Apt. HERMANUS EHE HURIT, M.Farm SESI 12 COMPOUNDING AND DISPENSING PROBLEMA COMPOUNDING SEDIAAN CAIR
VISI Menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. MISI Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan Menciptakan suasana akademik yang kondusif Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan
SEDIAAN CAIR (LIQUID) Pengertian Larutan disebut juga dengan solutio adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut LARUTAN sediaan cair yg mengandung satu / lebih zat kimia yg terlarut, terdispersi s cr molekuler d l m pel r t yg sesuai / d l m camp . pel r t yg saling bercampur Penggolongan larutan berdasarkan cara pemberian : Larutan Oral dan Larutan Topikal Larutan oral merupakan sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air.
Keuntungan Keuntungan dari penggunaan sediaan cair : 1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan 2. Absorpsi obat > cepat dibandingkan dgn sediaan oral lain. Urutan kecep . absorpsinya larutan > emulsi > suspensi . 3. Homogenitas lebih terjamin . 4. Dosis / takaran dapat disesuaikan 5. Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan padat , terutama btk larutan . Utk suspensi & emulsi , keseragaman dosis tergantung pd pengocokan 6. Beberapa obat / senyawa obat dpt mengiritasi mukosa lambung / dirusak cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat . Hal ini dpt di(-) i dgn memberikan obat dlm bentuk sediaan cair krn faktor pengenceran .
Kerugian Sediaan Cair Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi . Tidak praktis Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi , kecuali sediaan dosis tunggal , dan harus menggunakan alat khusus . Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi . Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus ( sediaan parenteral).
Kalsifikasi Sediaan Cair : a. Berdasarkan cara pemberiannya sediaan cair ini dibagi : 1) Penggunaan secar Oral Sediaan cair yang digunakan secara oral : adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma , pemanis , atau pewarna yang larut tanpa bahan pengaroma , pemanis , atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven -air. 2) Penggunaan secara Parenteral Sediaan cair yang digunakan secara topikal adalah sediaan cair yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali juga pearut lain, misalnya etanol untuk penggunaan topikal pada kulit dan untuk penggunaan topikal pada mukosa mulut .
3) Penggunaan secara Vaginal Vaginal douche merupakan cairan pembersih antiseptik khusus vagina yang biasanya dikemas dalam botol bertutup corong semprotan untuk memudahkan penggunanya menyemprotkan isi larutan ke dalam vagina . Misalnya larutan povidone Iodin ( betadin vagina). Cara untuk mengenali apabila terjadi kerusakan diantaranya adalah : Terjadinya kekeruhan atau perubahan warna Terbentuk kristal atau endapan zat padat Terjadi perubahan bau
Faktor yg perlu dipertimb . dlm desain sed. Lart .: 1. Tujuan terapi dan jalur pemberian . Dalam tujuan terapi ini perlu dipastikan : a. Apakah dibth sed. yg mampu memberikan onset cepat b. Apakah perlu secara per oral atau parenteral. c. Zat aktif apa yang sekiranya memberikan efikasi dan keamanan dalam terapi tersebut . 2. Zat aktif dan pemilihan medium a. Kelarutan zat aktif terpilih dalam medium yang sesuai . b. Stabilitas zat aktif dalam medium c. Kadar zat aktif yang akan diformulasikan d. Kebutuhan peran viscocity enhancer atau cosolvente . Kebutuhan peran additives, seperti misalnya : gula / pemanis , flavoring agent, coloring agent, antioksidant 3. Desain kemasan . primer (yang bersentuhan dgn produk ) ataupun sekunder (yang mengemas kemasan primer).
Jenis Larutan Berdasarkan pemakaian : 1. Larutan oral Adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat dengan / tanpa aroma, pemanis , pewarna yang larut dalam air / campuran kosolven air yang pemakaiannya melalui oral. Contohnya : sirup,sirup simpleks , eliksir . Potiones ( Obat Minum ) Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan / tanpa bahan pengaroma , pemanis , / pewarna yg larut dalam air / berbentuk emulsi / suspensi . 2. Larutan topical h larutan yg biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain etanol & poliol yg pemakaiannya utk bgn luar tubuh . Cth : Collyrium Guttae , Ophthalmicae , Gargarisma , Guttae Oris , Guttae Nasalis , Inhalation, Injectiones , Lavement , Douche
a. Collyrium : Sediaan berupa larutan steril , jernih , bebas zarah asing , isotonis digunakan untuk membersihkan mata , dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet . Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah tutup dibuka dan obat cuci mata . Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet hanya bolehdigunakan lama 2 jam setelah botol dibuka tutupnya . Yang mengandung pengawet dapat digunakan paling lama 7 harisetelah botol dibuka tutupnya . b. Guttae ophthalmicae : Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuatdan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi , partikel halus dlm bentuk termikronisasi agar tdk menimbulkan iritasi / goresan pada kornea .
c. Gargarisma (Gargle) Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan . Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan . Penandaan : Petunjuk pengencern sebelum digunakan dan”hanya untuk kumur , tidak ditelan ” d. Litus Oris : Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut . Contoh : Larutan 10 % borax dalam gliserin . e. Guttae Nasales : Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung .
f. Inhalationes : Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan . Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli . Inhalasi merupakan larutan dalam air ataugas . g. Epithema / Obat Kompres : Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yg sakit & panas krn radang / berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan utk mengeringkan luka bernanah . Contoh : Solusio Rivanol , campuran Borwater-revanol
Berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut : 1. SpiritusAdalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalcohol dari zat yangmudah menguap , dari bahan-bahan yang berbau harum . 2. Tinctur : Adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia .( M.Anief , 2007)
Tabel kelarutan menurut FI ed III
Sirup Suatu sediaan berupa larutan yang mengandung satu atau lebih jenis obat dengan zat tambahan dan mengandung gula sukrosa sebagai pemanis . Kecuali dinyatakan lain, kadar gula tidak kurang dari 64% atau tidak lebih dari 66%. Sirup dengan kadar gula kurang lebih 65% disebut dengan sirup simplek dan digunakan sebagai pemanis ( origen saporis ). Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25%b/v Sirup obat , mengandung satu / lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan , digunakan untuk pengobatan . Sirup pewangi , tidak mengandung obat tetapi mengandungzat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup inibertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak .
Eliksir Sediaan cair yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan ( seperti gula , zat pemanis lain, zat warna , zat pewangi , dan zat pengawet ) yang memiliki bau dan rasa yang sedap . Pelarut yang digunakan umunya adalah etanol karena dapat meningkatkan kelarutan zat aktifnya . Etanol yang digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%. Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan ( pemanis , pengawet , pewangi ) sehingga memiliki bau dan rasayang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air- etanol . Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat . Elixir dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol
Emulsi sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat , terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai . Emulsi merupakan campuran zat berminyak dan berair . Emulsi ini terdiri dari 2 macam yaitu emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O). Contoh : Scott’s Emulsion. Biasanya dalam kemasan sediaan emulsi dituliskan penjelasan “ Kocok Dahulu ” sblm digunakan supaya zat yang terpisah dpt bercampur merata kembali . Utk mengenali adanya kerusakan pd sediaan ini melihat tanda-2 pd sediaan spt tjdnya Creaming ( terpisahnya emulsi mjd 2 lapisan , dimana yg 1 mengandung fase dispers lebih byk dr pd lapisan yg lain), Cracking ( pecahnya emulsi krn film yg meliputi partikel rusak & butir minyak akan menyatu ) & tjdnya perubahan warna & bau .
Emulgator adalah suatu bahan yang dalam strukturnyamemiliki bagian yang lypofilik maupun lypofobik , yang mampu mengakomodasi droplet-droplet cairan yang tidak saling campur , untuk dapat terdispersi dengan stabil . Contoh dari emulgator adalah : Pulvis Gummi Arabicum (PGA), Tween,dan Span.HLB ( hydrophyl-lipophyl balance) merupakan suatu tingkat keseimbangan bagian hidrofil dan bagian lipofil dari suatu emulgator dalam membentuk emulsi yang stabil . Untuk mendesain suatu emulsi , seorang formulator perlumemahami HLB dari emulgator atau campuran emulgator yang akan digunakan , untuk menstabilkan emulsi sesuai tipe emulsi yang dikehendaki . Lebih daripada itu , beberapa fase minyak juga mengindikasikan kebutuhan HLB ( requiredHLB ) yang harus dipunyai oleh emulgator untuk menstabilkan emulsi pada duajenis tipe emulsi .
Kriteria emulsi yang baik adalah : a. Aman b. Efektif dan efisien sesuai dengan tujuan terapi c. Merupakan disperse homogen antara minyak dengan air d. Stabil baik secara fisik maupun kimia dalam penyimpanan e. Memiliki viskositas yang optimal, sehingga mampu menjaga stabilitasdalam penyimpanan , serta dapat dituangkan dengan mudah f. Dikemas dalam kemasan yang mendukung penggunaan dan stabilitas obat . Dalam emulsi dikenal istilah fase dispers dan medium pendispersi .
Ada dua jenis tipe emulsi secara umum , yaitu : 1. Tipe air/ minyak (A/M). Tipe A/M berarti air ( fase terdispersi ) terdispersi dalam minyak (medium). 2. Tipe minyak /air (M/A). Tipe M/A berarti minyak ( fase terdispersi ) terdispersi dalam air (medium ). Secara khusus dikenal pula tipe air/ minyak /air dan tipe minyak /air/ minyak . Untuk membedakan tipe emulsi tersebut : 1. Pemberian pewarna yg larut pd salah 1 fase , kmd dilakukan pengamatan scr mikroskopis thd kondisi emulsi yg tlh terwarnai salah 1 fasenya . Cth : penggunaan methylen blue yg larut air, diamati melalui mikroskop , yg terwarnai dropletnya , maka emulsi tsb bertipe A/M, begitu jg sebaliknya . Jika digunakan Sudan III yg larut minyak , apabila diamati melalui mikroskop , yg terwarnai dropletnya , maka emulsi tsb bertipe M/A, begitu juga sebaliknya .
2. Pengenceran dgn menggunakan cairan salah 1 fase . Jika cairan utk mengencerkan tsb bercampur dgn emulsi , mk dpt dipastikan bahwa cairan tsb berperan sbg medium pendispersi . Cat: utk pemastian hasil , emulsi perlu ditest dengan 2 jenis cairan tsb . Beberapa Cara Pembuatan Emulsi : a. Dengan Mortir dan Stampel : Sering digunakan untuk membuat minyak lemak dalam ukuran kecil . b. Botol : Minyak dengan viskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol pengocokan dilakukan terputus-2 utk memberi kesempatan emulgator bekerja . c. Mixer: Partikel fase dispersi dihaluskan dgn memasukkan kedlm ruangan yang didalamnya terdpt pisau berputar dengan kecepatan tinggi . d. Homogenizer: Dgn melewatkan partikel fase dispersi melewati celah sempit , partikel mempunyai ukuran yg sama .
SEDIAAN SUSPENSI Pengertian Suspensi Menurut farmakope indonesia edisi V , suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan partikel padat yang terdispersi. Suspensi adalah sedian yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa . Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap . Jika dikocok perlahan-lahan , endapan harus segera terdispersi kembali . Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi . Kekentalan suspense tidak boleh terlalu tinggi agarsediaan mudah dikocok dan dituang ( Depkes . RI. 1979)
Kriteria dalam sediaan suspensi adalah : a. Aman b. Efektif dan efisien c. Partikel solid stabil secara kimia dalam medium d. Partikel solid terdistribusi merata , tidak boleh cepat mengendap,kalaupun mengendap dapat diredispersikan kembali dengan penggojogan ringan e. Tidak membentuk cake ( endapan massif yang kompak pada dasarbotol yang tidak dapat diredispersikan kembali ) f. Partikel solid tidak mengapung (floating). Suspensi didesain dalam dunia kefarmasian untuk mengakomodasi penghantaran zat aktif solid yang perlu dihantarkan dengan sediaan liquid, yang memiliki kelarutan yang rendah terhadap medium.
Dalam suspensi dikenal dua sistem yaitu : 1). Sistem flokulasi : Dalam sistem ini , saat tidak dilakukan intervensi mekanik apa pun , partikel-partikel solid saling bergabung perlahan membentuk flok dengan ikatan yang lemah . Dengan terbentuknya flok ini , maka flok akan cepat mengendap dan supernatant/medium akan tampak relatif jernih . Namun dgn adanya kerenggangan dlm struktur flok ini , apabila system digojog , mk partikel akan mdh terdispersi kembali . 2). Sistem deflokulasi . Dlm sistem ini , partikel-2 solid tdk membtk flok , & sbg akibat gravitasi , mengendap perlahan pd dasar . maka tjd suatu penataan partikel didsr botol yg cenderung membuat endapan mjd kompak & keras ( terbentuk cake) yg relative sulit utk didispersikan kembali dengan penggojogan ringan . Kedua sistem tersebut bukan merupakan suatu pilihan
Komposisi dari sediaan suspensi adalah : a. Zat aktif dengan kelarutan yang rendah pada medium b. Medium suspensi yang diharapkan ( dapat berupa air atau minyak ) c. Surface active agent d. Viscocity enhancer Viscocity enhancer dibutuhkan untuk membentuk struktur pembawa (structured vehicle) yang mampu menahan laju pengendapan partikel.Semakin kental sistem , maka laju pengendapan partikel akan semakinrendah ( salah satu intepretasi dari Hukum Stokes) e. Agen pemflokulasi
Jenis-jenis Suspensi yaitu : 1. Suspensi Oral: sediaan cair yg mengandung partikel padat yg terdispersi dlm pembawa cair dgn bhn pengaroma yg sesuai & ditujukkan utk penggunaan oral. 2. Susp . Topikal : sed. cair mengandung partikel padat yg terdisp . dlm pembw cair yg ditujukkan utk penggun . pd kulit . 3. Susp.Optalmik sed. cair steril yg mengandung partikel-2 yg terdisp . dlm cairan pembw yg ditujuk . utk penggun . pd mata . 4. Suspensi tts telinga : sed. cair yg mengand . partikel-2 halus yg ditujukkan utk diteteskan pd telinga bgn luar . 5. Suspensi utk injeksi : sediaan berupa susp . serbuk dlm medium cair yg sesuai & tdk disuntikan scr intravena / kedalam saluran spinal. 6. Suspensi utk injeksi terkontinyu : sed. padat kering dgn bahan pembawa yg sesuai utk membtk larutan yg memenuhi semua persyaratan utk uspense steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai .
Bahan pensuspensi atau suspending agent terdiri dari 2 kelompok yaitu : 1. Bahan pensuspensi dari alam jenis gom / hidrokoloid . Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat airsehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir . Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah danakan menambah stabilitas suspensi . Kekentalan mucilago sangatdipengaruhi oleh panas , PH, dan proses fermentasi bakteri . Contoh : PGA,tragacanth , algin , bentonit , vegum . 2. Bahan pensuspensi sintesis . a. Derivat SelulosaContohnya : Metil selulosa , karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metilselulosa . b. Golongan organk polimer . Contohnya : Carbophol 934.
Metode Pembuatan Suspensi Dibagi menjadi dua cara yaitu : 1. Metode Dispersi Serbuk yang terbagi halus , didispersi didalam cairan pembawa . Umumnya sebagai cairan pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yangpenting adalah partikel harus terdispersi betul di dalam air. 2. Metode Presipitasi Dgn pelarut organik dilakukan dengan zat yg tdk larut dlm air, dilarutkan dulu dlm pelarut organik yg dpt decamp. dgn air , lalu di(+) kan air suling dgn kondisi ttt . Pelarut organik yg digunakan : etanol , methanol, propilenglikol & gliserin . Yg perlu diperhatikan dgn metode ini : control ukuran partikel , yaitu terjadinya bentuk polimorf atau hidrat dari kristal .