Kebijakan Digitalisasi Pembelajaran Jenjang Sekolah Dasar.pptx
siswanto02
7 views
13 slides
Oct 25, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
Kebijakan Digitalisasi
Size: 9.45 MB
Language: none
Added: Oct 25, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
Bimbingan Teknis Digitalisasi Pembelajaran Digitalisasi Pembelajaran Jenjang SD Direktorat Sekolah Dasar Bahan Materi Pengimbasan
Kebijakan Digitalisasi Pembelajaran Jenjang Sekolah Dasar
Percepatan digitalisasi pembelajaran & revitalisasi sekolah (Inpres No. 7/2025) , serta 17 Program Prioritas Presiden untuk memperkuat pendidikan, sains, teknologi, dan digitalisasi. Peta Jalan Pendidikan 2020–2035 : inovasi pembelajaran digital, asesmen komprehensif, ekosistem belajar inklusif (Kemendikbudristek) . Tren global : teknologi membuka peluang luas, namun juga membawa risiko hoaks, cybercrime, & kecanduan digital (UNESCO, 2023) . Visi Indonesia Emas 2045 : membangun SDM unggul & penguasaan IPTEK (Bappenas) . Kebijakan Nasional Urgensi Digitalisasi Pembelajaran 1
Pemerintah mendorong percepatan digitalisasi pembelajaran melalui kebijakan, pengadaan perangkat, dan peningkatan kompetensi Digitalisasi dalam pendidikan masuk ke dalam 17 program prioritas pemerintah, yaitu “Penguatan pendidikan, sains, dan teknologi, serta digitalisasi” . Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029 Mendorong kualitas sumber daya manusia melalui percepatan pelaksanaan digitalisasi pembelajaran . Inpres No. 7 Tahun 2025 (7 Maret 2025) Mendorong percepatan pengadaan digitalisasi dengan mekanisme penunjukan langsung, serta mempercepat pemanfaatan perangkat pembelajaran di satuan pendidikan. Perpres No. 46 Tahun 2025 (30 April 2025) Pemerintah akan menyediakan papan interaktif di seluruh sekolah di Indonesia untuk memastikan bahwa seluruh siswa dapat menerima pelajaran terbaik. Arahan pidato presiden pada peluncuran PHTC, Puncak Hari Guru Nasional (2 Mei 2025) Indonesia perlu meningkatkan kemampuan numerasi siswa dengan digitalisasi pembelajaran, salah satunya melalui penggunaan teknologi dalam pembelajaran . Rapat Koordinasi Pelaksanaan Quick Win Bidang Digitalisasi Pembelajaran Matematika
Inpres Nomor 7 Tahun 2025 Penyediaan infrastruktur digital, seperti internet, perangkat pembelajaran, papan interaktif. Pengembangan sistem pembelajaran digital yang terintegrasi dan dapat diakses oleh satuan pendidikan. Penguatan kapasitas SDM (guru dan tenaga kependidikan) dalam mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran. Penyusunan regulasi dan standar operasional pelaksanaan digitalisasi di tingkat nasional hingga daerah. Fokus Program Digitalisasi Pembelajaran 2
Memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi , pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Asta Cita ke-4 Program Prioritas Kemendikdasmen Penerjemahan Asta Cita Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan 1 Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan Guru 2 Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) 3 Pengembangan Talenta dan Prestasi 4 Pemenuhan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan 5 Penguatan Karakter: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat & Pagi Ceria 6 Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial 7 Pembangunan Kebahasaan dan Kesastraan 8 Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang Berkeadilan 9 Penguatan Karakter: Pelatihan Guru BK dan Ke-BK-an 10 Tes Kemampuan Akademik (TKA) 11 Penguatan Pendidikan Literasi, Numerasi, dan Sains Teknologi 12 Tahun 2025, Pemerintah menghadirkan beberapa program unggulan dan prioritas untuk penguatan pendidikan literasi, numerasi, dan sains teknologi
Membangun Ekosistem Pembelajaran Berbasis Digital 3 Digitalisasi pembelajaran bukan sekadar menghadirkan perangkat, melainkan membangun sebuah ekosistem utuh . Ekosistem ini terdiri atas teknologi, lingkungan belajar, dan proses pembelajaran yang saling terhubung untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Tiga pilar utama ekosistem digitalisasi pembelajaran Technology : Perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan konten digital yang relevan. Environment : Ruang belajar yang fleksibel, nyaman, dan mendukung integrasi teknologi. Process : Metode pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan berpusat pada siswa.
Elemen Pendukung Ekosistem Pembelajaran DIgital 4 Smart Content & Presentation → materi digital menarik dan interaktif. Smart Interaction & Engagement → kolaborasi aktif antara guru dan siswa melalui media digital. Smart Evaluation → asesmen berbasis teknologi yang komprehensif dan langsung. Smart Physical Surroundings → tata ruang kelas fleksibel dan mendukung penggunaan teknologi. Agar ekosistem digitalisasi pembelajaran berjalan optimal, dibutuhkan elemen pendukung yang saling melengkapi dan memperkuat proses belajar-mengajar, yaitu:
Penguatan Literasi, Numerasi, Sains, dan Teknologi 5 Ekosistem digital mendukung penguatan literasi, numerasi, dan sains-teknologi sebagai fondasi keterampilan abad 21. Melalui pemanfaatan teknologi, siswa dapat mengakses informasi lebih luas, berlatih berpikir kritis, serta melakukan eksplorasi berbasis data dan eksperimen digital. Literasi : Membaca teks digital, menganalisis informasi online. Numerasi : Latihan soal berbasis aplikasi dan simulasi data. Sains & Teknologi : Eksperimen virtual, coding, dan proyek STEM. Kolaborasi : Diskusi berbasis proyek dan pemecahan masalah nyata. Fokus Penguatan
Alur Pemanfaatan Teknologi dalam Smart Classroom 5 Tahap Awal ( Substitution & Augmentation ) Guru masih dominan sebagai sumber utama pengetahuan. Teknologi digunakan untuk menyajikan materi secara lebih menarik, misalnya melalui presentasi interaktif, video pembelajaran, atau akses ke konten digital. Analisis infrastruktur awal dan perencanaan model pembelajaran digital. Tahap Kolaborasi ( Modification ) Siswa mulai lebih aktif berdiskusi dan berinteraksi dengan dukungan teknologi digital. Elemen Smart Interaction & Engagement menjadi kunci: siswa bisa berkolaborasi lewat aplikasi belajar, forum digital, simulasi interaktif, atau problem - based learning . Guru berperan sebagai fasilitator, bukan hanya penyampai materi, sehingga tercipta pembelajaran yang interaktif, personal, dan inklusif. Tahap Kemandirian ( Redefinition ) Siswa menjadi lebih mandiri untuk bereksplorasi, membuat proyek digital, dan mempresentasikan hasil karyanya. Pendekatan seperti Project - Based Learning , Gamification , dan Adaptive Learning dapat diterapkan di sini. Teknologi mendukung mereka untuk mengakses sumber daya global, melakukan evaluasi mandiri, dan mengembangkan keterampilan abad 21 (kolaborasi, kreativitas, literasi digital). Pengembangan berkelanjutan dan adaptasi teknologi baru dalam model Smart Classroom .
Smart Classroom: Wujud Ekosistem Digital 6 Smart Classroom merupakan wujud nyata ekosistem digitalisasi pembelajaran. Konsep ini menghadirkan ruang kelas cerdas yang mengintegrasikan perangkat interaktif, konten digital, dan strategi pembelajaran inovatif. Penerapan Smart Classroom disiapkan agar siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengalami praktik secara kolaboratif. Kolaboratif → kerja kelompok berbasis teknologi & proyek digital. Interaktif → pemanfaatan papan interaktif & aplikasi digital dalam pembelajaran. Terukur → asesmen real-time yang memudahkan guru memantau progres siswa. Adaptif → pembelajaran menyesuaikan kebutuhan siswa dan capaian belajar. Karakteristik Utama
Digitalisasi Pembelajaran: Kolaborasi untuk SDM Unggul 2045 7 Ekosistem Berkelanjutan Digitalisasi bukan hanya soal perangkat, tapi membangun sistem belajar yang terus berkembang lewat infrastruktur, konten digital, guru, dan budaya belajar. Partisipasi Semesta Transformasi pendidikan hanya bisa berhasil jika semua pihak terlibat: guru, sekolah, pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Tujuan akhirnya adalah melahirkan generasi Indonesia yang melek digital, adaptif, kreatif, dan berdaya saing global . Generasi Emas 2045