HIDUP SETELAH MATI - DIALEKTIKA TEOLOG DA FILOSOF.pptx

AbiTours 1 views 9 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

Tesis ini membuktikan bahwa kebangkitan yang tidak memandang material raga merupakan teori terkuat dalam membangun akidah hidup setelah mati. Identitas seorang manusia ditentukan oleh jiwanya, bukan ditentukan oleh raganya. Raga hanyalah alat yang dapat berganti. Pergantian dan perubahan raga tidak ...


Slide Content

HIDUP SETELAH MATI Dialektika Teolog dan Filosof I S M A I L S O N N Y NIM: 10.2.00.0.091.02.0134 Konsentrasi Filsafat Islam

KESIMPULAN BESAR : Tesis ini membuktikan bahwa kebangkitan yang tidak memandang material raga merupakan teori terkuat dalam membangun akidah hidup setelah mati. Identitas seorang manusia ditentukan oleh jiwanya, bukan ditentukan oleh raganya. Raga hanyalah alat yang dapat berganti. Pergantian dan perubahan raga tidak merubah identitas seorang manusia. Di akhirat, jiwa tidak mesti kembali bergantung pada raga dunia. Jiwa dapat saja bergantung pada raga dari material apapun, baik raga yang lama, maupun raga yang baru.

Perbedaan dan Persamaan dengan Akademik lain : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN AKADEMIK LAIN Lynne Rudder Baker : bahwa b erdasarkan pandangan terhadap manusia ( Constitutions View ), seorang manusia dibentuk oleh –tapi tidak identik dengan- organ tubuh. Teori identitas manusia merupakan teori terunggul dalam membangun metafisika kebangkitan raga.

Perbedaan dan Persamaan dengan Akademik lain : 2 . Wah iduddin Khan : Bahwa raga manusia merubah dirinya sendiri secara terus-menerus, sampai datang waktu tidak satupun sel-sel lama yang tertinggal karena digantikan oleh sel-sel yang baru. Namun manusia yang ada didalamnya tidaklah berubah, pengetahuannya, tabiatnya, cita-citanya dan pemikirannya tetap seperti adanya . 3. Ali Arslan Aydin : Bahwa pengembalian raga apa adanya (‘ Ainiyah ) adalah pandangan populer yang disepakati oleh sahabat dan generasi terdahulu. Pandangan salaf ( I’a>dah al-Ma’du>m ) lebih berhati-hati. Namun teori pengumpulan kembali bagian asal raga yang terurai ( Jam’ Al-Ajza’ al-As}li>yah ) lebih selamat dalam berdiskusi, berdialog dan berdebat .

Perbedaan dan Persamaan dengan Akademik lain : 4 . Ayatullah al-'Uz}ma> Syaikh Ja'far al-Subh}a>ni > : Bahwa setiap 10 tahun manusia mengganti raganya. Oleh karena itu, yang dipandang dalam perkara kebangkitan adalah bentuk (s}urah ). Jiwa akan kembali bergantung pada raga apapun . 5. Muhammad Hasan Riba>h} Bukhit : Bahwa kematian bukanlah membuat raga binasa (‘a>dam ) tapi kematian membuat raga terurai . Kebangkitan adalah kembali berkumpulnya raga yang terurai , minimal bagian asal raga, yaitu tulang tungging (‘ Ajab al-Zanab ) .

Posisi Tesis: Tesis ini pada dasarnya mengembangkan kembali teori kebangkitan yang tidak memandang material raga. Teori ini ditinggalkan teolog abad pertengahan karena tidak memenuhi prinsip keadilan Tuhan: Yaitu raga akhirat haruslah raga dunia si pelaku perbuatan di tempat kejadian perkara , s ehingga pembalasan amal perbuatan benar-benar sampai kepada yang berhak untuk mendapatkannya.

HIPOTESA P elaku tindak pidana pada umur 20 tahun dan baru divonis hukum pidana pada umur 40 tahun (20 tahun kemudian) adalah pelaku yang sama. Analogikan raga umur 20 tahun adalah raga dunia, dan raga umur 40 tahun adalah raga akhirat. Identitas pelaku tidak berubah sekalipun raga pelaku telah berubah dan berganti dengan siklus makanan , k arena manusia adalah jiwa dan raga hanyalah alatnya .

Sumber yang D ipakai dan Cara Membacanya : Sumber primer penulisan tesis ini adalah “Risa>lah Ad}h}awiyah fi amr al-Ma’a>d” karya Ibn Si>na> dibaca dengan bahasa Arab. Sumber tersebut dibantu dengan sumber-sumber sekunder lainnya yang membahas tentang jiwa dan akhirat .

Metodologi Penelitian Penelitian ini sepenuhnya penelitian kepustakaan . Penelitian akan menghasilkan data Deskriptif yang disajikan dalam bentuk Kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan tehnik pengumpulan data penelitian Dokumentasi . Dalam menganalisis data, dipakaikan logika Aristoteles ( al-Mant}iq al-Qadi>m ), yaitu penalaran Induktif - Abstaktif. Disamping itu, penelitian juga menggunakan analisis data Deskriftif dan Komparatif .\ Dalam mengkomparasikan data digunakan pendekatan Teoritis.