FISIOLOGI SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA MANUSIA.pptx
DskWahyu
0 views
43 slides
Oct 16, 2025
Slide 1 of 43
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
About This Presentation
FISIOLOGI SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA MANUSIA.pptx
Size: 9.4 MB
Language: none
Added: Oct 16, 2025
Slides: 43 pages
Slide Content
FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL Desak Made Wahyu Ariningsih
Otot Sendi Tulang
TULANG Jenis tulang : Tulang rawan : bersifat lentur , banyak pada tulang anak-anak Tulang keras : terbentuk oleh sel osteoblast, fungsinya menyusun sistem rangka Komposisi tulang : mineral ( kalsium dan fosfor ), air dan matriks kolagen
PENYUSUN TULANG * Sel Osteoblas berperan pada proses pembentukan tulang , mensekresikan matriks organik Osteosit u ntuk mempertahankan konsentrasi mineral pada matriks Osteoklas untuk resorbsi tulang pada proses remodeling .
Tulang Kompak adalah jaringan yang tersusun rapat dan terutama ditemukan sebagai lapisan di atas jaringan tulang cancellus. Porositasnya bergantung pada saluran mikroskopik ( kanakuli ) yang mengandung pembuluh darah , yang berhubungan dengan saluran Havers Tulang Cancellus tersusun dari batang-batang tulang halus dan ireguler yang bercabang dan saling bertumpang tindih untuk membentuk jaring-jaring spikula tulang dengan rongga - rongga yang mengandung sumsum
Lakuna : membran yang membungkus osteosit Kanalikuli : menghubungkan lakuna satu dengan lainnya Periosteum: permukaan luar tulang Saluran havers: mengandung pembuluh darah dan saraf , fungsinya mengangkut nutrisi ke sel tulang
TULANG pembagian tulang :
BENTUK TULANG Tulang Panjang : terdiri dari diafisi dan epifisis Tulang pendek : pada area dengan pergerakan terbatas Tulang pipih Tulang irregular Tulang sesamoid
FUNGSI TULANG Membentuk tubuh Sebagai penggerak Melindungi organ-organ dalam dan lunak yang ada di dalam tubuh Tempat pembentukan sel darah Tempat penyimpanan mineral
PROSES PEMBENTUKAN TULANG (osteogenesis) Osifikasi intramembrane Terjadi sejak masa embrio Dimulai dari kartilago yg dibentuk oleh sel masenkim yg akan berdiferensiasi menjadi osteoblas dan membentuk pusat osifikasi
O steoblas mensekresikan osteoid yaitu matriks yang belum terklasifikasi Kalsifikasi massa osteoid dilakukan melalui pengendapan garam-garam tulang yang mengikuti dan menangkap osteoblas Osteoblas yang tertanam tersebut berubah menjadi osteosit Saluran yang ditinggalkan prosesus osteoblas menjadi kanalikuli
Osteoid akan membentuk matriks trabekular yang akan terus menebal membentuk tulang keras . O steoblast akan membentuk lapisan seluler periosteum. Lapisan periosteum kemudian membentuk tulang spons . Pada proses awal osifikasi di dalam jaringan tulang yang terbentuk terdapat pembuluh darah fungsi dari pembuluh darah tersebut adalah untuk membentuk trabeculae yang kemudian menjadi tulang spongiosa.
Osifikasi endokondral Terjadi melalui penggantian model kartilago S el-sel mesenkim berdiferensiasi menjadi sel tulang rawan ( kondroblas )
Kondroblas kemudian membentuk matriks tulang rawan hialin yang bersifat fleksibel . Matriks tulang rawan hialin kemudian membungkus kondroblas dan membentuk kondrosit Kondrosit pada area pusat osifikasi jumlahnya meningkat ( berpoliferasi ) dan ukurannya membesar ( hipertrofi )
Matriks kartilago disekitarnya berkalsifikasi melalui proses pengendapan kalsium fosfat Perikondrium yang mengelilingi diafisis di pusat osifikasi berubah menjadi periosteum. Lapisan osteogenik bagian dalam membentuk kolar tulang ( klavikula ) dan kemudia mengelilingi kartilago terkalsifikasi Kondrosit , yang nutrisinya diputus kolar tulang dan matriks terkalsifikasi , akan berdegenerasi dan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan matriks kartilago
Kuncup periosteal mengandung pembuluh darah dan osteoblas yang masuk ke dalam spikula kartilago terkalsifikasi melalui ruang yang dibentuk osteoklas pada kolar tulang Jika kuncup mencapai pusat , osteoblas meletakkan zat-zat tulang pada spikula kartilago terkalsifikasi , dan memakai spikula tersebut sebagai suatu kerangka kerja . Pertumbuhan tulang menyebar ke dua arah menuju epifisis Setelah lahir , pusat osifikasi sekunder tumbuh dalam kartilago epifisis pada kedua ujung tulang Panjang Ada dua area kartilago yang tidak diganti tulang keras Ujung tulang tetap kartilago artikular Lempeng epifisis pada kartilago terletak antara epifisis dan diafisis
Kategori Osifikasi Intramembran Osifikasi Endokondral Definisi Pembentukan tulang terjadi secara langsung dari jaringan ikat fibrosa mesenkim. Pembentukan tulang terjadi secara bertahap, dimulai dengan pembentukan cetakan tulang rawan hialin yang kemudian digantikan oleh tulang. Proses Sel mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas , yang langsung mensekresikan matriks tulang (osteoid). Osteoid ini lalu mengalami kalsifikasi . Sel mesenkim berdiferensiasi menjadi sel tulang rawan (kondrosit). Kondrosit ini membentuk model tulang rawan yang kemudian dikalsifikasi dan digantikan oleh osteoblas. Tahap Awal Pembentukan pusat osifikasi dari sel mesenkim yang berkelompok dan berdiferensiasi menjadi osteoblas. Pembentukan cetakan tulang rawan hialin oleh kondrosit, diikuti dengan pembentukan pusat osifikasi primer di bagian tengah model tulang rawan. Tahap Lanjutan Pembentukan trabekula (tulang spons) yang mengelilingi pembuluh darah. Di bagian luar, periosteum terbentuk dan menciptakan tulang kompak. Tulang rawan yang mengalami kalsifikasi diinvasi oleh pembuluh darah dan osteoblas. Pusat osifikasi sekunder terbentuk di ujung tulang (epifisis). Jenis Tulang Terjadi pada tulang pipih, seperti sebagian besar tulang tengkorak (kranium), tulang rahang bawah (mandibula), dan tulang selangka (klavikula). Terjadi pada sebagian besar tulang, terutama tulang panjang (misalnya femur, tibia) dan tulang-tulang kerangka apendikular serta aksial lainnya. Waktu Terjadi Dimulai sejak perkembangan janin dan berlanjut hingga masa remaja. Dimulai pada janin dan terus berlanjut hingga masa dewasa awal , terutama pada lempeng pertumbuhan ( epifisis ) yang memungkinkan tulang panjang bertambah panjang .
SISTEM OTOT OTOT merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh membentuk ± 40% ( otot rangka ) berat tubuh dan ±10% ( otot polos dan jantung ) berat tubuh Menunjang HOMEOSTASIS melalui peran penting dlm mengunyah , menelan , bernafas , reflek menghindari bahaya , regulasi suhu . KONTRAKSI ïƒ terjadi gerakan , aktivitas .
Fungsi Otot Mekanik / pergerakan Membentuk postur tubuh Proteksi Produksi panas
3 TIPE OTOT : OTOT RANGKA OTOT POLOS JANTUNG
Karakteristik Otot Kontrakstilitas : kemampuan otot untuk mengadakan perubahan menjadi lebih pendek dari ukuran semula atau berkontraksi dan menegang Eksitabilitas : Kemampuan otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf Ekstensibilitas : kemampuan otot untuk berelaksasi atau lebih panjang dr ukuran semula Elatisitas : Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang
Sifat Kerja Otot Otot sinergis : 2 otot yang kerjanya bersamaan , contohnya : Otot intercosta bergerak bersamaan saat bernafas Gerakan supinasi dan pronasi
Otot antagonis : 2 otot yang kerjanya berlawanan Misal : Otot bicep dan triceps saat menekuk lengan bawah Otot hamstring dan quadriceps Ketika menekuk betis
Adanya rangsangan Senyawa asetilkolin membawa ion ca2+ ca2+ masuk dan berikatan dengan troponin Sehingga terjadi perubahan struktur troponin dan tropomyosin Adanya mekanisme tersebut menyebabkan kepala myosin berikatan dengan aktin dan situs terbuka Sehingga terjadi hidrolisis ATP menjadi ADP dan P Ion posfat akan merangsang pengikatan antara aktin dan myosin ( aktomiosin ) Setelah terikat , mendekat menuju zona m ( bagian tengan sarkomer ), terjadinya gerakan ( berkontraksi ) Saat ion ca2+ dan posfat abis maka terjadi relaksasi , kepala myosin akan lepas dr aktin
SENDI Untuk membentuk rangka dibutuhkan penghubung antar tulang yaitu persendian (joint) Pada sendi terdapat cairan sinovial
Cairan sinovial yang ditemukan pada tiap tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi . Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan . Proteoglikan yang ada pada tulang rawan memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat . Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah .
Jenis Gerakan Sendi Sinartrosis : Gerakan sendi yang sangat terbatas atau sama sekali tidak dapat bergerak Ampiartrosis : Gerakan sendi yang terbatas Diartrosis : Gerakan sendi yang memungkinkan ke segala arah Shoulder joint Hip joint Sternocostal joint
Gerakan Sendi
Inversi Eversi Abduksi Adduksi
Contoh gangguan pada sendi
LIGAMEN & TENDON Ligamen berbentuk serabut-serabut pita dan menghubungkan antar tulang Tendon berbentuk jaringan pita yang menghubungkan oto dan tulang
Ligamen membantu mengontrol rentang gerak , dan menstabilkan sehingga tulang dapat bergerak dengan baik . Ligament terdapat pada setiap sendi dalam tubuh yang bertanggung jawab terhadap menentukan sejauh mana rentang gerakan yang dari sendi tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya dislokasi sendi . Ligament membantu mencegah terjadinya hiperekstensi tulang atau sendi , sehingga ligament dapat menstabilkan sendi selama pergerakan .
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot , pembungkus ini dibatasi oleh membrane synovial yang memberi lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon. Fungsi dari tendon adalah melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot . Tendon merupakan ikatan jaringan fibrous yang membentuk akhir dari suatu otot dan menempel pada tulang .
Mekanisme Kerja Ligament dan tendon merupakan jaringan pasif yang tidak memiliki kemampuan melakukan kontraksi untuk menghasilkan gerakan . Tendon membantu terjadinya pergerakan sendi dengan cara mentrasmisikan tekanan dari otot ke tulang . Tendon memliliki serat kaku , memiliki kekuatan tarik yang besar , dan dapat menahan tegangan yang besar . Tendon mampu menahan beban yang besar dengan deformasi yang kecil . Sifat ini mampu menjadikan tendon untuk mentrasformasikan gaya ke tulang tanpa menghabiskan energi untuk regangan tendon. Ligament berperan melanjutkan gaya yang ditransmisikan dari otot antara tulang yang satu dengan tulang yang lain, sehingga ketika terjadi suatu pergerakan , stabilitas sendi dapat dipertahankan .