar sistem dapat dihindari.
Sitem Co-sited WCDMA and GSM dapat membagi antara ketika
antena dual band atau wideband digunakan. Antena tersebut
diperlukan untuk mengcover GSM Band dan UMTS Band. Sinyal
GSM dan WCDMA dikombinasikan dengan sebuah diplexer ke
antena feeder biasa.
Solusi penggantian antena adalah attraktif antara sudut pandang
lokasi solusi tetapi itu membatasi kefleksibilitasan dalam
mengoptimiskan arah antena GSM dan WCDMA secara bebas.
Solusi yang lain co-siting adalah menggunakan antena terpisah
dengan dua jaringan.. Solusi ini memberikan fleksibiltas penuh
dalam mengoptimiskan jaringan secara tepisah.