Evidence Based
Dalam Asuhan
Neonatus, Bayi,
Balita
By: Qurratul A’yun, M.Kes
1.Proses yang digunakan secara sistematik untuk
melakukan evaluasi, menemukan, menelaah/
me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi
sebagai dasar dari pengambilan keputusan
klinik
2.Suatu pendekatan medik yang didasarkan pada
bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan penderita.
Baby Friendly Intiviate (inisasi sayang
bayi) adalah suatu prakarsa internasional
yang didirikan oleh WHO/UNICEF pada
tahun 1991 untuk mempromosikan,
melindungi, dan mendukung inisiasi dan
melanjutkan menyusui.
Sejak meluncurkan The Hospital
Initiative Bayi (BFHI) telah berkembang,
dengan lebih dari 152 negara di seluruh
dunia menerapkan inisiatif yang memiliki
dampak yang terukur dan terbukti,
meningkatkan pemberian ASI eksklusif
selama enam bulan pertama
1. Memulai memberikan ASI secara dini dan eksklusif yaitu
pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir,
2. Melakukan pemotongan tali pusat
3. Melakukan perawatan tali pusat. Perawatan tali
pusat dilakukan dengan cara:
1) Membiarkan tali pusat kering sendiri
2) Metode kasa kering
3) Metode antiseptic dan kasa kering
4. Melakukan Bounding Attachment
5. Menjaga Kehangatan Bayi
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan
hasil penggunaan lemak coklat yang terdapat di
seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan
panas tubuh hingga 100%. Lemak-lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya
stress dingin
1. KIE Pentingnya Menjaga
Kehangatan Bayi (Baju, Selimut,
Rawat Gabung, Raba Kulit
2. Cara Mencegah Kehilangan
Panas pada Bayi (keringkan
tubuh bayi, mandikan bayi
setelah 6 jam)
3. Penyebab bayi Hipotermi
4. Gejala hipotermi
5. Kontak Kulit ke Kulit
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et
al. (1993) menunjukkan bahwa pada bayi premature, ketika
pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau
lebih, maka bayi akan:
1. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
2. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
3. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
4. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viabel
dibandingkan dengan bayi yang dipotong tali pusatnya
segera setelah lahir.
5. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
6. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam
darah yang lebih baik
Oleh harena itu penundaan pemotongan tali pusat
merupakan suatu tindakan yang sangat penting, karena untuk
mengubah sirkulasi oksigen dari plasenta ke sirkulasi paru-
paru membutuhkan waktu. Karena di masa transisi ini sangat
penting dilakukan penundaan pemotongan tali pusat karena
akan menguntungkan bagi bayi dan menguraingi resiko
trauma
Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi
lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi
ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa
pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah bayi lahir. Dari
situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan
maupun kematian yang dapat terjadi.
Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah
infeksi tali pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang
terpenting adalah tali pusat dan daerah sekitar
tali pusat selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan
dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum merawat
tali pusat.
1. Tidak membubuhi apapun
Prinsip Perawatan Tali Pusat
a. Jangan membungkus atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puntung tali pusat.
b. Tanpa Menggunakan kasa atau antiseptik
2. Metode Tanpa Kasa Kering
3. Metode Kasa Kering
Balita kurus adalah suatu kondisi dimana balita menderita gangguan gizi dengan diagnosis ditegakkan berdasarkan
penilaian tinggi badan per berat badan (Hasyim, 2017). Wasting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi akut dimana BB
anak tidak sesuai dengan TB atau nilai Z-score kurang dari -2SD (Standart Deviasi) (Afriyani, 2016).
Faktor penyebab wasting dikelompokkan 3 kategori
yaitu berdasarkan faktor ibu, anak, dan keluarga.
Faktor ibu yaitu ASI eksklusif, pola asuh, tingkat
pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, dan status
pekerjaan .
Faktor anak yaitu jenis kelamin, usia, asupan nutrisi,
penyakit infeksi, dan BBLR.
Faktor keluarga yaitu ketahanan pangan keluarga,
tingkat ekonomi dan jumlah anggota keluarga
(Prawesti, 2018).
Dampak jangka pendek diantaranya penurunan
daya eksplorasi terhadap lingkungan, kurangnya
bergaul dengan teman sebaya, kepasifan dalam
melakukan aktivitas, sering merasa kelelahan,
apatis, dan rentan terkena penyakit infeksi.
Dampak jangka panjang yaitu gangguan kognitif,
penurunan kecerdasan sehingga prestasi ikut
menurun, gangguan perilaku, pertumbuhan
terhambat, dan peningkatan resiko kematian
Balita yang mengalami wasting dapat
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian anak.
Anak yang wasting sangat mudah terkena penyakit
infeksi. Apabila keadaan kurang gizi pada masa
balita terus berlanjut, maka dapat mempengaruhi
intellectual performance, kapasitas kerja, dan
kondisi kesehatan lainnya di usia selanjutnya
Wasting terjadi bila
seorang anak memiliki
berat badan rendah sehubungan dengan
tinggi badannya, kondisi ini disebabkan
karena kekurangan gizi.
Seorang anak kurus memiliki berat badan
rendah tetapi tinggi yang layak.
Kondisi ini memiliki angka kesakitan dan
kematian yang tinggi, hal ini dikarenakan
mereka berisiko terkena penyakit parah dan
kronis pada usia yang sangat muda.
Sebab, anak-anak yang kurus memiliki
simpanan lemak yang rendah dan sistem
kekebalan yang lemah.
Maka dari itu, seorang anak yang menderita
wasting menuntut perhatian medis sebelum
kondisinya mulai memburuk.
1.Stunting adalah kondisi medis di mana seorang
anak mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
2.Dalam arti lain, tubuh anak itu tidak dapat
mencapai ketinggian yang layak seperti anak lain
pada usia yang sama.
3.dikenal sebagai malnutrisi.
4.Anak stunting tidak memiliki pertumbuhan yang
normal dibandingkan dengan anak lainnya pula, di
sisi lain kekebalan tubuh lemah dan terdapat
gangguan fungsi otak.
5.Akibatnya anak stunting tidak dapat memiliki
kehidupann normal seperti sekolah atau bermain
layaknya anak seumuran lainnya.
1.Gizi yang buruk
2.Kebersihan yang buruk,
3.Infeksi
4.Kekurangan air bersih
5.Kurangnya perawatan kesehatan pada ibu dan
anak
Sebagai catatan, biasanya keluarga yang status
ekonominya rendah tidak mampu membeli
fasilitas kesehatan dan makanan untuk ibu dan
anak.
Keluarga ini memiliki pendapatan minimum dan
mereka tidak mampu memberikan perawatan
yang tepat kepada anak.
Jika ibu kekurangan gizi, kemungkinan besar anak
akan mengalami pertumbuhan yang terhambat
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa underweight, stunting, dan wasting itu
berbeda. Jadi perlu ditegaskan bahwa underweight itu kekurangan berat badan,
kemudian stunting adalah tinggi badan yang rendah untuk berat badan anak.
Sementara itu wasting yaitu berat badan yang rendah untuk tinggi badan anak.