HUBUNGAN SEDIMENTOLOGI DENGAN ILMU LAIN Mata Kuliah Sedimentologi
Pentingnya sedimentologi bagi geologi sama pentingnya pengetahuan tentang lautan bagi sedimentologi . Hubungan ini dinyatakan dalam sebuah tulisan yang diterbitkan pada tahun 1958 oleh Ph. H. Kuenen : “ Tidak Ada Geologi Tanpa Geologi Laut ”.
Sejarah tentang pemahaman kelautan dapat dibagi dalam empat periode yaitu: Ekspedisi Pra Chalenger (sebelum tahun 1872) Ekspedisi Chalenger (1872-1876) Post Chalenger – Pra Perang Dunia II Post Perang Dunia II
Ekspedisi Pra Chalenger ( sebelum tahun 1872) Pada ekspedisi Pra Challenger pengetahuan tentang laut ditekankan pada dua topik yaitu: Pelayaran komersial. Pemasangan kabel telegrap, khusus untuk trans-atlantik. Pra Challenger geologi laut menekankan pada empat topik utama yaitu: biogeografi invertebrata laut asal karang atol dan interpretasi lapisan laut berdasarkan pada hewan karang mempelajari gelombang dan arus dan pengaruhnya terhadap pasir jenis-jenis pola sirkulasi air dan pengaruhnya terhadap sedimen.
Ekspedisi Chalenger (1872-1876) Survei pemasangan kabel bawah laut Trans-Atlantik dilakukan pada pertengahan abad ke-19, menimbulkan keinginan yang besar untuk mempelajari lebih detil tentang laut dalam. Pada tahun 1872 eksplorasi laut dalam mulai dilakukan. The Royal Society dan The Royal Navy bersama-sama melakukan ekspedisi selama 3 tahun 6 bulan (21 Desember 19872 – 24 Mai 1876). Para ilmuwan yang ikut dalam ekspedisi mengukur suhu air dari permukaan sampai pada beberapa kedalaman, mengambil sampel air, hewan dan tumbuhan, mengambil sedimen dengan menggunakan dredger, dan pengukuran kedalam dengan menggunakan tali jerami yang diberi pemberat. Setelah ekspedisi selesai, ilmuwan Challenger ini mendirikan kantor di Edinburgh sebagai tempat pengumpulkan sampel yang berasal dari hasil ekspedisi mereka dan hasil ekspedisi lain yang dilakukan sebelumnya.
Post Chalenger – Pra Perang Dunia II Keberhasilan dan kemasyuran ilmuwan challenger merangsang para peneliti dari negara lain, sehingga banyak sekali ekspedisi tentang laut dilakukan. Pada periode ini banyak digunakan alat-alat penelitian baru yang tidak terdapat pada penelitian sebelumnya. Penggunaan core pertama untuk sedimen laut dalam dilakukan oleh para Ekspedisi Kutub Jerman (1906-1908). Hasilnya, E. Phillips menemukan pasir pada laut dalam, dan W. Schott membuat hubungan antara foraminifera dengan perubahan suhu air selama masa Quaternary. Tenggelamnya kapal Titanic memicu usaha untuk membuat sounding guna meneliti laut. Penelitian oleh Fesseden merupakan dasar bagi echo sounding. Eskpedisi Meteor Jerman di Atlantik Selatan pada tahun 1920an, merupakan penggunaan gelombang suara untuk pertama kalinya dalam menentukan kedalaman air. Peta pertama yang lengkap tentang dasar laut yang dibuat berdasarkan data sounding kedalaman dipublikasi oleh Veatch dan Smith tahun 1939, dimana peta ini berisi banyak lembah bawah laut. Pada tahun 1930an recording echo sounding ditemukan.
Post Perang Dunia II Pesatnya perkembangan pengetahuan tentang laut yang diikuti oleh terjadinya Perang Dunia II merupakan hasil dari interaksi antara dedikasi ilmuwan, peralatan baru dan dukungan dana. Era baru dimulai ketika orang-orang Swedia selesai memperbaharui Ekspedisi Challenger pada sebuah kapal Albatross. Berbagai ilmuwan ambil bagian dalam ekspedisi ini dan mengambil sedimen dengan menggunakan Kullenberg Piston Core. Sketsa dari Kullenberg piston core. (Kullenberg, 1943)
Kemajuan ilmu-ilmu fisika Fisika adalah ilmu pengetahuan alam atau sains dalam arti yang lebih luas. Fisika mempelajari fenomena alam yang tidak ada dalam ruang dan waktu atau materi. Fisika mempelajari perilaku dan sifat materi di berbagai bidang, mulai dari partikel submikroskopik yang membentuk semua materi (fisika partikel) hingga perilaku seluruh alam semesta materi di ruang angkasa). Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada pada semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat-sifat ini sering disebut hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu dasar" karena semua ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dll.) mempelajari jenis sistem material tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Kemajuan fisika mendukung kemajuan penting dalam geologi dan sedimentologi , seperti hubungan antara materi , energi , elektromagnetisme , dan studi isotop .
Radioaktif Penemuan radioaktif oleh Marie Curie pada akhir abad ke-19 membuka jalan untuk melakukan pengujian stratigrafi, merupakan suatu perkembangan yang sangat berarti bagi geologi. Perkembangan ini ditimbulkan oleh satu reorientasi pemikiran geologi tentang masalah waktu geologi.
Ilmu fisika telah membahas tentang hubungan antara bahan dan energi dan perpindahan energi melalui bermacam gelombang elektromagnektik. Pada tahun 1960an perkembangan fisika dan elektronik memungkinkan para ilmuwan untuk mengubah terori analisis mereka tentang topik-topik ini dan mengunakan spektrum elektromagnetik dalam berbagai pekerjaan. Banyak pengamatan satelit dan pesawat terhadap bumi dengan menggunakan bagian spektrum elektromagnetik ini. Spektrum elektromagnektik Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Isotops Spektrometer ditemukan oleh seorang ahli fisika, A. O. Nier tahun 1939, berarti bahwa satu subdisiplin ilmu baru yaitu isotop geologi mulai dikembangkan. Selama reaksi alami, isotop-isotop mungkin berubah-ubah dan dipecah secara sistimatis, dan hasilnya mungkin satu diagnosa yang merupakan indikator proses atau temperatur. Penelitian tentang isotop oksigen, karbon, sulfur berguna untuk berbagai aspek kimia sedimentologi.
Fisiologi sekresi skeletal Banyak penelitian baru-baru ini dalam bidang biologi difokuskan pada hubungan antara sel-sel organisme dan mineral yang dikeluarkannya . Pemahaman baru tentang proses-proses dasar memungkinkan para ahli geologi untuk memperbaiki interpretasi tentang skeletal debris yang ditemukan pada catatan geologi . Skeletal debris adalah sisa-sisa organisme yang halus dan membatu yang memiliki kerangka termineralisasi dalam kehidupan . Skaletal adalah bagian dari sisa-sisa tubuh organisme biasanya terdiri dari kalsit , magnesium kalsit , aragonit , atau silika opak . Mineralogi ini menentukan kerentanan fragmen kerangka terhadap perubahan diagenetik dan komposisi serta strukturnya dalam batugamping atau dolomit . Butiran kerangka terkalsifikasi yang mengandung kurang dari persen mol magnesium dalam kalsit termasuk berbagai foraminifera, brachiopoda , lumut , trilobita , ostracod, nannoplankton berkapur , dan tintinida . Butir rangka magnesium kalsit , yaitu kurang 20 mol % magnesium dalam kalsit , termasuk biji-bijian yang diproduksi oleh echinodermata , yang sebagian besar foraminifera, dan alga merah . Butir kerangka aragonit dibentuk oleh karang , stromatopori , sebagian besar moluska , ganggang hijau , dan cyanobacteria. Butir kerangka biogenik silika opaline , termasuk bintang spons dan radiolaria .
Hidrologi Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting. Tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Sumber daya air kita terbatas. Air berlimpah di bumi, tetapi tidak selalu tersedia di tempat yang tepat dan dalam kualitas yang tepat pada waktu yang tepat. Hidrologi dikembangkan sebagai ilmu untuk menanggapi kebutuhan untuk memahami sistem air bumi yang kompleks dan untuk membantu memecahkan masalah air. Ahli hidrologi memainkan peran penting dalam menemukan solusi untuk masalah air dan menarik untuk dipelajari. Karena besarnya dorongan yang diberikan untuk penelitian kuantitatif siklus hidrologi dalam kaitannya dengan Dekade Internasional Hidrologi (1964-1974), dan karena perlunya menetapkan hubungan antara curah hujan dan aliran air untuk memprediksi banjir, sangat banyak data hidrologi tersedia saat ini. Informasi ini memberikan dasar baru untuk memahami pola sungai, suplai aliran, transportasi sedimen dan mekanisme banjir.
Sedimentologi dan ilmu antariksa
Banyak pertanyaan muncul terkait dengan pemahaman yang lebih baik tentang interaksi proses kuno, modern, dan masa depan di dalam dan di bawah permukaan bumi. Proses dan aliran transportasi partikel adalah ukuran fisik yang penting, dan urutan sedimen membentuk arsip penting yang memungkinkan sistem planet yang saling berhubungan untuk merespons perubahan iklim dan mempelajari pemicu, besarnya, dan frekuensi bahaya alam. Kemajuan dalam menentukan dan memprediksi distribusi partikel dan polutan di darat, landas kontinen, dan laut dalam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan dan ancaman planet. Karena kurangnya data instrumental jangka panjang (>100 tahun) dan ketidakpastian perilaku masa depan sistem Bumi, tantangan ini memerlukan analisis catatan sedimen terbaru dan kuno. Beberapa pertanyaan muncul ketika dihadapkan dengan upaya untuk merekonstruksi urutan pengendapan.
Ilmu tanah
Ilmu tanah melibatkan studi tentang pembentukan dan distribusi tanah, sifat dan proses biologis, kimia, fisik, dan interaksi proses ini dengan sistem yang lebih luas untuk membantu menginformasikan pengelolaan lingkungan, industri, dan keberlanjutan. Tanah merupakan sumber daya alam tak terbarukan penting yang memberikan kontribusi signifikan terhadap keanekaragaman hayati dan menyediakan berbagai jasa ekosistem. Tanah sangat penting untuk pertanian, kehutanan, dan industri konstruksi, menyimpan karbon dunia dalam jumlah besar, dan memainkan peran kunci dalam daur ulang nutrisi, drainase, dan penghilangan polutan. Jasa ekosistem yang penting ini berarti bahwa ilmu tanah menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Hubungan antara ilmu tanah dan sedimentologi sangat dekat sekali; bagaimanapun juga tanah membentuk lapisan regolith yang ditranspor, jadi melalui pengertian ini, terdiri dari sedimen. Selain itu, proses kimia dan biokimia yang terjadi di dalam tanah melepaskan partikel dari batuan dasar, meningkatkan suplai sedimen.
Latihan Pada ekspedisi Pra Challenger pengetahuan tentang laut ditekankan pada dua topik, sebutkan! Jelaskan secara singkat sejarah tentang pemahaman kelautan! Jelaskan secara singkat kemajuan ilmu-ilmu fisika dalam mendukung perkembangan sedimentologi! Jelaskan dengan singkat kaitan antara Fisiologi sekresi skeletal dengan perkembangan sedimentologi. Hal menggembirakan apakah yang dihasilkan dari Program Explorasi Ruang Angkasa NASA?