Dimensi Etis Penelitian dan Penulisan.pptx

WindyRizkaprilisa1 3 views 8 slides Aug 28, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

Dimensi Etis Penelitian dan Penulisan


Slide Content

Dimensi Etis Penelitian dan Penulisan Windy Rizkaprilisa, s.t. , m.sc

Tujuan Pembelajaran Mengetahui dan menerapkan dimensi etis dalam penelitian dan penulisan ilmiah Pentingnya kejujuran dalam dunia ilmiah Mengenal makna plagiarism dan menghindari diri sebagai plagiat dalam dunia ilmiah Mengatasi proses komersialisasi karya ilmiah

Nilai- nilai Kemanusiaan Dalam dunia penelitian dan penulisan , setiap peneliti / penulis seharusnya menghargai dan menjunjung dimensi kemanusiaan . Narasumber dan objek penelitian atau penulisan tentang manusia semestinya mendapat tempat istimewa . Setiap narasumber seharusnya dihormati dan dihargai sebagai pribadi yang bermartabat . Begitu juga, penulisan tentang manusia harus menjunjung tinggi nilai dasar kemanusiaan . Penelitian dan penulisan tentang human interest selalu mengundang perhatian orang banyak . Kejelian seorang peneliti berusaha menggali sisi-sisi kemanusiaan yang menjadi batu sendi pembentukan sebuah masyarakat . Hendaknya sebuah tulisan tidak menimbulkan dampak samping yang merugikan peneliti atau penulis . Penelitian atau penulisan yang bernada tidak menyenangkan orang lain pun akan menggiring si peneliti / penulis ke dalam arena hukum positif . Data atau fakta yang digunakan hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak merugikan pihak-pihak tertentu . Seorang peneliti dan penulis sejak awal sebaiknya menghindari urusan-urusan dengan pihak penegak hukum . Justru itu , peran teori konsekuensi berlaku dalam dunia tulis-menulis . Tulisan pendek terkadang bisa mendatangkan urusan panjang yang meletihkan hidup . Bahkan sebuah tulisan pendek dapat dipolitisasi , sehingga kedudukan seseorang harus dikorbankan . Kebenaran dalam pengungkapan sebuah fakta perlu dikawal oleh keindahan dalam penyajiannya .

Kejujuran Seorang peneliti atau penulis seharusnya memiliki hati dan pikiran yang jujur tanpa kecenderungan untuk memanipulasi fakta atau temuan dalam pelaksanaan tugas . Kejujuran seorang peneliti atau penulis mencerminkan kepribadiannya . Kejujuran seorang peneliti atau penulis terutama tampak dari pemakaian sumber penelitian atau penulisan secara bertanggung jawab . Sumber-sumber dan isi kutipan harus jelas . Gagasan atau opini penulis lain seharusnya diakui dan dihargai . Memanipulasi atau meniadakan sumber dan isi kutipan termasuk tindakan yang melawan prinsip kejujuran . Seorang penulis wajib menghargai pandangan atau opini penulis lain yang sudah mencetuskan gagasan itu sebelumnya . Jika terjadi pelanggaran , maka sanksi hukum akan dikenakan pada pelanggar ketentuan hukum . Hak dasar seorang penulis dan penerbit dihargai sedemikian rupa sehingga tidak dilanggar dalam penelitian dan tulis-menulis . Kejujuran dalam penelitian dan penulisan ( ilmiah ) tampak dalam memaparkan narasumber dan bahan yang digunakan serta penghargaan terhadap hak-hak penerbit menurut ketentuan hukum positif . Salah tafsir atas maksud penulis termasuk penyimpangan yang semestinya tidak terjadi dalam dunia ilmiah . Setiap penulis hendaknya sungguh memahami maksud penulis secara menyeluruh dan tidak menafsirkan tulisan orang lain sesuka hati . Membenarkan pandangan pribadi dengan mengutip bagian tertentu dari pendapat penulis lain mengandung kecenderungan untuk memanipulasi pendapat penulis lain. Membelokkan pandangan penulis lain dengan alasan memperkuat pandangan pribadi si penulis termasuk tindakan yang menyimpang dari jalur kejujuran dunia akademik . Se buah karya ilmiah yang terpercaya umumnya akan menjunjung tinggi kaidah-kaidah nilai obyektif dalam hidup sehai -hari . Bobot sebuah karya ilmiah sanat dipengaruhi oleh kejujuran si peneliti atau penulis . Sementa itu , pembohongan mencerminkan kedangkalan sebiahh karya ilmiah .

Hormat Penghormatan terhadap pribadi manusia dituangkan dalam sikap dasar menghargai manusia sebagai pribadi atau subjek yang tidak pernah boleh diobjekkan , menjaga rahasia pribadi (privacy) seseorang , memelihara nama baik , konfidensialitas info, dan masa depan seseorang . Rahasia perusahaan pun tidak boleh menjadi bahan publikasi . Sikap hormat ini didukung kebijaksanaan , kehati-hatian , dan kecermatan dalam meneliti dan menuliskan hasil penelitian . Tidak semua yang diketahui wajib dituliskan atau dipublikasi . Yang dituliskan atau dipublikasi adalah materi yang tidak melanggar nilai kemanusiaan , sungguh menghormati pribadi manusia , tidak mencemarkan nama harum seseorang , tidak merugikan pihak-pihak terkait dengan penelitian dan penulisan , dan bisa saling membangun kerja sama yang baik . Publikasi berbau fitnah, pencemaran nama baik seseorang , dan pornografi bisa saja berurusan dengan pihak penegak hukum .

Bertanggung Jawab Penelitian dan tulisan tentang hasil penelitian seharusnya tiak melawan ketentuan hukum . Tanggung jawab ini akan terpenuhi kalau penelitian dan penulisan berdasarkan kebenaran , hasil penelitian sesungguhnya dan cara penyajian yang tidak merugikan pihak manapun . Supaya penelitian atau penulisan dapat dipertanggung jawabkan maka sumbe rperlu dicantumkan dengan jelas . Tempat , tanggal dan dengan siapa wawancara perlu dicatat dengan teliti . Sedangkan , tulisan yang yang mengandalkan studi kepustakaan perlu mencantumkan dengan teliti sumber-sumber yang digunakan sehingga tidak terjadi manipulasi atau peniadaan sumber tertulis . Sebelum sebuah penelitian atau tulisan diturunkan sebaiknya si peneliti atau penulis mempertimbangkan dampak samping publikasi karyanya . Mengingat tidak semua hasil temuan atau studi kepustakaan layak diketahui public, maka sesorang peneliti atau penulis diharapkan arif atau bijaksana menurunkan hasil kerja atau permenungannya dalam media massa .

Bukan Plagiarisme Perkembangan teknologi modern menyuburkan plagiarisme dalam tempo singkat . Seorang professor di sebuah PT di sebuah kota besar di tanah air mengklaim tulisan orang lain dalam Bahasa inggris sebagai karyanya sendiri dengan mencantumkan namanya sebagai pengarang . Setelah terdeteksi ternyata tulisan itu milik penulis lain. Mencuri gagasan oang lain dengan menggunakan nama sendiri termasuk kasus plagiarism. Mahasiswa / i di Perguruan Tinggi pun sudah terampil meng-copy paste artikel , tulisan atau opini penulis lain sebagai karyawanya . Teknologi modern mempermudah untuk proses pelacakan apakah sebuah tulisan asli atau buah plagiarism. Seseorang menggunakan kata-kata yang persis dengan gagasan orang lain tanpa menggunakan tanda kutip termasuk plagiat . Penggunaan tanda kutip dapat melepaskan seseorang dari kalangan plagiat . Seorang penulis dianggap sebagai plagiat kalau menggunakan kata-kata yang begitu dekat dengan salah satu sumber tertulis dalam tulisan. Jika tulisan seorang dekat dengan tulisan orang lain dengan menggunakan sumber yang sama pun tergolong plagiarism. 3 unsur gejala plagiarism : Menggunakan kata-kata orang lain tanpa menunjukkan sumber yang digunakan Menggunakan kata-kata persis sama tanpa menggunakan tanpa kutip atau indentasi . Menggunakan kata-kata penulis lain sebegitu dekat walaupun mengutip sumber yang digunakan . Supaya terhindar dari bahaya plagiarism, seorang penulis perlu memupuk dan meningkatkan kejujuran diri dalam bidang pengutipan dan penggunaan sumber-sumber tertulis . Sangat baik kalo seorang penulis sanggup mengolah bahan-bahan dasar dari sumber-sumber tertulis lain dan merumuskannya dengan kata-kata sendiri sebagai sintese pemikiran penulis-penulis lain. Kecenderungan untuk mengutip atau “ mencuri ” gagasan orang lain perlu disadari supaya kreativitas seorang tidak hilang .

Komersialisasi Karya Ilmiah Dewasa ini komersialisasi kaya- karya ilmiah sudah menjamur di banyak PT. Seorang mantan dosen sebuah PT menceritakan pengalamannya . Dia meninggalkan profesi sebagi dosen dan menjadi spesialis penulis skripsi untuk mahasiswa /I yang memesan skripsi atau tesis . Pekerjaan ini membuka ruang yang menyuburkan plagiarism. Di Tengah arus komersialisasi karya ilmiah , plagiarism bertumbuh subur . Kemudahan-kemudahan dalam karya ilmiah selalu dicari . Jalan tergampang adalah mencuri pikiran orang lain tanpa pengolahan ilmiah lebih lanjut . Mentalitas malas dan santai mendorong sejumlah peserta didik untuk menempuh jalan pintas yaitu memesan karya-karya ilmiah dari tukang-tukang pembuat paper, skripsi , dan tesis .
Tags