Guru al-Mughni: Ulama Betawi yang mendunia.pptx

BgJoSofyanEffendi 1 views 30 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 30
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30

About This Presentation

Guru al-Mughni: Ulama Betawi yang mendunia.pptx


Slide Content

MATAKULIAH STUDI HADIST DI INDONESIA IAT IV E 14 APRIL 2020 DOSEN PENGAMPU : SOFYAN EFFENDI, S.Th.I Guru Mughni DAN DALAM HADIS

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI Nama lengkap Guru Mughni adalah Abdul Mughni bin Sanusi bin Ayyub bin Qais . Ia lahir sekitar tahun 1860 di Kampung Kuningan , Jakarta dan wafat pada hari Kamis , 5 Jumadil Awwal 1354 H, dalam usia 70 tahun . Ia merupakan anak     ( bungsu ) dari pasangan H. Sanusi dan Hj . Da`iyah binti Jeran . Saudara kandungnya yang lain adalah Romli , Mahalli dan Ghozali .

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI Dalam buku Sejarah Betawi yang ditulis Ridwan Saidi , Guru Mughni merupakan  ulama Betawi  generasi kelima bersama Guru Marzuki di Jatinegara , Guru Madjid di Pekojan , Guru Mansur di Jembatan Lima, Guru Mahali di Kebayoran , Habib Utsman di Petamburan , Habib Ali di Kwitang . Di tangan mereka inilah penyebaran dan pengajaran agama Islam di Betawi berkembang pesat .

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI K.H Guru Mughni menikah dengan 8 orang wanita . Enam istrinya tersebut adalah berasal dari Betawi, Dua istrinya lagi berasal dari Belanda dan Tionghoa . Dari hasil penikahannya tersebut dikarunia 23 anak

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI ISTRI GURU AL-MUGHNI Hj . Masnun Binti Sanusi dari pecenongan (w. 1961) dari beliau dikaruniai 2 putra dan 4 putri yaitu : H. Royani (w.1935), KH. Syahrowardi (w.1977), Hj . Najmiyah (w.1969), H. Ma’niyah (w. 1958), Hj . Mas’ah dan Hj . Siti Lubabah (w. 2002

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI ISTRI GURU AL-MUGHNI Daimah binti H. Cung dari Kampung Baru , dikaruniai 1 putra dan 1 putri : Mardani dan Badriayah . Zainab dari Kalibata , dikaruniai 1 putra dan 3 putra Maspiyah Istri Kh . Ma’mun , Masliyah , Siti Barkah dan KH. Ahmad Mawardi (w. 1978)

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI ISTRI GURU AL-MUGHNI Hj . Rodiah (w. 1963) dikaruniau 3 putra dan 2 putri : KH. Rahmatullah (w.1974), H. Sanusi (w.1973), KH. Hasan Basri (w. 1987), Hj . Nuroniyah (w.1959) dan Hj . Ruhaniyah (w.1988) Fatimah keturunan Belanda yang Masuk Islam, tidak ada anak Mastanah Asal Kuningan , bercerai tidak dikaruniau anak

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI ISTRI GURU AL-MUGHNI Masmawin dari Buncit (w. 1971) dikaruniai 2 putra dan 2 putri Yaitu : KH. Ali Syibramalisi (w.1996), Hj . Tumamah (w.1999), H. Fathullah (w. 1997) dan Hj . Munanah Hj . Nelly keturunan cina (w. 1980), dikaruniai 2 putra dan 1 putri : KH. Ahmad Hajar Malisi (w.1980), KH. A. Zarkasyi (w.2000) dan Hj . Siti Kumala .

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI KH. Syahrowardi , KH. Achmad Mawardi , KH. Rochmatullah , KH. Achmad Hajar Malisi , KH. Ali Syibromalisi , KH. Achmad Zarkasyi , KH. Hasan Basri . Di antara Anak-anaknya yang jadi ulama antara lain:

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI KH. Abdul Rozak Ma`mun , Dr. KH. Nahrawi Abdus Salam, KH. Abdul Azim AS, KH. Abdul Mu`thi Mahfuz , KH. Faruq Sanusi. Selain anak dan cucunya , cicitnya pun, baik yang putri maupun putra , ada yang menjadi ulama Betawi terkemuka , salah satunya adalah Dr. KH. Lutfi Fathullah Mughni,MA yang pada masa kecilnya pernah berguru kepada salah seorang kakeknya , KH. Ali Syibromalisi . Dan Dr. Hj . Faizah Ali Syibromalisi , MA Selain anak-anaknya , cucu-cucunya ada yang menjadi ulama Betawi terkemuka

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI Guru pertamanya adalah bapaknya sendiri , H. Sanusi. Selain mengaji kepada ayahnya , ia dan kakak-kakaknya juga mengaji kepada H. Jabir. Pada usia 18 tahun , ia dikirim bapaknya ke Makkah. Pada tahun 1885, ia sempat kembali ke tanah air. Namun , karena merasa belum cukup berilmu , ia kembali lagi Makkah unuk mengaji selama lima tahun . Keilmuannya yang mendalam , membuat ia pernah diminta untuk mengajar di Masjidil Haram bersama ulama Makkah lainnya .

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI Syekh Sa`id Al- Babsor (Mufti Makkah), Syekh Abdul Karim Al- Daghostani , Syekh Muhammad Sa`id Al-Yamani, Syekh Umar bin Abi Bakar Al- Bajnid , Syekh Muhammad Ali Al-Maliki, Syekh Achmad Al- Dimyathi , Syekh Sayyid Muhammad Hamid, Syekh Abdul Hamid Al- Qudsi , Syekh Muhammad Mahfuz Al- Teramasi , Syekh Muhammad Muktar Athorid A- Bogori , Syekh Sa`id Utsman Mufti Betawi, Syekh Muhammad Umar Syatho , Syekh Sholeh Bafadhal , Syekh Achmad Khatib Al- Minangkabawi , Syekh Nawawi bin Umar Al- Bantani Al- Jawi . Di antara guru- gurunya selama di Makkah antara lain:

BIOGRAFI GURU AL-MUGHNI Guru Abdurahman ( Pondok Pinang) seorang ahli tafsir, Guru Kasim ( Mester ) seorang ahli tarbiyah , Guru Mughni ( Lenteng Agung), Guru Hamim , K.H Naim ( Cipete ) H. Saidi (Blok A), K.H Abdullah Suhaimi ( Mampang ) seorang ahli ilmu falak dan tafsir, KH. Hamim Cipete , KH. Raisin Cipete , Guru Ilyas Karet , Guru Ismail atau Guru Mael Pendurenan , KH.Abdurrachim KH. Abdullah Suhaimi yang menjadi salah seorang guru dari Syekh . Dr. Ahmad Nahrawi Abdussalam Al- Indunisi , dan lain-lain. Murid- muridnya yang menjadi ulama Betawi terkemuka di antaranya

SOSIO KULTURAL MASYARAKAT BETAWI Pertama , Betawi Tengah, merupakan penduduk asli Betawi dan terletak di bagian tengah Kota Jakarta yang dulu merupakan kerisidenan Batavia, mendiami wilayah sekitar Gambir , Menteng , Senen , Kemayoran , Sawah Besar dan Taman sari. Tingkat perkawinan campur mereka cukup tinggi dibandingkan Betawi daerah lain. Berdasarkan tingkat ekonomi dan pendidikan , mereka termasuk yang paling tinggi karena mereka tidak hanya mengenyam pendidikan di dalam negeri bahkan di luar Negeri. Kedua , Betawi Pinggir , merupakan penduduk Betawi yang dari aspek Ekonomi termasuk ekonomi menengah , namun dalam bidang keagamaan mereka lebih taat . Mendiami wilayah sekitar Pasar Rebo , Pasar Minggu , Pulo Gadung , Jatinegara , Kebayoran , dan Mampang Prapatan . Ketiga , Betawi Udik , merupakan penduduk asli Betawi yang tinggal di daerah utara dan Barat Jakarta. Mereka sangat dipengaruhi kebudayaan Cina dan lainnya . Secara ekonomi pada umumnya Betawi Udik berasal dari ekonomi bawah dibandingkan yang lain, dimana sebagian besar mereka bertumpu pada pertanian . Keempat , Betawi Pesisir , mendiami wilayah sekitar Teluk Naga, Mauk , Japad , Tanjung Priuk , Marunda , Kelapa , dan kepulauan Seribu Penggolongan orang Betawi berdasarkan tempat tinggalnya terdiri dari :

GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN LITERATUR HADIS Perkembangan literatur Hadits di Timur Tengah, secara periodik melahirkan tokoh-tokoh Hadits terkemuka yang menelorkan ratusan karya . Pada periode klasik diwakili oleh Imam Malik (w. 179 H), Syafi’i (w. 204 H), Bukhari (w. 256 H), Muslim (261 H), Nasai (w. 303 H), Ramahurmuzy (w.360 H), dan Khatib al Baghdadi (w. 463 H). Pada periode pertengahan diwakili oleh Ibnuu Shalah (w. 643 H), Ibnuu Hajar al Asqalani (w.862 H), dan al Suyuthi (w. 911 H). Pada periode modern diwakili oleh al Qasimy (w. 1332 H), Nashiruddin al Albani (w. 1998 M), Nur al Din al Itr , dan Ajjaj al Khatib. Syaikh Yasin Al- Fadani , Mahfudz Termasi

GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN LITERATUR HADIS Di Indonesia konsentrasi terhadap kajian Hadits muncul sejak Islam masuk wilayah Nusantara, namun perkembangannya belum begitu pesat . Meskipun Hadits dan kajiannya merupakan hal baru , bukan berarti Hadits tidak dipelajari pada masa Islam awal . Hal ini terbukti dengan ditemukannya Karya Nur al Din al Raniri (w. 1658), Hidayah al Habib fi Raghib wa Targhib , Karya Abdur Rauf al Sinkili , Syarah Hadits Arbain , dan al Mawaiz al Badi’ah yang ditulis atas permintaan kesultanan Aceh, Zakiyyah al Din yang berkuasa pada tahun 1678-1688

KARYA TULIS GURU AL-MUGHNI Mughni menulis dua kitab, yaitu Naqlah min Ibarat al Ulama Nasihat Mauizah li Awlad al Zaman fi Adab Qiraat al Quran wa Ta’limih Taudhih al Dalail fi Tarjamah Hadits al Syamail

Taudhih Al-Dala`il fi Tarjamat Hadits al-Syama`il.

al-Syama`il al-Muhammadiyah Guru al- Mughni menterjemahkan kitab Syamail al Muhammadiyah waa Khashail al Musthafawiyyah karya Tirmidzi (279 H), Memuat profil Nabi secara lengkap , dituangkan dalam bentuk riwayat Kitab ini berisi Hadits tentang pribadi dan karakter Nabi Muhammad SAW yang dituangkan dalam bentuk riwayat yang dibagi dalam beberapa bab. Karya Tirmidzi sudah disyarah oleh beberapa ulama seperti Ibnu Hajar al Makki al Haytami (w. 973 H) ” أشرف الوسائل الي فهم الشمائل ” Muslih al Din M. Ibnu Shalah ibn Jalal al-Laari (w. 979 H) Ali Ibnu Sulthon M. al Qari (w. 1016 H) ” جمع الوسائل في شرح الشمائل ” Muhammad ibn Umar Al- Antaqi dengan kitab “ تهذيب الشمائل ” ‘ Isam al-Din Ibrahim Ibn Muhammad al- Isfarayini (w. 947 H)

Taudhih Al-Dala`il fi Tarjamat Hadits al-Syama`il. Kitab Syamail juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Turki pada tahun 1120 H oleh al Maula Ahmad Ibnuu Khair al Din al Aidini , dan pada tahun 1158 H, diubah dalam bentuk puisi dengan menggunakan bahasa yang sama oleh Musthafa Ibnuuu Husein al Halabi ( Fathullah , 2005: 121). Kitab dengan ukuran 16,5x21,5 cm ini dicetak di percetakan Sayyid Yahya bin Uthman bin Yahya Tanah Abang pada bulan Rajab tahun 1349 H/1926 M. Guru Mughni menterjemahkan kitab Syamail Muhammadiyah dengan judul kitab Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail .

Alasan dipilihnya kitab al-Syama`il. Untuk di terjemahkan Tidak ada sebab yang dijelaskan guru al- mughni kenapa kitab al- Syamail dipilih untuk diterjemahkan , Namun Kandungan kitab asalnya tersebut dapat diperkirakan bahwa maksud guru al- Mughni memilih kitab ini antara lain : Mengenal Profil Rasul Menjadikannya sebagai figure dan suri tauladan Memberikan contoh riil dan ideal satu akhlak mulia Memperbaiki akhlak Masyarakat secara tematis

SISTEMATIKA BUKU; Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . BAB PERTAMA MEMBAHAS; BIOGRAFI GURU MUHGNI KUNINGAN BAB KEDUA MEMBAHAS ; SEKILAS TENTANG KITAB Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . BAB TIGA MEMBAHAS ; ISI KITAB Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . BUKU INI TERDIRI DARI 3 BAB

SISTEMATIKA BUKU; Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . Ia menulis kitabnya menjadi 57 lembar huruf tulis Arab Melayu dengan menggunakan Bahasa . Susunan bab diterjemahkan sesuai kitab asal . Hadits dalam setiap bab tidak dicantumkan secara keseluruhan . Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan sanad dan matan Hadits yang notabene perawi dan kandungan Haditsnya sama . Sanad Haditsnya disebutkan hanya sampai tingkatan sahabat . Ini berbeda dengan kitab asal karya Tirmidzi yang mencantumkan seluruh perawi Hadits . Kitab Syamail karya Tirmidzi memuat 396 Hadits dengan sanad dan matan secara lengkap , sedangkan Guru Mughni dalam Dalail meringkasnya menjadi 305 Hadits BUKU INI TERDIRI

SISTEMATIKA BUKU; Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . Kitab Taudih al Dalail karya Guru Mughni telah ditahqiq dan ditakhrij oleh Luthfi Fathullah cucunya sendiri . Pentahqiq tetap mempertahankan teks asli kitab, menterjemahkannya ke dalam Bahasa Latin, menambahkan tanda baca untuk mempermudah bacaan , dan memberikan nomor pada setiap bab. Seluruh Hadits ditakhrij dan ditahqiq dengan merujuk pada Sembilan Kitab Hadits ( Muwatho ’ Imam Malik, Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Daud , Sunan Ibnuuu Majah , Sunan al Tirmidzi , Sunan al Nasai , Sunan al Darimi , dan Musnad Ahmad bin Hanbal ) dengan memberikan komentar di footnote BUKU INI TERDIRI

SISTEMATIKA BUKU; Taudhih al Dalail fi Tarjamat Hadits al Syamail . Menterjamahkan kitab satu kata demi kata, bukan dengan terjemah bebas . Kitab asal tidak diterjemahkan seluruhnya , namun ada yang diringkas Guru al mughni tetap mempertahankan Bab yang ada dalam kitab aslinya yang mana jumlah Babnya 55 Bab. Mengambil lebih dari 70 % hadis yang ada dalam setiap BAB, kitab asalnya memuat 396 Hadits dengan sanad dan matan secara lengkap , sedangkan Guru Mughni dalam Dalail meringkasnya menjadi 305 Hadits Dalam Memilih Hadis dalam setiap BAB beliau dipastikan memasukkan dua hadis pertama dan dua hadis terakhir Dalam menterjemahkan sanad hadis , tidak menterjamahkan rangkaian sanad Terkadang menggabungkan dua hads menjadi satu Tidak mengawali terjemahan ini dengan muqoddimah , pengenalan baik tentang kitab maupun pengarang Tidak memberikan komentar atas kekuaran hadis yang dinukil Metode penterjemahan dan Penulisan
Tags