Kelompok 03_Ultrasonic Machining_2025.pdf

jayaftui 1 views 26 slides Oct 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

Kelompok 03_Ultrasonic Machining_2025.pdf


Slide Content

Ultrasonic Machining

Ultrasonic Machining (USM) adalah proses permesinan non-tradisional yang menggunakan getaran frekuensi
tinggi dari pahat dan partikel abrasif untuk menghilangkan material dari benda kerja. Berbeda dengan
metode konvensional, USM tidak memerlukan kontak langsung antara pahat dan benda kerja. USM sangat
efektif untuk memproses material yang keras dan rapuh, seperti keramik, komposit, dan kaca, yang sulit
dikerjakan dengan mesin konvensional.
Ultrasonic
Machining
USM memiliki beberapa keunggulan,
termasuk kemampuannya untuk
memproses material tanpa mempedulikan
sifat konduktivitas listriknya. Selain itu,
karena prosesnya non-termal, USM tidak
menghasilkan kerusakan termal, kerusakan
kimia, atau tegangan sisa yang signifikan
pada benda kerja. Konsep USM pertama
kali ditemukan oleh Balamuth pada tahun
1945 saat melakukan penggerindaan bubuk
abrasif ultrasonik.
Ultrasonic Machining
General Overview

Proses USM bekerja dengan memanfaatkan osilasi frekuensi tinggi pada pahat dan partikel abrasif yang tersuspensi dalam cairan.
Generation of Ultrasonic
Vibrations
Sebuah pahat, yang berbentuk negatif dari rongga yang diinginkan, digetarkan secara aksial
pada amplitudo rendah (0,01 hingga 0,1 mm) dan frekuensi tinggi (lebih dari 20 kHz)
Aliran Slurry
Campuran partikel abrasif halus dan air, yang disebut slurry, dialirkan terus-
menerus ke celah antara pahat dan benda kerja. Slurry ini berperan sebagai
media pemotong, pendingin, dan pembawa serpihan material yang terkikis dari
zona kerja
Deskripsi Proses Ultrasonic Machining
General Overview
Silicon carbide (SiC) – Suitable for
ceramics and glass.
Boron carbide (B4C) – Ideal for
machining harder materials.
Aluminum oxide (Al2O3) – Used for
moderate hardness materials.

Proses USM bekerja dengan memanfaatkan osilasi frekuensi tinggi pada pahat dan partikel abrasif yang tersuspensi dalam cairan.
Sebuah pahat, yang berbentuk negatif dari rongga yang diinginkan, digetarkan secara aksial pada
amplitudo rendah (0,01 hingga 0,1 mm) dan frekuensi tinggi (lebih dari 20 kHz)
Mekanisme Penghilangan
Material
Penumbukan langsung partikel abrasif yang terjebak
di antara pahat yang bergetar dan permukaan benda
kerja.
Abrasif Mekanik
Benturan bebas partikel yang melintas di celah dan
menumbuk benda kerja di berbagai lokasi.
Microchipping
Erosi permukaan akibat efek kavitasi pada aliran
slurry, yang menyumbang sekitar 5% dari total
material yang terbuang. Erosi Kavitasi
Pengikisan kimiawi akibat media slurry. Korosi Kimia
Deskripsi Proses Ultrasonic Machining
General Overview

Proses USM bekerja dengan memanfaatkan osilasi frekuensi tinggi pada pahat dan partikel abrasif yang tersuspensi dalam cairan.
Pahat digerakkan ke bawah secara perlahan dengan gaya dorong
statis untuk menjaga celah antara pahat dan benda kerja tetap
konstan (sekitar 0,1 mm). Pahat terus menekan partikel abrasif ke
permukaan benda kerja untuk memastikan terjadinya fraktur
Tool Feed
Deskripsi Proses Ultrasonic Machining
General Overview

Mengubah energi listrik frekuensi rendah menjadi energi listrik frekuensi tinggi.
Generator Ultrasonik
Mengkonversi energi listrik frekuensi tinggi menjadi getaran
mekanis.
Transduser
Deskripsi Equipment pada Ultrasonic Machining
General Overview
Magnetostriktif
Memanfaatkan bahan
feromagnetik (contohnya,
nikel) yang berubah bentuk
di bawah pengaruh medan
magnet, sehingga
menciptakan osilasi.
Piezoelectric
Menggunakan kristal
piezoelektrik (kuarsa atau
keramik) untuk menghasilkan
getaran.

Berfungsi untuk memegang pahat, mentransmisikan energi getaran, dan memperkuat amplitudo getaran. Materialnya harus memiliki
sifat akustik yang baik dan ketahanan lelah yang tinggi, seperti Monel, titanium, atau baja tahan karat.
Tool Holder
Pahat harus memiliki ketahanan aus dan ketahanan lelah yang tinggi.
Pahat USM umumnya dibuat dari material yang ulet (ductile) seperti
kuningan, baja tahan karat, atau baja ringan.
Pahat (Tool)
Deskripsi Equipment pada Ultrasonic Machining
General Overview
Campuran butiran abrasif halus dan air. Butiran abrasif yang umum
digunakan adalah boron karbida (B4​C), aluminium oksida (Al2​O3​), dan
silikon karbida (SiC).
Slurry Abrasif

Tool horn, atau disebut juga booster, berfungsi untuk
mengamplifikasi dan mentransmisikan getaran ultrasonik dari
transduser ke pahat. Komponen ini memainkan peran penting
dalam meningkatkan intensitas getaran.
Tool Horn
Deskripsi Equipment pada Ultrasonic Machining
General Overview
Fungsi :
Mengamplifikasi amplitudo getaran.
Mengarahkan getaran mekanis ke ujung pahat.
Meningkatkan efisiensi permesinan dengan menyalurkan
gaya yang konsisten.
Material :
Umumnya terbuat dari titanium atau aluminium untuk
menahan getaran tanpa mengalami keausan signifikan.

Peran
Memberi gaya statis (preload) yang mempertahankan kontak efektif antara alat, partikel dan benda kerja.
Mengontrol laju pemakanan (feed rate) dan menghindari jerk/akselerasi tiba-tiba yang berisiko mematahkan tool atau
mengubah dinamika partikel di gap.
Jenis
Gravity / counterbalanced Spring-driven (preloaded spring)
Tool Feed Mechanism
Peran dan Jenisnya
Bila diperlukan, menyediakan kontrol closed-loop (posisi/gaya) untuk presisi dan pengulangan (repeatability).
Fluid-flow (hydraulic / pneumatic) Motor-driven (ball-screw / linear motor + feedback)

Gravity/Counterbalanced
Cara kerja: massa/tool digerakkan oleh gaya gravitasi melalui
pulley/counterweight; gaya feed bergantung pada massa dan gesekan.
Karakteristik: sederhana, biaya rendah; kontrol gaya kasar; tidak cocok untuk
mikro-presisi tanpa tambahan peredam / bantalan yang baik.
Risiko: variasi gaya akibat fluktuasi gesekan, problem jerk saat start/stop → gaya
puncak sementara.
Tool Feed Mechanism
Peran dan Jenisnya
Cara kerja: pegas memberikan preload kontinu; variasi konstanta pegas (k) memungkinkan rentang gaya.
Kelebihan: respons cepat terhadap gangguan kecil; biaya relatif rendah.
Kekurangan: sifat pasif → posisi/gaya tergantung defleksi pegas sehingga presisi terbatas; getaran frekuensi rendah dari pegas dapat
terinterferensi dengan frekuensi ultrasonik dan menimbulkan beating
Spring-driven (preloaded spring)

Fluid-flow (hydraulic / pneumatic)
Hydraulic: cocok untuk beban besar, kontrol halus posisi bila dipadukan katup servo. Viskositas fluida dan bulk modulus
memengaruhi respons dinamis (hidraulik cenderung lebih stabil karena incompresible).
Pneumatic: respons cepat tetapi kompresibilitas udara menurunkan stabilitas dalam kontrol posisi presisi.
Pertimbangan desain: gunakan peredam dan loop kontrol untuk mencegah interaksi negatif antara sistem fluida dan
resonansi ultrasonik.
Cara kerja: servo/stepper/linear motor menggerakkan tool; ditambah sensor posisi/load cell → closed-loop control.
Kelebihan: presisi tinggi (μm-level), profil feed adaptif (force-control, adaptive feed), cocok untuk µUSM dan produksi.
Tantangan: biaya dan kompleksitas kontrol, kebutuhan integrasi real-time dengan monitoring gaya dan sinyal
ultrasonik. Studi RUM/µUSM menekankan penggunaan ini untuk proses berulang dan lubang dalam.
Motor-driven (ball-screw / linear motor + feedback)
Tool Feed Mechanism
Peran dan Jenisnya

Slurry mentransfer energi kinetik dari sonotrode ke partikel; partikel kemudian memberikan tekanan tinggi pada titik kontak kecil di permukaan
workpiece → lokal retakan/fragmentasi material brittle atau plastis lokal tergantung material. Selain itu, slurry membantu membawa away swarf dan
mendinginkan area kerja. Cavitation yang diinduksi ultrasonik juga meningkatkan kecepatan partikel dan turbulensi, sehingga berkontribusi pada
efek pemotongan/finishing.
Jenis Abrasif Umum
Silicon carbide (SiC): sering digunakan untuk
keramik; keras dan efisien memecah material britt
le, ketersediaan dan biaya moderate.
Aluminium oxide (Al₂O₃): alternatif dengan
ketangguhan partikel lebih baik; cocok bila butuh
fragmentasi lebih konsisten.
Mekanisme Kerja
Boron carbide (B₄C): sangat keras, efektif untuk
material sangat keras; sering dipakai pada proses
mikro/precision.
Diamond dust: untuk material sangat keras atau
sangat presisi (tetapi mahal).
Abrasive Slurry
General Overview

Sifat rheologi & stabilitas
Slurry bukan sekedar cairan dengan partikel. Viskositas, polidispersity, dan
zeta-potential memengaruhi kestabilan suspensi. Dispersant/surfaktan
ditambahkan untuk mencegah aglomerasi dan pengendapan (menjaga
distribusi partikel yang konsisten).
Viskositas yang meningkat menurunkan kecepatan partikel dan
kemampuan partikel mencapai gap → MRR turun. Oleh karena itu formulasi
sering menyeimbangkan densitas partikel, konsentrasi, dan aditif rheology
modifier.
Parameter abrasif penting
Jenis abrasif Bentuk partikel
Ukuran partikel (grit) Konsentrasi slurry
Manajemen slurry
Filtrasi inline untuk mengeluarkan fragmen besar/swarf yang mengubah ukuran efektif grit.
Sirkulasi kontinu dengan reservoir untuk menjaga temperatur dan konsentrasi.
Penggantian periodik dan kontrol pH / korosivitas (terutama bila base water) untuk mempertahankan umur tool & kondisi mesin.
Catatan: reuse slurry memerlukan pemurnian (settling, centrifuge, filter) karena keausan abrasif dan kontaminan mengubah performa.
Abrasive Slurry
General Overview

Peran
Penghantar akustik (acoustic coupling): medium cair harus mentransmisikan energi getaran dari sonotrode ke partikel tanpa
meredam berlebihan. Acoustic impedance dan speed of sound medium memengaruhi efisiensi transfer energi.
Pendinginan & pembawa partikel: thermal conductivity & kapasitas panas menentukan kemampuan mendingin area kerja.
Tipe liquid & trade-offs
Air (air deionized / tap + inhibitor &
dispersant)
Minyak (mineral/synthetic)
Liquid Media
Peran dan Jenisnya
Dampening & cavitation: liquid juga memfasilitasi (atau kadang menghambat) pembentukan cavitation; jenis cairan
mempengaruhi sifat gelembung (ukuran, kestabilan) dan implosinya—yang pada gilirannya mempengaruhi kontribusi
cavitation terhadap pemolesan/erosion
Cairan khusus / aditif (ionic liquids,
surfactants)
Umum, murah, baik sebagai medium
akustik
Meningkatkan transfer energi akustik
sekaligus menekan korosi
Mengurangi korosi dan memberikan
pelumasan

Parameter proses dari Ultrasonic Machining (USM) meliputi berbagai faktor yang
mempengaruhi laju pemotongan (chipping rate), kualitas permukaan,
serta akurasi hasil proses.
Machine System
Process Parameter
Parameter dan Faktor yang Mempengaruhi Proses
Transducer Final Amplitude
Amplitudo getaran yang dihasilkan, biasanya 20–60 μm.
Horn Vibration / Frekuensi Horn
Umumnya 19–25 kHz, dapat mencapai 40 kHz untuk aplikasi khusus.
Feed Acuracy
Feed presisi untuk menjaga konsistensi pemakanan abrasive, contoh 0,01–0,05 mm/menit (umumnya 0,01–0,02 mm/menit).
Kapasitas Daya Ultrasonik
Daya 50–500 W, daya lebih tinggi memperbesar laju pemotongan, tetapi
meningkatkan keausan tool.
Kontrol CNC/Servo
Mesin modern dilengkapi kontrol numerik untuk presisi
tinggi dan pola pemotongan kompleks.
Kekakuan dan Rigiditas
Konstruksi mesin harus kokoh dan memiliki rigiditas yang baik
agar hasil getaran efisien.

Working Condition
Frekuensi
Biasanya 19–40 kHz (umumnya 19–25 kHz). Semakin tinggi frekuensi, semakin halus permukaan
hasil, namun laju pemotongan cenderung menurun.
Amplitudo
12–80 μm (umumnya 10–50 μm). Amplitudo besar menghasilkan laju pemotongan lebih tinggi,
tetapi dapat menurunkan kualitas permukaan.
Process Parameter
Parameter dan Faktor yang Mempengaruhi Proses
Tekanan / Gaya tekan
2–15 kgf (umumnya 2–10 kgf atau 20–100 N). Tekanan lebih tinggi meningkatkan laju pemotongan hingga titik optimum
dantekanan berlebih dapat mempercepat keausan tool.
Gap Tool–Workpiece
Biasanya 0,02–0,2 mm, gap lebih sempit menghasilkan
penetrasi lebih baik.
Kedalaman
Bergantung bentuk dan ukuran lubang, misal 1–10 mm untuk pekerjaan tipis, hingga >20 mm untuk material tebal dengan
efisiensi lebih rendah.
Area
Area pemakanan mempengaruhi distribusi
abrasive dan efisiensi proses.
Cooling/Flushing
Sirkulasi slurry dengan pendinginan tambahan
dapat meningkatkan stabilitas dan umur tool.

Alat Potong (Tool)
Kekerasan
Tool harus lebih lunak dari benda kerja untuk mengurangi keausan.
Wearability
Tool dipilih agar tahan aus; laju keausan ideal < 0,2 mm/jam.
Yield Stress
Tegangan luluh material tool dan benda kerja,
mempengaruhi mekanisme pemecahan dan
laju abrasi.
Geometri Tool
Bentuk tool dapat dikustomisasi
sesuai geometri lubang/slot yang
diinginkan.
Akurasi
Presisi tinggi hingga ±5–10 μm
(umumnya ±10 μm).
Abrasive Slurry
Feeding Method
Sistem aliran manual, pompa, atau tekanan terkontrol.
Type / Abrasive Material:
Boron Carbide (B4C), Silicon Carbide (SiC), Aluminium Oxide (Al2O3)
Slurry Concentration Ratio
Konsentrasi abrasive dalam slurry 10–40% berat (umumnya 15–40%) atau sekitar 20% volume. Konsentrasi terlalu tinggi dapat menyebabkan penyumbatan
Size / Grit Size
Ukuran butir 80–1200 mesh (umumnya 100–800 mesh).
Untuk roughing biasanya 200–400 mesh,
finishing 800–1000 mesh.
Carrier Liquid
Air atau cairan lain sebagai media penghantar abrasive dengan
aditif surfaktan dapat meningkatkan distribusi partikel.
Process Parameter
Parameter dan Faktor yang Mempengaruhi Proses

Proses pemesinan ini efektif pada material dengan kekerasan berkisar antara 50–75 HRC ( tungsten carbides, glass,
tungsten, dan ceramics), sehingga melampaui kapabilitas metode konvensional.
USM process tidak cocok digunakan pada material yang lebih lunak dan ductile seperti copper, lead,
ductile steel, dan plastics
Material Applicability
Tingkat tolerance yang dapat dicapai
berada pada kisaran 10–30 microns.
Tolerance
Rasio diameter-to-length hingga
60:1 dapat dicapai melalui proses ini.
Diameter-to-Length Ratio
Removal rate material berada pada
kisaran –0.03 hingga 30 mm/min.
Material Removal Rate (MRR)
Pengeboran lubang dengan diameter sekecil 75 microns dimungkinkan, dengan kedalaman maksimum 50 mm
yang dapat dicapai, kedalaman lubang hingga 150 mm dapat dicapai dengan Flushing khusus.
Drilling Capability
Hasil akhir permukaan (surface finish) bervariasi dari –0.2
micron hingga 0.8 micron.
Surface Finish
Dibandingkan dengan conventional grinding, proses ini
memungkinkan diperolehnya non-directional surface
texture.
Surface Texture
Process Capability
Kapabilitas dan Kemampuan Proses

Cavity pada Ceramics
Digunakan untuk
membuat cavity
pada ceramics
yang umumnya
bersifat electrically
non-conductive.
Komponen Delicate
Turbine Blades
Dipakai dalam multi-stage processes
untuk memproduksi turbine blades dari
silicon nitride (Si3N4).
Contoh lainya adalah small turbine
blades untuk gas turbines di aplikasi
aerospace yang dibuat Inconnel dan
Titanium
Cocok untuk
machining
komponen yang
delicate, di mana
tingkat scrap
biasanya tinggi.
Contoh: medical
implants
Applications
Aplikasi dari Ultrasonic Machining

Material Hard dan Brittle
Dimanfaatkan untuk
material removal dari
material hard dan brittle
seperti semiconductors,
glass, sapphire, carbides,
dan turunannya.
Machining Lubang dan Surface Impressions
Precission Nozzle
Dalam studi Benedict tahun
1973 dilaporkan pembuatan
small-diameter holes dalam
jumlah besar, yaitu 950
lubang berukuran
0.30 mm dengan
menggunakan
hypodermic needles.
machining lubang
maupun surface
impressions
dengan berbagai
bentuk, termasuk
round, square,
maupun irregular.
Applications
Aplikasi dari Ultrasonic Machining

Cocok untuk Material yang Mudah Fracturable
Cocok untuk material removal pada material yang easily fracturable dan breakable.
Contoh: kaca optik atau ceramic insulators.
Tanpa Heat Generation
Tidak ada heat generation, sehingga hampir tidak ada perubahan pada struktur fisik material
workpiece.
Material Non-Conductive
Material yang non-conductive karena electrical resistance tinggi, yang tidak bisa dikerjakan
dengan electro discharge machining (EDM) maupun electrochemical machining (ECM)
dapat dimachining dengan efektif menggunakan USM.
Tanpa Burrs atau Distortions
Proses USM tidak menghasilkan burrs maupun distortions.
Contoh: pembuatan micro-holes pada medical devices di mana kebersihan geometri sangat
penting.
Akurasi Tinggi dan Surface Finish
USM memungkinkan tercapainya high accuracy serta excellent surface finish.
Advantages of Ultrasonic Machining
Kelebihan dari Permesinan Ultrasonic

-MRR: 0.1-10 mm³/min (sangat rendah vs
conventional machining)
-bergantung pada mekanisme microchipping, di
mana material dihilangkan dalam bentuk partikel-
partikel kecil melalui impak berulang dari partikel
abrasif.
Low Material Removal Rate
-Generator: 500-3000 Watt
-Efisiensi energi rendah (10-30%)
-Sebagian besar energi hilang dalam
bentuk panas dan getaran yang tidak
produktif.
High Power Consumption
-Kedalaman max: 10-15x diameter tool
-Slurry abrasif sulit mencapai bagian dasar lubang secara
efektif.
-penurunan amplitudo getaran seiring dengan
bertambahnya kedalaman dan terbatasnya sirkulasi slurry.
Limited Deep Hole Machining
-Tool wear: 20-100% volume material removed
-Frequent tool replacement required
-Tool mengalami keausan accelerated karena
terkena dampak konstan dari partikel abrasif.
HigH Tool Wear
-Hanya untuk hard & brittle
materials
-Tidak efektif untuk ductile metals
Material Limitation
-High initial investment
-memerlukan equipment yang kompleks termasuk
ultrasonic generator, transducer, horn, dan sistem slurry
circulation.
Complex Equipment & Maintanance
Disadvantages of Ultrasonic Machining
USM
VS
Conventional
machining, EDM,
ECM, dan laser
machining
USM (0.1-10 mm³/min) vs
Conventional (1,000-50,000
mm³/min)
MRR Comparison
USM (20-100%) vs
Conventional (0.1-1%)
Tool Wear Rates
Untuk Produksi Volume
rendah, ROI atau return of
Investment lama
Economic Analysis
USM (10-30%) vs
Conventional (60-80%)
Energy Efficiency

Mekanisme material removal dalam USM merupakan proses yang kompleks yang melibatkan interaksi dinamis
antara tool bergetar, abrasive particles, dan workpiece.
Micro-crack initiation → propagation → chip removal
Prinsip Dasar
Proses penghilangan material dalam
bentuk chip-chip mikro melalui brittle
fracture. Proses ini terjadi ketika abrasive
particles, yang tersuspensi dalam slurry,
diimpactkan berulang-ulang terhadap
workpiece surface dengan high
frequency (20-40 kHz) dan amplitude
kecil (10-50 μm).
Microchipping Proses
Setiap impact dari abrasive particle
menciptakan local stress
concentration,Ketika stress ini melebihi
ultimate tensile strength material, micro-
cracks mulai terbentuk. Pada material
brittle, cracks ini propagate rapidly,
sebabkan small fragments material
terlepas dari surface.
Stress Concentration dan Crack Initiation
Gaya impact yang dihasilkan oleh setiap
abrasive particle dapat dihitung
menggunakan persamaan:
F = m × a = m × ω² × A × sin(ωt)
Impact force ini menciptakan contact stress
yang dapat mencapai beberapa GPa pada
area kontak yang sangat kecil.
Impact Mechanics
Slurry abrasif berfungsi sebagai medium transfer energi dan cutting agent. Partikel abrasif (biasanya silicon carbide,
aluminum oxide, atau boron carbide) dengan size 100-1000 mesh tersuspensi dalam carrier fluid (air atau oil).
Concentration abrasive optimal biasanya 20-40% by volume.
Role of abrasive Slurry
Kavitasi ultrasonik menghasilkan mikro-jet dan tekanan tinggi
yang membantu penghilangan material, terutama pada material
daktil.
Cavitation Effects
Surface yang dihasilkan merupakan resultant dari
multiple micro-impacts.
Surface Generation Mechanism
MECHANISM OF MATERIAL REMOVAL IN ULTRASONIC MACHINING

Hybrid Machining Processes
Chemical-Assisted USM (CUSM) : Integrasi USM dengan chemical etching
menggunakan acidic solutions seperti hydrofluoric acid. Proses ini
menggabungkan mechanical abrasion dengan chemical dissolution,
menghasilkan: Peningkatan MRR hingga 300%, Surface roughness reduction
hingga 50%, Improved dimensional accuracy
Advanced Abrasive Systems
Nano-Abrasive Slurries: penggunaan nano-sized abrasive particles (< 100 nm)
seperti nano-diamond dan nano-SiC menghasilkan:
Superior surface finish (Ra < 0.05 μm), Reduced subsurface damage, Better
dimensional control
Future Trends dan Research Directions
Additive-Subtractive Hybrid Manufacturing: Integration USM dengan 3D
printing untuk complex part finishing
Multi-axis USM Systems: 5-axis USM machines untuk complex geometry
machining
Industry 4.0 Integration:
IoT connectivity untuk remote monitoring, Digital twin technology untuk process
simulation, Cloud-based process optimization
Developments of USM
Chemical-Assisted USM (CUSM)
Ultrasonic Vibration-Assisted Machining
Evolution dari traditional USM ke UVAM yang mengintegrasikan conventional
cutting dengan ultrasonic vibration: Intermittent cutting action reduces cutting
forces, Better chip formation dan evacuation, Extended tool life hingga 200-
300%, Applicable to wider range of materials termasuk ductile metals
Aplikasi : Aerospace superalloys (Inconel, Titanium alloys), Medical device
materials (biocompatible ceramics), Composite materials (CFRP, GFRP)
Aerspace Superalloy Parts
Environmental dan Sustainability Improvements
Eco-friendly Slurries:
Biodegradable carrier fluids
Recyclable abrasive particles
Closed-loop slurry systems

Daftar Pustaka
1.S. Kunar, N. B. Talib, and G. Mandal, Advanced Machining and Micromachining Processes. John Wiley & Sons, 2025.
2.“Process Parameters of Ultrasonic Machining,” International Journal of Recent Technology and Engineering, vol. 8, no. 4, pp. 8949–
8955, Nov. 2019, doi: https://doi.org/10.35940/ijrte.d9743.118419.
3.H. Soleimanimehr, M. J. Nategh, and S. Amini, “Prediction of Machining Force and Surface Roughness in Ultrasonic Vibration-
Assisted Turning Using Neural Networks,” Advanced Materials Research, vol. 83–86, pp. 326–334, Dec. 2009, doi:
https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/amr.83-86.326.
4.International Research Journal of Innovations in Engineering and Technology, doi: https://doi.org/10.47001/irjiet.
5.Zhang, C., et al. (2020). "Review of ultrasonic vibration-assisted machining in advanced materials." International Journal of Machine
Tools and Manufacture, 156, 103594.
6.Wang, H., et al. (2024). "Ultrasonic vibration cutting of advanced aerospace materials: a critical review." Journal of Intelligent
Manufacturing Science and Engineering, 2(2), 45-62.
7.Thoe, T.B., et al. “Review on Ultrasonic Machining.” International Journal of Machine Tools and Manufacture, vol. 38, no. 4, Mar. 1998,
pp. 239–255, https://doi.org/10.1016/s0890-6955(97)00036-9.
8.Eko Sulistiyo. “Ultrasonik Machining.” Academia.edu, 29 Nov. 2014, www.academia.edu/9559807/ultrasonik_machining. Accessed 9
Sept. 2025.
9.Mishra, Pankaj. “Ultrasonic Machining (USM): Process, Advantages, and Applications - Mechanical Booster.” Mechanical Booster, 8
May 2017, mechanicalbooster.com/2017/05/ultrasonic-machining.html.

Thank You!
Tags