Identitas Pasien Nama : An. CKK Gender : Perempuan Usia : 1 thn 1 bln
Keluhan Utama Kejang demam
Anamnesis Lengkap RPS: pasien dibawa dalam kondisi kejang sekitar beberapa menit SMRS, keluhan disertai demam tinggi, demam mulai tadi malam pkl 01.00 dengan suhu 39'C, turun setelah minum obat selang 4 jam naik 38'C. kejang selama < 5 menit kelonjotan, lalu keluarga siram air, setelah kejang anak sadar menangis. menggigil (+). bibir biru (+) mual muntah (-) batuk pilek sebelum demam sekitar 5 hari (+) Keluhan lain disangkal. BAK dan BAB dbn. RPD : kejang demam saat usia 5 bln Alergi : disangkal RPO: paracetamol jam 05.00
Primary Survey A : Clear, gargling -, snoring -, speak fluently +, potensial obstruksi - B : Spontan, RR 40 x/menit, ves/ves, Rh -/-, Wh -/-, SpO2 : 93-94% RA --> 96-97% on NK 2 lpm C : Akral HKM, CRT < 2 det, N 94x/menit regular kuat angkat, D : GCS 456, lateralisasi -, PBI 3mm/3mm, RC +/+ E : Temp 39.3 C
Secondary Survey Kepala/Leher: a/i/c/d -/-/-/-, Mata cowong -/- Thorak : simetris, retraksi (-) Paru: V/V rhonchi -/-, wheezing -/- COR : bunyi jantung S1 S2 tunggal, M(-), G(-) Abd : Hepar tidak teraba, BU (+) N, NT Ekstremitas : CRT <2 dtk, akral hangat, edema (-) BB 8.5kg
Advice dokter anak Konsul DPJP, Advice dr.Finda Fiftiara, Sp.A: Diet Lunak O2 tetap on NK 2 lpm IV Cefotaxim 300 mg/8 jam Drip Sanmol 100 mg/8 jam s/s Norages 100 mg/8 jam foto rontgen tunda cek lab tambahan urinalisa Lainnya saat visit di ruangan
Kejang demam sederhana Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 me- nit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
Kejang demam kompleks Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini: 1. Kejang lama > 15 menit 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Kemungkinan berulangnya kejang demam Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah : 1. Riwayat kejang demam dalam keluarga 2. Usia kurang dari 12 bulan 3. Temperatur yang rendah saat kejang 4. Cepatnya kejang setelah demam
Penatalaksanaan saat kejang Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.
Diagnosis Anamnesis: Kejang yang didahului demam Deskripsi Kejang rinci Deskripsi demam secara rinci Interval demam–Kejang Faktor risiko Kejang Demam Anggota keluarga yang memiliki riw. kejang Riwayat kejang sebelumnya Tanda penurunan kesadaran Kejadian setelah kejang
Diagnosis Pemeriksaan fisik: Vital sign Pemeriksaan neurologis → memastikan telah kembali ke keadaan dasar neurologis Periksa kemungkinan penyebab demam (infeksi saluran napas akut, otitis media akut, gastroenteritis, atau infeksi saluran kemih dan lain-lain)
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang: Tidak rutin dilakukan → untuk evaluasi sumber infeksi penyebab demam atau mendiagnosis banding Labor rutin → analisis darah perifer, elektrolit, kadar glukosa Lumbal Pungsi → kemungkinan meningitis Tanda iritasi selaput otak (+) Infeksi SSP Pertimbangan anak telah menerima antibiotik sebelumnya EEG (elektroensefalogram) → jarang dilakukan, kecuali ada kecurigaan fokus kejang di otak CT Scan & MRI → kelainan neurologis persisten (hemiparesis, kelumpuhan saraf kranial, peningkatan TIK, kecurigaan defek struktural otak, lingkar kepala membesar dan trauma kepala
Tatalaksana Fase Kejang akut Diazepam 0,2-0,5 mg/kgbb kecepatan 2mg/menit dalam 3-5 menit. (maks 10mg) Penanganan di rumah → diazepam rectal <12 kg → 5 mg >12 kg → 10 mg Bisa diberikan 2x interval 5 menit
Tatalaksana Profilaksis Kejang (antikonvulsan) Profilaks intermitten → saat demam saja Profilaks remiten → terus menerus
Tatalaksana Indikasi Profilaks Antikonvulsan Intermiten Antikonvulsan Rumatan Kelainan neurologis berat (cth: CP) Kejang fokal Kejang demam berulang > 4x 1 tahun Kejang >15 menit Usia <6 bulan Kelainan neurologis yang nyata sebelum/ sesudah kejang (CP, hidrosefalus, hemiparesis) Kejang terjadi saat suhu < 39℃ Suhu tubuh meningkat cepat pada kejang demam sebelumnya
Tatalaksana Antikonvulsan Intermiten Diazepam 0,3 mg/kg/kali per oral 3x sehari Rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk BB<12 kg dan 10 mg untuk BB>12 kg) sebanyak 3x sehari dosis maks diazepam 7,5 mg/kali selama 48 jam pertama
Tatalaksana Antikonvulsaan Rumat As. valproat 15-40 mg/kg/hari, dibagi 2 dosis fenobarbital 3-4 mg/kg/hari, 1-2 dosis Penghentian obat tidak memerlukan tappering off
Komplikasi Gangguan intelektual dan gangguan belajar jarang terjadi pada kejang demam sederhana Risiko disabilitas intelektual menjadi 5 kali lebih besar apabila kejang demam diikuti terulangnya kejang tanpa demam Ellenberg dan Nelson → IQ 42% pasien kejang demam tidak berbeda dibandingkan dengan saudara kandungnya yang tidak menderita kejang demam. IQ lebih rendah ditemukan pada pasien kejang demam yang berlangsung lama dan mengalami komplikasi
Prognosis Kejadian kejang demam berulang Nelson & Ellenberg→ 35% dari 1706 mengalami kejang demam berulang 9–17% mengalami > 3x kejang 75% kejadian berulang di tahun pertama
Prognosis Faktor risiko kejadian berulang Faktor risiko epilepsi Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga Terdapat kelainan neurologis Onset pertama pada usia <12 bulan Kejang demam kompleks Suhu < 39 °C saat kejang demam Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung Interval waktu singkat antara demam—kejang Kejang demam sederhana berulang > 4 episode/1 tahun Kejang demam kompleks
Prognosis Semua faktor risiko berulangnya ada → 80% kemungkinan kejadian kejang berulang Tidak ada faktor risiko berulang → 10 – 15% kejadian kejang berulang Masing-masing faktor risiko epilepsi → 4–6% kemungkinan menjadi epilepsi Mortalitas → 0,64% – 0,74%
Take Home Message Kejang pada neonatus sering sulit dikenali, langkah pertama jika menghadapi kasus tersebut adalah memastikan gejala yang tampak kejang atau bukan. Dilanjutkan dengan melihat riwayat kehamilan, persalinan, faktor risiko, tipe kejang, dan awitan dengan evaluasi diagnostik dapat ditentukan etiologi. Tata laksana selain bertujuan untuk memberantas kejang juga mengatasi etiologi. Obat antikonvulsan yang diberikan harus efektif memberantas kejang dengan mempertimbangkan efek samping obat. Prognosis ditentukan oleh etiologi, tipe kejang, serta gambaran EEG. Pemahaman yang baik tentang diagnosis dan tata laksana kejang pada neonatus akan membantu menurunkan mortalitas dan morbiditas.