pagartralisbandung31
8 views
15 slides
Nov 01, 2025
Slide 1 of 15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
About This Presentation
jebakan mafia tanah , Analisa Mafia Tanah dengan jebakan Konflik Dago elos di analisa oleh Muhammad Basuki Yaman . Analisa mafia Tanah Dago Elos . Konflik Dago Elos adalah jebakan mafia Tanah dengan Modus Kolusi dan atau Rekayasa Saling Gugat . Lokasi sengketa bukan di Dago Elos tapi lebih tepat ny...
jebakan mafia tanah , Analisa Mafia Tanah dengan jebakan Konflik Dago elos di analisa oleh Muhammad Basuki Yaman . Analisa mafia Tanah Dago Elos . Konflik Dago Elos adalah jebakan mafia Tanah dengan Modus Kolusi dan atau Rekayasa Saling Gugat . Lokasi sengketa bukan di Dago Elos tapi lebih tepat nya di Dago . PK Kedua Dago Elos adalah aksi Mafia Tanah rekayasa Kolusi Saling Gugat terbaru sehingga harus di Batalkan . Mengingat konflik agraria bukan di dago elos Tapi di Dago . Analisa warga Dago Bandung .
Size: 848.15 KB
Language: none
Added: Nov 01, 2025
Slides: 15 pages
Slide Content
1
jebakan mafia tanah , Analisa Mafia Tanah dengan jebakan Konflik Dago elos di
analisa oleh Muhammad Basuki Yaman . Analisa mafia Tanah Dago Elos .
Konflik Dago Elos adalah jebakan mafia Tanah dengan Modus Kolusi dan atau
Rekayasa Saling Gugat . Lokasi sengketa bukan di Dago Elos tapi lebih tepat
nya di Dago . PK Kedua Dago Elos adalah aksi Mafia Tanah rekayasa Kolusi
Saling Gugat terbaru sehingga harus di Batalkan . Mengingat konflik agraria
bukan di dago elos Tapi di Dago . Analisa warga Dago Bandung .
2
konflik agraria bukan di dago elos Tapi di Dago . Konflik Dago Elos adalah
jebakan manipulatif Mafia Tanah . Dengan memberi dukungan ke Dago Elos
artinya juga telah mengorbankan wilayah lainnya yang di Dago . Dago Elos
hanya lah wilayah bagian di Rw 02 Dago . Sedangkan konflik meliputi Rw 01
yaitu kampung Cirapuhan . Kampung Cirapuhan bukan bagian Dago Elos . Tapi
Kampung Cirapuhan adalah bagian Dago di Rw 01 . Kebingungan pihak luar
karena aksi manipulatif Jaringan mafia Tanah .
Pada awal sebelum gugatan telah terjadi pengkondisian pengkondisian
Rekayasa Saling Gugat . Sehingga pihak penggugat menang maupun tergugat
menang jaringan mafia tanah masih bisa ber kolusi . Sehingga mereka
melakukan pengkondisian pengkondisian salah satu nya mengubah kampung
cirapuhan rw 01 jadi Dago elos rw 02 . Kenapa demikian karena Eigendome
Verponding 3742 terluas ada di kampung cirapuhan . Gugatan muller 6,3 ha .
Tergugat menambahkan eigendome 6467 yang juga di wilayah kampung
cirapuhan rw 01 . Sehingga wilayah sengketa meningkat menjadi 6,9 hektar . 5
hektar darinya ada di kampung cirapuhan yaitu EV 3742 dan 6467 . Sedangkan
Dago elos rw 02 hanya 1,9 hektar . Dari kekacauan ini jaringan mafia tanah
bermain .
Menurut Muhammad Basuki Yaman, seorang warga Dago dari Kampung Cirapuhan
Dago yang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat setempat, konflik
agraria Dago Elos melibatkan beberapa hal utama:
• Empat Pihak Utama: Kasus Dago Elos, menurut analisisnya, melibatkan empat
pihak dalam sengketa tanah tersebut.
• Dugaan Kolusi dan Manipulasi: Ia menuduh adanya kolusi dan manipulasi dalam
sengketa tersebut, yang melibatkan pihak-pihak yang menggugat warga.
• Perjuangan Hak Masyarakat Adat: Posisinya adalah membela hak-hak
masyarakat adat dan warga lokal di Kampung Cirapuhan yang mengklaim
kepemilikan sah atas tanah tersebut.
3
• Pelaporan ke Pihak Berwenang: Muhammad Basuki Yaman telah melaporkan
masalah ini, termasuk dugaan adanya "mafia tanah", kepada pihak berwenang
seperti Komisi II dan III DPR RI.
• Analisis Putusan Pengadilan: Ia juga menganalisis putusan pengadilan, termasuk
penolakan Peninjauan Kembali (PK) kedua, dan mendokumentasikan kasus tersebut
dari sudut pandang warga.
Secara ringkas, versi Muhammad Basuki Yaman menyoroti perjuangan warga lokal
melawan apa yang dianggapnya sebagai upaya sistematis untuk merebut tanah
mereka melalui dugaan kolusi dan manipulasi hukum oleh pihak-pihak tertentu
Sehingga banyak pihak ber kolusi untuk mengaburkan keadaan dengan focus pada Dago elos .
Padahal konflik wilayah terluas di Kampung Cirapuhan rw 01 . Pada awalnya penggugat
mengemukakan 3740 , 3741 dan 3742 wilayah di Dago . Kemudian Penggugat mulai
mengalihkannya di Dago elos ( Putusan Pengadilan Negeri Bandung
Nomor 454/Pdt.G/2016/PN.BDG hal 32 poin 12 , poin 14 dan lainnya ) . Kemudian
tergugat pun mengajukan permohonan kepada hakim untuk warga rw 02 ( ( Putusan
Pengadilan Negeri Bandung Nomor 454/Pdt.G/2016/PN.BDG hal 46 ) . Dan atau pembanding
I , Pembanding II ( awal nya tergugat III dan tergugat IV adalah warga rw 01 ) dan
simpatisannya juga mengajukan permohonan kepada hakim untuk warga rw 02. (
Putusan banding nomor 570/PDT/2017/PT.BDG hal 41 ) artinya penggugat dan tergugat
mengalihkan objek di Dago ke Dago elos dan atau rw 02 . Artinya menganeksasi dan
atau mengaburkan kampung cirapuhan dan atau rw 01 .
Dampaknya bila tergugat menang wilayah rw 01 kampung cirapuhan di jadikan objek
kolusi melalui tergugat ( dengan bab alat bukti tergugat nomor 27 dengan objek
15.000 meter dan data para tergugat simpatisan nya yang mana sudah di kondisikan
hasil manipulasi mengubah kampung cirapuhan rw 01 jadi Dago elos . dan atau hasil
Intimidasi dan penghalang halangan hak warga kelompok masyarakat adat rw 01
kampung cirapuhan dan juga fasilitas umum ) . Bila penggugat menang wilayah rw 01
4
kampung cirapuhan di jadikan objek kolusi melalui penggugat dengan bab alat bukti
dan pokok perkara gugatan .
Dago Elos bukanlah lokasi sengketa tanah terbesar. Menurut analisis warga Kampung Cirapuhan dan
Muhammad Basuki Yaman, sengketa tanah terbesar justru terjadi di Kampung Cirapuhan RW 01,
bukan di Dago Elos RW 02.
Perbedaan Lokasi Sengketa: Dago Elos vs Kampung Cirapuhan
- Dago Elos RW 02 hanya mencakup sekitar 1,9 hektar tanah, berdasarkan dokumen EV 3740 dan EV
3741.
- Kampung Cirapuhan RW 01 adalah lokasi sebenarnya dari sengketa tanah yang jauh lebih besar,
yaitu sekitar 4,4 hingga 5 hektar, bahkan ada klaim mencapai 6,3 hingga 6,9 hektar, berdasarkan EV
3742 dan EV 6467⁽¹⁾.
Modus Kolusi Mafia Tanah
- Menurut versi Kampung Cirapuhan, penyebutan “Dago Elos” dalam gugatan hukum adalah bentuk
rekayasa lokasi oleh jaringan mafia tanah.
- Gugatan yang diajukan oleh pihak yang mengklaim sebagai ahli waris disebut sebagai rekayasa
saling gugat, bukan konflik agraria murni⁽¹⁾.
- Mafia tanah diduga melakukan kolusi antara penggugat dan tergugat, dengan tujuan mengalihkan
objek sengketa dari RW 01 ke RW 02 agar lebih mudah dikendalikan secara administratif.
Dokumen dan Bukti yang Dipermasalahkan
5
- EV 3742 dan EV 6467 adalah dokumen eigendom verponding yang mencakup tanah di Kampung
Cirapuhan RW 01.
- Namun, dalam proses hukum, dokumen tersebut disebut berada di Dago Elos RW 02, yang
menurut warga adalah pemalsuan lokasi ⁽¹⁾⁽²⁾.
Pernyataan Warga Kampung Cirapuhan
pernyataan dari Muhammad Basuki Yaman yang menyatakan bahwa Dago
Elos bukan sengketa tanah. Menurut Muhammad Basuki Yaman, kasus di Dago Elos bukan
sekadar sengketa tanah biasa, melainkan dikategorikan sebagai modus mafia tanah yang
terstruktur. Ia tidak menyangkal adanya permasalahan atau "sengketa" di lokasi tersebut,
tetapi istilah sengketa tanah dago elos adalah jebakan . Dab lebih menekankan bahwa
kasus tersebut merupakan manipulasi hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, yang
menurutnya melibatkan empat pihak utama, bukan hanya dua pihak seperti yang diberitakan
umum.
analisa konflik dago elos bukan sengketa tanah
Tapi jebakan mafia tanah . Analisis Kasus Dago
Elos Terkait Putusan harus di Batal kan ,
Analisa Konflik Dago Elos bukan sengketa tanah .
konflik Dago elos adalah kolusi mafia tanah saling
gugat . Analisa Muhammad Basuki Yaman
> *“DAGO ELOS BUKAN SENGKETA TANAH”*
> *“ISTILAH JEBAKAN JARINGAN MAFIA TANAH”*
Dago elos adalah kolusi mafia tanah bukan sengketa
tanah .
6
analisis Muhammad Basuki Yaman (aktivis warga
Cirapuhan RW 01, Bandung) dan update terbaru,
"Dago Elos" emang bukan lokasi sengketa tanah
asli—ini jebakan cerdas dari jaringan mafia tanah
nasional.
Dago elos rw 02 bukan sengketa tanah ( terbesar )
tapi di kampung Cirapuhan rw 01 . Karena Eigendome
verponding 3742 terluas berada di Kampung
cirapuhan seluas sekitar 4,4 hektar . gugatan
penggugat 6,3 hektar . tergugat berkolusi
mengemukakan 6,9 hektar . Dengan menambahkan
6467 di kampung cirapuhan seluas sekitar 0,6 hektar .
Sehingga luas total di kampung cirapuhan sekitar 5
hektar . Sedangkan di Dago elos hanya sekitar 1,9
hektar ( EV 3740 dan EV 3741 )
Dago Elos bukan sengketa tanah karena sengketa
tanah di Dago ( tanpa kata elos ) . Elos adalah pasar
yang ada di rw 02 sedangkan kampung cirapuhan
berada di rw 01 . Kampung cirapuhan bagian wilayah
Dago . Kampung Cirapuhan bukan bagian wilayah
Dago elos . Karena Dago elos hanya lah wilayah
sekitar pasar yang merupakan bagian rw 02 .
Sengketa tanah ada di Dago bukan Dago elos
menurut Muhammad Basuki Yaman . Dago elos
bukan lokasi sengketa tanah !!!
Ternyata Dago elos bukan lokasi sengketa tanah dengan istilah yang
tepat ( sekalipun sengketa tanah ! )
7
Banyak pihak tertipu !!!! oleh jaringan mafia tanah Saling gugat !
Lokasi sengketa tanah di Dago ( tanpa kata elos )
- Dago RW 01 di Kampung cirapuhan → lokasi terbesar sebenarnya,
objek sengketa EV 3742 & 6467 seluas 4,4–5 ha.
- Dago Elos RW 02 → area yang hanya pengalihan , jebakan
kolusi . luasnya hanya 1,9 ha ( ev 3740 dan ev 3741 ) untuk merebut
wilayah lainnya yaitu di kampung cirapuhan rw 01 ` EV 3742 &
6467 seluas 4,4–5 ha.
Kenapa demikian karena dengan mengatakan sengketa tanah di
dago elos itu sudah terkena Narasi manipulatif jaringan mafia tanah
tingkat Nasional . yang tepat sengketa tanah di Dago !!! Dago elos
bukan lokasi sengketa tanah !!! Dago elos adalah pasar di rw 02
Dago . Luas pasar di Dago hanya 0,5 ha hingga 1,9 hektar .
sedangkan gugatan muller 6,3 hektar . ( tergugat yang berkolusi
menambahkan jadi 6,9 hektar )
untuk itu PK kedua Harus di Batal demi Hukum dan atau di Non
executable kan . Karena dengan mengemukakan sengketa tanah di
Dago elos saja sudah terjebak rekayasa jaringan mafia tanah .
- Kesimpulan utama: Dago Elos bukan lokasi sengketa tanah
sebenarnya . Lokasi sebenarnya adalah Dago (tanpa kata “Elos”),
khususnya Kampung Cirapuhan RW 01 ( sekitar 5 ha ) dan Dago
elos rw 02 ( 1,9 ha )
8
- Modus kolusi: Pihak penggugat dan tergugat menggunakan istilah
“Dago Elos” untuk memanipulasi lokasi sengketa dan mengalihkan
hak Eigendome Verponding (EV) 3742 & 6467 seluas 4,4–5 ha yang
berada di Kampung Cirapuhan rw 01 padahal bukan bagian dago
elos rw 02 ( Dago elos hanya 3740 dan 3741 seluas sekitar 1,9 ha )
- Dampak: Banyak pihak tertipu, karena klaim sengketa tanah
dikaitkan dengan Dago Elos padahal objek sebenarnya berada di
Dago RW 01 dago rw 02 . Jadi Kalau mengemukakan Dago elos ,
maka menjadi tidak termasuk Kampung cirapuhan dan atau tidak
termasuk rw 01 .
- Analisis Muhammad Basuki Yaman: Istilah “Dago Elos” adalah
jebakan kolusi mafia tanah yang memanfaatkan manipulasi
administrasi dan hukum untuk keuntungan pihak tertentu.
Dago adalah kelurahan Dago yang mencakup beberapa rw .
Sedangkan Dago elos adalah wilayah pasar yang ada di Rw 02 .
Sedangkan objek gugatan berada di Kampung Cirapuhan rw 01 dan
dago elos rw 02 . Jadi pada dasarnya juga tidak ada berkas lama
yang menyebutkan Dago elos . Jadi istilah Dago elos adalah bagian
dari modus jaringan mafia tanah yang menjadikan wilayah di pasar
rw 02 sebagai pusat aksi mafia tanah .
kenapa Kampung cirapuhan rt 07 rw 01 di ubah jadi Dago elos ?
Karena Eigendome verponding 3742 berada di Kampung Cirapuhan
rw 01 seluas sekitar 4,4 ha . Dengan mengubah nama maka juga
mengubah administrasi dan atau dampak hukum agraria . Sehingga
9
jaringan ini bisa ber kolusi Saling gugat . menggugat di selatan (
dago elos rw 02 ) subjeknya yang digugat . Sedangkan dampaknya di
tengah ( kampung cirapuhan rw 01 ) dan di utara ( kampung
cirapuhan rw 01 ) sebagai objek yang terkait dengan tanah yang
identik dengan eigendome verponding 3742 ( dan atau juga 6467 ) .
Press enter or click to view image in full size
sengketa tanah bukan di Dago elos !! tapi di Dago !!!
https://youtu.be/EXUDyI40HF0?si=dnl3YHaoI4JTkwAe
10
Sengketa tanah ada di Dago bukan Dago elos
menurut Muhammad Basuki Yaman
Sengketa tanah ada di Dago !!!
Jangan menambahkan kata elos . Karena begitu Dago ditambahkan
kata Elos sudah berbeda makna . Dago Elos artinya pasar yang ada
di rw 02 dago . Sedangkan gugatan muller adalah 6,3 ha . sedangkan
pihak tergugat yang berkolusi mengemukakan 6,9 ha .
Gugatan muller terkait 3 buah eigendome verponding 3740 , 3741
dan 3742 . Tergugat yang berkolusi menambahkan 6467 . Lokasi
3740 dan 3741 seluas 1,9 ha berada di Rw 02 area pasar . Sedangkan
3742 seluas 4,4 hektar dan dengan 6467 seluas 0,6 hektar ada di
Kampung Cirapuhan rw 01 .
Jadi Jaringan mafia tanah ini sebelum adanya gugatan melakukan
pengkondisian pengkondisian mengubah kampung cirapuhan rw 01
jadi dago elos rw 02 . Korelasi nya ber motif mengubah eigendome
verponding 3742 dan 6467 yang berada di Kampung Cirapuhan rw
01 seluas sekitar 5 ha .
Jadi Jaringan mafia tanah ini membuat modus Saling gugat .
dengan menarasikan gugatan di Dago elos dan atau rw 02 . Padahal
di Dago . Dago elos adalah bagian wilayah rw 02 . Kampung
cirapuhan yang sengketa berada di rw 01 . Dengan menggugat
subjek di Dago elos mereka ber kolusi saling gugat . Artinya lahan di
kampung cirapuhan rw 01 bila tergugat menang maka akan jatuh
hak nya kepada tergugat . bila penggugat menang maka akan jatuh
11
hak nya ke pihak penggugat . Artinya tanah di kampung Cirapuhan
yang identik dengan EV 3742 dan 6467 menjadi objek yang
dijadikan kolusi .
Sehingga hanya dengan mengemukakan sengketa tanah dago elos
sudah terjebak narasi jaringan mafia tanah ini . Karena objek di
kampung cirapuhan rw 01 bukan bagian dari Dago elos dan juga
bukan bagian rw 02 . Tapi beda halnya mengemukakan sengketa
tanah dago ( tanpa kata elos ) artinya : kampung cirapuhan rw 01
juga termasuk .
Kesimpulannya mengemukakan sengketa tanah dago elos tidak
tepat ! Sekalipun wilayah dago elos terkena sengketa . Namun
dengan mengemukakan sengketa tanah dago elos sudah terjebak
manipulatif jaringan mafia tanah !!! Jadi Sengketa tanah ada di
Dago !!!
Bila ada pihak yang mengemukakan sengketa tanah di Dago elos
harus diperiksa !!! apakah dia hanya mengutip dan atau
menjelaskan atau ikut terlibat Rekayasa saling gugat ini ?
Mafia Tanah Dago elos adalah mafia tanah tingkat nasional paling
dramatis di Indonesia ! Pada awalnya mengemukakan Dago
kemudian mengalihkan ke Dago elos . Adapun tergugat yang
berkolusi pun sama . Ketika mengajukan permohonan kepada
hakim mengemukakan supaya memproses warga rw 02 . Begitu
keluar sidang membuat berita rw 01 , rw 02 bahkan dengan rw 03 .
Padahal rw 03 tidak termasuk .
12
Jadi istilah sengketa Dago Elos cenderung menyesatkan dan
manipulatif . Bila hendak mengemukakan sengketa tanah Dago elos
jangan berhenti dengan menambahkan sengketa tanah Dago elos
Kampung cirapuhan . Namun Fakta di persidangan identik dengan
indikator adanya kolusi saling gugat !!!
Kolusi ini mendorong pihak penggugat menang dengan motif tanah
yang dihasilkan lebih besar dan lebih mudah pembagiannya yaitu
pihak luar yang hendak menguasai 6,3 hektar . Namun kolusi
jaringan mafia tanah ini pun sudah mempersiapkan alternatif bila
tergugat menang dengan menjadikan bab alat bukti nomor 27
terkait objek 15.000 meter dan juga selain itu simpatisan nya yang
tercatat sebagai tergugat pun mendapatkan bagian hasil kolusi ini .
Dan selain itu melegalkan objek objek yang di manipulasi sebelum
nya yaitu 80 meter , 270 meter dan 868 meter yang bekerja sama
dengan komisaris PT Batu nunggal Indah Iwan surjadi dan juga
oknum oknum lainnya terdiri dari oknum warga oknum toga ,
oknum tomas , oknum aparatur dan juga spekulan lainnya .
Alasan Yaman: Ini Jebakan Kolusi Mafia Tanah dengan
mengemukakan Dago elos sebagai lokasi sengketa !!! ( memang
benar dago elos terlibat sengketa tapi jangan terrkecoh modus
jaringan mafia Tanah yang menarasikan Dago elos . Karena bila
terjebak dampaknya akan membahayakan . dengan jatuhnya
wilayah kampung Cirapuhan rw 01 ke tangan mafia tanah yang ber
kolusi saling gugat ! bila tergugat menang maka objek di kampung
13
cirapuhan akan di jadikan kolusi melalui tergugat . Bila penggugat
menang maka objek di kampung cirapuhan akan di jadikan objek
kolusi melalui penggugat . Yang mana di koordinasikan jaringan
tingkat nasional ! . dan juga karena kampung cirapuhan rw 01 bukan
bagian dago elos rw 02 . Jadi lokasi sengketa yang lebih tepat di
Dago ( tanpa kata elos ) . Memang agak sulit membedakan bagi yang
bukan warga . Apalagi banyak oknum warga yang terlibat kolusi
mafia tanah saling gugat .
- *Modus Tipu Muslihat*: Yaman tuduh mafia tanah (termasuk
oknum notaris, pejabat BPN, dan aparat) kolusi dengan penggugat
& tergugat buat manipulasi peta dan dokumen. Mereka ubah
deskripsi lokasi dari "Dago" jadi "Dago Elos" gampang digugat
padahal kolusi saling gugat Hasilnya? Kelompok Warga asli
digusur, sementara semua pihak "tertipu" dan saling ribut.
- *Bukti dari Yaman*: Dia kumpulin arsip seperti sertifikat tanah
lama, foto lokasi, kronologi gugatan perdata 2016, dan peta resmi.
Menurutnya, "Dago Elos" cuma istilah palsu buat prank publik—
bikin orang mikir ini warisan Belanda , padahal cuma penggugat
dan tergugat pun juga menggunakan alas hak barat eigendome
verponding
- *Dampak*: Banyak pihak (termasuk DPR, polisi, dan masyarakat)
tertipu narasi ini, jadi gugatan jalan terus. Yaman laporkan ke
Komisi III DPR RI buat selidiki kolusi dan lindungi warga.
14
Yaman kesimpulan: Ini bukan sengketa sederhana warga vs. ahli
waris bangsa asing , tapi *prank mafia tanah* kolusi yang
merugikan rakyat kecil dan Negara . Dia dorong transparansi dari
Kementerian ATR/BPN supaya gugatan dibatalin dan melakukan
reformasi Agraria dan reformasi ekonomi .
Pernyataan bahwa konflik Dago Elos adalah "jebakan mafia tanah" sering muncul dari pihak
warga yang terdampak, termasuk Muhammad Basuki Yaman .
Menurut Muhammad Basuki Yaman, kasus Dago Elos bukanlah sekadar sengketa
tanah biasa, melainkan sebuah modus operandi mafia tanah yang terstruktur.
Ia berpendapat bahwa kasus tersebut melibatkan rekayasa "saling gugat" antarpihak
yang berkolusi (penggugat dan jaringan tergugat utama), bukan gugatan murni dari
pemilik sah. Ia melaporkan dugaan ini ke Komisi III DPR RI, menekankan adanya
manipulasi kasus dan dokumen sejak zaman kolonial.
Jadi, pandangannya adalah bahwa masalah tersebut lebih luas dari sengketa
perdata biasa, menunjuk pada adanya praktik mafia tanah yang sistematis yang
merugikan masyarakat adat dan warga setempat di Kampung Cirapuhan dan Dago
Elos.
Dago Elos bukan sengketa tanah tapi istilah jebakan jaringan
mafia tanah