K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) [Simpan Otomatis].pptx
zulhakimicloud
0 views
13 slides
Oct 15, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
K3 dasar
Size: 67.36 KB
Language: none
Added: Oct 15, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Gas Detector , Sound Level Meter, SCBA, dan Lingkungan Kerja Nama : Mila Anggraeni Nim : 23250041 Prodi : Teknik Elektro/Semester 4
Konsep Dasar K3 K3 adalah ilmu dan upaya sistematis untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Mencakup perlindungan pekerja, peralatan, dan lingkungan. Tujuan utama: Zero Accident dan peningkatan efisiensi kerja.
Jenis-Jenis Bahaya Bahaya Fisik( Physical Hazard ): kebisingan, getaran, suhu ekstrem(panas atau dingin), radiasi, permukaan licin atau tidak rata, mesin dan peralatan tajam. Bahaya Kimia(Chemical Hazard ): debu, paparan gas beracun, asap dan uap kimia. Bahaya Biologi( Biological Hazard ): virus, bakteri, jamur, gigitan hewan atau serangga dan parasit. Bahaya Ergonomi ( Ergonomic Hazard ): Posisi kerja yang tidak nyaman, pengangkatan beban berat, pengulangan gerak secara terus menerus, dan desain alat kerja yang tidak sesuai. Bahaya Psikologi : stres, konflik antar pekerja, dan kekerasan atau pelecehan di tempat kerja.
Gas Detector Definisi: Alat untuk mendeteksi keberadaan gas berbahaya di udara guna mencegah kecelakaan kerja. Fungsi: Mendeteksi gas beracun, mudah terbakar, atau kekurangan oksigen, dan Memberi peringatan dini Jenis: Tunggal: deteksi 1 gas (CO, H₂S) & Multigas : deteksi beberapa gas (CO, CH₄, H₂S, O₂) Prinsip Kerja: Sensor elektrokimia, katalitik , inframerah (IR), atau PID. Contoh Gas Berbahaya:CO , CH₄, H₂S, O₂ Manfaat: Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja Mencegah keracunan dan ledakan
Sound Level Meter Definisi: Alat untuk mengukur intensitas suara (kebisingan) dalam satuan desibel ( dB ), digunakan dalam lingkungan kerja dan publik. Fungsi: Menilai tingkat kebisingan Menentukan kebutuhan APD Mendukung penerapan K3 dan standar lingkungan Cara Kerja: Mikrofon menangkap suara → ubah ke sinyal listrik → tampil dalam dB Jenis Pengukuran: dBA : sesuai pendengaran manusia dBC : suara keras/frekuensi rendah Fast/ Slow : respon cepat/lambat Manfaat: Mencegah gangguan pendengaran Memastikan kebisingan tidak melebihi ambang batas (85 dB )
Dampak Kebisingan & Pengendalian Dampak Kebisingan Berlebih: Gangguan pendengaran (sementara/permanen) Stres & kelelahan mental Gangguan komunikasi Turunnya konsentrasi & produktivitas Meningkatkan risiko kecelakaan kerja Pengendalian Kebisingan: 1. Teknikal : peredam suara, isolasi akustik, servis mesin 2. Administratif: jadwal kerja bergilir, batasi durasi di area bising 3. APD: earplug atau earmuff untuk melindungi telinga
SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) SCBA ( Self-Contained Breathing Apparatus ) Definisi: Alat bantu pernapasan mandiri yang menyediakan udara bersih dari tabung, digunakan di lingkungan berbahaya atau minim oksigen. Fungsi: Melindungi dari gas beracun, asap, uap kimia Menyediakan udara saat kondisi darurat (kebakaran, ruang terbatas) Komponen Utama: Tabung udara bertekanan Regulator tekanan Selang & masker wajah Harness (sabuk) & backplate Pressure gauge & alarm Jenis: Open- Circuit : udara buangan keluar (umum) Closed-Circuit : udara didaur ulang (hemat, tahan lama) Penggunaan: Pemadam kebakaran Pekerja ruang terbatas Penanganan bahan kimia berbahaya
Getaran & Penerangan Whole Body Vibration : getaran seluruh tubuh. Hand-Arm Vibration : getaran melalui tangan dan lengan. Dampak:Gangguan pada sistem otot dan tulang.Kerusakan pada sistem saraf dan peredaran darah.Kelelahan dan penurunan efisiensi kerja. NAB Getaran:Tangan : 4 m/s²Seluruh tubuh: 0.5 m/s² Penerangan Kerja Tujuan: Memberikan cahaya yang cukup dan nyaman untuk aktivitas kerja. Syarat penerangan yang baik:Tidak menyilaukan.Tidak berkedip atau berbayang.Intensitas sesuai standar ruang kerja. Dampak penerangan buruk:Kelelahan mata dan sakit kepala.Turunnya konsentrasi dan produktivitas.Meningkatkan risiko kecelakaan.
Risiko di Ruang Terbatas Ruang kerja tertutup atau sempit yang memiliki ventilasi terbatas dan potensi bahaya tinggi. Bahaya di Ruang Terbatas: Kekurangan oksigen (O₂ < 19,5%) Gas beracun (CO, H₂S, dll.) Potensi ledakan (gas mudah terbakar) Suhu ekstrem, kebisingan, dan ventilasi burukPengendalian : Gas detector untuk deteksi awal. SCBA jika kadar oksigen rendah. Sistem izin kerja terbatas ( Permit To Work ). Tim penyelamat standby dan prosedur evakuasi.
Hirarki Pengendalian Risiko Dari yang paling efektif hingga paling dasar: Eliminasi→ Menghilangkan bahaya dari proses kerja. Substitusi→ Mengganti bahan/alat yang berbahaya dengan yang lebih aman. Engineering Control → Isolasi mesin, ventilasi lokal, penahan kebisingan. Administrative Control → Rotasi kerja, pelatihan, SOP, pengawasan. Alat Pelindung Diri (APD)→ Penggunaan earplug , helm, SCBA, dll. Sebagai pengaman terakhir.
Budaya K3 di Tempat Kerja Pengertian Budaya K3: Sikap, nilai, dan praktik yang dijalankan oleh seluruh individu di lingkungan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman. Nilai-nilai Budaya K3: Kesadaran dan kepedulian terhadap keselamatan. Disiplin dan kepatuhan terhadap prosedur. Komitmen manajemen dan pekerja.Komunikasi terbuka antar rekan kerja. Implementasi: Pelatihan rutin K3.Diskusi dan briefing keselamatan. Reward & punishment terkait perilaku aman.
Profesionalisme dan Tanggung Jawab Profesionalisme dalam K3: Bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Menjaga integritas dan tanggung jawab terhadap keselamatan. Mengutamakan keselamatan dalam pengambilan keputusan. Tanggung Jawab Pekerja:Menggunakan APD sesuai risiko kerja. Melaporkan potensi bahaya atau insiden. Membantu rekan kerja dalam situasi darurat.Aktif dalam kegiatan pelatihan dan simulasi keselamatan.
Kesimpulan K3 adalah bagian penting dari keberhasilan operasional dan kesejahteraan tenaga kerja. Alat seperti Gas Detector , Sound Level Meter, dan SCBA wajib digunakan di lingkungan kerja berisiko. Faktor lingkungan kerja seperti ventilasi, suhu, pencahayaan, dan getaran harus diawasi dan dikendalikan. Budaya kerja yang mengutamakan keselamatan akan mengurangi insiden kerja dan meningkatkan produktivitas.