Ivan P. Pavlov (1848–1936 Teori Penghubungan Thorndike Behaviorisme – John B. Watson Teori Kesegeraan – E.R. Guthrie Pembiasaan Operan – B.F. Skinner Teori Pengurangan Dorongan (Clark Hull, 1952) Teori Mediasi (Osgood) Teori Dua Faktor (Mowrer, 1960)

misunmulhendra 0 views 20 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 20
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20

About This Presentation

Teori, Stimulus respon, pembelajaran


Slide Content

PSIKOLINGUISTIK Teori-Teori Stimulus – Respons

Ivan P. Pavlov (1848–1936 Teori Penghubungan Thorndike Behaviorisme – John B. Watson Teori Kesegeraan – E.R. Guthrie Pembiasaan Operan – B.F. Skinner Teori Pengurangan Dorongan (Clark Hull, 1952) Teori Mediasi (Osgood) Teori Dua Faktor (Mowrer, 1960) Teori-Teori Stimulus – Respons

Ivan P. Pavlov (1848–1936)

Ivan P. Pavlov (1848–1936 Penemu & Latar Belakang Teori ini ditemukan oleh Ivan P. Pavlov (1848–1936) , seorang fisiolog Rusia, ketika meneliti proses pencernaan hewan. Pavlov mengamati bahwa anjing mengeluarkan air liur sebelum memakan makanan, hanya dengan melihat makanan. Eksperimen Utama Pavlov membunyikan lonceng sebelum memberikan makanan kepada anjing. Awalnya bunyi lonceng tidak menimbulkan respons, tetapi setelah berulang kali dipasangkan dengan makanan → anjing akhirnya mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar bunyi lonceng. Konsep Dasar Stimulus Tak Dibiasakan : makanan. Respons Tak Dibiasakan : air liur alami saat melihat makanan. Stimulus Dibiasakan : bunyi lonceng (awalnya netral). Respons Dibiasakan : air liur keluar hanya karena bunyi lonceng

Ivan P. Pavlov (1848–1936 Kesimpulan Pavlov Belajar adalah proses asosiasi stimulus baru dengan stimulus alami sehingga terbentuk respons baru Pembelajaran merupakan rangkaian respons yang dibiasakan (RD) melalui pengulangan. Pandangan Modern Sebagian psikolog menilai belajar bukan hanya rangkaian respons, tetapi melibatkan usaha terkoordinasi dari berbagai aspek. Namun, konsep respons yang dibiasakan (RD) tetap dianggap penting dan menjadi rujukan dasar teori belajar lainnya. Implikasi Teori Kemampuan seseorang membentuk respons dibiasakan tergantung sistem saraf yang digunakan. Ada perbedaan kemampuan belajar yang dibawa sejak lahir. Ulangan yang teratur dan intensif sangat penting untuk memperkuat respons. Pavlov tidak menekankan pada pemahaman ( insight ), tetapi pada kebiasaan (respons otomatis).

Bagi Pavlov, respons yang dibiasakan (RD) adalah unit dasar pembelajaran yang paling baik Kesimpulan Akhir

Teori Penghubungan Thorndike

Teori Penghubungan Thorndike Tokoh & Dasar Teori Diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike (1874–1919) . Disebut juga teori connectionism atau S–R bond theory (stimulus–respons bond) . Belajar dipahami sebagai proses menghubungkan stimulus dengan respons melalui pengalaman. Eksperimen Utama Thorndike menaruh seekor kucing di dalam sangkar yang hanya bisa dibuka dengan menekan engsel. Awalnya kucing mencoba secara acak (trial and error). Lama-kelamaan kucing belajar bahwa menekan engsel → pintu terbuka → keluar. Setelah berulang kali, waktu yang dibutuhkan kucing untuk menekan engsel semakin cepat. Pokok Pandangan Belajar bukan hasil insight (pemahaman tiba-tiba), melainkan hasil trial and error dan pengulangan. Hubungan belajar terjadi dalam sistem saraf antara peristiwa fisik (stimulus, respons) dan peristiwa mental (pikiran, persepsi).

Teori Penghubungan Thorndike Jenis Hubungan Peristiwa mental ↔ peristiwa fisik. Peristiwa fisik ↔ peristiwa mental. Peristiwa mental ↔ peristiwa mental. Peristiwa fisik ↔ peristiwa fisik.

Teori Penghubungan Thorndike The Law of Exercise (Hukum Latihan): Kebiasaan (habit) terbentuk melalui latihan berulang. Terdiri dari Law of Use (sering digunakan → hubungan semakin kuat) dan Law of Disuse (jarang digunakan → hubungan semakin lemah). The Law of Effect (Hukum Akibat): Jika suatu perilaku menghasilkan kepuasan maka → hubungan stimulus–respons akan diperkuat. Jika hasilnya tidak memuaskan maka → hubungan akan melemah. Dua Hukum UtamaTeori

Teori Penghubungan Thorndike Prinsip-Prinsip Teori Jika organisme melakukan tindakan hingga berhasil, maka hal itu menimbulkan kepuasan. Jika rangsangan (S) diikuti respons (R) yang memuaskan → hubungan S–R diperkuat; jika tidak memuaskan → hubungan terhenti. Hubungan S–R semakin kuat melalui latihan berulang secara teratur. Implikasi Pendidikan Belajar adalah pembentukan kebiasaan melalui latihan dan penguatan . Diterapkan dalam keterampilan praktis, misalnya belajar mengetik, bersepeda, mengemudi, atau berbahasa. Dalam pembelajaran bahasa, latihan berulang dan penguatan positif akan mempercepat penguasaan keterampilan.

Behaviorisme – John B. Watson

Behaviorisme – John B. Watson Watson dikenal sebagai Bapak Behaviorisme di Amerika. Lanjutan dari teori Pavlov, berlandaskan Stimulus–Respons Bond (S–R bond) . Tujuan utama psikologi menurut Watson adalah prediksi dan pengendalian perilaku , tanpa mengaitkan kesadaran atau naluri. Eksperimen “Albert kecil” menunjukkan bahwa rasa takut dapat dipelajari melalui asosiasi stimulus (tikus putih + suara keras → takut). Prinsip penting: Recency Principle (kebaruan): stimulus yang baru saja menimbulkan respons, akan cenderung menimbulkan respons yang sama bila diulang segera. Frequency Principle (frekuensi): semakin sering stimulus diberikan → semakin kuat respons yang muncul. Pandangan Watson: tidak ada perbedaan belajar antara manusia dan hewan , semua perilaku dipelajari melalui S–R.

Teori Kesegeraan – E.R. Guthrie

Teori Kesegeraan – E.R. Guthrie Dikenal sebagai teori kesegeraan/kedekatan (temporal contiguity) . Inti teori: hubungan stimulus–respons akan semakin kuat bila respons muncul segera setelah stimulus diberikan. Penguatan (reinforcement) bukan faktor utama dalam belajar; yang penting adalah kesegeraan respons . Menekankan pada konsep single-trial learning (belajar coba-tunggal) → satu pengalaman cukup untuk membentuk hubungan S–R, meski latihan berulang tetap diperlukan untuk memperkuat. Pentingnya mengurangi kesalahan dalam proses belajar dengan pengaturan stimulus yang tepat. Dalam pembelajaran bahasa, setiap unsur kalimat benar harus segera dihubungkan dengan stimulus yang tepat agar terbentuk pola bahasa yang benar.

Pembiasaan Operan – B.F. Skinner

Disebut juga Operant Conditioning atau Instrumental Conditioning , bagian dari aliran neobehaviorisme . Eksperimen dengan tikus dalam kotak Skinner : menekan tuas → makanan jatuh → perilaku diperkuat. Unsur penting: Stimulus (lingkungan/tanda). Respons (perilaku). Reinforcement (penguatan) : hadiah atau hukuman yang memperkuat/mengurangi perilaku. Perilaku operan = perilaku yang memengaruhi lingkungan dan menghasilkan konsekuensi. Prinsip: penguatan harus diberikan segera setelah respons untuk hasil maksimal. Modelnya: S – R – R (Stimulus – Respons – Reinforcement) . Dalam pendidikan, guru berperan sebagai arsitek pembentukan perilaku dengan membagi tujuan belajar ke dalam unit kecil yang diperkuat satu per satu. Dalam pemerolehan bahasa , Skinner menekankan peran lingkungan dan penguatan , menolak adanya kemampuan bawaan ( innate ability ). Perilaku berbahasa dapat diprediksi dan dikendalikan melalui manipulasi stimulus dan penguatan. Pembiasaan Operan – B.F. Skinner

Teori Pengurangan Dorongan (Clark Hull, 1952) Inti teori: belajar terjadi karena adanya dorongan (drive) atau ketegangan (tension state) yang mendorong organisme untuk bereaksi. Dorongan muncul dari kebutuhan fisik (misalnya lapar, haus). Empat peringkat pembelajaran: Variabel bebas (berdiri sendiri): pengalaman, ganjaran, rangsangan. Variabel penengah : dorongan, motivasi, kekuatan rangsangan respons. Variabel penengah (lanjutan): kecenderungan organ tubuh untuk merespons. Variabel tidak bebas : frekuensi, kecepatan, ketahanan respons. Pengukuhan (reinforcement) mengurangi dorongan utama → memperkuat tabiat. Dorongan utama bisa diperkuat oleh dorongan kedua (misalnya kekhawatiran). Tujuan utama: memperkirakan dan menjelaskan perilaku secara hukum yang pasti. Inti: belajar = reaksi organisme untuk mengurangi ketegangan demi mencapai tujuan. Kesimpulan Umum Hull : belajar karena dorongan biologis yang ingin dikurangi.

Teori Mediasi (Osgood) Inti teori: ada respon penengah (mediasi) antara stimulus (S) dan respons (R) . Disebut neobehaviorisme karena masih berakar pada S–R tetapi lebih progresif. Stimulus utama dan tambahan bisa sama-sama memunculkan respons. Teori ini menjelaskan makna (semantik) sebagai hasil mediasi antara tanda (sign) dan objek. Konsep sign (tanda/isyarat): bukan objek asli, tetapi pola rangsangan yang memunculkan respons tertentu. Kata-kata adalah sign yang berfungsi sebagai lambang untuk objek/peristiwa. Makna terbentuk melalui interaksi manusia dengan objek dan peristiwa . 📌 Kesimpulan Umum: Osgood : belajar terjadi melalui proses mediasi (penengah) → menjelaskan makna bahasa. S → rₘ → Sₘ → R S = stimulus utama. rₘ = respons mediasi. Sₘ = stimulus mediasi. R = respons akhir. Rumus pembelajaran

Teori Dua Faktor (Mowrer, 1960) Disebut revised two factor theory (teori dua faktor yang disempurnakan). Menambahkan bahwa ada dua jenis pengukuhan : Pengukuhan bertambah (incremental reinforcement): muncul sebagai hukuman tambahan → menimbulkan rasa takut/kecewa → individu bertindak untuk menghindarinya. Pengukuhan berkurang (decremental reinforcement): ganjaran berupa berkurangnya ketegangan (rasa lega) setelah suatu ancaman dihindari. Hanya emosi yang dapat dibiasakan, bukan perilaku fisik. Proses pembelajaran bertumpu pada emosi ketakutan dan harapan yang berperan sebagai mediasi. Disebut juga self-satisfaction theory: bayi belajar bahasa pertama kali melalui kata-kata ibunya yang terkait dengan rasa kasih sayang. Pemerolehan bahasa = dibiasakan pada hubungan sign (kata) dengan objek/peristiwa yang bermakna. Termasuk aliran neobehaviorisme bersama Osgood, tetapi lebih maju daripada Watson karena mengakui adanya mediasi. 📌 Kesimpulan Umum: Mowrer : belajar berbasis emosi (takut/harap) dengan dua faktor pengukuhan, sangat relevan dengan pemerolehan bahasa ibu.
Tags