KALIMAT TEiucn poxciusa pkxnpoincORI (1).ppt

HasanulRizqa 1 views 46 slides Sep 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 46
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46

About This Presentation

Hidup adalah perjalanan panjang yang tak pernah selesai untuk dipahami. Setiap hari, manusia berjalan di jalan yang berbeda, menapaki waktu dengan cara yang khas, dan menafsirkan makna kehidupan sesuai dengan pengalaman masing-masing. Ada yang merasa hidup ini seperti lomba lari yang menuntut kecepa...


Slide Content

KALIMAT
DALAM
KARYA
TULIS ILMIAH
UTY FIB UI 2011

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Batasan Kalimat dalam Karya Tulis Ilmiah
Kalimat dalam karya tulis ilmiah
merupakan bentuk bahasa yang
disampaikan secara efektif dalam
pelbagai bentuk karya ilmiah (makalah,
tugas akhir [skripsi, tesis, disertasi], artikel
ilmiah, proposal penelitian, laporan
penelitian) sebagai sarana pengungkap
gagasan (pendapat atau fakta).

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
(1)secara tepat mewakili gagasan penulis;
(2)sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pembaca.
Prasyarat dalam penulisan kalimat efektif:
(1)penguasaan kaidah bahasa Indonesia (tidak
harus menjadi ahli bahasa, tetapi dengan rajin
berlatih menulis dan membaca karya ilmiah);
(2)kemampuan mengembangkan gaya kalimat
agar karya tulis menarik.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Kaidah dalam Penulisan Kalimat Efektif
(1)kesatuan gagasan;
(2)kepaduan gagasan;
(3)kesejajaran gagasan;
(4)kelogisan gagasan;
(5)kehematan bahasa;
(6)ketepatan penekanan;
(7)variasi.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
1. Kesatuan Gagasan
Menampilkan kelengkapan pikiran yang
ditandai oleh kehadiran gagasan utama
berupa subjek dan predikat.
Kalimat ‘satuan gramatikal yang
dinyatakan dengan subjek dan predikat
yang dihubungkan secara logis’. Subjek +
Predikat = GAGASAN
Subjek ‘pokok bahasan; apa yang dibahas’
Predikat ‘penjelasan pokok bahasan’

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Pengenalan Gagasan Utama
Mana subjek dan mana predikat kalimat
berikut?
(1)Etnik Betawi sangat pluralis.
(2)Setiap pencapaian adalah bukti
semangat terbarukan.
(3) Merokok membunuhmu.
(4) Adalah saya mahasiswa teladan itu.
(5) “Kerjakan… .”

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Jenis Kesatuan Gagasan
(1)kesatuan tunggal jika
gagasan utama berjumlah
satu;
(2)kesatuan gabungan jika
gagasan utama dilengkapi
dengan gagasan penjelas.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Kesatuan Tunggal atau Kesatuan Gabungan?
(1)Benteng-benteng Nusantara
dibangun di dataran tinggi,
dataran rendah, dan pinggir
pantai.
(2)Meskipun suaranya tidak jelas
terdengar, Hazirun Kudus fasih
menjelaskan seluk-beluk sejarah
Buton.

Masalah Kesatuan Gagasan

Mengenai
landasan teori
dan sistematisasi
penulisan akan
dibahas dalam
proposal
penelitian.
Kalimat Tidak Bersubjek

Demokrasi sebagai
sebuah proses yang
sedang berlangsung
di Jakarta.
Kalimat tidak berpredikat

Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak
mengatur mengenai
perlindungan khusus
bagi anak-anak secara
umum dalam situasi
darurat.
Kalimat Tidak Berobjek

Sementara itu, para tawanan
Yahudi yang dikenal dengan
sebutan sonderkommandos,
mereka dipaksa untuk
mengoperasikan sendiri
krematorium di bawah
pengawasan pasukan Hitler.
Kalimat Bersubjek Ganda

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Kalimat Berpredikat Ganda
Faktor sosial ekonomi seperti
kesehatan, gizi dan kesehatan
lingkungan, kepercayaan, nilai-
nilai, dan kemiskinan
merupakan faktor individu dan
keluarga, memengaruhi
psikologi masyarakat.

Mengacu pada pendapat Sara Mills,
seorang ahli wacana yang banyak
menulis tentang representasi wanita,
bahwa posisi-posisi aktor yang
ditampilkan dalam teks akan
menentukan sosok yang menjadi subjek
dan dan objek penceritaan sehingga
dari situlah struktur teks dan makna
dalam teks diperlakukan secara
keseluruhan
(dalam Eriyanto, 2009: 200).

Kalimat Tidak Bergagasan Utama

Kalimat bergagasan kabur akibat
pemakaian tanda koma yang
memisahkan gagasan utama
Sebaliknya, bacaan yang buruk, akan
memberikan dampak yang tidak
diinginkan.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
2. Kepaduan Gagasan
Kalimat laras tulis ilmiah menampilkan
hubungan yang jelas antarsetiap kata atau
kelompok kata yang membentuk kalimat
itu. Setiap kata ditempatkan dan
dihubungkan dengan kata yang lain secara
tepat dalam kalimat.
Jika hubungan tersebut terpenuhi, kalimat
menjadi padu.

Masalah Kepaduan Gagasan

Williams (1976) mendefinisikan
ideologi sebagai himpunan ide-ide
yang muncul dari seperangkat
kepentingan-kepentingan material
atau secara lebih luas dari kelas-
kelas atau kelompok-kelompok
tertentu.
Perulangan
yang Tidak Tepat

Konsensus tadi dicapai
lewat sebuah dilema yang
boleh dibilang merupakan
internal security.
Kalimat
Berkosakata
Ragam Lisan

Kata yang sering dipakai secara mubazir:
tentang terhadap
dari adanya
agar supaya jika ..., maka ...
demi untuk apabila ..., maka ...
disebabkan karena berdasarkan ..., maka ...
sejak dari sesuai dengan ..., maka
hingga sampai untuk ... maka ...
Kalimat
dengan Kata Mubazir

Kalimat
dengan
kata
sambung
yang
tidak
tepat

Sedangkan, barang
pribadi diartikan sebagai
semua barang yang
dibawa oleh penumpang,
tetapi tidak termasuk
barang dagangan.
Sehingga kerja mesin lebih
maksimal, lantaran
pasokan bahan bakar
lebih stabil di setiap
putaran mesin.

Jenis kata sambung:
(1)kata sambung intrakalimat, yaitu kata
sambung yang menghubungkan lebih dari
satu gagasan di dalam sebuah kalimat;
(2)kata sambung antarkalimat, yaitu kata
sambung yang menghubungkan gagasan
pada sebuah kalimat dengan gagasan
pada kalimat yang lain (dituliskan pada
awal kalimat dan diikuti tanda koma).

Kata sambung intrakalimat:
(1)kata sambung koordinatif (dan, serta, atau,
tetapi, melainkan, padahal, sedangkan);
(2)kata sambung korelatif (baik ... maupun ...;
tidak hanya ... tetapi juga ...; bukan hanya ...,
melainkan juga ...; antara ... dan ...);
(3)kata sambung subordinatif (sejak, ketika,
setelah, sesudah, sementara, sambil, sebelum,
jika, apabila, seandainya, seolah-olah, agar,
supaya, meskipun, walaupun, karena,
sehingga, dengan, tanpa, bahwa, yang, lebih ...
daripada ...).

Kata sambung antarkalimat:
meskipun demikian; walaupun demikian; sesudah
itu; setelah itu, selanjutnya
sebelum itu
selain itu
sebaliknya
di pihak lain
adapun
bahkan
akan tetapi; namun
kecuali itu
dengan demikian
oleh karena itu; oleh sebab itu
(Sumber: Alwi dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,
Jakarta: Balai Pustaka, 2003)

Kata sambung yang dihindari dalam karya
tulis ilmiah karena berasal dari ragam
bahasa lisan:
tapi
meski; walau
dengan begitu
maka dari itu
malah; malahan
lagipula; apalagi (dalam karya ilmiah gunakan
terlebih)
buat
sedang
ketimbang (dalam karya ilmiah digunakan alih-
alih)

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
3. Kesejajaran Gagasan3. Kesejajaran Gagasan
Kepaduan hubungan antarkata dalam
kalimat bertalian dengan pemakaian
bentuk-bentuk yang sejajar, seperti pada
perincian. Jika satu unsur dinyatakan dalam
kelas tertentu (kelas kata, frase, atau
kalimat), unsur lain yang seide harus
dinyatakan dalam kelas yang sama (kelas
kata, frase, atau kalimat).

Penelitian ini tidak
terbatas pada
pendeskripsian, namun
juga menganalisis
sistem pengelolaan
Alionda berdasarkan
bentuk pengelolaan
nonformal oleh
masyarakat dengan
menggunakan analisis
SWOT.
Masalah kesejajaran:
gagasan majemuk
dengan bentuk yang
tidak sejajar

Perincian dengan Bentuk yang
Tidak Sejajar
Masalahnya adalah bagaimana memperbaiki perilaku
keluarga dan masyarakat, terutama perilaku hidup
bersih dan sehat, termasuk upaya mencari pelayanan
kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat
mutu manajemen terpadu penyakit bayi dan balita,
memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih
dan sanitasi, pengendalian penyakit menular dan
pemenuhan gizi yang cukup, terutama pada kelompok
masyarakat miskin.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
4. Kelogisan Gagasan
Kalimat laras ilmiah merupakan
hasil berpikir logis melalui
pernalaran sehingga antarkata di
dalam kalimat bersanding
secara logis. Kalimat yang logis
berarti kalimat tidak menyalahi
nalar.

Masalah Kelogisan Kalimat

Kalimat dengan Gagasan Bertumpuk
Dengan menggunakan wacana
seksualitas perempuan, saya ingin
mempertanyakan pengaruh keputusan
untuk melepaskan jilbab oleh perempuan-
perempuan yang berani tersebut dalam
berpakaian, yang kemudian jika
dihubungkan dengan konsep ruang urban
Jakarta juga menjadi pengaruh penting
karena pengaruh globalisasi dan identitas
kosmopolitan masyarakat jelas
memberikan efek besar pada konsep
spiritualitas dan tentu saja pada
seksualitas subjek yang kemudian
diperlihatkan melalui cara berpakaian.

Definisi dengan Bagian Pendefinisi
yang Tidak Paralel dengan Kata
Terdefinisi
Bahwa pengemis adalah salah
satu usaha untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan
mampu mencukupi kebutuhan
hidup keluarga dan anak-
anaknya.

Kategorisasi yang Tidak Tepat
Seorang pedagang keliling yang
berteriak-teriak, menyanyi, atau
menggunakan alat yang menghasilkan
bunyi-bunyian untuk dapat menarik
perhatian pembeli dapat dikategorikan
sebagai sebuah iklan (mengiklankan
barang dagangan secara langsung).

Hubungan Antargagasan yang
Tidak Logis
Kondisi masyarakat Indonesia
memprihatinkan dalam krisis ekonomi yang
melanda sehingga muncul banyak
pengemis jalanan di pinggir jalan raya untuk
memenuhi kesinambungan hidupnya.
(Apakah kemunculan banyak pengemis jalanan di pinggir jalan
merupakan akibat kondisi masyarakat Indonesia yang
memprihatinkan?)

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
5. Kehematan Bahasa5. Kehematan Bahasa
Kehematan dalam kalimat berarti kalimat
(1)menghindari pemuatan banyak kata
(tidak dianjurkan lebih dari 30 kata);
(2)menghindari pengulangan gagasan
yang cukup dinyatakan satu kali;
(3)menghindari bentuk perulangan
(reduplikasi) yang tidak perlu;
(4)menghindari kata mubazir, termasuk kata
depan yang tidak perlu;

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
Kehematan Bahasa (Lanjutan)Kehematan Bahasa (Lanjutan)
(5) menghindari penyebutan kembali subjek yang
sama pada kalimat bersusun (Tidak hemat:
Karena teori ini sesuai dengan data, saya
memilih teori ini untuk dipakai dalam penelitian
ini. Hemat: Karena sesuai dengan data, teori ini
saya gunakan dalam penelitian ini.);
(6) menghindari penyebutan kelas (hipernim) pada
anggota (hiponim) (Tidak hemat: Jalan yang
dijatuhi buah durian biasanya dilalui harimau).

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
6. Ketepatan Penekanan6. Ketepatan Penekanan
Bagian yang penting dalam kalimat ditekan dengan
cara
(1)meletakkan kata yang penting pada awal kalimat;
(2)mengulang kata yang penting di dalam kalimat;
(3)mempertentangkan kata yang penting dengan
kata yang berlawanan dengan memanfaatkan kata
sambung korelatif bukan ..., melainkan ... atau tidak ...,
tetapi ... ;
(4)memberi partikel penekan, seperti –lah dan pun,
pada kata yang dipentingkan.

Konteks
pengetahuan latar
belakang
(background
knowledge context),
yaitu apa yang
diketahui peserta
komunikasi tentang
mitra tutur tulis
(interpersonal
knowledge) dan
dunia (cultural
general knowledge)
7. Variasi Kalimat7. Variasi Kalimat
Variasi kalimat dalam karya tulis ilmiah menyangkut
variasi dalam hal
(1)urutan subjek-predikat: urutan predikat-subjek
(kalimat inversi) dapat digunakan sebagai variasi;
(2)panjang pendek kalimat: tidak setiap kalimat
panjang saja atau pendek saja;
(3)pemakaian jenis kalimat aktif dan pasif: tidak
setiap kalimat kalimat aktif saja atau pasif saja;
(4)pemakaian kalimat langsung dan tidak langsung,
terutama relevan dalam pengutipan.

Coba buat kalimat
tidak efektif di
bawah ini menjadi
kalimat efektif

Soal ke-1
Mengacu pada pendapat Sara Mills,
seorang ahli wacana yang banyak
menulis tentang representasi wanita,
bahwa posisi-posisi aktor yang
ditampilkan dalam teks akan
menentukan sosok yang menjadi
subjek dan dan objek penceritaan
sehingga dari situlah struktur teks dan
makna dalam teks diperlakukan
secara keseluruhan

Soal ke-2
Dengan menggunakan wacana seksualitas
perempuan, saya ingin mempertanyakan
pengaruh keputusan untuk melepaskan jilbab
oleh perempuan-perempuan yang berani
tersebut dalam berpakaian, yang kemudian
jika dihubungkan dengan konsep ruang urban
Jakarta juga menjadi pengaruh penting
karena pengaruh globalisasi dan identitas
kosmopolitan masyarakat jelas memberikan
efek besar pada konsep spiritualitas dan tentu
saja pada seksualitas subjek yang kemudian
diperlihatkan melalui cara berpakaian.

Terima kasih…

Sinergi yang positif dalam suatu kelompok dapat
terjadi apabila setiap anggota kelompok dapat
menggunakan segala potensi yang ada dalam
diri masing-masing, sehingga dapat berdampak
pada tercapainya tujuan yang dicita-citakan
bersama
Hukum perikatan Islam merupakan hukum hasil
rekayasa ilmu pengetahuan hukum yang
berkembang pesat di era globalisasi seperti saat
ini yang banyak digunakan di dunia bisnis
perbankan dan perasuransian syariah ataupun
lembaga-lembaga ekonomi islam lainnya
sebagai kebutuhan yang praktis tidak dapat
dielakkan dewasa ini
Indonesia adalah negara yang memiliki
keragaman etnis dan budaya, kendatipun
demikian Indonesia mampu tetap berdiri sebagai
sebuah bangsa dan negara yang besar karena
memiliki akar sejarah yang sama.

Pembekalan bahasa Indonesia kali ini sangat
bermanfaat bagi saya karena membuat saya
mampu menemukan kesalahan-kesalahan saya
yang sangatbanyak sebelum saya mengoreksi
kesalahan mahasiswa.
Maraknya pelaksanaan program penyeiaan rumah
layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah
oleh pemerintah, ternyata tidak disertai dengan
penelusuran preferensi masyarakat berpenghasilan
rendah dalam memilih hunian, baik secara social,
ekonomi dan budaya.
Perbedaan antara permohonan dan gugatan
adalah
(1) dalam permohonan tidak terdapat sengketa,
sedangkan gugatan mengandung sengketa,
(2) para pihak dalam gugatan terdiri dari
penggugat dan tergugat, sedangkan para pihak
dalam permohonan hanya ada satu yaitu
pemohon, ketiga; produk permohonan adalah
penetapan sedangkan produk gugatan adalah
putran,

Keempat; gugatan diajukan ke pegadilan negeri di
mana tergugat bertempat tinggal, sedangkan
permohonan diajukan di pengadilan negeri dimana
pemohon bertempat tinggal, kelima; sejak dari
penetapan adalah kkonstitutif dan deklaratif.
-Pembekalan materi untuk mengajar MPKT ini,
sangat bermanfaat bagi saya agar dapat
mengantarkan mahasiswa baru menjadi pribadi
yang siap, cepat tannggap dan kompeten
mengikuti pembelajaran di UI sehingga berhasil lulus
sebagai sarjana.
-Maraknya pelaksanaan program penyediaan
rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan
rendah oleh pemerintah, ternyata tidak disertai
dengan penelusuran preferensi masyarakat
berpenghasilan rendah dalammeilih hunian, baik
secara social, enomi dan budayanya
Tags