ferryferdiansyahprad
0 views
47 slides
Oct 06, 2025
Slide 1 of 47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
About This Presentation
Materi ini menjelaskan dasar-dasar K3 penanggulangan kebakaran di tempat kerja dan tugas pokok petugas pemadam kebakaran kelas D
Size: 6 MB
Language: none
Added: Oct 06, 2025
Slides: 47 pages
Slide Content
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN Oleh : Ika Sri Wulandari , ST
Dasar Pertimbangan Menimbang bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan baik bagi perusahaan, pekerja maupun kepentingan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu ditanggulangi. Untuk menaggulangi kebakaran di tempat kerja , diperlukan adanya peralatan proteksi kebakaran yang memadai , petugas penanggulangan kebakaran yang ditunjuk khusus untuk itu , serta dilakukannya prosedur penanggulangan keadaan darurat . Agar petugas penanggulangan kebakaran di tempat kerja dapat melaksanakan tugasnya secara efektif , perlu diatur ketentuan tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja dengan Keputusan Menteri .
KEPMENAKER 75/2002, K3 LISTRIK PERMENAKER 02/89, PROTEKSI PETIR KEP. MENAKER KEP. 187/1999, BAHAN KIMIA BERBAHAYA PER. KHUSUS “EE”, BAHAN MUDAH TERBAKAR PER. KHUSUS “K”, BAHAN MUDAH MELEDAK PENGENDALIAN ENERGI PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PERMENAKER 04/80, APAR PERMENAKER 02/83, ALARM KEBAKARAN INSTRUKSI MENAKER 11/1997 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran : Pedoman Fire Rating Pedoman Springkler Standar Bangunan Indonesia SARANA PROTEKSI KEBAKARAN PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PERMENAKER 04/87, P2K3 PERATURAN PEMERINTAH NO. 50/2012, SMK3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA MANAJEMEN K3 PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 1 Tahun 1970 Tentang KESELAMATAN KERJA Bahwa : Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional ; bahwa setiap orang lain nya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya ; bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien ;
Ruang Lingkup Pasal 2 ayat (1) : Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja , baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia; Pasal 2 ayat (2) : dibuat , dicoba , dipakai atau dipergunakan mesin , pesawat , alat , perkakas , peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan ; dibuat , diolah , dipakai , dipergunakan , diperdagangkan , diangkut , atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak , mudah terbakar , menggigit , beracun , menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi ; Reff . UU No. 1 Tahun 1970
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada pengurus / pengusaha untuk mencegah , mengurangi dan memadamkan kebakaran , melalui : Pengendalian setiap bentuk energi Penyediaan sarana deteksi , alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi Pengendalian penyebaran asap , panas dan gas Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja . Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh ) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat .
1 Petugas Peran Kebakaran 2 Regu Penanggulangan Kebakaran 3 Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran 4 Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran sebagai penanggungjawab teknis d
“ Petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan melaksanakan upaya penanggulangan kebakaran di unit kerjanya ”. PETUGAS PERAN KEBAKARAN ADALAH :
Jumlah Tenaga Kerja Klasifikasi Tingkat Bahaya Kebakaran ( tingkat resiko bahaya kebakaran ringan , sedang I,II,III dan berat ) Ref Kepmen 186/1999 psl 3
Kategori hunian dengan tingkat bahaya kebakaran : - Ringan - Sedang I, II dan III - Berat Ref. lampiran Kepmen 186/Men 1999
TUGAS POKOK SESUAI JABATAN UTAMANYA Ref. Kepmennaker No 186/1999 Psl 1 TUGAS mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran ; memadamkan kebakaran pada tahap awal; mengarahkan evakuasi orang dan barang ; mengadakan koordinasi dengan instansi terkait; mengamankan lokasi kebakaran . KELAS D
1 Peraturan perundangan yang berlaku 2 Standar dan pedoman yang berlaku 3 SOP yang telah ditetapkan Dalam menjalankan tugas operasionalnya harus berlandaskan pada :
Koordinator SUB UNIT ……….. 1/100 DEPARTEMEN K3 PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS) 1/300( ringan / sedang I) B DEPARTEMEN ……………….. DEVISI FIRE A FIRE MENS C DEPARTEMEN ……………….. PERAN KEBAKARAN ……….2/25 D Ref. Kepmennaker No 186/1999 1/<300( sedang II,III, berat ) 1/100( ringan / sedang I) 1/<100( sedang II,III, berat )
PENANGGUNG JAWAB ( Klas A) UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DEPARTEMEN K3/P2K3 ( Ahli K3) PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS/MANAJEMEN) PETUGAS REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN (C) KOORDINATOR SUB UNIT (B) PENANGGULANGAN KEBAKARAN PETUGAS (D) PERAN KEBAKARAN Ref. Kepmennaker No 186/1999 STRUKTUR ORGANISASI K3
Tingkat Ahli Madya Tingkat Ahli Pratama Tingkat Dasar II Tingkat Dasar I D A C B PETUGAS PERAN KEBAKARAN REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOORDINATOR UNIT PK PENANGGUNG JAWAB TEKNIK K3 PK Standar Kompetensi Ref. Kepmennaker No 186/1999 PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
???? SOURCE ENERGY ???? Data Penyebab Kebakaran Listrik Sambaran petir Listrik Statis puntung Rokok yang masih menyala Api terbuka Pemotongan / pengelasan Permukaan panas Bunga api pembakaran Bunga api Mekanik Reaksi kimia PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN mencegah , mengurangi , dan memadamkan kebakaran , UU NO 1 TH 1970 PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI a
PENGENDALIAN RESIKO KERUGIAN ???????? Data KERUGIAN Kebakaran 20% HABIS TOTAL Kendala : ? Sistem proteksi ; ? Kesiapan personel ; ? Manajemen ? Akses bantuan PRINSIP K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN mencegah , mengurangi , dan memadamkan kebakaran , UU NO 1 TH 1970 FIRE PROTECTION PASSIVE ACTIVE
Portable Fire Extinguisher Permenaker No Per-04/Men/1980 ALAT PEMADAM API RINGAN PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM, PEMADAM KEBAKARAN & SARANA EVAKUASI b
DEFINISI: ( Permenaker No-04 / Men / 1980 ) * Dapat dioperasikan satu orang * Untuk pemadam mula kebakaran * Sebatas volume api kecil * Mudah dijinjing HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA * JENIS DAN UKURANNYA SESUAI. * MUDAH DILIHAT DAN DIAMBIL. * SETIAP ORANG DPT MENGOPERASIKAN DGN BAIK & BENAR.
JENIS DAN UKURANNYA SESUAI MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA. HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA
Fire Class Bahan padat kecuali logam B Cair Gas = Listrik bertegangan D = Logam C A Permenaker No Per-04/Men/1980
Jenis Refilling Testing Water 5 th 5 th Foam 2 th 5 th Dry powder 5 th 5 th Halogen 5 th 5 th CO 2 5-10 th 10-55 th Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1980
Secara teknis bahan pengganti halon harus memenuhi kriteria berikut : Efektif memadamkan kebakaran Bersih setelah digunakan atau dipancarkan Tidak menimbulkan efek racun (toxic) Tidak menimbulkan dampak lingkungan dengan syarat : ODP mendekati atau sama dengan NOL GWP mendekati atau sama dengan NOL Tidak bersifat menghantarkan arus listrik Tidak mengandung CFC ( hanya untuk alternatif bahan campuran ) Direkomendasi penggunaan-nya oleh Komite Teknis Halon Internasional ( Halon Technical Option Committee).
Pemasangan apar APAR 1,2 m APAR 1,2 m APAR 1,5 cm CO2 & Dry Chemical TEMP - 44 C s/d 49 C
INSTALASI ALARM TANDA BAHAYA KEBAKARAN Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran harus sudah berhasil diatasi . sebelum 10 menit sejak penyalaan E FIRE TUJUAN PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI NO. PER-02/MEN/1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK Ruang lingkup - Perencanaan - Pemasangan , - Pemeriksaan - Pengujian - Pemeliharaan Tujuan Menjamin akurasi pengideraan
RESERVOAR 2 1 / 2 Inc 1 1 / 2 Inc Out door 2 1 / 2 Inc Bagian ke III PEMELIHARAAN SISTEM HYDRAN DAN SPRINGLER
Luas 1000-2000 m² 2 titik hydran , tambahan 1 titik Tiap 1000 m² Resiko Ringan Resiko Sedang Luas 800-1600 m² 2 titik hydran , tambahan 1 titik Tiap 800 m² Luas 600-1200 m² 2 titik hydran , tambahan 1 titik Tiap 600 m² Resiko Berat KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran
Kepadatan pancaran Yaitu : Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler dirancang mampu menyerap energi kalor ( beban api ) yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler Q = a x V (l/men) Dasar perencanaan sprinkler Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh KONSEP DESAIN SPRINKLER
Kepadatan Pancaran = Dalam table 3, “ Panduan Pemasangan Sistem Springkler untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung “, 1987, Departemen Pekerjaan Umum , Jakarta, untuk bahaya kebakaran ringan Q = 300 lt / menit mm/ menit Kepadatan Pancaran =
EXIT Pengertian Memindahkan atau mengungsikan manusia / barang dari tempat berbahaya ke tempat aman. Tujuan Menyelamatkan seluruh penghuni bangunan termasuk dokumen dan barang berharga terhadap bahaya kebakaran dgn sarana yg ada dan bantuan dr luar
EXIT EMERGENCY EXIT SARANA EVAKUASI
LATIHAN EVAKUASI
LATIHAN EVAKUASI
1 2 3 3 4 4 5 6 Aman sementara, terjamin kedap asap & panas; Tidak dikunci , tidak terhalang oleh benda apapun ; Memiliki lampu darurat ; Bukaan pintu kearah pelarian ; Mudah dijangkau ( pajang jarak tempuh sependek mungkin ) Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan gelap .
NFPA 204 Standard for Smoke and Heat Venting edisi 2000 C
e
Sosialisasi
Berisi Mengenai : Informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran & cara penanggulanganya / pencegahannya . Jenis , cara pemeliharaan & penggunaan . sarana proteksi kebakaran di tempat kerja Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran . Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat kebakaran . f 1 2 4 3
Penanggung Jawab KOORDINATOR WAKIL KT Inti UU TPL TME TP3K TRS TPD TPK WKTI K Unit KP3K KE KPD KPK WKL Keterangan : KTInti : Koordinator Tim Inti WKTI : Wakil Koordinator Tim Inti TPK : Tim Pemadam Kebakaran TPD : Tim Pengaman Dokumen TRS : Tim Rescue TP3K : Tim P3K TME : Unit Mecanical , Electrical & Plumbing TPL : Unit Pengamanan Lokasi UU : Unit Urusan Umum Keterangan : K Unit : Kepala Peran Unit WKL : Wakil K. Unit KPK : Kelompok Pemadam Kebakaran KPD : Kelompok Pengaman Dokumen KE : Kelompok Evakuasi TP3K : Kelompok P3K
60 Contoh skema keadaan darurat
Utamakan Keselamatan & Kesehatan Kerja TERIMA KASIH