Menjelaskan pemanfaatan laut sebagai sumber bahan alami dan berbagai jenis organisme penghasil senyawa bioaktif.
Mengidentifikasi sumber, senyawa, dan kegunaan senyawa bioaktif dari berbagai kelompok organisme laut seperti monera, protista, alga, dan h...
Handbook of Marine Natural Products
Sub-CPMK:
Menjelaskan pemanfaatan laut sebagai sumber bahan alami dan berbagai jenis organisme penghasil senyawa bioaktif.
Mengidentifikasi sumber, senyawa, dan kegunaan senyawa bioaktif dari berbagai kelompok organisme laut seperti monera, protista, alga, dan hewan laut.
Menganalisis hubungan antara jenis organisme laut dengan senyawa bioaktif yang dihasilkan serta potensi aplikasinya dalam bidang farmasi.
Mengevaluasi manfaat, risiko, dan aspek toksisitas senyawa bioaktif laut dalam pengembangan obat dan produk kesehatan.
Size: 39.07 KB
Language: none
Added: Oct 05, 2025
Slides: 5 pages
Slide Content
pml
Pertemuan ke- Topik / Materi Kajian Keterangan / Kegiatan Pembelajaran 1 Pendahuluan: Kontrak kuliah dan pengantar pemanfaatan laut sebagai sumber bahan alami Penjelasan kontrak kuliah, capaian pembelajaran, dan ruang lingkup bahan alami laut. 2 Keanekaragaman hayati laut sebagai sumber bahan alami Diskusi tentang potensi biota laut Indonesia; keterkaitan biodiversitas dengan metabolit sekunder. 3 Monera laut (bakteri & cyanobacteria) sebagai penghasil senyawa bioaktif Studi kasus isolasi senyawa antibakteri dari mikroorganisme laut. 4 Protista laut (mikroalga) sebagai sumber senyawa bioaktif Pembahasan senyawa fenolik, karotenoid, dan aktivitas antioksidannya. 5 Makroalga (rumput laut) dan metabolit bioaktifnya Identifikasi metabolit seperti polisakarida sulfat, pigmen, dan senyawa antiinflamasi. 6 Hewan laut I: Spons (Porifera) dan Echinodermata (teripang, bintang laut) Kajian senyawa terpenoid, steroid, dan aktivitas farmakologinya. 7 Hewan laut II: Moluska, Coelenterata, dan Crustacea Bioaktif seperti toksin laut, peptida, dan aplikasi bioteknologinya. 8 Ujian Tengah Semester (UTS) Evaluasi capaian Sub-CPMK 1–3. 9 Hubungan antara jenis organisme dan senyawa bioaktif yang dihasilkan Analisis ekologi kimia laut dan faktor lingkungan yang mempengaruhi biosintesis. 10 Metode ekstraksi dan isolasi senyawa bioaktif laut Prinsip ekstraksi ramah lingkungan dan pemurnian senyawa laut. 11 Aplikasi senyawa bioaktif laut dalam bidang farmasi dan kesehatan Diskusi tentang obat, kosmetik, dan suplemen berbasis bahan laut. 12 Toksisitas dan keamanan senyawa bioaktif laut Evaluasi risiko dan uji toksisitas senyawa laut. 13 Studi kasus: Pengembangan produk berbasis bioaktif laut di Indonesia Presentasi kelompok dan analisis literatur. 14 Ujian Akhir Semester (UAS) Evaluasi capaian seluruh Sub-CPMK.
SUB-CPMK 148.1 menjelaskan tentang definisi, sejarah, serta prospek Complementer Alternative Medicine (CAM): herbal dan jamu. SUB-CPMK 148.2 menjelaskan tentang toksisitas intrinsik, interaksi obat herbal, serta aspek keamanan penggunaannya. SUB-CPMK 149.3 menjelaskan tentang penggunaan obat herbal pada kelompok khusus: wanita, anak-anak, dan lansia. SUB-CPMK 150.4 menjelaskan tentang fitoterapi untuk meningkatkan sistem imun serta pencegahan penyakit. SUB-CPMK 150.5 menjelaskan tentang fitoterapi untuk penyakit saluran cerna, gangguan saluran nafas, serta penyakit infeksi. SUB-CPMK 150.6 menjelaskan tentang fitoterapi untuk penyakit degeneratif, termasuk diabetes, kanker, dan gangguan kardiovaskular.
Sub-CPMK: Menjelaskan definisi, sejarah, serta prospek Complementary and Alternative Medicine (CAM), termasuk herbal dan jamu. Menjelaskan toksisitas intrinsik, interaksi obat herbal, serta aspek keamanan penggunaannya pada berbagai kondisi. Menjelaskan penggunaan obat herbal pada kelompok khusus seperti wanita, anak-anak, dan lansia. Menjelaskan konsep dan penerapan fitoterapi untuk meningkatkan sistem imun, mencegah penyakit, serta menangani penyakit saluran cerna, gangguan pernapasan, infeksi, dan penyakit degeneratif (diabetes, kanker, dan gangguan kardiovaskular).
Lamun merupakan kelompok tumbuhan angiospermae yang berevolusi dari tumbuhan darat monokotil yang masuk kembali ke lautan 140 juta tahun yang lalu mengalami evolusi yang ditentukan berdasarkan profil DNA kloroplas (Waycott et al. , 2009; Pfeifer and Classen, 2020). Lamun pertama kali diketahui secara ilmiah pada tahun 1753 ketika Carolus Linnaeus mendeskripsikan spesies Zostera marina (Short, Short and Novak, 2016).