ilide.info-sumbatan-jalan-napas-pr_957e988dbe8721ce16f7927d22653f9e.pdf

zikriihakiimdr 0 views 19 slides Sep 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

sumbatan jalan nafas atas


Slide Content

SUMBATAN
JALAN NAPAS
ATAS

Obstruksi saluran napas adalah sumbatan pada saluran napas yang
disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor,
kelumpuhan nervus rekuren bilateral, dan kelainan kongenital
sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu.
Pada orang yang tidak sadarkan diri mudah mengalami sumbatan
jalan napas, baik yang disebabkan oleh lidah, palatum mole,
darah, sekret kental atau benda asing yang lain. Kasus
sumbatan jalan napas pada dewasa umumnya terjadi pada saat
makan. Sedangkan pada bayi atau anak, keadaan tersebut terjadi
pada saat makan atau sedang bermain.

Etiologi
Kategori Penyakit
Infeksi / Inflamasi Laringitis akut
Epiglotitis akut
Angioedema laring
Difteri laring
Abses retrofaring
Hipertrofi tonsil
Neurologi Kelumpuhan nervus rekuren bilateral
Benda asing Endogen, eksogen,
Tumor Benigna – Maligna
Trauma Luka bakar, trauma facial, perdarahan,
Kongenital (anak) Laringomalasia
Web
Kista
Paralisis midline
Stenosis/atresia

Anatomi Saluran Pernapasan

Klasifikasi
Sumbatan jalan napas atas atau bawah:
1.Bagian atas: hidung - laring
2.Bagian bawah: trakeo-bronkus
Sumbatan jalan nafas dapat total dan partial:
■Sumbatan jalan napas partial , sumbatan hanya menyumbat sebagian
dari jalan napas, masih terdapat pertukaran udara, pasien masih sadar
dan dapat batuk sekeras-kerasnya.
Gejala: Adanya stridor, retraksi otot napas didaerah supraklavikula,
suprasternal, intercostal, dan epigastrium selama inspirasi, napas
paradoksal, tanda sianosis. Harus dikoreksi karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, sembab otak, sembab paru, kepayahan, henti nafas dan
henti jantung sekunder.
■Sumbatan jalan nafas total , serupa dengan obstruksi parsial akan
tetapi gejala lebih hebat dan stridor menghilang, retraksi lebih dalam. Bila
tidak dikoreksi dalam waktu 5 sampai 10 menit dapat mengakibatkan
asfiksia (kombinasi antara hipoksemia dan hiperkarbi), henti nafas dan
henti jantung.

Sumbatan saluran napas di
hidungPenyebab:
■Infeksi / inflamasi (rhinitis)
■Polip hidung
■Kelainan kongenital (Atresia
choana)
■Kelainan septum (hematoma,
deviasi septum, abses septum)
■Tumor (haemangioma)
■Benda asing
■Trauma
Gejala:
■Rhinorea (unilateral/bilateral)
■Nyeri pada hidung
■Bernafas melalui mulut
■Suara sengau
■Epistaksis

Sumbatan Jalan Napas di Laring
Penyebab:
■Radang akut maupun kronis
■Benda asing
■Trauma
■Tumor laring
■Kelumpuhan nervus rekuren
bilateral
Gejala:
■Suara serak (disfonia-afoni)
■Sesak napas (dispnea)
■Stridor inspirasi
■Retraksi suprasternal, interkostal,
epigastrium, supraklavikula.
■Gelisah
■Warna muka pucat
■Tangan ke tenggorokan (benda
asing)
■Vena dileher menegang
■Takikardi

Diagnosis
Anamnesis:
■Riwayat infeksi / inflamasi
■Riwayat operasi
■Tersedak benda asing
■Sesak progresif
■Trauma
■Kelainan sejak lahir (kongenital)
Pemeriksaan Fisik:
■Tanda Vital
■Kesadaran
■Stridor inspiratoir
■Sesak napas inspiratoir
■Retraksi suprastrenal, epigastrial,
supraklavikular, interkostal
■Suara parau
■Sianosis
■gelisahPenanganan pasien dengan
sumbatan jalan napas harus
dilakukan bersamaan dengan
proses diagnostik

Kriteria Jackson
Stadium Kriteria
Stadium 1 Retraksi suprasternal (+), stridor
inspirasi ringan, pasien masih
tenang
Stadium 2 Retraksi suprasterna dan
epigastrium (+), stridor inspirasi,
pasien mulai gelisah
Stadium 3 Retraksi suprastrenal, epigstrium,
intercostae, intraclavicula, pasien
sangat gelisah, stridor terdengar
saat inspirasi dan ekspirasi
Stadium 4 Retraksi (++), pasien sangat
gelisah, ketakutan, sianosis, jika
berlanjut pasien mulai kehabisan
tenaga, lemah dan tertidur,
kemudian meniggal karena asfiksia

Pemeriksaan Penunjang
■Foto polos thorax atau leher
Untuk mengidentifikasi adanya deviasi
trakea, kompresi ekstrinsik, dan benda asing
■CT Scan leher dan dada
Dapat membantu identifikasi tumor intrinsik
dan ekstrinsik, struktur vaskular, dan benda
asing

Tatalaksana
Benda asing pada hidung ekstrasi menggunakan haak
Pangkal lidah
Oroharyngeal airway (OPA)
Nasopharyngeal airway (NPA)
Stadium 1 (ec inflamasi)
antiinflamasi, anti alergi,
antibiotika serta
pemberian oksigen
intermiten.
Stadium 2 & 3
Intubasi orotrakea, intubasi
nasotrakea, trakeostomi
Stadium 4 krikotirotomi

Tatalaksana dengan alat
Indikasi:
–Untuk mengatasi sumbatan
saluran napas atas
–Membantu ventilasi
–Memudahkan mengisap sekret
dari traktus trakeobronkial
–Mencegah aspirasi sekret yang
ada di rongga mulut atau yang
berasal dari lambung
Kontraindikasi:
trauma jalan napas atau obstruksi
yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan intubasi seperti pada kasus
trauma servikal yang memerlukan
keadaan imobilisasi tulang vertebra
servikal.
■Intubasi Endotrakea (ETT)
ETT adalah tindakan untuk memasukan pipa endotracheal ke dalam trachea,
yang biasa digunakan sebagai pembebasan jalan nafas, pemberian nafas
buatan dengan bag and mask dan lain sebagainya.

■Trakeostomi
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara
dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.

Indikasi:
–pasien dengan sumbatan laring
stadium 2 dan 3.
–mengatasi obstruksi laring yang
menghambat jalan nafas
–Mengurangi ruang rugi (dead air
space) disaluran nafas atas
seperti daerah rongga mulut,
sekitar lidah dan faring.
–Mempermudah pengisapan sekret
dari bronkus pada pasien yang
tidak dapat mengeluarkan sekret
secara fisiologik
–Untuk memasang alat bantu nafas
(respirator)

■ Krikotiroidotomi
Krikotiroidotomi merupakan tindakan penyelamat pada pasien dalam
keadaan gawat napas. Dengan cara membelah membrane krikotiroid
untuk dipasang kanul.
■Indikasi Absolut
krikotiroidotomi :
•gagal intubasi, tidak terjadi
ventilasi, atau pasien tidak bisa
tenang terhadap pemasangan alat
bantu nafas.
■Indikasi relative
krikotiroidotomi :
•trauma wajah atau orofaringeal
yang massif
•pembengkakan wajah atau
orofaringeal yang masif.
■Kontraindikasi absolut krikotiroidektomi:
•Tidak ada kontraindikasi absolute untuk
dilakukan krikotiroidotomi
■Kontrainsokasi relative
krikotiroidektomi:
•Transeksi trakea dengan retraksi trakea ke
mediastinum
•Fraktur laring atau trauma pada kartilago
krikoid
•Tumor laring
•Anak usia < 8 tahun karena anatomi kecil dan
jaringannya sangat lembut
•Gangguan perdarahan
•Edema leher yang massif
•Inflamasi laring yang berat (laringotrakeitis,
difteri, inflamasi kimia, TB).

■Suctioning
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk
mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada
klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
■Indikasi:
•Terdengar adanya suara pada
jalan nafas.
•Hasil auskultasi : ditemukan
suara crackels atau ronkhi.
•Kelelahan.
•Nadi dan laju pernafasan
meningkat.
•Ditemukannya mukus pada alat
bantu nafas.
•Permintaan dari klien sendiri
untuk disuction.
•Meningkanya peak airway
pressure pada mesin ventilator
Pada trauma: miringkan
kepala (log roll)

[
Krikotiroidotomi Intubasi
Endotrakeal

Tatalaksana tanpa alat
Ada dua manuver yang lazim digunakan untuk membuka jalan napas,
yaitu:
■Head Tilt / Chin Lift
Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala,
leher, dan tulang belakang.
■Jaw Trust
Tehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas. Walaupun tehnik ini
menguras tenaga, namun merupakan yang paling sesuai untuk korban
dengan cedera tulang belakang

Adapun teknik teknik cara mengatasi sumbatan jalan nafas oleh benda
asing, tujuannya adalah mengeluarkan benda asing sehingga jalan nafas
tidak terhalang oleh benda asing.
■Abdominal Thrust

■Chest thrust ■Back Flow
Tags