Kebijakan Terkait Kesehatan Pada remaja 2

MeldaPangaribuan 15 views 28 slides Sep 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

Kebijakan Kesehatan terkait dengan Usia Remaja


Slide Content

Disampaikan pada Pertemuan pertemuan Koordinasi LP/LS Dalam Penguatan : Implementasi Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Tingkat Provinsi Tahun 2025 7 s.d 9 Mei 2025 Kepala SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI MASYARAKAT KEBIJAKAN DAN INDIKATOR TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Kebijakan terkait Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja

Pasal terkait Kesehatan Sekolah mengatur tentang : Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan oleh pendidik dan dapat berkolaborasi dengan Tenaga Medis dan/atau Tenaga Kesehatan atau kader Kesehatan Integrasi promotif dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler Pelayanan preventif diberikan oleh tenaga kesehatan dengan standar dari Kemenkes Pelayanan promotif diberikan oleh satuan pendidikan Pelayanan preventif, kuratif, dan rehabilitatif dilakukan oleh sektor kesehatan atau tenaga kesehatan yang ada di satuan pendidikan Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan oleh satuan pendidikan dan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas penanggung jawab wilayah dan/atau pihak lain sesuai kebutuhan Peran tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dalam pelaksanaan kesehatan sekolah Menyusun sistem informasi pada satuan pendidikan yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional sebagai pencatatan dan pelaporan kesehatan sekolah Pelaksanaan asesmen dan pemberian pengharg aan di satuan pendidikan Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pembinaan, dan pengawasan penyelenggaraan Kesehatan sekolah secara berkala dan berkelanjutan PP Nomor 28 tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan

4 https://dapo.kemdikbud.go.id https://emis.kemenag.go.id https://gtkmadrasah.kemenag.go.id/ https://satudata.kemenag.go.id/ UU NO 17 TAHUN 2023 Tentang Kesehatan Anak adalah seseorang yang sampai sebelum berusia 18 t ahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Anak Usia Sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum berusia 18 tahun Remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai sebelum berusia 18 tahun SDM UNGGUL DAN BERDAYA SAING Potensi Sasaran Intervensi di Sekolah/Madrasah/ P esantren 570.431 satuan Pendidikan dari TK/RA hingga SMA/MA/SMK dan Pesantren 66.974.370 Peserta Didik dari TK/RA hingga SMA/MA/SMK dan Pesantren 4.650.531 Tenaga Pendidik dari TK/RA hingga SMA/MA/SMK dan Pesantren 1.343.939 Tenaga Kependidikan* dari TK/RA hingga SMA/MA/SMK dan Pesantren ± 88,7% ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH ANAK USIA 7 sd 18 TAHUN (Profil Anak, 2024) Sasaran Tambahan Orang tua/Wali Masyarakat Sekitar Sekolah/ Satuan pendidikan

3 Kemenkes Berkomitmen untuk Melakukan Transformasi Sistem Kesehatan 6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia Visi Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi Mempercepat perbaikan gizi masyarakat Memperbaiki pengendalian penyakit Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan 6 kategori utama Outcome RPJMN bidang kesehatan Edukasi penduduk 7 kampanye utama: imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan pengobatan Pencegahan primer Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia. Pencegahan sekunder Skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu & bayi. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Pembangunan Puskesmas di 171 kec., penyediaan 40 obat esensial, pemenuhan SDM kesehatan primer Transformasi layanan rujukan Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder & tersier Pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top healthcare centers. Memperkuat ketahanan tanggap darurat Jejaring nasional surveilans berbasis lab, tenaga cadangan tanggap darurat, table top exercise kesiapsiagaan krisis. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri. Transformasi SDM Kesehatan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan. Transformasi teknologi kesehatan 1 Transformasi layanan primer 3 Transformasi sistem ketahanan kesehatan 4 Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume & by value. 5 6 a b c d a b 2

± 79.856.315 anak usia sd 17 tahun (Profil Anak, 2024) Angka Partisipasi Sekolah - Usia 7 – 12 tahun 99,6% - Usia 13- 15 tahun 96,10% - Usia 16- 18 tahun 73,42% (Profil Anak,2024) ± 44,95 Juta Remaja (BPS, 2023) SASARAN

SASARAN PKG BERDASARKAN KELOMPOK USIA PROVINSI JAMBI TAHUN 2025 Kode Kabupaten /Kota PENDUDUK KELOMPOK USIA Bayi Balita (1-4 Tahun ) Usia Prasekolah (5-6 Tahun ) Usia 18-59 tahun Lansia (60 +) 1501 Kerinci 258.208 4.052 16.083 7.884 151.897 47.957 1502 Merangin 378.357 6.642 25.723 12.467 228.773 45.667 1503 Sarolangun 310.679 6.155 24.443 11.861 181.001 34.367 1504 Batanghari 320.281 5.695 22.076 10.691 192.999 39.490 1505 Muaro Jambi 430.246 7.377 29.000 14.108 264.128 49.650 1506 Tanjung Jabung Barat 339625 6313 24339 11685 203917 41929 1507 Tanjung Jabung Timur 241154 4174 16514 8040 142936 37234 1508 Bungo 386114 6855 26475 12816 232954 47151 1509 Tebo 359638 6604 26225 12767 213486 43906 1571 Kota Jambi 642264 10700 40826 19850 393300 91366 1572 Kota Sungai Penuh 101916 1642 6404 3112 60544 17977 15 Jambi 3.768.482 66.209 258.108 125.281 2.265.935 496.694

Gambaran permasalahan di sekolah / Satuan Pendidikan (SP) 6 Sumber: * Statistik Pendidikan 2023 ; **:Profil Sanitasi Sekolah, 2022; *** Profil Anak 2020; **** UNICEF situational analysis on school canteen in selected areas in Indonesia - Rachmadewi et al. 2021, ***** GSHS 2023 Lebih 35,3% Ruang Kelas di jenjang pendidikan SD,SMP,SMA dan SMK kondisinya rusak ringan/sedang dan 5,11% rusak berat * 1 dari 10 satuan pendidikan jenjang SD dan SMP tidak memiliki akses air yang layak ** 3 dari 5 Sekolah tidak memiliki akses kebersihan yang layak ** 1 dari 3 Sekolah tidak memiliki jamban/toilet terpisah antara perempuan dan laki- laki** 1 dari 11 sekolah tidak memiliki toilet yang layak ** Sekolah merupakan Lokasi Kekerasan 6,62% anak yang mengalami kekerasan mendapatkannya di Sekolah *** 36,7% pelajar terlibat perkelahian fisik di sekolah***** Kantin Tidak Sehat Makanan yang dijual di sekolah umumnya berupa gorengan dan jajanan kemasan yang mengandung tinggi gula, garam, lemak jenuh, dan bahan tambahan pangan****

Masalah Kesehatan Reproduksi pada Remaja 43.083 anak usia <19 tahun mengajukan dispensasi kawin di tahun 2023 64% remaja yang menikah mengalami kehamilan pada usia remaja Terjadi peningkatan persentase remaja usia 13- 15 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual (GSHS 2015, 2023) GSHS 2015 : 7,0% remaja laki- laki dan 3,7% remaja perempuan usia 13- 17 tahun pernah melakukan hubungan seksual GSHS 2023 : 9,5% remaja laki- laki dan 5,2% remaja perempuan usia 13- 17 tahun pernah melakukan hubungan seksual Sumber : 1. SKI 2023; 2. Badan Pengadilan Agama 2023 3. Global School-based Student Health Survey 2023

9

PP Nomor 28 tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan Upaya kesehatan remaja dilakukan melalui promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, dan / atau paliatif Hak remaja untuk berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan remaja Prinsip penyelenggaraan upaya kesehatan remaja dilakukan tanpa diskriminasi, memperhatikan keadilan, kesetaraan gender, menjamin privasi dan kerahasiaan, promosi kemandirian remaja, menjamin akses dan biaya yang terjangkau. Tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah Peran keluarga, masyarakat (kelompok remaja, badan usaha) dalam upaya kesehatan remaja Pasal terkait Kesehatan Remaja mengatur tentang : Definisi Kesehatan reproduksi, tujuan pelayanan Kesehatan reproduksi bagi laki- laki dan Perempuan, sesuai nilai yang berlaku Ruang lingkup pelayanan meliputi masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan; pengaturan kehamilan, pelayanan kontrasepsi, Kesehatan seksual; Kesehatan sistem reproduksi. Pelaksanaan upaya kesehatan reproduksi melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif. Pasal terkait Kesehatan Reproduksi mengatur tentang :

KOMUNITAS PUSKESMAS RUMAHSAKIT Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja SEKOLAH / MADRASAH / PESANTREN LAPAS / LPKA RUMAH SINGGAH PANTI / LKSA POSYANDU REMAJA PPAM KESPRO REMAJA Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang nyaman bagi anak usia sekolah dan remaja dan komprehensif PUSKESMAS PKPR (PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA) RUMAH SAKIT RS yang memberikan pelayanan kesehatan yang nyaman bagi anak usia sekolah dan remaja dan komprehensif  dalam tahap pengembangan

PUSKESMAS PEDULI KESEHATAN REMAJA Pemberian Informasi dan Edukasi Pelayanan Klinis Medis (termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan) Konseling Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Partisipasi Remaja melalui Pembinaan Konselor Remaja Pelayanan Rujukan Medis, Sosial dan Hukum Pelayanan mencakup semua isu terkait remaja  termasuk Kesehatan Reproduksi PKPR 8.215 unit ( 80,44% ) Komdat Kesmas, 2024

Integrasi di Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) Pendidikan Kesehatan Terdiri dari: Literasi Kesehatan, Pembiasaan Hidup Bersih, Pendidikan Gizi, Aktifitas Fisik, Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah . Pelayanan Kesehatan Kebijakan tingkat pusat dan kebijakan tingkat daerah untuk mengatur lebih spesifik dari perencanaan dan penganggaran yang berbasis bukti dan prioritas. Koordinasi antar sektor tiap jenjang pemerintahan.melalui TP UKS. Peningkatan kapasitas pengelola program dan pelaksana teknis program kesehatan usia sekolah dan remaja. Monitoring dan evaluasi implementasi UKS/M secara keseluruhan menggunakan stratifiakasi sekolah madrasah sehat yang disertai dengan memberikan penghargaan kepada satuan Pendidikan yang telah mencapai strata paripurna Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Skrining kesehatan Imunisasi Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri Pemberian obat cacing P3P dan P3K Konseling Pemeliharaan sanitasi dan pengelolaan sampah Pemanfaatan Pekarangan Sekolah Pembinaan kantin sehat Pemberantasan sarang nyamuk Penerapan Kawasan Tanpa Rokok, NAPZA, Kekerasan, Pornografi Manajemen UKS/M

GERAKAN SEKOLAH SEHAT 15 Pembiasaan minum air putih yang cukup selama di sekolah Peningkatan pemahaman dan pembiasaan konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama tinggi protein tinggi Mengurangi konsumsi makanan/minuman cepat saji, berpemanis, berpengawet, serta tinggi gula, garam, dan lemak Senam Kesegaran Jasmani 1x seminggu Peregangan Optimalisasi 4 L (Lompat, Lari, Lempar, Loncat) melalui permainan dan olahraga tradisional Pembiasaan jalan kaki Pelaksanaan Tes Kebugaran Peserta Didik Pemetaan status imunisasi Pemberian Rekomendasi Pelaksanaan Imunisasi Lengkap bagi Anak Usia Sekolah di satuan pendidikan dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Sosialisasi kesehatan jiwa Pelaksanaan doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran Peningkatan pemahaman dan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan terkait kesehatan jiwa Pelaksanaan skrining kesehatan jiwa peserta didik, bersama Puskesmas REVITALISASI UKS Pembiasaan CTPS dengan air mengalir Pembiasaan buang sampah ke tempat sampah tertutup dan terpilah Kerja bakti kebersihan sekolah Penerapan Kawasan Tanpa Rokok/Vaping Penyediaan dan pemeliharaan toilet Penyediaan kantin sehat Pengaturan ruangan agar sirkulasi dan pencahayaannya baik

AKSI BERGIZI DI SEKOLAH 16 SKB 4 MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK Olahraga Bersama Sarapan Sehat Bersama Konsumsi Tablet Tambah Darah bagi Siswi Edukasi Gizi

PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun Mengandung 60 mg elemental besi dan 400 mcg asam folat dan diberikan secara blanket approach Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja putri SMP/sederajat dan SMA/sederajat dengan menentukan hari minum bersama di sekolah Pada saat libur sekolah , remaja putri dibekali dengan TTD Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah setiap minggu setelah sarapan atau makan bersama Pendidikan gizi bagi remaja dan guru Melibatkan siswa ( Kader Kesehatan Sekolah ) untuk pencatatan dan pelaporan dan menyebarkan pesan pentingnya minum TTD Puskesmas membuat kesepakatan dengan sekolah untuk suplai TTD Sekolah dan Puskemas membuat laporan sesuai format Dinas Pendidikan dan Kemenag turut memantau sekolah/madrasah dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan program TTD rematri Pastikan remaja putri yang mengonsumsi TTD sudah dicatat dan dilaporkan

Identifikasi Pelaksanaan Dinas Kesehatan kabupaten/kota meminta Puskesmas untuk memetakan: sasaran remaja putri dalam wilayah kerja puskesmas Ketersedian SDM puskesmas Ketersediaan Sarpras (alat hb meter, strip, BMHP swab alcohol, gloves, lancet) Sumber pembiayaan dan dukungan Puskesmas Memetakan sasaran Menyiapkan sarpras pendukung dan form catpor Pemetaan SDM Koordinasi dengan sekolah / madrasah jenjang SMP/ SMA Membuat jadual kegiatan Memastikan pencatatan - pelaporan Memetakan dukungan stakeholder pelaksanaan skrining anemia Pembagian peran dan tanggungjawab - - skrining anemia merupakan tanggung jawab Pemda kab/kota PERHATIAN : Dinkes Kab/ kota melakukan identifikasi sasaran per puskesmas. Dalam pembagian distribusi per Puskesmas, sangat disarankan tidak membuka kemasan strip hb, karena akan mempengaruhi waktu expired . Kemasan strip hb sudah dibuka memiliki masa expired lebih singkat (dari 2 tahun menjadi 3 bulan) Identifikasi dan penetapan sasaran remaja putri kelas 7 dan 10 di sekolah/ Madrasah jenjang SMP/ SMA / sederajat di masing – masing Puskesmas Distribusi Hb meter, strip dan BMHP. Alokasi strip hb sesuai jumlah sasaran di Puskesmas Koordinasi dan sosialisasi skrining anemia di kab/kota melibatkan Dinkes, Dikbud, Kanwil agama, Biro Kesra, Puskesmas, Tim Pembina dan Tim pelaksana UKS/M jenjang SMP/SMA/sederajat

Monitoring dan Evaluasi Puskesmas Sekolah / madrasah jenjang SMP/ SMA / sederajat yang dilaksanakan skrining Siswi kelas 7 dan 10 yang dilaksanakan skrining Jumlah dan prevalensi anemia pada rematri Jumlah dan prevalensi kasus anemia yang ditatalaksana ( termasuk rujukan) Follow up siswi yang anemia (koordinasi ke sekolah: memastikan siswi sudah periksa di puskesmas, edukasi yang kontinyu terkait gizi siswi pada ortu dan sekolah, dst) Dinkes setempat Monitor Puskesmas dengan Hb meter Monitor Puskesmas yang melaksanakan skrining anemia ke sekolah Rekap hasil Hb dianalisis sehingga dapat merencanakan program kesehatan di wilayah masing-masing Sebagai acuan, hasil koordinasi dan komitmen bersama lintas sektor terkait: Disdik, Kanwil Kemenag, Biro Kesra, dll Analisis lanjut hasil skrining Pembinaan sekolah / madrasah sehat Koordinasi dan integrasi dalam pencegahan anemia melalui peningkatan kepatuhan rematri minum TTD (Aksi Bergizi)

Indikator Program Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

No Klasifikasi (RPJMN/Renstra/ Program) Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan 1 RPJMN Persentase remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah Persentase remaja putri SMP/sederajat dan SMA/Sederajat yang mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak 1 tablet setiap minggu (total minimal 26 tablet dalam setahun) di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (Jumlah remaja putri SMP dan SMA sederajat yang mengonsumsi tablet tambah darah dibagi jumlah sasasaran remaja putri SMP dan SMA sederajat) x 100 % Rekapitulasi jumlah remaja putri SMP/sederajat dan SMA/sederajat di wilayah kerja sesuai tahun ajaran Pencatatan dilakukan setiap kali remaja putri mengonsumsi TTD Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Kesga Laporan tahunan diperoleh berdasarkan jumlah kumulatif remaja putri yang mengonsumsi TTD pada periode akhir tahun ajaran 2 RPJMN Persentase remaja putri diskrining anemia Persentase remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) minimal 1 kali di suatu wilayah dan kurun waktu tertentu (Jumlah remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan remaja putri kelas 10 SMA/sederajat yang dilakukan skrining anemia dengan pemeriksaan Hemoglobin dibagi jumlah remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan remaja putri kelas 10 SMA/sederajat di wilayah tersebut) x 100% Rekapitulasi jumlah sasaran remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat di wilayah kerja sesuai tahun ajaran Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Kesga Laporan tahunan diperoleh berdasarkan jumlah kumulatif remaja putri yang diskrinning anemia pada periode akhir tahun ajaran Indikator Program Terkait Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

No Klasifikasi (RPJMN/Renstra/ Program) Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan 3 RPJMN Persentase remaja putri anemia Persentase anak perempuan kelas 7 (SMP atau sederajat) dan kelas 10 (SMA dan sederajat) yang memiliki kadar hemoglobin <12 g/dL (Jumlah kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA Remaja putri yang teridentifikasi anemia dibagi jumlah remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat yang diperiksa Hemoglobin) × 100% Rekapitulasi jumlah sasaran remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat di wilayah kerja sesuai tahun ajaran Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Kesga Laporan tahunan diperoleh berdasarkan jumlah kumulatif remaja putri yang anemia pada periode akhir tahun ajaran 4 RPJMN Cakupan penerima pemeriksaan kesehatan gratis kelompok usia sekolah dan remaja Proporsi jumlah penerima pemeriksaan gratis kelompok usia sekolah dan remaja usia 7 sampai <18 tahun di satuan pendidikan terhadap total kelompok usia sekolah dan remaja usia 7 sampai <18 tahun di satuan pendidikan pada tahun berjalan Jumlah penerima pemeriksaan kesehatan gratis per kelompok usia sekolah dan remaja usia 7 sampai <18 tahun di satuan pendidikan, dibagi jumlah anak usia sekolah dan remaja usia 7 sampai <18 tahun di satuan pendidikan lalu dikalikan 100%. Pencatatan individu dilakukan setiap waktu melalui ASIK Pelaporan dari fasyankes dilakukan rutin ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk selanjutnya dilaporkan melalui Komdat Kesmas setiap bulannya Laporan tahunan diperoleh berdasarkan periode akhir tahun ajaran Indikator Program Terkait Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

No Klasifikasi (RPJMN/Renstra/ Program) Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan 5 Program Persentase remaja putri anemia yang mendapat tata laksana Persentase remaja putri kelas 7 SMP/Sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat dari hasil permeriksaan Hemoglobin yang teridentifikasi anemia (Hb < 12 g/dL) yang telah mendapat tata laksana sesuai dengan tingkatan anemia. Tatalaksana: anemia ringan(11- 11,9 g/dl): Obati dengan TTD 1 tablet/hari selama 2- 4 minggu dan edukasi asupan gizi seimbang anemia sedang (8- 10,9 g/dl): Obati dengan TTD 2 tablet/hari selama 2- 4 minggu dan edukasi asupan gizi seimbang anemia berat(<8 g/dl g/dl): Rujuk ke RS (untuk mengetahui sumber penyebab dan kemungkinan anemia di luar anemia gizi besi) dan edukasi asupan gizi seimbang (Jumlah remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan remaja putri kelas 10 SMA/sederajat yang dari hasil pemeriksaan Hemoglobin (Hb) teridentifikasi anemia dan telah mendapatkan tata laksana dibagi jumlah remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan remaja putri kelas 10 SMA/sederajat yang hasil pemeriksaan Hb teridentifikasi anemia) x 100% Rekapitulasi jumlah sasaran remaja putri kelas 7 SMP/sederajat dan kelas 10 SMA/sederajat di wilayah kerja yang teridentifikasi anemia dan telah mendapatkan tata laksana sesuai tahun ajaran Pencatatan dilakukan setiap kali dilaksanakan pemeriksaan skrining anemia dan telah menerima tata laksana anemia Rekapitulasi laporan dilakukan setiap bulan melalui Sigizi Kesga Laporan tahunan diperoleh pada periode akhir tahun ajaran Indikator Program Terkait Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

45 Indikator Program Gizi dan Kesehatan Keluarga No Indikator Baseline Target 2025 2026 2027 2028 2029 Sasaran Remaja Putri 1 Persentase remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah 76.42 (2024) 65 67 70 75 80 2 Persentase remaja putri diskrining anemia 77.38 (2024) 75 77 80 83 85 3 Persentase remaja putri anemia SKI, 2023 5- 14 tahun = 16,3%; 15- 24 tahun = 15,5% (laki- laki dan perempuan) 25 23 20 17 15 4 Persentase remaja putri anemia yang mendapat tata laksana N/A 30 40 50 60 70 5 Cakupan penerima pemeriksaan kesehatan gratis kelompok usia sekolah dan remaja N/A 20 35 45 60 70

Capaian Layanan Kesehatan Pada Remaja Putri Tahun 2024 Sumber : Laporan Sigizi Kesga 2024

TERIMAKASIH
Tags