Dasar Biostatistik kesehatan tahun 2025.pptx

IchsanAntu 0 views 165 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 165
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145
Slide 146
146
Slide 147
147
Slide 148
148
Slide 149
149
Slide 150
150
Slide 151
151
Slide 152
152
Slide 153
153
Slide 154
154
Slide 155
155
Slide 156
156
Slide 157
157
Slide 158
158
Slide 159
159
Slide 160
160
Slide 161
161
Slide 162
162
Slide 163
163
Slide 164
164
Slide 165
165

About This Presentation

Dasar Biostatistik


Slide Content

MOH. ICHSAN A. ANTU, S.KM., M.K.M E-mail : [email protected] BIOSTATISTIK

2 SKS TUJUAN UMUM INSTRUKSIONAL: Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini , mahasiswa akan mampu mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data melakukan analisa data serta memilih test statistik yang sesuai .

Statistik Deskriptif Pengertian Biostatistik , Pengertian Data, Pengukuran skala Tekhnik Pengolahan Data Penataan : Distribusi Frekuansi Penyajian data( tabel dan grafik ) Nilai tengah dan nilai dispersi Statitistik Inferensial Uji Hipotesis ( Chi-Square dan Yate’s Corection ) Biostatitik

PENGERTIAN Margueritte K. Hall. Suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan mengunmpulkan data yang berbentuk angka. Sujana. Adalah pengetahuan yang b/d cara pengumpulan fakta, pengolahan serta menganalisanya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta – fakta penganalisaan yang dilakukan. Biostatistik

Sudrajat Adalah ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan , analisa, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi data – data yang berbentuk angka. Jule dan Kendall (“ An Intruduction to The History Of Statistik”) A dalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistic merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab. Biostatitik

TAHAP–TAHAP STATISTIK Pengumpulan data. Pengolahan data. Penyajian data. Analisa dan Intrepretasi data. Penarikan Kesimpulan.. Biostatistik

STATISTIK KESEHATAN Statistik Kesehatan adalah semua yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan baik Individu atau masyarakat.

KEGUNAAN STATISTIK KESEHATAN Perencanaan program Membandingkan tingkat kesehatan masyarakat Menentukan masalah dan penyebab status Kesehatan masyarakat . Menentukan prioritas program Kesehatan Memberikan gambaran keadaan Kesmas . Menentukan keberhasilan program Kesehatan. Menentukan Kebutuhan bidang Kesehatan, Menyebarkan informasi dan program Kesmas .

B. STATISTIK DESKRIFTIF DAN INFERENSIAL 1. Statistik Deskriftif Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan masyarakat berdasarkan hasil pengamatan yang nyata. Dipakai hanya terbatas pada pengumpulan, penyajian, dan analisa data (narasi, tabulasi, prosentase, nilai rata-rata, perhitungan nilai tengah, standar deviasi, rasio, dan proporsi).

………….lanjutan Sebagian masih menganggap statistic deskriftif kurang bermanfaat sehingga penelitian deskriftif mempunyai kualitas yang masih rendah. Namun, statistic inferensial menjadi sia-sia tanpa tatistic deskriftif. Oleh karena itu kedua jenis statsitik ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan .

2. Statistik Inferensial Statsitk inferensial bertujuan untuk menarik kesimpulan ciri-ciri populasi yang dinyatakan dengan parameter populasi melalui perhitungan-perhitungan statistic sampel. Menguji hipotesis berdasarkan teori estimasi dan distribusi probabilitas atau untuk membandingkan khasiat obat, prosedur, pengobatan, metode pengobatan dan lain-lain. Biostatistik

PENGUMPULAN DATA Biostatistik

PENGUMPULAN DATA A. Pengertian dan Klasifikasi Data. Data = konsep jamak “ DATUM “ yang berarti suatu himpunan angka yang berasal dari suatu pengukuran individu. Agregat kumpulan dari data – data. Biostatistik

SYARAT-SYARAT DATA : Objektif Refresentatif Standar Eror Waktu pengambilan data harus tepat. Relevan Biostatistik

B. Klasifikasi Data. 1. Menurut tkt pengolahan : Row data . Array data Ungrouped data Grouped data 2. Menurut Bentuk angkanya : Data diskrit Data continue Biostatistik

3. Menurut sumbernya : Data primer Data sekunder 4. Menurut sifatnya : Data kuantitatif Data kualitatif 5. Menurut waktu pengumpulannya . Data cross section Data berkala Biostatistik

Menurut Skala Pengukurannya : Data Nominal : Mempunyai nama / kategori , tapi tidak diketahui perbedaan tiap kategori Data Ordinal : Mempunyai nama / kategori , diketahui perbedaan tiap kategori , tapi tidak diketahui nilai / Jarak perbedaannya Data Interval : Mempunyai nama / kategori , diketahui perbedaan tiap kategori , diketahui nilai / Jarak perbedaannya , tapi tidak dapat dibuat perbandingan Data Ratio : Mempunyai sifat ketiga data dan dapat dibuat perbandingan karena mempunyai titik nol mutlak Biostatistik

Perbedaan sifat skala Skala Kategori/ Nama Tkt. Perbedaan Jarak kategori kelipatan Nominal Ya No No No Ordinal Ya Ya No No Interval Ya Ya Ya No Rasio Ya Ya Ya Ya Biostatistik

METODE PENGUMPULAN DATA 1. Pengertian. Cara pengumpulan data merupakan prosedur yang sitematik dan standar yang dipakai untuk mendapatkan data. Ada 2 Metode : Sensus Survey . Keuntungan survey : Biaya murah. Waktu dan tenaga sedikit. Data yang diperoleh dapat dipercaya. Kelemahan. Datanya bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dengan perjalanan waktu. Biostatistik

PERTIMBANGAN DALAM TEKHNIK DALAM PENGUMPULAN DATA : PERTIMBANGAN EFEKTIFITAS : Aspek tenaga, waktu, alat, prosedur, dana. PERTIMBANGAN KETELITIAN : Reliable, validitas. RALIABEL : Alat ukur memberikan hasil yang konsistensi VALIDITAS : Bila mampu memberikan data yang sesuai dengan yang diinginkan

Tekhnik Pengumpulan Data. Wawancara Angket (kuisioner) Pengamatan (Observasi) Pemeriksaan/Pengukuran Biostatistik

WAWANCARA : Adalah suatu cara untuk mendapatkan data secara lisan dari responden melalui pertemuan/percakapan Jenis wawancara : Wawancara terpimpin : dilakukan berdasarkan pedoman, data mudah diolah, data dpt disajikan ssecara kualitatif dan kuantitatif, dapat dilakukan banyak orang Wawancara tidak terpimpin : Tidak ada topik yang menjadi fokus wawancara, pertanyaan tidak sistematis, tidak menggunkan pedoman, sulit diolah Wawancara bebas terpimpin : cara kombinasi, luwes, dan terarah, untuk menggali gejala yg bersifat pribadi Biostatistik

OBSERVASI Proses pengamatan langsung yang dilakukan untuk mendapatkan data dari responden JENIS OBSERVASI : Observasi terlihat : bila peneliti aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti. Observasi sistematik :Bila mempunyai kerangka struktur yg jelas berisi semua faktor yang diperlukan dan materi observasi mempunyai ruang sempit, terbatas dan terarah. Observasi eksperimental : Bila ingin mengetahui adanya perubahan akibat eksperimental yang dilakukan. Biostatistik

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA. Formulir isian. Check list Kuisioner terbuka / tertutup. Alat ukur : Timbangan, Tensimeter, Thermometer. Biostatistik

PEDOMAN PEMBUTAN KUISIONER. Tentukan variabel-variabel yang dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan. Intensitas pertanyaan disesuaikan dengan tujuan. Yang harus diperhatikan dalam menyusun Kuisioner : Pertanyaan ditulis dengan kalimat sederhana, singkat dan jelas. Jangan mempunyai arti ganda. Sebaiknya pertanyaan tidak menyinggung perasaan. Tidak mengharuskan responden mengingat kembali masa lampau dan Menghitung. Biostatistik

Type-Type Pertanyaan Pertanyaan Tertutup (Close question) : Pertanyaan dikotomi . Multiplechoise Pertanyaan Menggunakan skala Pertanyaan terbuka (Open Question) Kebaikan : Fleksibel . Keterangan lebih mendalam . Dapat mendorong responden untuk bekerjasama . Kemungkinan pewawancara menghindari kesalah pahaman . Interpredasi yang dilakukan secara tepat . Biostatistik

POPULASI DAN SAMPEL Tujuan : Setelah materi ini disampaikan mahasiswa akan dapat mendefenisikan pengertian populasi dan sampel , syarat sampel , penentuan besar sampel dan tekhnik sampling

POPULASI DAN SAMPLE Populasi : Kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan di ukur. Populasi terhingga ( finit ) Populasi tak terhingga ( Infinit ) Sample : Perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengambilan data dari sample merupakan penggambaran dari populasi. Biostatistik

ALASAN PENARIKAN SAMPEL Adanya populasi yang sangat besar dan tidak terbatas, sehingga tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang lama. Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogen diperiksa karena akan membuang waktu serta tidak ada gunanya karena variabel yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi tersebut. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu. Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit (sampel) tentu akan lebih teliti jika D ibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi) Biostatistik

SYARAT SAMPEL YG IDEAL Dapat menghasilkan gambaran karakterpopulasi yang tepat Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh. Sederhana, mudah dilaksanakan Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan bias (bias conclusion). Biostatistik

ERROR(PEYIMPANGAN) Sampling Error, sebenarnya hal ini bukan merupakan kesalahan yang sebenarnya, tetapi merupakan variasi dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya bahwa setiap sampel yang akan diambil dari suatu populasi akan berdistribusi sekitar nilai populasi. Non Sampling Error, yaitu error yang tidak disebabkan oleh sampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam Pengambilan sampel sampai analisisnya, seperti: Pada saat perencanaan Pelaksanaan Pengolahan Analisis dan interpretasi Biostatistik

PENENTUAN BESAR SAMPEL Penentuan besar sampel akan tergantung dari desain penelitian yang akan dilaksanakannya, antara lain: Besar sampel untuk penelitian cross sectional. Menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi proporsi Estimasi adalah perkiraan karakteristik populasi melalui data sampel. Presisi adalah ketepatan sampel terhadap populasi Contoh: ingn mengetahui proporsi suatu kejadian, seperti cakupan pemberian Hb, cakupan imunisasi, cakupan KB, prevalensi anemia ibu hamil. Biostatistik

RUMUS BESAR SAMPEL n = z² 1-α/2 P (1-P) d² Contoh: Peneliti ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan diperoleh data prevalensi anemia kehamilan adalah 62 %. Berdasarkan masalah dan informasi tersebut, berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika peneliti menginginkan presisi mutlak sebesar 10 % dengan derajat kepercayaan 95%?

PENYELESAIAN : Diketahui P = 0,62, d = 0,10, Z = 1,96, maka dapat dicari sampel, sbb: n = (1,96)² x 0,62 (1-0,62) (0,1)² n = 3,8416 x 0,62 x 0,38 0,01 n = 0,9050 = 90,5 = 91 orang ibu hamil 0,01 Biostatistik

RUMUS 2: n = N.Z ². P.Q d ² ( N – 1) + Z ². P.Q Ket .: n = Sampel N = Populasi P = Proporsi dalam populasi (o,5) Q = Proporsi yang lain (1-P) d = Tingkat kemaknaan

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITY SAMPLING Yakni bahwa semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian NON PROBABILITY SAMPLING Yakni bahwa tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel Biostatistik

PROBABILITY SAMPLING SIMPEL RANDOM, PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA ACAK TAPI TIDAK MEMPERHATIKAN STRATA, DAN KLASIFIKASI. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HOMOGEN PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK TAPI MEMPERHATIKAN STRATA DAN DILAKUKAN SECARA PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HETEROGEN DAN BERSTRATA. DISPROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK, MEMPERTIMBANGKAN STRATA, TAPI TIDAK PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF KETIKA POPULASI BERSTRATA TAPI TIDAK SEIMBANG. Biostatistik

LANJUTAN AREA SAMPLING; YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL AREA TAPI MELALUI RANDOM, YAKNI PENETAPAN AREANYA DIACAK, DAN PENETAPAN SAMPEL DI MASING-MASING AREA JUGA DILAKUKAN DENGAN CARA ACAK. Biostatistik

NON PROBABILITY SAMPLING SAMPEL KUOTA; YAKNI PENETAPAN SAMPEL DENGAN HANYA MEMPERTIMBANGKAN BERAPA BANYAK SAMPEL YANG AKAN DIMINTAI PANDANGAN, TANPA MEMPERTIMBANGAN KETERWAKILAN. SAMPEL SISTEMATIS; PENGAMBILAN SAMPE, YANG DILAKUKAN DENGAN CARA SISTEMATIS. UMPAMANYA DITENTUKAN NOMOR URUTNYA, LALU DIAMBIL NOMOR-NOMOR GANJIL SAJA, ATAU GENAP SAJA, ATAU SKAL SEKIAN DST.. SAMPEL AKSIDENTAL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA KEBETULAN. SAMPEL PURPOSIVE, YAKNI PENETAPAN SAMPEL YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN KEPENTINGAN PROSES PENELITIAN. SNOW BALL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN POLA BOLA SALJU, DARI TERKECIL KEMUDIAN MEMBESAR. Biostatistik

Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan tahap editing, coding dan tabuling data TEKHNIK PENGOLAHAN DATA

TEKHNIK PENGOLAHAN DATA 1. Langkah Pengolahan Data. Proses Editing Melengkapi jawaban penjawab pada kuisioner. Memperbaiki jawaban penjawab. Memperjelas. Pengecekan logis. Biostatistik

Coding. Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu atau lebih mudah dan sederhana. Tabulating Penyusunan : pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Tally sheet = penyederhanaan perhitungan dengan menghitung 1/1 dan proses penilaian. Shortering dengan menggunakan kartu jawaban yang dimasukkan dalam kartu yang telah disediakan perjenis jawaban. Tabulasi dengan Komputer : program SPSS ataupun Epi Info. Biostatistik

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa akan dapat menjelaskan istilah-istilah membuat jenis-jenis tabel distribusi frekuensi

PENATAAN DATA Diringkas agar mudah disajikan dan dianalisis .disimpulkan. Penataan Dalam bentuk distribusi frekuensi.

DISTRIBUSI FREKUENSI Kumpulan data yang kita amati dalam suatu karaktesistik tertentu. Bila data sedikit = tidak perlu disajikan dalam kelompok. Bila data banyak perlu disajikan secara kelompok. Distribusi tunggal. Distribusi kelompok ( Frekuensi )

Cara Membuat DF Range = Nilai max – Nilai min Banyaknya Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n n = Banyaknya Data Interval Kelas = Range/Kelas

Contoh : Nilai Ujian Mahasiswa : 79 49 48 74 81 98 87 80 80 84 90 70 91 93 82 78 70 71 92 38 79 81 74 73 68 72 85 51 65 93 83 96 90 35 83 73 74 43 86 68 92 93 76 71 90 72 67 75 80 91 61 72 79 97 91 88 81 70 74 99 95 80 59 71 77 63 75 60 83 82 60 67 89 63 76 63 88 70 66 88

Data Arraynya : 35 38 43 48 49 51 58 59 60 60 61 63 63 63 65 66 66 67 67 68 68 70 70 70 71 71 71 72 72 72 73 73 74 74 74 74 75 75 75 76 76 77 78 79 79 79 80 80 81 81 82 82 83 83 83 85 85 86 87 87 88 88 88 89 89 90 90 90 91 91 91 92 92 93 93 93 95 97 98 99

Hasil Pendistribusian : KELAS/KELOMPOK Nilai Mahasiswa FREKUENSI 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 - 100 2 3 5 14 24 20 12 JUMLAH 80

Beberapa Istilah Ujung Bawah(UB) : Angka yg terdapat disebelah kiri IK. Ujung Atas (UA) : Angka yang terdapat di sebelah kanan IK. Batas UB = UB – 0,5. Batas UA = UA + 0,5 Panjang kelas (Interval Kelas )= selisih 2 UB/UA berurutan. Titik tengah / Tanda Kelas = wakil dalam kelas interval. Titik tengah = ½ ( UB + UA ). Rentang kelas (Range) = nilai max – nilai minimal. Banyak kelas interval = 1 + 3.3 Log.n. n = Banyaknya data.

JENIS-JENIS TABEL DF 1. Distribusi Frekuensi Relatif Mengetahui prosentase suatu kelompok terhadap seluruh pengamatan. Rumus: Rumus : ( f/N ) x 100. Pengamatan terlalu kecil, prosentasenya akan terjadi bias. Minimal sebanyak 60. n semakin mendekati 100 perhitungan prosentasenya semakin tepat.

2. Distribusi frekuensi Kurang Dari Batas Bawah (< ) Untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai nilai di bawah kelompok tertentu . Perhitungannya menjumlah semua frekuensi yang terletak sebelum nilai batas bawah kelompok tersebut . 3. Distribusi frekuensi Sama atau Kurang Dari Batas Atas (≤) Menjumlahkan frekuensi pada kelompok yang diinginkan dengan semua frekunesi kelompok sebelumnya . Biostatistik

4. Distribusi frekuensi Lebih Dari Batas Atas (>) Untuk mengetahui banyaknya frekuensi nilai ujian mahasiswa yang lebih besar dari batas atas kelompok Menjumlah semua frekuensi kelompok berikutnya . 5. Distribusi frekuensi Sama atau Lebih Dari Batas Bawah (≥) Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif lebih atau sama dengan nilai batas bawah Menjumlah frekuensi kelompok yang bersangkutan ditambah dengan frekuensi kelompok berikutnya .

KELAS f % < BB > BA 35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94 95 -105 3 3 8 22 19 21 4 3,75 3,75 10 27,5 23,75 26.25 5 3 6 14 36 55 76 77 74 66 44 25 4

Tugas : 78 88 51 53 67 78 90 76 54 77 87 56 66 76 86 78 74 73 77 57 78 89 87 77 65 63 60 88 61 60 54 53 76 71 74 89 88 90 95 56 72 77 89 94 91 67 56 59 65 90 80 82 67 77 87

TUJUAN : Mahasiswa akan dapat memuat sajian data dalam bentuk teks, tabel dan grafik PENYAJIAN DATA

PENYAJIAN DATA Merupakan salah satu kegiatan pembuatan laporan hasil penelitian untuk dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Maksud : Mudah memahami apa yang kita sajikan untuk penilaian atau perbandingan. Bentuk penyajian dapat berupa tulisan(teksual), table, dan grafik.

1. TEKSTUAL Merupakan gambaran umum tentang kesimpulan hasil pengamatan. Dalam bidang kesehatan, hanya digunakan untuk memberikan informasi. Banyak digunakan bidang social, ekonomi, psikologi dll dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif.

2. TABEL Penyajian data dalam bentuk angka-angka yang disusun secara teratur dalam baris dan kolom. Banyak digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian Maksud : Mudah memperoleh gbr. rinci ttg hasil penelitian. Suatu tabel yang lengkap terdiri dari nomor tabel, judul tabel, badan tabel, catatan kaki dan sumber data. Biostatistik

NO. JUDUL TABEL BOX HEAD JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS Sel Sel Badan Tabel Sel Sel JUMLAH GRAND TOTAL Fote Notes Sumber Data Contoh .

Penjelasan Nomor tabel : Bila tabel > 1 sebaiknya diberi nomor Diletakkan di atas sebelah kiri sejajar judul tabel Judul Tabel : Singkat , jelas , dan berisi ttg apa , dimana , kapan , Harus konsisten dan menggambarkan isi tabel Biostatistik

Badan tabel : Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel Catatan Kaki : Untuk memberi keterangan ttg singkatan dan ukuran yg digunakan. Biasanya menggunakan Tanda * Diletakan dibawah kiri tabel Sumber Data : Diletakkan dibawah catatan kaki Penting : Khususnya data sekunder Sumber ditulis lengkap : dari mana, apa, siapa, tahun Biostatistik

BENTUK-BENTUK TABEL 1. Tabel Sinopsis Semua variable yang dikumpulkan dan ditulis dalam baris dan kolom dengan urutan yang sama . Penting dalam perencanaan penelitian karena dapat diketahui jumlah tabel dan variable yang akan dicari hubungannya

Contoh : Pendidikan Pekerjaan Jmlh Anak Agama Persalinan Tempat sampah Pendidikan Pekerjaan 1 Jmlh Anak 2 6 Agama 3 7 10 Persalinan 4 8 11 13 Tempat sampah 5 9 12 14 15 Biostatistik

2.Tabel Induk Berfungsi sebagai referensi sering disebut tabel referensi Pada tabel induk terdapat semua variable yang dikumpulkan. Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. Tabel induk biasanya ditempatkan dibelakang sebagai lampiran. Biostatistik

Contoh : Gol Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb . Laki-2 Wanita Tani Buruh PNS SD SMP SMA Jumlah Biostatistik

3. Tabel Kerja(Tabel Teks) Menggambarkan beberapa variable secara rinci. Berguna : Pembahasan, Perbandingan antara variable atau hubungan antara dua variabel. Diambil dari tabel induk atau gabungan beberapa tabel kerja. Biasanya disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau bergantung pada kebutuhan. Dari tabel teks dapat dibuat Tabel Silang (cross table)

Contoh : TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJAAN BURUH TANI DAGANG PENGUSAHA Tidak Sekolah SD SMP SMA PT Lain-Lain JUMLAH

4. Tabel Kontingensi Disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Banyak digunakan dalam perhitungan statistic inferensial untuk pengujian hipotesis. Dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan kolom.   Biostatistik

Contoh : Tabel 2x2 JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS JUMLAH GRAND TOTAL Biostatistik

Tabel 2x3 JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS JUMLAH GRAND TOTAL

Tabel berdasarkan penyusunan Judul baris : Menurut Abjad Menurut Geografis Berdasarkan Perkembangan Waktu Berdasarkan Besarnya Angka Berdasarkan Kelaziman Berdasarkan Tingkatan Biostatistik

3. GRAFIK Grafik lebih menarik dan lebih mudah dipahami , Yang kurang jelas dlm table. lebih jelas dalam bentuk grafik . Manfaat Grafik : Membandingkan beberapa variable, Kategori dalam veriabel atau satu variabel pada waktu dan tempat yang berbeda . Memprediksi perubahan . Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih . Memberikan penerangan pada masyarakat . Biostatistik

Kerugian : Keterangan yang tidak rinci. Grafik harus dibuat dengan perhitungan yang benar, perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian yang salah. Informasi yang disajikan terbatas. Beberapa Ketentuan Dalam Penyajian Grafik : Judul ditulis dengan jelas, singkat, dan sederhana. Bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang ada. Grafik harus menarik. Keterangan dapat ditulis di bawah/dalam. Biostatistik

JENIS-JENIS GAFIK 1. GRAFIK BALOK Beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut : Dapat digambar tegak atau melintang Antara balok terapat ruang yang lebih sempit daripada balok. Lebar balok harus seimbang. Penggambaran harus dimulai dari titik nol. Keterangan / frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam/ di luar balok kecuali bila terlalu besar. Dapat digambar berhimpitan untuk menggambarkan kategori dalam satu variabel, berikutnya merupakan data kontinu. Biostatistik

CONTOH: Biostatistik

Contoh : Biostatistik

GRAFIK BALOK Biostatistik

2. HISTOGRAM Tidak seperti grafik balok , histogram data kontonue , Menggambarakan tingkat pengukuran ordinal atau interval. Tingginya balok : frekuensi kejadian , Aksis horizontal : kategori atau interval-interval kelas . Pedoman yang harus diperhatikan adalah : Menggunakan kelas sebenarnya . Dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah setiap interval kelas . Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi .

Histogram 80 2 4 6 8 10 14 12 FREKUENSI INTERVAL KELAS/KELAS SEBENARNYA 0.5 3.5 5.5 7.5 9.5 11.5 13.5

3. POLIGON FREKUENSI Dibentuk dari suatu histogran dengan menggabungkan pusat puncak setiap kolom. Pusat puncak titik kolom adalah merupakan tanda kelas interval.

Poligon 82 2 4 6 8 10 14 12 FREKUENSI INTERVAL KELAS 1 3 5 7 9 11 13

Histogram dan Poligon 83 2 4 6 8 10 14 12 FREKUENSI INTERVAL KELAS 1 3 5 7 9 11 13

4. PIE DIAGRAM Untuk membandingkan kategori-kategori dalam suatu variabel. Ketentuan Pembuaran Pie Diagram berikut ini : Besar lingkaran harus enak dipandang. Kategori yang dibandingkan biasanya 4 – 6 kategori. Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat dibedakan. Tiap segemen dapat diberi warna Besarnya segmen harus menggambarkan prosentase yang sesuai.

CONTOH :

5. GRAFIK GARIS Menggambarkan suatu keadaan yang berurutan dalam skala waktu, tahun dan lain-lain. a. Grafik Frekuensi Kumulatif (Ogive) Dihasilkan dari data distribusi frekuensi kumulatif dan digunakan untuk menentukan posisi individu dalam suatu kelompok.

Contoh Ogive : 87 5 10 15 20 25 35 30 FREKUENSI INTERVAL KELAS 1 3 5 7 9 11 13

Contoh Grafik garis:

DIAGRAM PENCAR Dihasilkan dari titik-titik koordinat dan merupakan grafik korelasi atau kecenderungan . Untuk mengetahui hubungan antara dua bariabel yang perpasangan. Titik pertemuan antara dua variabel yang berpasangan disebut titik koordinat : dihubungkan membentuk grafik garis. Garis yang terbentuk lurus : grafik korelasi sederhana ( korelasi linier). Garis linier dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positif Garis korelasi dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi negative . Bila titik koordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel-variabel tsb. tidak mempunyai korelasi.

CONTOH :

GAMBAR Berupa diagram yang menyatakan frekuensi distribusi data disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada hubungannya dengan keadaan data yang akan dipresentasikan. Contoh : Jumlah kasus rabies : = 2006 Ket : = 10 kasus = 2007 = 2008

Contoh : 92 2000 2001 2002 2003 = 100.000 JUMLAH EKSPOR MEUBEL INDONESIA

ANALISA DATA

ANALISA DATA 1. UKURAN TENDENSY CENTRAL Nilai tengah ialah suatu nilai yang dapat mewakili sekelompok. Nilai tengah juga disebut kecenderungan di tengah ( Central Tendency ) Nilai tengah yang sering digunakan antara lain : Rata-rata hitung (Arithmatic Mean). Atau disingkat Mean. Median , dan Modus (Mode)

1. MEAN Simbol rata-rata populasi adalah µ (mu) Simbol rata-rata sample digunakan symbol x. Rata-rata hitung ialah jumlah semua hasil pengamatan (  x) dibagi dengan banyaknya pengamatan (n). Rumus : 6.1(Data Tunggal) : X =  x n

RUMUS NILAI RATA-RATA Rumus : 6.1(Data Tunggal) : X =  x n Rumus diatas tidak efisien untuk jumlah data yang banyak Untuk data yang banyak dpt didengan beberapa rumus : Distribusi frekuensi tanpa pengelompokkan Distribusi frekuensi kelompok dgn interval sama Distribusi frekuensi kelompok dgn interval tidak sama Perhitungan rata-rata dengan menggunakan kode

Rumus 6.2 (Data tanpa Kelompok): X =  fx n Rumus 6.3 (Dsitribusi Frekensi): X =  fNt n 97

Tabel Distribusi Frekuensi : BERAT BADAN f Nt fNt 41 – 45 46 – 50 51 - 55 56 – 60 61 – 65 66 – 70 71 – 75 76 – 80 4 4 1 2 5 7 5 2 43 48 53 58 63 68 73 78 172 192 53 116 315 476 365 156 JUMLAH 30 1.845

Nilai Rata-rata dgn menggunakan Kode Untuk mempermudah Caranya : Tentukan satu kelas sbg titik Nol beri kode “d” Utk kelas diatas titik nol diberi kode dgn tanda negatif secara berurutan, utk diatas nol diberi kode positif Kalikan frekuensi tiap kelas dgn “d” pd kelas yg sama Hitung nilai tengah titik nol (Nt ) Bagilah hasil point C dgn jumlah pengamatan dan kalikan dgn interval kelas dan tambahkan dgn (Nt ) 99

RUMUSNYA : X = Nt + i  fd n Untuk interval kelas yg tidak sama : Tentukan interval yg digunakan Kode “d” diganti dgn ( Nt i – Nt ) lalu dibagi dgn interval ( i ) Perhitunganya sama dgn df dgn interval kelas yg sama 100

Distribusi dgn IK yg tdk sama BERAT BADAN f Nt d fd 41 – 50 51 – 65 66 – 70 71 - 80 8 8 7 7 45.5 58 68 75.5 -2.5 +2 +3.5 -20 +14 +24.5 JUMLAH 30 +18.5

Rata-rata dgn Pembebanan Bila jumlah pengamatan tiap klpk tidak sama maka perhtiungan rata-2nya harus dilakukan dgn pembebanan RUMUS : X W =  nX i n 1 102

MEDIAN Median berbeda mean Median hanya menyatakan posisi tengah dari sederatan angka hasil pengamatan sedemkian rupa sehingga membagi dua sama banyak . Ini berarti bahwa 50% nilai terletak di bawah median dan 50% terletak di atas median Rumus Letak Median : Data ganjil : Me = ( n + 1 )/2 Data Genap : Me = (n/2 + n/2+1)/2 ( Jumlahkan dua Data yg paling tengah dibagi dua )

Perhitungan Pada data Distribusi Frekuensi Rumus : Me = b + p (½ n – f ) F Keterangan : Me = Median b = Batas bawah Kelas Median p = Panjang kelas f = Jumlah kumulatif frekuensi sebelum kelas median F = Frekuensi kelas median n = Banyaknya pengamatan

MODUS Modus : dinyatakan dalam frekuensi terbanyak dari data kualitatif dan kuantitatif. Modus dapat pula dinyatakan sebagai puncak dari suatu kurva. Modus jarang digunakan karena sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim dan letak modus akan berubah dengan mengikuti nilai ekstrim.

Perhitungan Data Yang Dikelompokkan Rumus 6.6 : Mo = b + p ( b1 ) b1 + b2   Keterangan : Mo = Modus b = Batas bawah kelas dimana modus berada p = Panjang interval Kelas modus b1=selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas modus b2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas modus

UKURAN PENYIMPANGAN (NILAI DISPERSI) Tujuan : Mahasiswa akan dapat mengitung nilai Range, Kuartil, Desil, Presentil, Varians, Standar Deviasi

UKURAN DISPERSI Penyebaran atau variasi dari nilai mean disebut juga Dispersi. Perhitungan dispersi sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut : Mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpangan Menilai ketepatan nilai tengah dalam mewakili distribusinya Menganalisa melalui perhitungan statistic yang lebih mendalam. Terjadinya variasi merupakan peristiwa alamiah, disebabkan : Adanya variasi antar-individu yang disebut variasi eksternal. Adanya variasi intra-individu yang disebut variasi internal .

RANGE Paling sederhana hanya melibatkan 2 nilai dalam distribusi, yaitu nilai terbesar dan nilai terkecil. Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil Dalam hal ini kegunaan Range sangat terbatas karena : Hanya melibatkan nilai terbesar dan terkecil Sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim. Tidak dapat ditentukan pada distribusi dengan kelas interval terbuka.

Range dpt digunakan utk memperkirakan hasil perhitungan SD. Pada Distribusi Normal : 1 SD = 1/6 Range Dapat terjadi 2 distribusi : Range yg sama tapi mean berbeda Mean yg sama tapi range berbeda 110

CONTOH : BERAT BADAN KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 40 43 49 60 60 64 65 65 66 70 40 40 40 40 43 45 50 52 55 70 JUMLAH 582 JUMLAH 474 RANGE 30 RANGE 30 RATA-RATA 58,2 RATA-RATA 47.4 111

CONTOH : NILAI UJIAN KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 40 45 50 55 60 10 25 55 70 90 JUMLAH 250 JUMLAH 250 RANGE 20 RANGE 80 RATA-RATA 50 RATA-RATA 50 112

UKURAN KUARTIL Data yg telah disusun dibagi 4 bagian yg sama disebut Kuartil K 1 = 25 %, K 2 = 50% , K 3 = 75% Kelebihan : Menggunakan 50 % bagian tengah, tdk dipengaruhi oleh nilai ekstrim Posisi K 1 ,K 2 ,K 3 dapat dihitung K 2 = Median Dapat dihitung Dispersinya pd Kelas Terbuka 113

RENTANG ANTAR KUARTIL Adalah Selisik antara K 3 – K 1 = 50% bagian tengah Setengah RAK = Simpangan kuartil Cara Perhitiungan : Tentukan Letak K 3 dan K 1 : Rumus : K 3 = ¾(n + 1) dan K 1 = ¼ (n + 1) Hitung Nilai K 3 dan K 1 Rumus : K 3 dan K 1 = L + b (S –L) L = Nilai sebelum K3 dan K1 B = kekurangan unit utk mencapai letak K 3 /K 1 S = Nilai dimana K 3 /K 1 berada 114

KUARTIL DGN DATA KELOMPOK Letak kuartil : Rumus : x = (K x n)/4 RUMUS data kelompok : K k = L + i (x – f kum )/f L = Batas bawah dimana kuartil berada i = Interval kelas f kum = Frekuensi kumulatif sebelum kuartil f = Frekuensi dimana kuartil berada x = Letak kuartil 115

DEVIASI KUARTIL Adalah Ukuran Dispersi berdasarkan rentang antar-kuartil dgn median sbg posisi tengah Rumusnya : D k = (K 3 – K 1 )/2 Median atau K 2 = Median Rumus : Me = (K 3 + K 1 )/2 116

DESIL (DECILE) Adalah data yg disusun dibagi 10 bagian yg sama Rumus Letak Desil(Data Tunggal): D d = Data ke d(n + 1)/10 Rumus Desil : Nilai D d = L + b (S – L) L = Nilai sebelum D d S = Nilai dimana D d berada b = Kekurangan unit utk mencapai D d 117

DESIL PADA DATA KELOMPOK : Letak D d pada data ke x = (d x n)/10 D d = Desil ke 1, 2, 3, ………..9 n = jumlah pengamatan Rumus : Nilai D d = L + i (x – f kum )/f L = Batas bawah dimana Desil berada i = Interval kelas f kum = Frekuensi kumulatif sebelum Desil f = Frekuensi dimana desil berada x = Letak Desil 118

PERSENTIL (PERCENTILE) Adalah data yg disusun dibagi 100 bagian yg sama, kita dapatkan 99 bagian yg sama Rumus Letak Presentil(Data Tunggal): P p = Data ke p(n + 1)/100 P = 1,2,3……..99 Rumus Presentil : Nilai P p = L + b (S – L) L = Nilai sebelum P p S = Nilai dimana P p berada b = Kekurangan unit utk mencapai P p 119

DATA KELOMPOK : Letak P p pada data ke x = (p x n)/100 P p = Precentil ke 1, 2, 3, ………..99 n = jumlah pengamatan Rumus : Nilai P p = L + i (x – f kum )/f L = Batas bawah dimana Presentil berada i = Interval kelas f kum = Frekuensi kumulatif sebelum Presentil f = Frekuensi dimana presentil berada x = Letak presentil 120

MEAN DEVIATION Merupakan dasar dari SD dan Variance Mean Deviasi = Jumlah selisih antara hasil setiap pengamatan dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya pengamatan Kemungkinan diperoleh nilai negatif , maka dlm MD diambil angka mutlaknya Berguna utk mengetahui variasi dlm satu klpk , atau membandingkan variabilitas dua klpk atau lebih 121

Rumus : Populasi : MD =  | X – µ | n Sampel : MD =  | x – x | n 122

STANDAR DEVIASI Simpangan baku ( Standar Deviastion ) ukuran dispersi yang sangat penting dan banyak digunakan dalam statistic. Penyimpangan atau selisih nilai hasil pengamatan dengan rata-rata dapat menghasilkan nilai yang negative. Jumlah seluruh hasil pengamatan dengan rata-rata yang telah dipangkatkan dua dibagi dengan jumlah pengamatan disebut Variance. Bila varians ditarik akarnya maka akan menghasilkan Simapangan Baku (Standar deviasi).

RUMUS Data tidak dikelompokkan(Varians) : S² =  (X – x) ² atau S² = n.  X² – (  x )² n - 1 n ( n – 1 ) Rumus Standar Deviasi 6.7b : SD = √  (X – x) ² atau SD= √ n.  X² – (  x )² n - 1 n( n – 1) Atau SD = √S²

Data dikelompokkan (Varians) : S² =  f(X –x) ² atau S² = n.  f X² – (  fx )² n - 1 n( n – 1) Rumus Standar Deviasi 6.8b : SD = √  f (X – x) ² atau SD= √ n.  f X² – (  f x )² n - 1 n( n – 1) Keterangan : S ² = Varians x = Rata-rata f = Frekuensi n = Banyaknya pengamatan X = Hasil Pengamatan

VITAL STATISTIK TUJUAN : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menghitung , angka kelahiran , angka kematian , angka kesakitan

CONTOH : Di Kec . A jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 25.000 jiwa terdir i da r i laki-2 10.000 jiwa dan wanita 15.000 jiwa . Dari 15.000 wanita terdapat 10.000 wanita usia 15-49 thn,250 diantaranya wanita usia 20 – 24 tahun . Selama 1 tahun terdapat 40 kelahiran hidup , 5 diantaranya dilahirkan oleh wanita berusia 20 – 24 thn . Selain itu terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 3 kasus dan bayi yang meninggal sebelum usia 1 tahun sebanyak 2 orang .

STATISTIK KELAHIRAN Adalah salah satu tekhnik untuk menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu Jenis statistik kelahiran : Angka kelahiran kasar /Crude Birth Rate (CBR) Angka Fertilisasi Umum /General Fertility Rate (GFR) Angka Fertilisasi Spesifik-Usia/ Age Specific Fertility Rate (ASFR)

Angka Kelahiran kasar(CBR) Menggambarkan angka kelahiran hidup dalam satu tahun Paling Umum digunakan untuk menilai tingkat fertilisasi penduduk RUMUS : CBR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Fertilisas Umum(GFR) Yaitu angka kelahiran yang dikaitkan dgn tingkat “ Reproduktivitas ” wanita dlm status mampu hamil Masa mampu hamil wanita 15 – 49 tahun RUMUS : GFR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 Jumlah Wanita Usia 15 – 49 tahun

Angka Fertilisas Spesifik-Usia (ASFR) Lebih bersifat informatif dibanding angka fertilisasi umum , karena fertilisasi wanita usia muda berbeda dgn fertilisasi wanita usia tua . RUMUS : ASFR = Jumlah kelahiran hidup dari wanita dgn usia t3 X 100 Jumlah Wanita dgn usia tertentu

Jumlah pendududk yang menderita penyakit sebanyak 300 org, 100 diantaranya disebabkan oleh diare . P ada bulan juli – sept jumlah kasus diare sebanyak 25 org dan d alam 1 bln terakhir terjadi kasus diare sebanyak 75 kasus yang menyebakan kematian sebanyak 5 org, dari seluruh jumlah kematian selama 1 tahun sebanyak 20 orang . 8 kematian diantaranya adalah terjadi pada klpk usia 40-44 thn dimana jumlah klpk umur 40-44 thn adalah 1000 orang .

STATISTIK KESAKITAN Merupakan indikator yg penting dalam mengevaluasi tingkat kesehatan masyarakat Terdapat 2 indikator angka kesakitan yaitu : INSIDENSI PREVALENSI Insidensi digunakan pd kasus-kasus BARU Prevalensi digunakan untuk penjumlahan kasus BARU dan LAMA

Angka Insidensi (IR) Angka insidensi suatu penyakit adalah angka yg menggambarkan kejadian atau timbulnya suatu penyakit (kasus baru) dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat. Menunjukkan CEPAT/TIDAKNYA penyebaran suatu penyakit RUMUS : IR = Jumlah kasus baru suatu penyakit dlm 1 thn x 1000 Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Prevalensi (PR) Angka Prevalensi suatu penyakit adalah angka yg menggambarkan jumlah penderita (kasus lama dan baru) suatu penyakit tertentu dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat. Ada 2 macam Angka Prevalensi : Point Prevalensi : Dihitung berdasarkan kenyataan pada saat tertentu Periode Prevalensi : Dihitung berdasarkan periode waktu tertentu

RUMUS POINT PREVALENSI Pt R = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pada suatuwaktu tertentu x 100 Jumlah penduduk pada saat tertentu RUMUS PERIODE PREVALENSI PR = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pd periode waktu tertentu x 100 Jumlah penduduk pada periode tersebut

Rasio Fatalisasi Kasus (CFR) Digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program pengobatan yg dilakukan terhadap suatu wabah penyakit dlm masyarakat Menunjukan probabilitas kematian yg terjadi pada suatu wabah penyakit tertentu. RUMUS : CFR = Jumlah kasus mati pd pentakit tertentu x 100 Jumlah semua kasus penyakit tertentu

STATISTIK KEMATIAN Adalah angka yang menggambarkan frekuensi relatif terjadinya kematian dalam periode tertentu pada masyarakat tertentu. Beberapa Statistik Kematian : Angka Kematian kasar (CDR) Angka Kematian Spesifik (ASDR, CSDR) Angka kematian Ibu (MMR) Angka Kematian Bayi (IMR)

Angka Kematian Kasar Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian secara umum dalam populasi tertentu dalam satu tahun RUMUS : CDR = Jumlah kematian dalam 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Kematian Spesifik 1. Angka Kematian spesifik - Umur (ASDR) RUMUS : AS DR = Jumlah kematian menurut klp usia tertentu dlm 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk usia klpk t3 Angka Kematian spesifik - Penyebab (CSDR) RUMUS : CSDR = Jumlah kematian menurut kasus tertentu dlm 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk yang mengalami kasus t3

Angka Kematian Ibu (MMR) Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian ibu karena proses persalinan dan nifas RUMUS : MMR = Jumlah kematian ibu melahirkan / nifas dlm 1 tahun X 1000 Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun

Angka Kematian Bayi (IMR) Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian individu usia dibawah 1 thn RUMUS : IMR = Jumlah kematian bayi usia < 1 dlm 1 tahun X 1000 Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun

PENGUJIAN HIPOTESIS TUJUAN : MAHASISWA AKAN DAPAT MENJELASKAN PENGERTIAN DAN JENIS HIPOTESIS, PENGUJIAN SATU SISI DAN DUA SISI, TEORI KESALAHAN, LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS 143

PENGERTIAN HIPOTESIS Hipo = di bawah (lemah) Thesis = dalil = kaidah = hukum Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, Yang kebenaranya masih rendah sehingga perlu dibuktikan/diuji dengan menggunakan data emprirk Jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara empirik melalui penelitian yg dilakukan.

Penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena problematik atau persoalan penelitian yang dihadapi Suatu pernyataan tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empirik

CIRI-CIRI HIPOTESIS Kalimat deklaratif Mengekspresikan korelasi dua variabel atau lebih Merupakan jawaban tentatif (sementara terhadap permasalahan) Memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik

SYARAT-SYARAT HIPOTESIS Relevance : Sesuai dengan masalah yang akan diteliti Testability : Dapat dilakukan pengukuran Compatibility : Tidak bertentangan dengan hipotesis yang sudah pernah ada Predictive : memiliki nilai ramal Simplicity : Dibuat sesederhana mingkin

JENIS HIPOTESIS Hipotesis Kerja (hipotesis alternatif, hipotesis penelitian, H1) Hipotesis Nihil (Ho) : Uji Statistik Hipotesis Sebab – Akibat Variabel X adalah Berhubungan dengan Variabel Y Variabel X meningkat Jika Variabel Y meningkat Variabel X meningkat dan veriabel Y menurun

HIPOTESIS KERJA Hipotesis yg akan dibuktikan/diuji kebenarannya dengan penelitian yg dilakukan Apabila…, maka …. Ada hubungan antara …. dengan … Ada perbedaan antara … dengan … Tgtg: (1) rumusan masalah; (2) model kerangka teoritik yg dikembangkan

ADA 2 JENIS HOPTESIS KERJA Hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa ( satu arah) Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibandingkan uban orang desa ( 2 arah) Satu ekor  arah jelas; Dua ekor  belum jelas arahnya Ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis Mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pd analisis hasil.

HIPOTESIS NOL Ho adalah kebalikan dari hipotesis kerja (H1) Tidak ada korelasi antara … dengan … Tidak ada perbedaan antara … dengan … Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg digunakan untuk pembuktian dengan analisis statistik, karena semua analisis statisytik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil

TEORI KESALAHAN Keputusan terhadap suatu obyek penelitian/populasi berdasarkan informasi yang berasal dari sample : keputusan statistic atau Statistic Decision . Untuk mencapai keputusan statistic harus membuat asumsi atau perkiraan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi pada suatu populasi, dimana kemungkinan itu dapat betul atau salah dan disebut sebagai Statistic Hypothesis.

Untuk keperluan Hipotesis Statistik, kita harus membuat suatu ketentuan apakah menerima atau menolak suatu hipotesis. Bila tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistic antara parameter sample dengan parameter populasi, maka disebut sebagai Hipotesis Nol (Ho), sedangkan bila ada perbedaan disebut sebagai Hipotesis Alternatif (Ha). Bila menolak suatu hipotesis, namun sebenarnya dapat diterima keadaan ini sebagai kesalahan Alpha (Type I Error), Bila menerima suatu hipotesis namun sebenarnya harus ditolak keadaan ini disebut kesalahan Beta .

Hipotesis H diterima H ditolak H Benar Keputusan Benar Type I Error (Alpha) H Salah Tipe II Error (Beta) Keputusan Benar

HUBUNGAN NILAI ALFA DAN NILAI Z LEVEL OF SIGNIFICAN (ALFA) 0.10 0.05 0.01 DAERAH KRITIS Z UNTUK TES SATU EKOR ± 1.28 ± 1.645 ± 2.33 DAERAH KRITIS Z UNTUK TES DUA EKOR ± 1.645 ± 1.96 ± 2.58 155

UJI HIPOTESIS 156

PENGANTAR PENGUJIAN HIPOTEISIS DAPAT DILAKUKAN BERGANTUNG PADA : ARAH UJI (SATU/DUA PIHAK) BESARNYA SAMPEL KESALAHAN BAKU DAN PERBEDAAN DUA POPULASI SAMPLER BERPASANGAN ATAU TIDAK 157

UJI CHI-SQUARE (  ²) SYARAT UJI CHI-SQUARE : Jumlah Sampel Harus Cukup Besar (n>30) Pengamatan harus independen(unpaired) Skala nominal/ordinal Min 80 % dari sel mempunyai nilai E >5 Salah satu atau kedua variabel mempunyai kategori > 2(buka tabel 2x2) 158

CHI-SQUARE (  ²) Besarnya Derajat Kebebasan : Df = (c – 1)(r – 1) Kemaknaan pada uji chi-square ditentukan berdasarkan nilai alpha yang dipilh dan derajat kebebasan. Suatu hasil uji dikatakan bermakna apabila nilai  ² hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai  ² pada tabel(Bergantung pada nilai alpha dan Degree of Freedom) Rumus 7.2 :  ² =  ( O – E )² E   Keterangan : O = Frekuensi Observasi E= Frekuensi nilai harapan (Expected frecuency) E = Total Baris x Total Kolom Grand Total

CONTOH : HUBUNGAN ANTARA SUMBER AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE DIARE SUMBER DIARE (+) DIARE (-) JUMLAH SUNGAI 49 39 88 SUMUR 6 14 20 PDAM 4 12 16 JUMLAH 59 65 124 160

TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE(X²) df TINGKAT KEMAKNAAN (ALFA) 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1.32 2.77 4.11 5.39 6.63 7.84 9.04 10.22 11.39 12.55 13.70 14.85 2.71 4.61 6.25 7.78 9.24 10.64 12.02 13.36 14.68 15.99 17.28 18.55 3.84 5.99 7.81 9.49 11.07 12.59 14.07 15.52 16.92 18.31 19.68 21.03 5.02 7.38 9.35 11.14 12.83 14.15 16.01 17.53 19.02 20.48 21.92 23.34 6.6 9.2 11.3 13.3 15.1 16.8 18.5 20.1 21.7 23.2 24.7 26.2 7.9 10.6 12.8 14.9 16.7 18.5 20.3 22.0 23.6 25.2 26.8 28.3 10.8 13.8 16.3 18.5 20.5 22.5 24.3 26.1 27.9 29.6 31.3 32.9 161

UJI YATE’S CORRECTION Pada df = 1 ( tabel 2 x 2) tidak ada nilai E < 5 karena over estimate sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan koreksi dari Yates. Rumus Yates Correction 7.2 :  ² =  ( O – E ) – 0,5 )² atau E  ² = ( І ad– bc І ) – 0,5N)²N r 1 r 2 s 1 s 2

UJI FISHER EXACT : TABEL 2 X 2 n < 20 20 <n<40 dan nilai E < 5 RUMUS : P =( a+b )!( c+d )!( a+c )!( b+d )! n!a!b!c!d ! 163

COBALAH DIRUMAH ANDA!!!! Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh pendapatan dgn status gizi balita lalu dilih sampel sebanyak 200 orang dari 3 golongan pendpatan kelrg , masing-masing pendapatan tinggi 70 orang , menegah 70 orang dan rendah 60 orang . Ternyata ditemukan sebanyak 90 bayi memiliki status gizi baik sisanya gizi buruk . Dari 90 orang tersebut 40 berasal dari ekonomi tinggi , 30 ekonomi menegah sisanya ekonomi rendah . Buatlah Hipotesisnya Uji Hipotesisi tersebut pada alpha = 0.05 Buat kesimpulan peneltiannya

165 SEKIAN DAN TERIMA KASIH SMOGA LULUS UJIAN