Merancang RPP Pendekatan
Deep Learning
dengan Artificial Intelligence (AI)
agar pembelajaran di kelas saya lebih
menyenangkan dan bermakna.
@Mrs.Nendah
Sepengetahuan Anda di awal
apa itu Deep Learning?
(Tanpa Googling, Searching)
Sumber Belajar
Deep Learning
Deep Learning
Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
mengembangkan kompetensi dan keterampilan
abad ke-21 (6C) untuk membekali siswa
menghadapi tantangan di dunia nyata.
Kerangka Deep Learning
Kompetensi murid dalam Deep Learning yang perlu
dituju ialah 6C :
Character (Karakter): Mengembangkan tanggung
jawab, empati, dan integritas.
Citizenship (Kewarganegaraan Global): Memahami
dan berkontribusi pada isu-isu lokal dan global.
Collaboration (Kolaborasi): Bekerja sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Communication (Komunikasi): Menyampaikan ide
secara efektif.
Creativity (Kreativitas): Berpikir inovatif dan
menciptakan solusi baru.
Critical Thinking (Berpikir Kritis): Menganalisis
informasi untuk membuat keputusan yang tepat.
KERANGKA
KERJA
PEMBELAJARAN
MENDALAM
Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang
memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana
belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful),
bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful)
melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa
(estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan
terpadu.
Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki
kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.
Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk
belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
Contoh kegiatan :
Guru mengajak siswa mendiskusikan mengapa materi ini penting dan
bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru meminta siswa menuliskan refleksi singkat di jurnal belajar tentang
perasaan mereka saat memecahkan masalah, strategi yang digunakan, dan
perbaikan yang bisa dilakukan di masa depan.
Berkesadaran
Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki
kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri.
Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk
belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.
Contoh kegiatan :
Guru mengajak siswa mendiskusikan mengapa materi ini penting dan
bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru meminta siswa menuliskan refleksi singkat di jurnal belajar tentang
perasaan mereka saat memecahkan masalah, strategi yang digunakan, dan
perbaikan yang bisa dilakukan di masa depan.
Berkesadaran
Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata.
Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/
penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi
pengetahuan.
Contoh kegiatan :
Guru mengajak murid melakukan observasi di lingkungan sekitar.
Guru mengajak siswa diskusi singkat tentang berbagai sumber energi yang
mereka gunakan sehari-hari, seperti listrik, baterai, dan bahan bakar.
Guru juga mendorong siswa untuk memikirkan solusi nyata seperti
pemanfaatan energi terbarukan di rumah atau sekolah
Bermakna
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif,
menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar
membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah
memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
Contoh Kegiatan
Guru memulai kelas dengan menanyakan kondisi murid, kesiapan belajar.
Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dan memberikan tantangan
yang sesuai.
Guru dan siswa lain memberikan apresiasi dan umpan balik positif
terhadap kreativitas dan ekspresi setiap kelompok.
Menggembirakan
8 Dimensi Lulusan
Keimanan dan Ketakwaan
terhadap Tuhan YME
Kolaborasi
Kewargaan
Kemandirian Kesehatan
Penalaran
Kritis
Kreativitas
Komunikasi
Pengalaman Belajar
Memahami
Merefleksikan
Mengaplikasikan
Memahami
Guru menayangkan media pembelajaran video lagu dengan
mengaplikasikan Gurindam.
Guru memberikan pertanyaan pemantik : “Coba analisis lirik yang ada
dalam lagu tadi? Perhatikan bagaimana rimanya, bagaimana jumlah
barisnya, bagaimana polanya?”
Murid melakukan diskusi kelompok untuk menemukan hal-hal yang
ditanyakan guru.
Setiap kelompok melakukan presentasi dan saling memberikan
feedback
Guru menyimpulkan hasil presentasi, dan mengenalkan apa itu
Gurindam.
Mengaplikasikan
Guru meminta murid untuk melakukan Observasi Sekolah, melihat permasalahan
apa yang ada di sekitar sekolah. Sebelum Observasi, guru memberikan rubrik
observasi, sehingga apa yang diobservasi sesuai. Kelompok murid melakukan
observasi : tempat parkir, perpustakaan, kantin, pembuangan sampah, taman
sekolah, dll. Setelah observasi, murid mempresentasikan penemuannya di kelas.
Guru dan murid bersama-sama menuliskan masalah-masalah yang ditemukan di
sekolah. Dan sepakat untuk membuat kampanye sosial untuk mengatasi masalah
itu. Kampanye sosial akan diolah dan disampaikan menggunakan format Gurindam
“Sebab - Akibat” dan dikemas ke dalam berbagai bentuk produk : poster, video,
komik, vlog, dll.
Merefleksikan
Guru Memberikan Feedback karya murid.
Guru memandu diskusi reflektif dengan mengajukan pertanyaan,
Apa yang membuat karya kalian bermakna?
Bagaimana proses ini memengaruhi cara kalian berpikir tentang isu
sosial?
Apa yang dapat kalian terapkan di kehidupan nyata dari
pembelajaran ini?
Antarmurid memberikan apresiasi
REFLEKSI PEMBELAJARAN
SETUJU (berdiri)
TIDAK SETUJU
(duduk)
Deep Learning itu hanya
dapat diterapkan pada
mata pelajaran tertentu.
Siswa yang terbiasa belajar
secara deep learning akan
kesulitan mengerjakan soal-
soal tes yang bersifat
teoritis.
Deep Learning harus
dilakukan di luar ruang
kelas.
Deep Learning membutuhkan
lebih banyak sumber daya dan
anggaran dibandingkan
pembelajaran biasa.
Deep Learning itu ribet!
SAYA GURU
DINA
SAYA GURU
HUDA
BELAJAR DARI DUA
ORANG GURU
Bagaimana rasanya Anda diajar oleh guru ini?
Pak Huda adalah seorang guru yang sudah mengajar belasan
tahun. Setiap pagi, ia datang ke sekolah dengan jadwal yang
selalu rapi. Biasanya, kelas dimulai dengan membaca buku
pelajaran secara bergiliran. Setelah itu, ia memberikan
penjelasan, lalu diakhiri dengan mengerjakan soal-soal di LKS.
Semua sudah tertata dengan baik, persis seperti yang ia yakini
sebagai cara belajar yang benar.
Bagi Pak Huda, ukuran keberhasilan seorang siswa sederhana
saja: nilai ujian. Selama anak-anak paham teori dari buku dan
mampu menjawab soal dengan benar, itu sudah cukup. Ia
sering berkata, “Belajar yang rajin, kuasai isi buku, dan
kerjakan soal-soal dengan baik. Kalau begitu, masa depan
kalian pasti cerah.”
Bu Dina mengajarkan konsep gaya dan gravitasi di kelas sains. Sebelum memulai
kegiatan, ia melakukan asesmen awal dengan mengajak siswa berbagi pengalaman
tentang benda-benda yang melayang, seperti layang-layang atau balon udara. Dari
diskusi tersebut, Bu Fujimenyadari bahwa murid-muridnya lebih antusias belajar
jika langsung praktik daripada hanya mendengarkan penjelasan teori.
Berdasarkan temuan itu, Bu Dina meminta siswa melakukan eksperimen
sederhana dengan membuat parasut dari bahan-bahan seperti kain, benang, dan
kertas. Siswa merancang parasut agar benda yang diikat di bawahnya, seperti koin,
dapat turun dengan lambat. Eksperimen ini dilakukan di halaman sekolah, dan
siswa diminta mencatat serta menganalisis hasilnya untuk memahami bagaimana
ukuran parasut memengaruhi kecepatan jatuh benda.
Di akhir kegiatan, Bu Dina memberikan asesmen berbasis proyek. Siswa dinilai
berdasarkan proses dan hasil eksperimen mereka, kemampuan mereka
menganalisis data, serta kemampuan mereka untuk mengaitkan konsep gravitasi
dengan pengalaman sehari-hari. Dengan pendekatan ini, siswa lebih antusias dan
mudah memahami materi.
Apa yang membedakan
dua guru tersebut?
Surface
Learning
Deep
Learning
Guru Dina
mempraktikan
Deep learning.
Guru Huda
mempraktikan
Surface learning.
Surface Learning
Surface Learning adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa
menghafal informasi atau memahami konsep secara permukaan
tanpa menghubungkannya dengan pemahaman yang lebih dalam
atau menerapkannya dalam konteks lain.
Kapan Surface Learning Diperlukan?
Surface Learning tetap penting sebagai langkah awal dalam
pembelajaran, terutama saat siswa:
Memperoleh informasi baru.
Mengenal konsep dasar sebelum melangkah lebih jauh ke
pemahaman yang lebih dalam.
Apakah cukup jika
seseorang ingin jago
berkendara hanya belajar
aturan lalu lintas dan
dasar mengemudi?
DEEP LEARNING
Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong
siswa untuk memahami konsep secara mendalam,
menghubungkan ide, dan menerapkan pengetahuan di situasi
baru.
Kapan Deep Learning Diperlukan?
Deep Learning sangat penting untuk tahap eksplorasi dan aplikasi
setelah siswa:
Menguasai dasar-dasar dari Surface Learning.
Siap untuk menganalisis, mengevaluasi, dan berinovasi
menggunakan pengetahuan yang dimiliki.
Saya marah
besar pada anak
yang nggak
ngerjain LKS!
“Melihat anak yang
nggak ngerjain LKS,
membantu ayahnya buat
batu bata di sawah..”
Produk
Dulu
Proses
Baca buku paket,
tentang Gurindam.
Mengerjakan soal
LKS tentang
Gurindam.
Berubah....
Maka Kamu tak
akan kalah~
Proses Produk
Sekarang
Mengaplikasikan
menjadi lagu
Rap.
Observasi sekitar.
Membuat kampanye
sosial.
Vlog
Komik
Lagu
Jadi pembelajaran
apa yang paling
cocok pada Deep
Learning?
Merancang RPP
Pendekatan Deep
Learning
Buka File Ini
Format Prompt
Konteks Spesifikasi Goals Format
Saya adalah guru kelas 5
yang sedang akan
mengajarkan agar murid
memahami konsep
fotosintesis.
Profil murid saya :
Minat : Sosial Media,
Game. Cara Belajar :
Nonton video,
observasi, gerak.
Lingkungan : Di daerah
pesisir.
Saya ingin mengukur
kompetensi mereka di akhir
pembelajaran dengan
asesmen berbasis kinerja.
Berikan 5 ide
bagaimana apa bukti
produk dan usaha
murid yang
menunjukkan
penguasaan
kompetensi?
Continuous
Prompt
Konteks Spesifikasi Goals Format
Hasil Prompt
Format Prompt
Saya ingin membuat
tahapan pembelajaran
durasi waktu 90 menit.
Pembelajaran harus
memenuhi prinsip
pembelajaran
bermakna.
Buatkan aktivitas
pembelajaran dengan
tahapan :
1. Memahami
2. Mengaplikasikan
3. Merefleksikan
Pembelajaran supaya
murid lebih kreatif,
berpikir kritis dan mau
berkolaborasi.