Ikatan Kovalen pada senyawa organik dan aturan oktet

Ikatan kovalen

1. IKATAN KOVALEN:
ATURAN OKTET, TEORI IKATAN
VALENSI, DAN HIBRIDISASI
DISAMPAIKAN OLEH:
A’YUNIL HISBIYAH, S.SI., M.SI

2. PEMBAHASAN IKATAN
KOVALEN
1.Teori Oktet Lewis
2.Teori Ikatan Valensi
3.Hibridisasi
4.Sudut Ikatan
5.Geometri (struktur ruang) molekul
6.Teori VSEPR
7.Teori Orbital Molekul
8.Orde Ikatan
9.Ikatan Koordinasi

3. ATURAN OKTET LEWIS
CCl
Cl
Cl
Cl
O
H
H
H
H
H
x
x
x
x x
x
xP
x
x

4. CARA MENULISKAN
STRUKTUR OKTET LEWIS
a. CCl
4
SebelumSebelum
Sesudah ikatanSesudah ikatan
CC 4 e4 e 8 e8 e
4Cl4Cl 4 x 7 e4 x 7 e 4 x 8 e4 x 8 e
TotalTotal 32 e32 e 40 e40 e
SelisihSelisih8e8e
Cl
ClCl
Cl
Cl
x
x
x
x
xx
xx
xx
xx
xx
xx
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
C

5. 1
10
e
e
16e
6
2
e

C
x
CN
-
atau N
-x
x
x
b. CN
-
Sebelum- Sesudah ikatan
C :4 el - 8 el
N :5 el - 8 el
Muatan :

3 ikatan, sehingga strukturnya:

6. 14
2

O
xP
x
x
O
OO
xx
xx
xx
xx
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
xx
H
H
H
Contoh penyelesaian untuk H
3
PO
4
:
Sebelum ikatan Sesudah ikatan
3H :3 x 1 = 3 el 3 x 2 = 6 el
P : 5 el 8 el
4 O : 4 x 6 = 24 el + 4 x 8 = 32 el +
32 el 46 el
Beda : 14 elektron
Jumlah ikatan :
7

7. TEORI IKATAN VALENSI
px
a.Untuk molekul homonuklir
1.Tumpang tindih orbital-orbital s yang mempunyai
simetri
bola sama besar dalam segala arah
menghasilkan ikatan 
2. Arah tumpang tindih orbital s dengan orbital lain ditentukan oleh
orbital lain tersebut.
menghasilkan ikatan 
tak terjadi tumpang tindih

8. 3.BILA IKATAN TERBENTUK KARENA ADANYA
TUMPANG TINDIH ORBITAL-ORBITAL P
a.Antar orbital p
x
menghasilkan ikatan 
menghasilkan ikatan 
b. Antar orbital py/pz

9. CONTOH :
Jenis ikatan pada molekul N
2

Konfigurasi elektron N : 1s
2
, 2s
2
, 2p
x
1
, 2p
z
1
Orbital yang mengadakan tumpang tindih : 2p
x
, 2p
y
, 2p
z
dari kedua atom N
•Tumpang tindih 2 orbital p
x
menghasilkan ikatan 
•Tumpang tindih 2 orbital p
y
dan 2 orbital p
z
menghasilkan 2
ikatan 
+
-
++
-
-
-

10. Untuk molekul heteronuklir
Misal : H2O, CCl4, NH3
Untuk mengadakan ikatan orbital salah
satu atom (atom pusat) harus
mengadakan perubahan bentuk
orbital.
Perubahan bentuk orbital disebut
Hibridisasi.

11. HIBRIDISASI SP
1s

2s

2p
1s

sp sp
 
Contoh: pada molekul BeCl
2
Nomor atom.Be = 4, konfigurasi elektron 1s
2
2s
2
2p
0
Be (keadaan dasar)
Satu orbital 2s dan satu orbital 2p mengadakan hibridisasi sehingga :
Be
Orbital hibrida
2p

12. PEMBENTUKAN ORBITAL HIBRIDA SP
z
y
Orbital p
x
z
y
x
Orbital s
+
Hibridisasi sp
Besp
sp
1s
sp sp
 
2p
Berasal dari Cl
Cl Be Cl
Cl Be Cl
180
o
p
x p
x
sp sp

13. HIBRIDISASI SP2
1 2
2
x z ys s p p p
p
  
    
2 2 2
1 2s sp sp sp py
   
Contoh : pada molekul BCl
3
, BO
3
3-
Nomor atom B = 5, konfigurasi elektron B : 1s
2
2s
2
2p
1

Terjadi hibridisasi sp
2
B (pada keadaan tereksitasi)
B (keadaan dasar)

14. PEMBENTUKAN ORBITAL HIBRIDA SP2
z
y
Orbital p
x
z
y
x
Orbital s
+
x
z
y
Orbital p
z
Terbentuk hibridisasi sp
2
B
120
o
120
o
120
o
sp
2
sp
2
sp
2
+

15. 2 2 2
1 2s sp sp sp p
   
Cl
B
Cl
Cl
BCl
3
Berasal dari Cl
Cl
B
Cl Cl
120
o
120
o
120
o
Segitiga sama sisi

16. HIBRIDISASI SP3
Contoh : pada molekul CH4
Nomor atom C = 6, konfigurasi elektron C : 1s
2
2s
2
2p
2
C (keadaan dasar)
1 1 2s s p
   
Terjadi hibridisasi antara satu orbital 2 s dan tiga orbital 2 p
membentuk orbital hibrida sp
3

17. PEMBENTUKAN SP
3
z
y
Orbital p
x
z
y
x
Orbital s
+
x
z
y
Orbital p
z
Hibridisasi sp
3
+
z
y
p
y
orbital p
y
+
C
sp
3
sp
3
sp
3
sp
3
Tetrahedral

18. 3 3 3 3
1s sp sp sp sp
    
C
H
H
H
H
CH
4 :
Berasal dari H
C
H
H H
H
109,5
O

19. IKUT SERTANYA PASANGAN ELEKTRON BEBAS DALAM IKATAN
5 5s p
   
2 2 2
sp sp sp
   
Sn
Cl
Cl
sp
2
Pasangan elektron
sp
2
sp
2
Sn (pada keadaan dasar 5s
2
5p
2
)
Hibridisasi sp
2
Sn setelah mengalami hibridisasi sp
2
Satu pasang elektron bebas
Sn
sp
2
sp
2
sp
2
1
1
Pasangan elektron
Sn
Cl Cl
< 120
o
Tipe AB2X ( X : sepasang elektron bebas)
Contoh : SnCl
2

20. TIPE AB3X
CONTOH : NH
3
, NF
3
, PX
3
(X = F, CL, BR, I),
PH
3
22 ps
    
3 3 3 3
sp sp sp sp
    
N
H
H
H
N
H H
H
107
O
Pasangan elektron
sp
3
N (pada keadaan dasar)
N setelah mengalami hibridisasi sp
3
Hibridisasi sp
3
Tetrahedral
N
H
H
Pasangan elektronsp
3
1
1
sp
3 sp
3
sp
3

21. Tipe AB
2X
2
Misal:H
2O, H
2S, OX
2 ( X = F, Cl, Br, I), SCl
2, ICl
2+, NH
2
-
)
22 ps
     
     
O
H
H
O
Pasangan elektron
sp
3
sp
3
sp
3
sp
3
Pasangan elektron
104,5
O
H H
104,5
O
O
Pasangan elektron
1
1
H
2O
O ( pada keadaan dasar)
O setelah mengalami hibridisasi sp
3
Hibridisasi sp
3
Tetrahedral
Dua pasang elektron bebas

22. TIPE ABX3
CONTOH : ICL
55 ps
      
3 3 3 3
sp sp sp sp
       
I (pada keadaan dasar)
I setelah mengalami hibridisasi
Hibridisasi sp
3
Tetrahedral
Berasal dari Cl
Pasangan elektron - 3 buah
ICl
sp
3
sp
3
Pasangan elektron
I
sp
3
sp
3
Cl

23. TIPE AB
5
CONTOH : PX
5 [X = F, CL, BR], SBF
5
3 3 3 3 3
sp d sp d sp d sp d sp d
    
33 3
ps d
   
    
P
Pada keadaan dasar
P
(Keadaan tereksitasi)
Hibridisasi sp
3
d Segitiga Bipirimid
P Setelah mengalami hibridisasi
sp
3
d
P
F
F
F
F
90
O
120
O
P
F
F
F
F
F
P
1
1
1
1
1
F