Kasus Pengangguran di Indonesia Analisis Mahasiswa Manajemen S1
Pendahuluan • Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Februari 2023: 5,45% (7,99 juta orang). • 10,11% penganggur adalah lulusan perguruan tinggi. • Menjadi masalah struktural: kesenjangan antara pendidikan dengan dunia kerja. • Pertanyaan: siapa yang paling bertanggung jawab?
Peran Mahasiswa • Banyak lulusan berorientasi sebagai job seeker, bukan job creator. • Minim keterampilan praktis (digital, komunikasi, problem solving). • Data BPS 2023: - Pengangguran D3: 7,59% - Pengangguran S1: 5,52%
Peran Orang Tua • Tekanan memilih jurusan tertentu tanpa melihat minat & prospek. • Survei Jakpat 2022: 60% mahasiswa memilih jurusan karena saran orang tua. • Ekspektasi kerja formal (PNS/kantoran) → menekan eksplorasi minat & wirausaha.
Peran Perguruan Tinggi • Kurikulum belum sepenuhnya sesuai kebutuhan industri 4.0. • World Bank 2022: 55% perusahaan menilai lulusan belum kompeten. • Magang terbatas → hanya 30% mahasiswa ikut MBKM (2022). • Lulusan kaya teori, minim pengalaman praktis.
Peran Pemerintah • Program Kartu Prakerja: 16 juta peserta sejak 2020. • Namun belum signifikan menekan pengangguran sarjana. • Setiap tahun ±1,7 juta lulusan baru masuk pasar kerja. • Penciptaan lapangan kerja belum seimbang dengan jumlah lulusan.
Kesimpulan • Pengangguran terdidik adalah masalah bersama, bukan satu pihak. • Mahasiswa → tingkatkan keterampilan praktis & mental wirausaha. • Orang Tua → dukung anak sesuai minat & potensi. • Perguruan Tinggi → perbarui kurikulum, perbanyak magang. • Pemerintah → ciptakan lapangan kerja baru & perkuat link and match. → Sinergi semua pihak = solusi jangka panjang.
Daftar Pustaka • Badan Pusat Statistik. (2023). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia. • World Bank. (2022). Indonesia Economic Prospects. • Kemendikbudristek. (2022). Laporan Program MBKM. • Jakpat Survey Report. (2022). Pilihan Jurusan Kuliah. • Komite Cipta Kerja. (2023). Laporan Program Kartu Prakerja.