Desain P emodelan Jalan J embatan GAHARNI PUTRI UTAMI ( bu ani )
TOPIK MATERI DALAM 1 SEMESTER Klasifikasi Jalan Jenis Perkerasan Jalan Spesifikasi Bahan Perkerasan Jalan Alinyemen Horisontal dan Alinyemen Vertikal Jalan Jenis Drainase Jalan dan Jembatan Spesifikasi Drainase
ATURAN KELAS Peserta didik membersihkan ruang kelas 5 menit di awal jam mapel sebelum kelas dimulai Peserta didik dilarang menggunakan HP tanpa seijin Guru Peserta didik dilarang masuk tanpa keterangan , karena akan mempengaruhi nilai Peserta didik diharapkan untuk disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal , agar tidak mempengaruhi nilai Peserta didik dibebaskan untuk menyampaikan pendapat dengan bahasa sopan Peserta didik berkomunikasi dengan sesame teman dan Guru dengan bahasa sopan dan baik Pelanggaran aturan sekolah yang terjadi didalam kelas akan disampaikan langsung ke pihak yang bersangkutan dengan konsekuensi yang sudah ada (Guru, Kajur atau Kesiswaan )
TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu memahami , mengidentifikasi dan membedakan jenis-jenis Klasifikasi Jalan
PERTANYAAN PEMANTIK Coba amati Gambar Disamping , jelaskan apa yang anda ketahui tentang Jalan ini ? Silahkan anda tulis pendapat di buku catatan masing-masing .
KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN : PADA PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 34 TAHUN 2006 MEDAN JALAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN MUATAN SUMBU FUNGSINYA
KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN FUNGSINYA PADA PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 34 TAHUN 2006 JALAN LINGKUNGAN JALAN KOLEKTOR JALAN LOKAL JALAN ARTERI NEXT
JALAN ARTERI DIPERGUNAKAN UNTUK PELAYANAN ANGKUTAN UTAMA DENGAN CIRI-CIRI PERJALANAN YANG DITEMPUH ADALAH PERJALANAN JARAK JAUH, YANG MEMILIKI KECEPATAN RATA-RATA PENGGUNA JALAN YANG TINGGI, SEMENTARABANYAKNYA JALAN MASUK MENUJU JALAN INI DIBERIKAN BATASAN. JALAN ARTERI NEXT
JALAN ARTERI DEFINISI KECEPATAN RENCANA LEBAR BADAN JALAN KEGUNAAN ARTERI PRIMER Jalan yang menjadi penghubung antar Pusat Kegiatan Nasional (PKN) atau antara pusat kegiatan wilayah (PKW). Paling rendah 60 kilometer/ jam lebar badan jalan minimal 11 meter Jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi secara efisien, Lalu lintas untuk perjalanan jarak jauh tidak diganggu oleh lalu lintas ulang b alik , Lalu lintas perjalanan lokal maupun kegiatan lokal , sehingga jalan ini tidak diperbolehkan terhenti di kawasan perkotaan. ARTERI SEKUNDER Jalan yang menjadi penghubung antara kawasan utama dengan kawasan pembantu pertama , antar kawasan pembantu pertama , atau kawasan pembantu pertama dengan kawasan pembantu kedua Kecepatan terendah 30 kilometer/ jam Lebar badan jalan minimal 11 meter Jalur lalu lintas lambat pada arteri skunder tidak diperkenankan mengganggu lalu lintas cepatnya
JALAN KOLEKTOR DIPERGUNAKAN UNTUK PELAYANAN ANGKUTAN PENGUMPUL/ PEMBAGI DENGAN CIRI-CIRI PERJALANAN YANG DITEMPUH ADALAH JARAK SEDANG, MEMILIKI KECEPATAN RATA-RATA PENGGUNA JALAN YANG SEDANG, SERTA, SERTABANYAKNYA JALAN MASUK MENUJU JALAN INI DIBERIKAN BATASAN. JALAN KOLEKTOR NEXT
JALAN KOLEKTOR DEFINISI KECEPATAN RENCANA LEBAR BADAN JALAN KEGUNAAN KOLEKTOR PRIMER Jalan yang menjadi penghubung antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal , antarpusat kegiatan wilayah , atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal Kecepatanterendah 40 kilometer/ jam Lebar badan jalan minimal 9 meter Jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi KOLEKTOR SEKUNDER Jalan yang menjadi penghubung antarkawasan pembantu kedua atau kawasan pembantu kedua dengan kawasan pembantu ketiga . Kecepatan terendah 20 kilometer/ jam Lebar badan jalan minimal 9 meter Jalan ini lalu lintas cepat tidak terganggu oleh lalu lintas lambat
JALAN LOKAL DIPERGUNAKAN UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN ANGKUTAN PADA DAERAH LOKAL/ SETEMPAT, DENGAN CIRI-CIRI MEMILIKI PERJALANAN YANGDITEMPUH MERUPAKAN PERJALANAN JARAK DEKAT, MEMPUNYAI KECEPATAN RATA-RATA YANG RENDAH, SERTA TIDAK ADA PEMBATASAN JALAN MASUK MENUJU JALAN INI . JALAN LOKAL NEXT
JALAN LOKAL DEFINISI KECEPATAN RENCANA LEBAR BADAN JALAN KEGUNAAN LOKAL PRIMER Jalan yang menjadi penghubung antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan , pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan , antarpusat kegiatan lokal , atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan , serta antarpusat kegiatan lingkungan Paling rendah minimal 20 kilometer/ jam Lebar badan jalan paling kecil 7,5 meter. Jalan ini tidak boleh terputus oleh kawasan pedesaan. LOKAL SEKUNDER Jalan yang menjadi penghubung antara kawasan pembantu pertama , kedua , ketiga dan seterusnya dengan perumahan , Kecepatan terendah 10 kilometer/ jam
JALAN LINGKUNGAN MERUPAKAN JALAN UMUM YANG BERGUNA UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN PADA ANGKUTAN DI LINGKUNGAN. JALAN INI MEMPUNYAI KECEPATAN RENCANA RATA-RATA RENDAH. KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA JALAN INI HANYA UNTUK KENDARAAN-KENDARAAN KECIL. PERJALANAN YANG DILAKUKANPUN HANYA UNTUK PERJALANAN JARAK DEKAT SAJA . JALAN LINGKUNGAN NEXT
JALAN LINGKUNGAN DEFINISI KECEPATAN RENCANA LEBAR BADAN JALAN KEGUNAAN LINGKUNGAN PRIMER Jalan yang menjadi penghubung antar pusat kegiatan di dalam kawasan pedesaan termasuk jalan yang berada di dalam lingkungan kawasan pedesaan tersebut Paling rendah 15 kilometer/ jam Lebar badan jalan untuk kendaraan bermotor roda tiga atau lebih minimal berukuran 6,5 meter lebar jalan yang bukan diperuntukkan bagi kendaraan beroda tiga atau lebih , minimal berukuran 3,5 meter - LINGKUNGAN SEKUNDER Jalan yang menjadi penghubung antar tanah , perumahan , ataupun tempat tempat di dalam kawasan perkotaan . Kecepatan terendah 10 kilometer/ jam -
KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 34 TAHUN 2006 JALAN KOTA JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN JALAN NASIONAL JALAN DESA NEXT
JALAN NASIONAL Jalan ini terdiri dari jalan arteri dan jalan kolektor dalam pengaturan jaringan jalan primer, jalan ini menjadi penghubung antar ibukota provinsi, serta jalan strategis nasional termasuk juga jalan tol
JALAN PROVINSI Jalan ini merupakan jalan kolektor yang ada di dalam pengaturan jaringan jalan primer yang menjadi penghubung antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota, termasuk juga jalan strategis yang merupakan jalan provinsi.
JALAN KABUPATEN Jalan kabupaten adalah jalan lokal di dalam penataan jaringan jalan primer dan merupakan jalan umum dalam penataan jaringan sekunder di dalam wilayah kabupaten, Jalan ini bukan merupakan jalan nasional maupun propinsi, dan berfungsi menjadi penghubung antara ibukota kabupaten menuju ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, antar pusat kegiatan lokal, antara ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal
JALAN KOTA Jalan ini adalah jalan umum dalam pengaturan jaringan jalan pembantu/ sekunder yang menjadi penghubung antarpusat pelayanan dalam kota, menjadi penghubung antara pusat pelayanan dengan persil, menjadi penghubung antar persil, dan juga menjadi penghubung antar pusat permukiman yang terletak di dalam kota.
JALAN DESA Jalan ini adalah jalan umum yang menjadi penghubung antar wilayah atau antar pemukiman yang berada dalam satu desa, serta menjadi penghubung jalan lingkungan.
KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN muatan sumbu PADA PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 22 TAHUN 2009 JALAN KELAS KHUSUS JALAN KELAS II JALAN KELAS III JALAN KELAS 1
pembagian jenis-jenis kelas jalan berdasarkan PP No. 43 tahun 1993 DIMENSI KELAS I KELAS II KELAS III A KELAS III B KELAS IIIC LEBAR < 2,5 M <2,5 M < 2,5 M < 2,5 M < 2,1 M PANJANG <18 M <18 M <18 M <12 M <9 M MUATAN SUMBU TERBERAT >10 TON < 10 TON < 8 TON < 8 TON < 8 TON FUNGSI JALAN ARTERI ARTERI ARTERI & KOLEKTOR KOLEKTOR LOKAL & LINGKUNGAN
pembagian jenis-jenis kelas jalan berdasarkan PP NOMOR 22 TAHUN 2009 DIMENSI KELAS I KELAS II KELAS III KELAS KHUSUS LEBAR < 2,5 M < 2,5 M < 2,10 M > 2,5 M PANJANG < 18 M < 12 M < 9 M > 18 M TINGGI < 4,2 M < 4,2 M < 3,5 M < 4,2 M MUATAN SUMBU TERBERAT 10 TON 8 TON < 8 TON > 10 TON FUNGSI JALAN ARTERI & KOLEKTOR ARTERI, KOLEKTOR, LOKAL & LINGKUNGAN ARTERI, KOLEKTOR, LOKAL & LINGKUNGAN ARTERI DALAM KEADAAN TERTENTU mst DAPAT LEBIH KECIL DARI 8 TON NEXT
KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN MEDAN/DAERAH BERPEDOMAN DARI TATA CARA PERENCANAAN GEOMETRI JALAN ANTAR KOTA NO. 038/TBM/1997 : Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur Klasifikasi jalan yang dipergunakan untuk perencanaan geometrik yang didasarkan medan jalan JENIS MEDAN NOTASI KEMIRINGAN MEDAN (%) DATAR D < 3 PERBUKITAN B 3-25 PEGUNUNGAN G >25 NEXT