Islam dan Perkembangan Pemikiran Ekonomi.pptx

mohamadalifbastomi1 22 views 28 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

ppt tentang islam dan perkembangan pemikiran ekonomi


Slide Content

Islam dan Perkembangan Pemikiran Ekonomi

Islam Sebagai Sistem Hidup Sbagai penyempurna risalah2 agama terdahulu, islam memiliki sifat yang komprehensif dan universal.Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah), sedangkan universal berarti syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat.

Sejarah Pemikiran Ekonomi dalam Islam Menurut Siddiqi: Fase Pertama (dasar-dasar ekonomi islam) Fase Kedua (kemajuan) Fase Stagnasi

Fase Pertama 5 H Fase pertama merupakan fase abad pertama hingga kelima Hijriyah (abad ke-11 Masehi). Pemikiran ekonomi dirintis oleh para fuqaha, sufi dan filosof. Pemikiran fuqaha terfokus pada apa manfaat (maslahah) sesuatu yang dianjurkan dan apa kerugian (mafsadah) bila melaksanakan sesuatu yang dilarang agama, bersifat normatif berwawasan positif dan cenderung mikroekonomi. Kontribusi para sufi terletak pada keajegannya dalam mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, tidak rakus dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah swt dan secara tetap menolak penempatan tuntutan kekayaan dunia yang terlalu tinggi, bersifat normatif berwawasan positif dan cenderung mikroekonomi. Fokus pembahasan filosof tertuju pada konsep kebahagiaan (sa’adah) dalam arti luas, pendekatannya global dan rasional serta metodologinya syarat dengan analisis ekonomi positif dan cenderung makroekonomi.

1. Zaid bin Ali (w. 80 H/699-738 M) Keabsahan jual beli secara tangguh dengan harga yang lebih tinggi daripada jual beli secara tunai. 2. Abu Hanifah (w. 150 H/699-767 M) - Jual beli salam - Pembelaan hak-hak ekonomi kaum lemah 3. Abu Yusuf (w. 182 H/ 731-798 M) - Keuangan publik - Pembentukan dan pengendalian harga 4. Asy-Syaibani (w.132- 189 H/750-804 M) - Konsep kerja - Perilaku konsumen dan produsen - Spesialisai dan distribusi pekerjaan. 5. Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) Konsep Uang

Fase Kedua (450 – 850 H / 1058 – 1446 M) Fase kedua dikenal sebagai fase yang cemerlang karena meninggalkan warisan intelektual yang sangat kaya. Realitas politik ditandai oleh dua hal, yakni: a. Disintegrasi pusat kekuasaan Dinasti Abbasiyah dan terbaginya kerajaan ke dalam beberapa kekuatan regional yang mayoritas didasarkan pada kekuatan daripada kehendak rakyat b. Merebaknya korupsi di kalangan para penguasa diiringi dengan dekadensi moral di kalangan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang semakin lebar antara si kaya dengan si miskin

1. Al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) - Perilaku konsumen - Evolusi pasar - Konsep Uang - Pajak 2. Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) - Konsep Harga - Hisbah - Keuangan negara - Konsep Uang 3. Ibnu Khaldun (w. 808 H/1406 M) - Keuangan publik - Konsep harga - Konsep uang - Teori produksi 4. Al-Maqrizi (w. 845 H/1441 M) - Konsep Uang - Teori inflasi

Fase Ketiga 1446-1932 Masehi Dikenal sebagai fase tertutupnya pintu ijtihad (independent judgment). Para fukaha hanya menuliskan kembali catatan-catatan para pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang sesuai dengan aturan standar bagi masing-masing mazhab. Gerakan pembaharu baru timbul pada dua abad terakhir yang menyeru untuk kembali kepada Alquran dan al-Hadis sebagai pedoman hidup.

1. shah waliallah (w.1176H/1762M) 2. Jamaluddin al Afhgani (w.1315H/1897M) 3. Muhammad Abduh (w.1320H/1905M) 4. Muhammad Iqbal (w.1357 H/1938M)

Kemunculan Pemikiran dan Mazhab Ekonomi Islam Modern Pada era modernis, ekonomi Islam mulai dirajut kembali untuk dimunculkan sebagai sebuah konsep ilmu teoritis maupun aplikatif. Pembagian mazhab alur pemikiran Ekonomi Islam muncul dalam tiga mazhab. Mazhab Baqir As Sadr, Mainstream, dan alternatif Kritis. Hal yang melatarbelakangi pembagian ketiga mazhab ini adalah adanya perbedaan pendapat akan adanya konsep apa dan bagaimana ekonomi Islam. Akan tetapi, belum secara pasti dapat dibuktikan bahwa aplikasi konsep dan teori ekonomi Islam di masyarakat saat ini adalah sudah cukup dinaungi oleh ketiga mazhab tersebut diatas.

Dalam bahasan ekonomi Islam modern, Sudarsono (2008) membagi fase perkembangan ekonomi Islam modernis dalam dua bagian . Fase pertama (sebelum 1970-an) kebanyakan sarjana ekonomi Islam lebih condong pada pewacanaan pendekatan normatif dan teknis kelembagaan. Sedangkan, fase kedua (1980) sarjana muslim lebih memfokuskan diri pada usaha merumuskan aspek filosofis dan metodologi ekonomi Islam. Upaya pemunculan kembali ekonomi Islam ditengah masyarakat dunia dengan tawaran konseptual keilmuan dan sistem ekonomi yang seolah nampak baru mulai diupayakan secara masif semenjak abad modernis, khususnya seperti halnya yang telah terjadi di Indonesia, ekonomi Islam telah terasa masif semenjak munculnya kegiatan perbankan syariah di Indonesia yang dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia.

Dalam perkembangannya ekonom-ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun ketika mereka diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep ekonomi Islam itu, mulai muncullah perbedaqaan pendapat. Sampai saat ini, pemikiran ekonom-ekonom muslim kontemporer dapat kita klasifikasikan setidaknya menjadi tiga mazhab, yakni: • Mazhab Baqir as-Sadr, Baqr As Shadr • Mazhab mainstream; Umar Chapra, As Siddiqi, etc. • Mazhab Alternatif-kritis

Fase Pertama

1. Zaid bin Ali # Zaid bin Ali adalah cucu Imam Husain adalah fukaha yang paling terkenal di Madinah, dan guru dari seorang ulama terkemuka, Abu Hanifah. # Menurut Zaid bin Ali, penjualan barang secara kredit dengan harga lebih tinggi daripada harga tunai adalah bentuk transaksi yang sah. # Menurut Zaid bin Ali, transaksi kredit dapat dibenarkan selama dilandasi oleh prinsip saling ridha antar kedua belah pihak. # Pada dasarnya, keuntungan dari penjualan secara kredit merupakan murni bagian dari sebuah perniagaan dan tidak termasuk riba. # Penjualan yang dilakukan secara kredit merupakan salah satu bentuk promosi sekaligus respon terhadap permintaan pasar. # Keuntungan dari penjualan kredit adalah kompensasi atas kemudahan yang diperoleh seseorang tanpa harus membayar secara tunai.

# Keuntungan dari jual beli secara kredit tentu berbeda dengan pengambilan keuntungan dari suatu penangguhan pembayaran pinjaman. # Menurut Zaid, uang tidak dengan sendirinya menghasilkan sesuatu. Ia baru akan dapat menghasilkan jika dan hanya jika melalui perniagaan. # Keuntungan dari penjualan secara kredit tidak serta merta mengindikasikan bahwa harga yang lebih tinggi selalu berkaitan dengan waktu. # Seseorang yang menjual secara kredit dapat pula menetapkan harga yang lebih rendah daripada harga pembeliannya. # Seseorang dapat juga menjual barangnya, baik secara tunai ataupun kredit, dengan harga yang lebih rendah daripada harga pembeliannya. # Dalam syariah, setiap baik buruknya suatu akad ditentukan oleh akad itu sendiri, tidak dihubungkan dengan akad yang lain.

Abu Hanifah # Abu Hanifah adalah fukaha terkenal dan seorang pedagang dari Kufah yang saat itu merupakan pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian. # Salah satu transaksi yang sangat populer pada masa Abu Hanifah adalah Salam. # Salam adalah menjual barang yang akan dikirimkan kemudian sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad disepakati. # Abu Hanifah mengusulkan agar rincian jenis komoditi, mutu, kuantitas, waktu dan tempat pengiriman barang dinyatakan jelas dalam akad. # Abu Hanifah memberikan persyaratan bahwa komoditi barang Salam harus tersedia di pasar selama waktu kontrak dan tanggal pengiriman. # Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilangkan ambiguitas dan perselisihan dalam masalah transaksi. # Pengalamannya di bidang perdagangan memungkinkan Abu Hanifah dapat menentukan aturan-aturan yang adil dalam transaksi bisnis. # Abu Hanifah membebaskan zakat terhadap pemilik harta yang dililit utang dan tidak sanggup menebusnya. # Abu Hanifah melarang pembagian hasil panen ( muzara’ah ) untuk tanah yang tidak menghasilkan apapun yang umumnya digarap kaum lemah.

Abu Yusuf Perhatiannya banyak terfokus pada keuangan umum dan peran negara, pekerjaan umum, dan perkembangan pertanian. Ia pun dikenal sebagai penulis pertama buku perpajakan yang dinamainya kitab al-Kharaj. Beberapa tahun pasca-Abu Yusuf, muncul pula kitab al-Kharaj karya Yahya Ibn Adam al-Qurasyi (203H). Kekuatan Utama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah keuangan publik.Terlepas dari prinsip2 perpajakan dan pertanggungjawaban negara Islam terhadap kesejahteraan rakyatnya, dan memberikan saran tentang cara2 memperoleh sumber pembelanjaan untuk pembangunan jangka panjang.(membangun jembatan, bendungan , dll.)

Abu Yusuf menentang dengan keras pajak pertanian.Ia menyarankan petugas pajak diberi gaji dan perilaku mereka selalu diawasi. Sedangkan pemikiran kontroversialnya ada pada sikapnya yang menentang pengendalian dan penetapan harga (tas’ir). Beliau berbeda dari fuqaha’ lain, Ibn Taimiyyah misalnya, memperjelas secara lebih rinci dengan menyatakan bahwa tas’ir dapat dilakukan pemerintah sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam mekanisme pasar. Lebih lanjut Taimiyyah mempertegas kondisikondisi tertentu, kapan tas’ir dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pemerintah dan bahkan kapan pemerintah wajib melakukannya. Cenderung menyetujui negara mengambil bagian dari hasil pertanian daripada menarik sewa lahan pertanian.Lebih adil dan akan memberikan hasil produksi yang lebih besar dengan memberikan kemudahan dalam memperluas tanah garapan Prinsip pajak yang terkenal “canons of taxation”, pemberian kelonggaran waktu bagi pembayar pajak.

Abu Yusuf adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep perpajakan dalam karyanya al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas permintaan Khalifah Harun al-Rasyid, ketika dia ingin mengatur sistem Bait al-mal, sumber pendapatan Negara dan cara pendistribusiannya, dan untuk menghindari manifulasi, kezaliman, serta untuk mewujudkan kepentingan penguasa. Muatan konseptual al-Kharaj dan visi strategisnya terhadap kebijakan sumber pendapatan negara mencerminkan keunggulan akademik Abu Yusuf dalam bidang ekonomi, dan pengalamannya menjabat sebagai hakim agung. Sumber ekonomi, tegas Abu Yusuf berada pada dua tingkatan: tingkat pertama meliputi unsur-unsur alam (antara lain air dan tanah). Unsur-unsur ini paling kuat dan melakukan produksi secara mandiri. Tingkatan kedua tenaga kerja. Tingkatan yang kedua ini berperan kurang maksimal dan tidak rutin seperti perbaikan dan pemanfaatan tanah, membuat sistem irigasi, dan lain-lain. Kekuasaan menurut Abu Yusuf terdiri atas tiga unsur, yaitu: umat Islam, pemimpin (imam), lembaga-lembaga negara atau pemerintahan antara lain al-jaisy, al-dawawin. Mereka dibebani dengan misi ekonomi yang paling fundamental seperti menetapkan jizyah, membagi ghanimah, menetapkan gaji dan tunjangan, memberikan tanah pinjaman, membuat sistem irigasi, dan memperbaiki tanah

Ibn Miskawaih # Salah satu pandangan Ibn Miskawaih yang terkait dengan aktivitas ekonomi adalah tentang pertukaran dan peranan uang. # Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. # Menurut Ibnu Miskawaih, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja sama dan saling membantu dengan sesamanya. # Menurut Ibnu Miskawaih, manusia akan saling mengambil dan memberi. Konsekuensinya, mereka akan menuntut suatu kompensasi yang pantas. # Menurut Ibnu Miskawaih, barter jasa dua profesi berbeda, akan menjadi reward jika kedua karya tersebut seimbang. # Menurut Ibnu Miskawaih, jika barter dua jasa tidak seimbang, maka Dinar bisa jadi alternatif penyeimbang. # Ibnu Miskawaih menegaskan bahwa logam yang dapat dijadikan sebagai mata uang adalah logam yang dapat diterima secara universal. # Menurut Ibnu Miskawaih, konvensi uang logam: tahan lama, mudah dibawa, tidak mudah rusak, dikehendaki orang dan orang senang melihatnya

Asy-Syaibani # Salah satu rekan sejawat Abu Yusuf dalam mazhab Hanafiyah adalah Muhammad bin Hasan asy-Syaibani. # Asy Syaibani menyusun risalah kecil yang berjudul al-Iktisab fi ar-Rizq al-Mustathab membahas pendapatan dan belanja rumah tangga. # Asy Syaibani menguraikan perilaku konsumsi seorang muslim yang baik serta keutamaan orang yang suka berderma dan tidak suka meminta-minta. # Asy Syaibani membagi pekerjaan jadi 4 jenis: ijarah (sewa-menyewa), tijarah (perdagangan), zira’ah (pertanian), dan shina’ah (industri). # Asy Syaibani menilai pertanian sebagai lapangan pekerjaan terbaik, padahal masyarakat Arab saat itu lebih tertarik berdagang/berniaga. # Dalam suatu risalah yang lain, yakni Kitab al-Asl , asy-Saibani telah membahas masalah kerjasama usaha dan bagi hasil. # Secara umum, pandangan asy-Syaibani cenderung berkaitan dengan perilaku ekonomi seorang muslim sebagai individu. # Asy Syaibani berbeda dengan Abu Yusuf yang cenderung berkaitan dengan perilaku penguasa dan kebijakan publik.

Fase Kedua

Al-Ghazali # Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali lahir di Tus, sebuah kota kecil di Khurasan, Iran. # Sejak kecil, al-Ghazali tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga seorang sufi meninggal dunia. # Pemikiran ekonomi al-Ghazali dituangkan dalam: Ihya ‘Ulum al-Din , al-Mustashfa , Mizan al-‘Amal , dan al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk . # Fokus utama perhatian al-Ghazali tertuju pada perilaku individual yang dibahas secara rinci dengan rujukan yang komprehensif. # Rujukan al-Ghazali: Quran, Sunnah, Ijma Sahabat/Tabiin serta sufi: Junaid al-Baghdadi, Dzun Nun al-Mishr dan Harits bin Asad al-Muhasibi. # Menurut al-Ghazali: seseorang harus memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya dalam kerangka melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah. # Menurut al-Ghazali: seluruh aktivitas kehidupan termasuk ekonomi, harus sesuai syariah Islam. Tidak boleh kikir, tidak boleh boros. # Pemikiran sosioekonomi al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai “fungsi kesejahteraan sosial islami”. # Tema yang jadi pangkal tolak seluruh karya al-Ghazali adalah konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama). # Konsep maslahat al-Ghazali: konsep yang mencakup semua aktivitas manusia dan membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.

# Menurut al-Ghazali, kesejahteraan ( maslahah ) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar. # Tujuan dasar maslahat: agama ( al-dien ), hidup/jiwa ( nafs ), keluarga/keturunan ( nasl ), harta/kekayaan ( mal ), dan intelek/akal ( aql ). # Al-Ghazali menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, tujuan utama kehidupan umat manusia adalah mencapai kebaikan di dunia dan akhirat. # Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosial dalam kerangka hierarki utilitas individu & sosial tripartite. # Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite : kebutuhan ( daruriat ), kesenangan/kenyamanan ( hajat ), dan kemewahan ( tahsinat ). # Hierarki utilitas individu & sosial yang tripartite merupakan klasifikasi peninggalan tradisi Aristotelian yang disebut kebutuhan ordinal. # Kebutuhan ordinal terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang eksternal dan kebutuhan terhadap barang-barang psikis.

# Al-Ghazali juga memberikan nasihat kepada penguasa agar selalu memperhatikan kebutuhan rakyat dan tidak berperilaku zhalim. # Ketika rakyat berkekurangan dan tidak berpenghasilan hidup, penguasa wajib menolong dengan menyediakan makanan dan uang dari kas negara. # Al-Ghazali menolerir pengenaan pajak jika pengeluaran untuk pertahanan dan pos penting lain tidak tercukupi dari perbendaharaan negara. # Mengenai evolusi pasar dan peranan uang, Al-Ghazali mengemukakan alasan pelarangan riba fadhl yang melanggar sifat dan fungsi uang. # Al-Ghazali mengutuk mereka yang melakukan penimbunan uang dengan dasar uang itu sendiri dibuat untuk memudahkan pertukaran. # Al-Ghazali berbicara mengenai harga yang dikenal sebagai al-tsaman al-adil (harga yang adil) atau equilibrium price (harga keseimbangan). # Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi menurut kepentingan sosialnya serta menitikberatkan perlunya kerja sama dan koordinasi. # Al-Ghazali mengklasifikasi aktivitas produksi ala kontemporer, yakni primer (agrikultur), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa).

Ibnu Taimiyah # Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim atau Ibnu Taimiyah lahir di kota Harran pada tanggal 22 Januari 1263 M (10 Rabiul Awwal 661 H). # Ibnu Taimiyah berasal dari keluarga berpendidikan tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab Hanbali dan penulis buku. # Ekonomi Ibnu Taimiyah: Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam , as-Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyah, al-Hisbah fi al-Islam . # Fokus perhatian Ibnu Taimiyah terletak pada masyarakat, fondasi moral dan bagaimana mereka harus membawakan dirinya sesuai dengan syariah. # Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku ekonomi individu dalam konteks hidup bermasyarakat. # Ibnu Taimiyah mendiskusikan tentang akad dan upaya mentaatinya, harga yang wajar dan adil, pengawasan pasar, dan keuangan negara. # Ibnu Taimiyah mendefinisikan batasan ekonomi dan hak kepemilikan pribadi, agar pelaku ekonomi taat aturan dan moral publik bisa bertahan. # Menurut Ibnu Taimiyah, ekonomi berkeadilan dapat terwujud jika akad didasarkan pada kesepakatan dan informasi yang memadai antarpihak. # Menurut Ibnu Taimiyah, moralitas memerlukan keharusan tidak adanya paksaan, tidak adanya kecurangan. # Ibnu Taimiyah melarang pengambilan keuntungan dari keadaan yang menakutkan, atau ketidaktahuan dari salah satu pihak yang berakad.

# Ibnu Taimiyah, harga pasar yang terjadi harus wajar dan adil dengan syarat tidak adanya pasokan yang ditahan untuk menaikkan harga. # Ibnu Taimiyah juga membahas pengaturan uang, timbangan dan ukuran, pengawasan harga, serta pengenaan pajak tinggi dalam keadaan darurat. # Secara umum, pandangan-pandangan ekonomi Ibnu Taimiyah cenderung bersifat normatif. Namun juga memiliki pandangan ekonomi positif. # Ibnu Taimiyah menyadari sepenuhnya peranan permintaan dan penawaran dalam menentukan harga-harga. # Ibnu Taimiyah menggeser beban pajak dari penjual kepada pembeli yang harus membayar lebih mahal untuk barang kena pajak.

Al-Maqrizi # Nama lengkap al-Maqrizi: Taqiyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Qadir al-Husaini. Ia lahir di Kairo, pada 766 H (1364-1365 M). # Al-Maqrizi melakukan studi khusus tentang uang dan kenaikan harga yang terjadi secara periodik dalam keadaan kelaparan dan kekeringan. # Menurut Al-Maqrizi, penyebab utama inflasi: penyebab alamiah ( natural inflation ) dan penyebab kesalahan manusia ( human-error inflation ). # Penyebab inflasi dari sisi kesalahan manusia: korupsi dan administrasi buruk, pajak berlebihan, serta kenaikan pasokan mata uang fulus . # Al-Maqrizi menegaskan bahwa uang emas dan perak merupakan satu-satunya mata uang yang dapat dijadikan standar nilai sesuai syariah. # Menurut al-Maqrizi, fulus dapat diterima sebagai mata uang jika dibatasi penggunaannya: hanya untuk keperluan transaksi berskala kecil.
Tags