JENIS-JENIS LUKA & PENANGANAN MEDIS SESUAI SOP - Copy.pptx

medicalcentertirta8 2 views 15 slides Sep 18, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

File ini berisi tentang informasi medis tentang injuri mekanik


Slide Content

JENIS-JENIS LUKA & PENANGANAN MEDIS SESUAI SOP By: Irsan Ansar

Positive Human Contributions Key Initiatives Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed d incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in elit, sed d eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore aliqua. Apa itu luka ? Luka adalah cedera yang disebabkan oleh hancurnya ikatan antar sel dan bisa mengakibatkan kerusakan sel. Kondisi ini selanjutnya menghambat atau menghentikan fungsi jaringan yang terdampak . secara medis jenis luka sebenarnya dibedakan berdasarkan penyebabnya , yaitu luka internal dan eksternal . Luka internal terjadi akibat gangguan yang berhubungan dengan beberapa sistem di dalam tubuh , seperti neuropati Luka eksternal disebabkan oleh faktor dari luar tubuh atau berkaitan dengan lingkungan . Jenis luka ini dapat berupa luka terbuka dan tertutup .

Government and Policy Penanganan Luka Berdasarkan Jenis Luka 1. Vulnus Excoriatum Karakteristik : Luka dangkal akibat gesekan . Tidak sampai menembus lapisan dermis. ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : Cuci tangan , kenakan sarung tangan steril . Bersihkan luka dengan NaCl 0.9%. Keringkan luka dengan kasa steril . Oleskan antiseptik topikal (povidone iodine / chlorhexidine). Tutup luka dengan kasa non- adhesif jika perlu . Dokumentasikan dan jadwalkan kontrol bila dibutuhkan . 2. V ulnus Scissum ) Karakteristik : Luka dengan tepi rata karena benda tajam . Bisa dalam , dengan atau tanpa pendarahan aktif . ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : Evaluasi perdarahan , tekan dengan kasa steril . Cuci luka dengan NaCl 0.9% . Jika luka dalam : Lakukan anestesi lokal . Jahit luka dengan teknik simple interrupted. Berikan antiseptik dan dressing steril . Antibiotik profilaksis jika terindikasi . Tetanus toksoid bila diperlukan . Dokumentasi tindakan dan edukasi pasien .

3. Vulnus Laceratum Karakteristik : Luka tidak teratur akibat trauma tumpul atau tajam . Sering kali dengan jaringan rusak atau terlepas . ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : Stabilkan pasien jika trauma berat (CABC). Kontrol perdarahan dan bersihkan luka . Debridemen jaringan nekrotik bila perlu . Evaluasi : apakah luka dapat dijahit langsung atau harus delayed closure . Pemberian antibiotik dan vaksin tetanus . Tutup luka dengan balutan steril dan dokumentasikan . 4. V ulnus Punctum Karakteristik : Luka kecil tapi dalam , berisiko infeksi tinggi . Bisa karena paku , jarum , atau benda tajam kecil . ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : Stabilisasi dan jangan keluarkan benda tajam bila masih menancap . Jika sudah keluar : Bersihkan dengan NaCl 0.9% tekanan tinggi . Jangan dijahit kecuali luka bersih dan terkontrol . Pemberian antibiotik dan vaksin TT/TD sesuai status imunisasi . Observasi tanda infeksi dan follow-up.

5 . Vulnus Combustio ๐Ÿ”ฅ 5. Luka Bakar Derajat : I : kemerahan II : melepuh III : rusak seluruh kulit ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : ABCDE Assessment jika luka luas . Dinginkan luka dengan air bersih suhu ruangan (10โ€“20 menit ). Jangan pecahkan lepuh kecil . Salep antibakteri ( misal : silver sulfadiazine). Balutan non- adheren steril . Hitung TBSA (% luas luka ) โ†’ rujuk jika >10โ€“15%. Rumus Parkland untuk cairan IV bila TBSA >20%. Dokumentasi dan rujuk ke burn center jika berat .

Langkah-Langkah Menghitung TBSA Terbakar โœ… Langkah 1: Identifikasi bagian tubuh yang terbakar Tentukan lokasi luka bakar : apakah hanya sebagian atau seluruh area dari bagian tubuh tertentu ? โœ… Langkah 2: Gunakan persentase standar Berikan nilai sesuai pembagian di atas . โœ… Langkah 3: Tambahkan semua persentase area yang terkena luka bakar . โœ… Contoh Kasus 1: Seorang pasien dewasa mengalami luka bakar pada: Seluruh lengan kanan โ†’ 9% Setengah wajah ( bagian depan kepala ) โ†’ 4.5% Punggung atas โ†’ 9% ๐Ÿงฎ Perhitungan : Lengan kanan = 9% Setengah kepala = 4.5% ( karena kepala dan leher = 9%) Punggung atas = 9% Total = 22.5% TBSA โœ… Contoh Kasus 2: Pasien dengan luka bakar di: Dada depan = 9% Perut (abdomen) = 9% Kedua paha depan = 9% ( karena paha = bagian depan dari kaki, dan satu kaki = 18%) ๐Ÿงฎ Perhitungan : Dada = 9% Abdomen = 9% Kedua paha depan = 9% + 9% = 18% Total = 36% TBSA .

R umus Parkland digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan resusitasi pada pasien luka bakar .ย  Secara umum , rumus ini adalah :ย Volume cairan (mL) = 4 ml x Berat Badan (kg) x %TBSA (total luas permukaan tubuh yang terbakar ).ย 50% dari total cairan diberikan dalam 8 jam pertama dan 50% sisanya dalam 16 jam berikutnya . C ontoh : Jika seorang pasien dengan berat badan 70 kg memiliki luka bakar yang menutupi 25% dari total luas permukaan tubuh , maka kebutuhan cairan resusitasi dalam 24 jam pertama adalah ?

6. Luka Contusio Karakteristik : Cedera jaringan lunak tanpa luka terbuka . Warna kebiruan karena pendarahan di bawah kulit . ๐Ÿ“Œ SOP Penanganan : Evaluasi untuk kemungkinan cedera serius (hematoma, fraktur). Kompres dingin 15โ€“20 menit tiap 3โ€“4 jam pertama . Elevasi bagian tubuh . Berikan analgesik ( misalnya paracetamol). Jika nyeri hebat atau tidak membaik โ†’ imaging (X-ray, USG). .

Bisa juga diklasifikasikan sebagai trauma penetrasi dan kontaminasi . Luka gigitan bisa disebabkan oleh: Anjing (paling umum ) Kucing Kera Ular Tikus/ hewan pengerat lainnya โš ๏ธ Risiko Luka Gigitan : Infeksi lokal ( bakteri aerob & anaerob ) Rabies ( terutama anjing , kucing , kera ) Tetanus Kerusakan jaringan dan tulang . 7. Vulnus M orsus A nimalis

โœ… PENANGANAN MEDIS LUKA GIGITAN BINATANG (SOP) 1. ANAMNESIS & PENILAIAN AWAL Jenis hewan , peliharaan atau liar Waktu gigitan Lokasi luka Status imunisasi pasien (tetanus & rabies) Apakah hewan bisa diamati (10 hari untuk rabies) 2. PENATALAKSANAAN LUKA ๐Ÿงผ Pembersihan Luka: Cuci tangan dan gunakan APD Cuci luka dengan sabun dan air mengalir 10โ€“15 menit Irigasi dengan NaCl 0,9% Debridemen jaringan mati / kotor Hindari penjahitan langsung ( kecuali wajah atau luka bersih ) Riwayat Imunisasi Tindakan Tidak lengkap / tidak diketahui TT + TIG Lengkap (<10 tahun terakhir) Tidak perlu Lengkap (>10 tahun) Beri 1 dosis TT 3. PROFILAKSIS MEDIKAMENTOSA ๐Ÿ’Š Antibiotik : Amoxicillin- C lavulanate (Augmentin) 625โ€“875 mg/12 jam, 5โ€“7 hari Alternatif jika alergi : Clindamycin + Ciprofloxacin ๐Ÿ’‰ Tetanus: ๐Ÿงช Rabies (VAR & SAR): Kriteria gigitan berisiko rabies: Luka dalam , berdarah , atau pada kepala / leher / jari Gigitan oleh hewan liar/ tersangka rabies Tatalaksana : VAR ( Vaksin Anti Rabies) : Hari ke-0, 3, 7, 14 SAR (Serum Anti Rabies) : Hari ke-0, 20 IU/kg BB ( infiltrasi sekitar luka ) VAR dan SAR disuntikkan di lokasi tubuh berbeda . 4. OBSERVASI HEWAN Jika hewan peliharaan sehat โ†’ observasi 10 hari Jika liar / tidak diketahui โ†’ anggap berisiko rabies 5. DOKUMENTASI DAN EDUKASI Catat semua tindakan dan obat yang diberikan Edukasi pasien : tanda infeksi , waktu kontrol , larangan menutup luka dengan perban kedap udara

๐Ÿ SOP PENANGANAN GIGITAN ULAR ๐Ÿ“˜ Istilah Medis : Vulnus morsus serpentis (= luka gigitan ular ) ๐Ÿ›‘ 1. TATALAKSANA SEGERA DI TEMPAT KEJADIAN (PENOLONG AWAL) DO: โœ… Tenangkan pasien (agar denyut jantung tidak meningkat ) โœ… Imobilisasi bagian tubuh yang tergigit ( dengan bidai seperti fraktur) โœ… Longgarkan pakaian / perhiasan dekat luka โœ… Segera rujuk ke fasilitas kesehatan โœ… Catat waktu kejadian dan gejala awal DONโ€™T: โŒ JANGAN dihisap luka โŒ JANGAN diikat menggunakan torniket โŒ JANGAN dipotong luka atau dibakar โŒ JANGAN beri minuman keras / bahan kimia โŒ JANGAN berikan es C. Tata Laksana Spesifik 1. Pemberian Antivenom (AVS / Serum Anti Bisa Ular - SABU) Hanya diberikan jika ada gejala sistemik atau reaksi lokal berat Jenis: Polivalen ( bisa untuk banyak jenis ular ) Dosis awal : 1โ€“2 vial ( ulang jika gejala tidak membaik dalam 6 jam) Diberikan IV lambat (20โ€“30 menit ) dalam 100 ml NaCl 0.9% 2. Pre- medikasi Antialergi ( jika risiko tinggi reaksi ) Chlorpheniramine 10 mg IV Hydrocortisone 100 mg IV D. Tata Laksana Simptomatik & Pendukung Cairan IV ( untuk syok atau gagal ginjal ) Parasetamol โ†’ untuk nyeri ( hindari NSAID: risiko perdarahan ) Antibiotik jika luka infeksi Tetanus toxoid jika belum imunisasi E. Monitoring dan Observasi Tanda vital tiap 1โ€“2 jam Pemantauan reaksi alergi antivenom Fungsi ginjal dan hematologi harian

7 . Vulnus Sclopetarium Vulnus Sclopetarium adalah luka penetratif yang disebabkan oleh proyektil ( peluru ) dari senjata api yang mengenai tubuh , menimbulkan kerusakan jaringan yang bervariasi tergantung kecepatan , arah lintasan , dan bagian tubuh yang terkena . Karakteristik Luka Tembak (Vulnus Sclopetarium) A. Berdasarkan Anatomi Luka Luka Masuk ( Orificium Intrantis ) Biasanya kecil , tepi rata, bisa disertai jelaga , luka bakar , dan tattooing ( bintik hitam akibat serbuk mesiu ). Luka Keluar ( Orificium Exitus ) Biasanya lebih besar dan tidak beraturan karena energi kinetik dilepaskan saat proyektil keluar . B. Berdasarkan Tipe Proyektil Proyektil kecepatan tinggi : merusak jaringan lebih luas (mis. senjata militer ). Proyektil kecepatan rendah : merusak jaringan lebih lokal (mis. pistol kecil ). C. Tanda-Tanda Tambahan Pendarahan internal maupun eksternal . Hematoma atau syok hipovolemik . Gangguan organ bila peluru mengenai area vital ( paru , jantung , otak , abdomen, tulang belakang , dll ).

Government and Policy B. Penanganan Spesifik Luka Tembak Stabilisasi Pasien Resusitasi cairan (NaCl/RL), transfusi darah jika syok . Monitor tanda vital secara berkala . Kontrol Perdarahan Tekanan langsung , balutan tekan , tourniquet ( untuk luka ekstremitas besar ). Evakuasi segera ke fasilitas bedah jika perdarahan masif . Penilaian dan Imaging X-ray , CT Scan , USG (FAST) untuk identifikasi proyektil dan kerusakan organ. Pemeriksaan laboratorium (Hb, golongan darah , koagulasi , dll ). Manajemen Luka Debridemen : pengangkatan jaringan mati dan pembersihan luka . Antibiotik profilaksis : untuk mencegah infeksi (mis. Ceftriaxone). Tetanus profilaksis : jika status imunisasi tidak diketahui . Luka bisa dibiarkan terbuka (delayed closure) atau dijahit primer tergantung kebersihan dan risiko infeksi . Indikasi Tindakan Operatif ( Laparotomi , Thorakotomi , Kraniotomi ) Perdarahan internal aktif . Perforasi organ dalam (usus, hati , paru , dll ). Fraktur kompleks atau hemopneumotoraks . Monitoring Lanjutan Observasi di ruang rawat intensif bila cedera berat . Rehabilitasi bila ada kecacatan / cedera saraf . Catatan Forensik Semua kasus Vulnus Sclopetarium harus dilaporkan ke pihak berwenang ( polisi ) . Dokumentasi luka secara lengkap dan foto luka sangat penting untuk keperluan hukum dan forensik .

SEKIAN & TERIMA KASIH