Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah untuk menanamkan karakter, sikap, dan budaya positif. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh warga sekolah untuk memahami, menginternalisasi, dan menyebarluaskan budaya positif. Deseminasi budaya positif berarti proses peny...
Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah untuk menanamkan karakter, sikap, dan budaya positif. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh warga sekolah untuk memahami, menginternalisasi, dan menyebarluaskan budaya positif. Deseminasi budaya positif berarti proses penyebaran, penguatan, dan pembiasaan nilai-nilai baik agar menjadi kebiasaan bersama di lingkungan sekolah.
Budaya positif ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal baik secara akademik maupun non-akademik.
Pengertian Budaya Positif di Sekolah
Budaya positif adalah sekumpulan nilai, sikap, dan kebiasaan baik yang ditanamkan, dijalankan, serta dilestarikan di lingkungan sekolah. Budaya ini menjadi identitas sekolah sekaligus pedoman dalam membangun lingkungan pendidikan yang berkarakter.
Contoh budaya positif: disiplin, saling menghargai, kebersihan, tanggung jawab, gotong royong, komunikasi sehat, serta menjunjung tinggi nilai Pancasila dan kearifan lokal.
Tujuan Deseminasi Budaya Positif
Membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan berkepribadian baik.
Menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap sekolah.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman.
Menanamkan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
Menjadikan budaya positif sebagai identitas sekolah yang membedakan dengan lingkungan lain.
Prinsip-prinsip Budaya Positif
Keteladanan – guru dan staf sekolah menjadi teladan nyata bagi siswa.
Konsistensi – aturan yang dibuat harus dijalankan secara konsisten.
Keterlibatan bersama – semua warga sekolah, termasuk orang tua, ikut berperan.
Kebersamaan – nilai positif dibangun melalui kerjasama, bukan paksaan.
Apresiasi – setiap perilaku positif perlu diapresiasi agar menjadi motivasi.
Contoh Implementasi Budaya Positif di Sekolah
Disiplin waktu – datang tepat waktu, memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai jadwal.
Lingkungan bersih – siswa bergiliran piket, menjaga kebersihan kelas dan halaman.
Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) – diterapkan dalam setiap interaksi.
Pengelolaan sampah – pemilahan sampah organik dan anorganik.
Literasi pagi – membaca buku 15 menit sebelum pelajaran.
Apresiasi prestasi – memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi atau berperilaku baik.
Forum diskusi siswa – memberikan ruang bagi siswa untuk menyampaikan pendapat.
Penggunaan bahasa yang santun – dalam komunikasi sehari-hari antarwarga sekolah.
Strategi Deseminasi Budaya Positif
Sosialisasi kepada seluruh guru, siswa, dan orang tua tentang budaya positif.
Integrasi dalam kurikulum melalui pembelajaran berbasis karakter.
Pembiasaan harian yang sederhana tetapi konsisten.
Penguatan ekstrakurikuler sebagai sarana penerapan nilai positif.
Kolaborasi dengan masyarakat agar budaya positif tidak berhenti di sekolah saja.
Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk melihat keberhasilan dan kendal
Size: 3.77 MB
Language: none
Added: Sep 01, 2025
Slides: 16 pages
Slide Content
I Gede Tunas, S.Pd.B SMP Negeri Satap 5 Kintamani Menyebarkan Pemahaman & Penerapan Pengalaman
Perubahan Paradigma Positif Disiplin Positif Nilai-Nilai Kebajikan Kebutuhan Dasar Manusia Motivasi Perilaku Manusia Posisi Kontrol Guru Keyakinan Kelas Segitiga Restitusi
Pembelajaran dengan paradigma baru merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran "Berdiferensiasi" S ehingga peserta didik belajar sesuai kebutuhannya berdasarkan tahap perkembangan sesuai teori psikologi modern untuk mewujudkan "Profil Pelajar Pancasila" PEMBELAJARAN DENGAN PARADIGMA BARU
Miskonsepsi Tentang Teori Kontrol Ilusi Guru Mengontrol Murid Ilusi bahwa semua penguatan positif dan penghargaan efektif dan bermanfaat Ilusi bahwa kritik dan membuat merasa bersalah mampu menguatkan karakter Ilusi bahwa orang dewasa berhak memaksa
MERUBAH PARADIGMA STIMULUS-RESPON KE PENDEKATAN TEORI KONTROL
Disiplin berasal dari kata “ Diciplina ” yang artinya belajar . Disiplin mengacu pada disiplin diri yang memiliki tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang diyakini . Disiplin Positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa imbalan penghargaan (reward), ancaman atau hukuman . Sebagai pendidik , tujuan kita adalah menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin diri sehingga mereka berprilaku mengacu kepada nilai-nilai Kebajikan universal dan memiliki motivasi instrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik .
Nilai- nilai yang disepakati bersama , lepas dari suku bangsa , agama Bahasa maupun latar belakangnya . Contoh Nilai Kebajikan Institusi / Organisasi Profil Pelajar Pancasila Beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia , Berkebhinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri , Bernalar Kritis , Kreatif . IBO Primary Years Program (PYP) Toleransi , Rasa Hormat , Integritas , Mandiri , Menghargai , Antusias , Empati , Keingintahuan , Kreativitas , Kerjasama, Percaya Diri , dan Komitmen Cinta Tuhan , dan segenap ciptaan -Nya, Kemandirian dan Tanggung jawab , Kejujuran (Amanah), Diplomatis , Hormat dan Santun , Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong, Percaya Diri , Kreatif , dan Pekerja Keras , Kepemimpinan dan Keadilan , Baik dan Rendah Hati, Toleransi , Kedamaian dan Kesatuan . Sembilan Pilar Karakter (Indonesian Heritage Foundation (IHF))
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Kebutuhan manusia adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan kondisi fisiologis dan psikologis , yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan Kesehatan.
a 5 Kebutuh a n Das a r Manusia Menurut Dr. William Glasser Bertahan Hidup Kasih Sayang dan Rasa Diterima Penguasaan Kesenangan Kebebasan
Untuk menghindari k e t i daknyaman a n /hukuman Untuk mendapatkan imbalan/ penghargaan dari orang lain Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya
Pen g har g aan Menyakitkan Tidak Nyaman Murid Takut Memaksa Murid menyembunyikan kesalahan Murid menjadi rendah diri . KONSEP DISIPLIN dengan Identitas Gagal Hukuman Tidak efektif Merusak hubungan ( sifat iri ) Mematikan Kreativitas Menghukum dengan system ranking Merampas hak menghargai dirinya
Restitusi Penguatan Jangka Pendek Perlu Monitoring berkelanjutan Stimulus – Respon Murid Menghormati Peraturan Kehilangan Waktu untuk merenungi kesalahan KONSEP DISIPLIN dengan Identitas Sukses Konsekuensi Murid bertanggungjawab untuk perilakunya Fokus pada pemecahan masalah jangka Panjang Murid menghormati dirinya dan orang lain Teori Kontrol ( dirinya memegang control) Murid bersemangat memperbaiki kesalahan .
Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka , sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat . ( Gossen ; 2004) Bukan untuk menebus kesalahan , namun untuk belajar dari kesalahan Memperbaiki hubungan Tawaran bukan paksaan Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari Tindakan Restitusi diri adalah cara yang paling baik Restitusi fokus pada karakter bukan Tindakan Restitusi fokus pada Solusi Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya . KONSEP DISIPLIN DENGAN PENDEKATAN RESTITUSI Sebuah cara untuk menanamkan disiplin positif pada murid Pengertian Restitusi Ciri- ciri Restitusi
Guru menghukum siswa tersebut hormat tiang bendera selama 10 menit . Guru marah dan murid takut . Guru memberikan konsekuensi untuk mengerjakan Prnya saat istirahat atau dikerjakan sebayak 3X lipat . Guru tegas dan siswa menghormati peraturan . PERBEDAAN Contoh Kasus : Siswa sering tidak mengerjakan PR. Hukuman Konsekuensi Guru menanyakan keyakinan kelas / dirinya dan membantu siswa menyelesaikan masalahnya . Guru terbuka dan siswa menghormati dirinya dan orang lain. Restitusi
5 POSISI KONTROL RESTITUSI Penghukum Pembuat Rasa Bersalah Teman Pemantau Manajer