DESAIN STUDI COHORT 2025 studi epiodemop

DwikaniOklitaAnggiru 2 views 60 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 60
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60

About This Presentation

materi epidemiologi tentang studi cohort
materi epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi tentang studi cohortmateri epidemiologi...


Slide Content

DESAIN STUDI COHORT Dr. Ir. Ikeu Ekayanti , M.Kes TIM MK. EPIDEMIOLOGI PTM GM/IPB 2025-2026

Outline Pendahuluan Pengertian studi cohort Desain dan jenis penelitian cohort Seleksi subjek studi cohort Langkah-langkah studi c ohort Cara memilih sampel pada studi cohort Perhitungan sampel pada studi cohort Kelebihan dan kekurangan studi cohort

I. PENDAHULUAN Desain penelitian adalah dasar dalam penelitian berupa kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset . Desain penelitian memiliki tingkatan dilihat dari   level of evidence   nya

II. PENGERTIAN STUDI KOHORT Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar ( faktor penelitian ) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome)

PENGERTIAN STUDI COHORT Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach) Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu kemudian kemudian diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risiko Hasil analisis  untuk melihat hubungan dan pengaruh

Ciri khusus Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya  pengamatan terhadap outcome

D e sain Kohort Sampel/subyek harus diikuti jangka yang panjang  untuk menentukan apakah subyek itu mengalami sakit atau tidak Efektif untuk faktor risiko yang jarang Ciri utama disain kohort adalah 1) penelitian dimulai pada status keterpaparan subyek/sampel penelitian 2) dilihat perbandingan insidens penyakit pada kelompok terpapar dan tidak terpapar  bukan arah penelitian prospektif atau retrospektif

D e sain Kohort Sifat utama disain kohort adalah:  Membandingkan keluaran ( outcome ) antara kelompok terpapar dengan kelompok tidak terpapar

JENIS-JENIS STUDI KOHORT : Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal (studi kohort ganda) Studi kohort retrospektif ( historical Kohort ) Nested case-control study III. Jenis dan D e sain penelitian kohort

DESAIN PENELITIAN COHORT Cohort Prospektif Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko , atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian , kemudian dilakukan follow up untuk melihat outcome atau kejadian penya . Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya outcome atau penyakit .

COHORT PROSPEKTIF Penelitian mulai disini Apakah terjadi efek Diikuti prospektif Subyek tanpa Faktor Risiko tanpa efek FR (+) FR (-) Ya Tidak Tidak Ya

SKEMA STUDI KOHORT PROSPEKTIF W a k t u p e n e l i t i a n d i m u l a i Subyek tanpa faktor risiko atau efek Faktor risiko (+) Faktor risiko (-) E f e k ( + ) E f e k ( - ) E f e k ( - ) E f e k ( + ) Apakah terjadi efek ? D I I K U T I P R O S P E K T I F

Kohort Prospektif Pembanding internal: Dipilih jika pada awal penelitian , sample sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko , kemudian setelah dilakukan   follow up   beberapa waktu , secara alamiah beberapa   sample mengalami faktor risiko . Lalu dibangingkan efek yang terjadi pada kelompok yang mengalami faktor risiko dan yang tidak mengalami faktor risiko .

Kohort Prospektif Pembanding internal: contoh penelitian sebelumnya :  hubungan pemberian hormon estrogen dengan kanker payudara .  Jika digunakan penelitian kohort prospektif dengan pembanding interna, peneliti mengikuti 10 orang sehat pada tahun 2000. Kemudian secara alamiah , 3 dari orang sehat tersebut mendapat suntikan estrogen karena penyakit yang dideritanya ( ingat : bukan peneliti yang memberikan intervensi langsung suntikan estrogen ). Kemudian peneliti mengamati apakah diantara 3 orang yang suntik estrogen dan 7 orang yang tidak suntik estrogen mengalami kanker payudara pada tahun 2010.

CONCURRENT COHORT DENGAN PEMBANDING INTERNAL

Kohort Prospektif Pembanding eksternal : dipilih jika pada awal penelitian , peneliti sudah membagi kelompok menjadi kelompok dengan faktor risiko dan kelompok tidak dengan faktor risiko , kemudian ditelusuri apakah pada akhirnya kelompok mengalami efek .

CONCURRENT COHORT DENGAN PEMBANDING EKSTERNAL

DESAIN COHORT COHORT RETROSPEKTIF S tudi kohort retrospektif adalah suatu studi kohort jika faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian , sehingga variabel tersebut diukur melalui catatan historis . Prinsip studi kohort   retrospektif tetap sama dengan kohort   prospektif , namun pada  studi   ini ,  pengamatan   dimulai pada  saat outcome sudah terjadi . 

DESAIN COHORT COHORT RETROSPEKTIF Yang terpenting dalam   studi retrospektif   adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort , dan yang diamati adalah   faktor   risiko  masa  lalu yang diperoleh   melalui   pencatatan data yang lengkap . Dengan   demikian , bentuk penelitian   kohort   retrospektif hanya dapat dilakukan ,  apabila data tentang faktor   risiko tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan efek  yang ditemukan pada awal pengamatan .

SKEMA STUDI KOHORT RETROSPEKTIF Penelitian dimulai di sini Apakah terjadi efek? Subyek yg diteliti Faktor risiko + Faktor risiko - ya tdk ya tdk

SKEMA STUDI KOHORT RETROSPEKTIF Pengambilan kelompok kohort dari data yang telah lalu Saat pelaksanaan penelitian F a k t or risiko Klp studi (+) Klp kontrol (-) insiden insiden Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)

PERBANDINGAN RETROSPECTIVE & PROSPECTIVE COHORT Atribute retrospective prospective * Informasi < komplit &< akurat > komplit&akurat * Pemaparan terputus berguna “ tidak berguna ” * Pemaparan baru tidak berguna berguna * Biaya > murah > mahal * Waktu > pendek > panjang  

STUDI KOHORT NESTED Nested case control : S udi kasus kontrol yang bersarang (nested) dalam rancangan penelitian kohort Data yg dipakai ialah data yg diperoleh dr studi kohort Saat merancang studi kohort sudah diduga adanya variabel tertentu sbg FR timbulnya efek, krn biayanya mahal maka pemeriksaan ditunda sampai pd kohort selesai.

IV. SELEKSI SUBJEK STUDI COHORT SUBJEK : SAMPEL MEWAKILI POPULASI   FAKTOR YANG BERPENGARUH: 1.    Tipe pemaparan yang dipelajari 2.     Frekuensi pemaparan di populasi 3.     Keterjangkauan dan kelanjutan partisipasi  

PEDOMAN SELEKSI SUBJEK STUDI COHORT Ke 2 klmpk Bebas penyakit yang dipelajari Pada awal studikepekaan berkembang penyakit sama Informasi paparan & penyakit seimbang Terjangkau da sedia follow up Terpapar Karakteristik dasar tidak berbeda dengan kelompok tidak terpapar kecuali paparan tdk terpapar Sampilng dari populasi sama / sebanding dengan kelompok terpapar - Pembanding multiple akan memperkuat validitas penelitian .

V. Langkah-langkah studi kohort Merumuskan pertanyaan penelitian Menetapkan kohort Memilih kelompok control dan terpapar Mengidentifikasi variabel penelitian Mengamati timbulnya efek Menganalisis hasil

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis Rumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dan hipotesis yg sesuai Hubungan kebiasaan konsumsi lemak dengan kejadian PJK Hipotesis : kebiasaan konsumsi lemak berhubungan dengan kejadian PJK Faktor risiko : kebiasaan konsumsi lemak Efek yang diteliti : kejadian PJK

2.Menetapkan kohort Ciri utama desain : tersedianya kelompok subyek tanpa efek tertentu sejak awal penelitian Syarat umum agar subyek dpt masuk dlm studi kohort : Tdk menderita efek yg diteliti Belum terpapar FR yg diteliti Peneliti hrs cermat, agar yakin bhw efek yg terjadi krn terpapar FR yg diteliti

2. Menetapkan Kohort (2) Pembanding internal atau pembanding ekstenal dapat dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografi penduduk , kelompok profesi , rumah sakit , dll

3. Memilih kelompok control dan terpapar Studi kohort dgn pembanding internal, mempunyai keuntungan: Kedua kelompok berasal dari populasi yg sama Terhadap kedua klpk dilakukan follow up dgn prosedur yg sama

Memilih Kelompok Terpapar Sumber : Populasi umum : Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi , mis: kebiasaan merokok dan minum kopi Mempunyai batas geografik yang jelas Secara demografik stabil Ketersediaan catatan demografik yang lengkap dan up to date Populasi khusus : Prevalensi paparan pada populasi umum rendah Kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat

Memilih kelompok kontrol Kontrol internal: terbentuk dengan sendirinya ( secara alamiah ). Keuntungan : kedua kelompok berasal dari populasi yang sama dan menggunakan follow-up dengan prosedur yang sama Faktor risiko internal ( kerentanan thdp penyakit ) dan eksternal ( faktor lingkungan ) Perbedaan kedua kelompok dapat hanya berupa derajat paparan ( mis:perokok aktif dan pasif ) Matching

Memilih Kelompok Tak Terpapar Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang sama dengan populasi asal kelompok terpapar Kelompok tak terpapar bisa dipilih dari populasi yang bukan populasi asal kelompok tak terpapar tetapi harus dipastikan beberapa karakteristik relatif sama

Memilih Sampel pada D e sain Kohort Peneliti dapat memilih sampel untuk kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan pajanan yang dialami oleh subyek  harus mengetahui status paparan pada subyek  Umumnya, peneliti melakukan identifikasi subyek terpapar terlebih dahulu dan kemudian memilih subyek yang tidak terpapar sebagai pembanding  Jika subyek yang tersedia lebih banyak daripada sampel yang diperlukan, peneliti dapat melakukan pengambilan sampel secara acak sederhana

Cara I: terpapar Tidak terpapar Sakit Tidak Sakit Sakit Tidak Sakit Identifikasi

Memilih Sampel pada Disain Kohort (2) 2. Peneliti dapat memilih sekelompok subyek sebelum mereka mengalami paparan  peneliti memilih subyek berdasarkan kriteria tertentu yang tidak terkait dengan paparan, kemudian peneliti melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, atau wawancara untuk menentukan keterpaparan pada faktor risiko yang ingin diteliti

Cara 2: terpapar Tidak terpapar Sakit Tidak Sakit Sakit Tidak Sakit Subyek Terpilih Tanpa Randomisasi

Contoh Cara 2: Menggunakan kontrasepsi Oral Tidak Menggunakan Kontrasepsi Oral Ca. Payudara Tidak Ca. Payudara PUS yang menikah Melalui wawancara Ca. Payudara Tidak Ca. Payudara Studi hubungan antara pemakaian kontrasepsi oral dengan karsinoma payudara

Pilih PUS yang menikah  tentukan keterpaparannya : kelompok pemakai kontrasepsi oral Lakukan p engamatan pada kelompok pemakaian kontrasepsi oral dan bukan pemakai kontrasepsi oral dilakukan selama jangka waktu tertentu Misalnya pada masa laten kejadian ca. Payudara pada pemakai kontrasepsi oral adalah 20 tahun  diamati selama 20 tahun Jika penelitian dimulai tahun 1998, maka berakhir tahun 2018  kohort longitudinal atau konkuren tantangan: waktu penelitian panjang, biaya besar, dan risiko loss of follow up

C ara lain: Subyek Menggunakan kontrasepsi Oral Subyek Tidak Menggunakan Kontrasepsi Oral Ca. Payudara Tidak Ca. Payudara Data Survei 1978 (sepanjang tahun 1977 – 1978) Melalui wawancara Ca. Payudara Tidak Ca. Payudara Studi hubungan antara pemakaian kontrasepsi oral dengan karsinoma payudara ( cohort Restrospektif study; historical cohort study; non-concurrent study) Pada 1998 dilakukan pemeriksaan

4. Mengidentifikasi variabel penelitian Faktor risiko dan efek hrs diidentifikasi dgn jelas Penyakit/ efek yg terjadi selalu merupakan variabel dependen Variabel yg tidak diteliti harus diidentifikasi yg mgkn merupakan var. Perancu sehingga harus diperhatikan untuk disingkirkan dlm desain atau analisa

4. Mengidentifikasi variabel penelitian Didefinisikan dengan jelas Faktor risiko internal & faktor risiko eksternal Perhatikan variabel lain yang tidak diteliti  confounding variables  dikeluarkan Pembatasan variabel faktor risiko

5. Mengamati timbulnya efek Pengamatan dalam periode tertentu Lama waktu pengamatan tergantung pada karakteristik penyakit atau efek yang diteliti Loss to follow-up. Batas: 10% untuk studi klinis dan 15 % untuk studi lapangan Pengamatan tunggal : dilakukan 1X pada akhir penelitian Pengamatan berkala : periodik menurut interval waktu yang ditetapkan sampai akhir penelitian

5. Mengamati timbulnya efek Lama waktu dalam pengamatan prospektif tergantung pada karakteristik penyakit/efek Perlunya pemahaman patogenesis dan perkembangan penyakit yg diteliti Ex : U ntuk penyakit keganasan : s eperti kanker hati diperlukan w a ktu b eberapa tahun Utk hub. Perokok pasif dgn obesitas +/- 1 bln

5. Mengamati timbulnya efek Hati2 utk pemilihan subyek yg berisiko loss to follow Bila subyek dipilih dgn teknik matching, maka bila satu subyek hilang maka pasangannya pun hrs dikeluarkan dr penelitian. Pengamatan timbulnya efek dpt dilakukan dgn 2 cara : Pengamatan tunggal Pengamatan berkala

6. Menganalisis Hasil Pada cohort menggambarkan insidens kejadian pada tiap kelompok. Relative risk atau risk ratio merupakan perbandingan insiden penyakit antara kelompok dgn risiko dgn kelompok tanpa fr Interpretasi nilai RR dgn interval kepercayaannya sama dgn studi prevalens dan studi kasus kantrol

VI. MENGHITUNG SAMPEL KOHORT

Besar Sampel Uji Hipotesis Risiko Relatif Rumus besar sampel sama dengan uji hipotesis beda dua Proporsi Dimana P = (P1 + P2)/2 ; P1 = (RR)P2 P1 = Proporsi subyek terpapar yang “ sakit ” P2 = Proporsi subyek tidak terpapar yang “ sakit ”

Contoh p1 dan p2 Hubungan antara obesitas dengan diabetes melitus Desain kohort / coss sectional P1 : proporsi obesitas pada orang yang Diabetes melitus P2 : Proporsi obesitas pada orang non Diabetes melitus Desain kasus-kontrol P1 : proporsi orang yang diabetes melitus dan obesitas P2 : proporsi orang yang diabetes melitus dan non obesitas

Contoh Soal Uji Hipotesis Risiko Relatif Seorang peneliti ingin membandingkan terapi pembedahan dengan radiasi untuk suatu jenis kanker . Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa 35% pasien kanker tersebut yang menjalani terapi pembedahan meninggal dalam waktu 5 tahun setelah terapi . Berapakah besar sampel yang diperlukan jika peneliti ingin melakukan penelitian kohort dengan asumsi risiko kematian pada terapi radiasi adalah separuh dari terapi pembedahan dan peneliti menginginkan derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90%

Jawab Soal Uji Hipotesis Risiko Relatif Diket : RR = 0,5; P2 = 0,35; P1 = 0,5 * 0,35 = 0.175 P = (0,175 + 0,35)/2 = 0,2625 N = [ 1,96 √ 2 * 0,2625 (1 – 0,2625) + 1,28 √ 0,175 (1 – 0,175) + 0,35 (1 – 0,35)] 2 (0,175 – 0,35) 2 N = 131 Dengan demikian dibutuhkan 131 pasien kanker yang diterapi dengan pembedahan dan 131 pasien yang diterapi dengan radiasi

Z /2 = 1,96 297,5 Dengan demikian , dibutuhkan 298 subyek penelitian yang menggunakan merokok dan 298 subyek penelitian yang tidak merokok . 1,96 Seorang peneliti ingin melihat pengaruh merokok pada penderita penyakit jantung koroner . Penelitian terdahulu menjunjukkan bahwa penyakit jantung coroner terjadi pada 10% orang yang tidak merokok . Peneliti tersebut ingin mendeteksi risiko penyakit jantung coroner sebesar 2 kali lipat pada orang yang merokok.berapa besar sampel yang dibutuhkan jika dia menginginkan derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90&. Sekitar 10 subjek diperkiraan akan dropout.

Kelebihan kohort Studi kohort m e r u p a k a n desain terbaik dlm menentukan insidens dan perjalanan px atau efek yg diteliti Studi kohort plg baik dlm menerangkan hub. Dinamika hub. Antara FR dan efek scr temporal Studi kohort merupakan pilihan terbaik utk kasus yg bersifat fatal dan progresif Dpt dipakai utk meneliti bbrp efek sekaligus dr su/ FR Andal utk masalh kes yg meningkat (pengamatan yang kontinyu )

kekurangan kohort Memerlukan waktu yg lama Sarana dan biaya mahal Seringkali rumit Kurang efisien dr segi waktu maupun biaya utk meneliti kasus yg jarang terjadi Terancam terjadinya DO atau perubahan intensitas paparan atau FR dpt mengganggu analisis hasil Dpt menimbulkan masalah etika krn peneliti membiarkan subyek terkena paparan yg merugikan

Jurnal cohort RETROSPEKTIVE

Daftar pustaka Dasar metodologi penelitian klinis , sudigdo sastroasmoro , sofyan ismael Prinsip dan metode riset epidemiologi , bhisma murti Santosa S. 2008. Rancangan Penelitian . Metodologi Penelitian Biomedis . PT. DANAMARTHA SEJAHTERA UTAMA. Astuti NH. 2020. Metode dan Besar Sampel untuk Desain Kohort . Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat. FIKES UHAMKA