CP 2 : Mengidentifikasi proses terbentuknya
Status dan Peran Sosial individu dalam kehidupan
sosial di masyarakat.
Struktur sosial adalah susunan atau pola
hubungan sosial dalam masyarakat.
Tiga komponen utama: kelas sosial, status
sosial, dan peran sosial.
Penting untuk memahami dinamika
masyarakat dan interaksi antar individu.
Kelas sosial: pengelompokan masyarakat
berdasarkan kriteria tertentu.
Kriteria umum: pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
dan kekayaan.
Menciptakan hierarki dalam masyarakat.
Mempengaruhi akses terhadap sumber daya dan
peluang
Berdasarkan Status Ekonomi
Berdasarkan Status Sosial
Berdasarkan Status Politik
Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan
atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya.
Menurut Soerjono Soekanto, status merupakan posisi
yang ditempati oleh seorang individu dalam
masyarakat, seperti menjadi dokter, guru, atau
anggota keluarga.
Status sosial sebagai kedudukan individu dalam
masyarakat, yang dipengaruhi oleh lingkungan
sosial, prestise, hak, dan tanggung jawab.
Kedudukan dan peranan seseorang atau
kelompok memiliki arti penting dalam suatu
sistem sosial.
Ascribed Status
(Status sosial
bawaan)
Achieved Status (Status
yang didapat dari
pencapaian)
Assigned Status
(Status yang diberikan
atau penghargaan)
Tanda-tanda yang menunjukkan status seseorang.
Contoh: pakaian, kendaraan, rumah, gaya hidup.
Dapat mempengaruhi interaksi sosial dan perlakuan
dari orang lain
Peran sosial, yang merupakan aspek dinamis dari status
seseorang.
Peran mencakup perilaku yang diharapkan terkait dengan
status tertentu, termasuk hak dan kewajiban yang
menyertainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, peran sangatlah penting
karena membantu mengatur perilaku dan tindakan
individu.
Struktur Sosial yang Berkelanjutan
Saling Membantu
Aktualisasi Diri
Peran sosial dalam masyarakat dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian :
Berdasarkan Cara Mendapatkan:
a)Peran bawaan → peran yg didapatkan secara otomatis dan
bukan karena usaha/prestasi yg dilakukan. Contoh : Sebagai
orang tua dan anak.
b)Peran pilihan → diperoleh melalui usaha, setiap orang
bebas menentukan perannya sendiri sesuai yang diharapkan.
Contoh : dokter, guru, tentara, petani.
Berdasarkan Cara Pelaksanaan:
a)Peran yang diharapkan → Peran yg diharapkan oleh
masyarakat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. Contoh : polisi,
jaksa, hakim, pengacara.
b)Peran yang disesuaikan → Pelaksanaannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tertentu. Contoh : profesi sebagai
komedia hanya dilakoni saat sedang dipentaskan.
Berdasarkan Prioritas Pelaksanaan:
a)Peran Kunci → peran pokok / inti dari beberapa peran
yang dimiliki.
b)Peran Tambahan → peran yang dilakukan seseorang
setelah melakukan peran utamanya
Konflik Peran
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari
dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik
peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena
merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan
yang diberikan masyarakat kepadanya.
Perubahan Peran
Perubahan status sosial dapat mempengaruhi peran yang akan
dijalani atau dimainkan oleh individu.
Perubahan Dalam Berinteraksi Sosial
Perubahan status sosial dan peran yang dijalankan akan mempengaruhi
bagaimana individu dan masyarakat berinteraksi.
Perubahan Identitas Sosial
Status sosial dapat mempengaruhi bagaimana individu memandang
dirinya sendiri dan bagaimana ia dilihat oleh orang lain.
Konflik Sosial
Perubahan status sosial yang terlalu cepat atau tidak merata dapat
memicu konflik sosial.