1 Aini Nur Laila (B200230347)
2 Ninik Nita S. (B200230348)
3 Syafira Aisyah H. (B200230349)
4 Liza Auliya Dewi (B200230351)
5 Rahma Inas Z. (B200230353)
6 Salsa Billa N. (B200230355)
Perkembangan Dunia Bisnis
Dipengaruhi faktor makro (ekonomi global, teknologi, regulasi) & mikro
(manajemen, produk, pasar).
Perkembangan pesat: muncul bisnis baru, inovasi produk & jasa, serta
model manajemen modern.
Dampak: jumlah investor & kreditur meningkat tajam.
Perubahan Kebutuhan Informasi
Era sebelum 2000: fokus pada laporan historis → orientasi
masa lalu & keuangan.
Era setelah 2000: kebutuhan meluas → informasi non
keuangan, masa kini & masa depan.
Stakeholder menilai perusahaan lewat laporan keuangan
& non keuangan.
Urgensi Pelaporan Korporat
Pelaporan = alat komunikasi
korporasi dengan stakeholder.
Fungsi: membantu investor
menilai kinerja perusahaan.
Kebutuhan era modern: transparansi,
akuntabilitas, & keberlanjutan.
Pelaporan non-keuangan (lingkungan,
sosial, tata kelola) → meningkatkan
reputasi perusahaan.
Perubahan Kebutuhan InformasiKorporasi = sekumpulan aktivitas orang/kekayaan terorganisasi → berbadan hukum
atau tidak.
Berasal dari kata Latin corporatus → diadopsi jadi corporate.
Dalam KBBI: badan usaha/badan hukum yang sah.
Hampir serupa dengan perusahaan, tapi cakupannya lebih luas.
Karakteristik Korporasi Perspektif Hukum Bentuk-Bentuk Korporasi
Badan hukum → diakui
hukum perdata & pidana.
Kewajiban terbatas → aset
pemilik terlindungi dari
kreditur.
Manajemen terdelegasi →
ada dewan direksi/komisaris
(one-tier board / two-tier
board).
Kepemilikan investor →
saham dapat
dipindahtangankan.
Hukum Perdata:
Korporasi = badan hukum
(legal person).
Bisa melakukan perjanjian
hukum, diakui eksistensinya.
Hukum Pidana:
Lebih luas → mencakup PT,
yayasan, koperasi, CV, firma,
maatschap.
Korporasi bisa
digugat/dihukum pidana.
Publik → didirikan
pemerintah, tujuan:
administrasi publik (contoh:
pemerintah pusat, daerah).
Privat → kepentingan
pribadi, bergerak di
keuangan, industri,
perdagangan. Bisa go public.
Publik quasi → melayani
kepentingan umum (contoh:
PT PLN, PT Pertamina, PT
KAI, PT PAM).
Perubahan Kebutuhan InformasiAktor penting dalam ekonomi modern.
Memberikan kontribusi pada pembangunan nasional.
Bukan hanya mengejar keuntungan ekonomi, tapi juga memberi
dampak sosial & lingkungan.
Diharapkan mendukung prinsip keberlanjutan (sustainable
development).
SEJARAH PELAPORAN PADA KORPORASIEra digitalisasi → korporasi dipandang sebagai agen perubahan sosial & lingkungan.
ESG (Environment, Social, Governance) berkembang lebih dari dua dekade karena
tuntutan pemangku kepentingan.
Krisis keuangan global 2000-an → timbul keraguan atas kredibilitas pelaporan.
Kebingungan dalam
Pengungkapan ESGPentingnya
Pengungkapan ESG Peran pelaporan perusahaan:
Sulit membandingkan
Informasi terputus dari lini bisnis
atau produk
Informasi mengaburkan risiko dan
peluang material Mencerminkan proses &
perubahan internal.
Pengungkapan sukarela perlu
didorong.
sarana evaluasi kinerja yang
didukung standar akuntansi
internasional, menjamin
transparansi, akuntabilitas, dan
efisiensi.
Kompleksitas Pelaporan
Keberlanjutan
1.Pengguna informasi keberlanjutan
berbeda tujuan
2. Topik keberlanjutan bisa berubah
3. Ada kesalahan persepsi
Pelaporan korporasi,proses
mengomunikasikan
informasi korporasi kepada
pengguna eksternal.
Definisi Pelaporan
Korporat
Terdiri dari 2 aspek yang
saling berhubungan:
Pengukuran
Pengungkapan
Tujuan Pelaporan Korporat
mengungkapkan hasil keuangan &
non-keuangan kepada pemangku
kepentingan secara berkala dengan
berbagai alat
Perkembangan Pelaporan
Korporat
Hingga 1980-an → hanya data
keuangan dan catatan kaki.
Saat ini → mencakup data
keuangan dan non-keuangan
Pentingnya Pelaporan Korporat
Memfungsikan pasar modal secara
efektif.
transformasi pelaporan perusahaan
2 dekade
PELAPORAN KORPORASI TRADISONAL : AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Akuntansi multiparadigma → tidak ada satu kebenaran mutlak, tiap pendekatan memberi cara
pandang berbeda dalam melihat akuntansi
Beberapa pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi:
Deduktif (dari teori ke praktik).
Induktif (dari praktik ke teori).
Antropologi (akuntansi sebagai fenomena sosial).
Decision Usefulness (berorientasi pada kegunaan untuk keputusan).
Pendekatan sistem (input → proses → output).
Informasi akuntansi harus memiliki karakteristik kualitatif agar bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Karakteristik ini terbagi menjadi:
1). Kualitas Primer: relevan (relevance) dan andal (reliability).
2). Kualitas Sekunder: mudah dipahami (understandability) dan dapat
dibandingkan (comparability).
Menurut Belkaoui, akuntansi dapat dipandang sebagai seni atau ilmu:
1. Akuntansi adalah Seni → keterampilan mencatat transaksi dagang untuk memenuhi
kebutuhan pedagang.
2. Akuntansi adalah Ilmu → dapat dipelajari dan direkayasa untuk memahami konsep,
praktik, serta melayani kebutuhan pengguna.
Secara global, perkembangan standar akuntansi
dipengaruhi:
FASB (Financing Accounting Standard Board)
Amerika Serikat sejak 1973 : menyusun Statement
of Financial Accounting Concepts (SFAC) sebagai
kerangka dasar laporan keuangan.
IASB (International Accounting Standard Board)
Inggris sejak 1973: mengeluarkan IFRS
(International Financial Reporting Standards)untuk
menyatukan standar pelaporan keuangan dunia. Akuntansi di Indonesia mulai dikenal sejak penjajahan Belanda (1642) dengan sistem pembukuan
berpasangan oleh Luca Pacioli. VOC menjadi pelopor praktik bisnis modern. Tahun 1929, J.D. Massie
tercatat sebagai akuntan pribumi pertama, dan setelah kemerdekaan 1945 akuntan lokal mulai
berperan lebih luas.
Tujuan pelaporan keuangan:
Menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Kreditur: menilai kemampuan
perusahaan membayar
pinjaman.
Investor: menilai keuntungan
dari penanaman modal.
IASB membagi pelaporan keuangan menjadi 3 level:
1. First level : Tujuan pelaporan keuangan
2. Second level : Karakteristik kualitatif & unsur laporan.
3. Third level : Pengakuan, pengukuran, & pengungkapan.
Pada era globalisasi, Harmonisasi standar akuntansi internasional (IASB) berkembang menjadi
adopsi penuh agar laporan keuangan lebih kredibel, relevan, akurat, dan transparan.
Penilaian kualitas standar pelaporan akuntansi yang baik dapat dilihat melalui
beberapa indikator, sebagai berikut:
1. Jelas, mudah dipahami, dan operasional.
2. Dapat diperbandingkan, transparan, dan lengkap.
3. Memiliki pedoman pengakuan dan pengukuran.
4. Konsisten dengan kerangka konseptual.
5. Memungkinkan penilaian yang wajar.
Perkembangan Akuntansi di IndonesiaPerkembangan Akuntansi di Indonesia
1957: Ikatan
Akuntan Indonesia
(IAI) berdiri
1973: Mulai
pengembangan
SAK melalui
Komite PAI
1994: Komite PAI
→ Komite SAK.
1998: Kongres VIII, lahir
DSAK dengan otonomi
menetapkan PSAK & ISAK
2005: Dibentuk Komite Akuntansi
Syariah (KAS) & DKSAK untuk
mendukung standar, termasuk
transaksi syariah
Kelemahan Pelaporan keuangan
1.Ketergantungan pada biaya historis
2.Efek Inflansi
3.Aset tidak berwujud tidak dicacat
4.Berdasarkan jangka waktu tertentu
5.Tidak selalu dibandingkan antar perusahaan
6.Dapat mengandung unsur penipuan (fraud)
7.Tidak ada pembahasan tentang masalah non-keuangan
8.Tidak diverifikasi
9.Tidak ada nilai prediksi
Pengungkapan: Katalis Pelaporan Korporat
Kontemporer
Pengungkapan merupakan
suatu sistem yang
mengharuskan suatu pelaku
bisnis atau perusahaan untuk
mengungkapkan informasi
mengenai kondisi bisnis atau
perusahaan tersebut.
Dalam ruang lingkup pengungkapan,
terdapat beberapa permasalahan yang
menjadi perhatian:
1.Tidak cukupnya informasi relevan
yang disajikan pada laporan
keuangan.
2.Informasi yang tidak atau kurang
relevan.
3.Cara komunikasi informasi yang
kurang efektif.
Asimetri Informasi & Creative Accounting
Asimetri informasi: manajemen punya akses
lebih banyak daripada investor → bisa
menutup informasi penting.
Creative accounting: praktik memanfaatkan
celah standar akuntansi → tidak melanggar
aturan, tapi merugikan transparansi.
Tujuan utama: meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Contoh Praktik Creative Accounting
Melebihkan pendapatan (mengakui pendapatan
lebih awal).
Menurunkan beban depresiasi.
Menunda pencatatan beban.
Menyembunyikan provisi & kewajiban
kontinjensi.
Manipulasi kewajiban pensiun.
Manipulasi persediaan.
Contoh Creative Accounting di Indonesia
1.Garuda Indonesia (2018): akui pendapatan
lebih awal → laba naik Rp 11,33 miliar.
2.SNP (anak PT Columbia): invoice palsu →
credit rating naik.
Kelemahan dalam pencatatan & pengungkapan
OBS (Off-Balance Sheet): aset/kewajiban tak
muncul di neraca.
SPE (Special Purpose Entity): anak perusahaan
untuk isolasi risiko → bisa disalahgunakan.
Disclosure (Pengungkapan Penuh)
Manfaat:
1.Memberi informasi prospek (misalnya produk baru).
2.Menjadi sarana public relation dengan komunitas investasi.
3.Mengurangi risiko biaya litigasi.
Kerugian:
1.Strategi bisa terbuka ke pesaing.
2.Biaya tinggi.
3.Info yang detail bisa disalahgunakan.
Masalah Komunikasi dalam
pengungkapan
Terminologi tidak tepat.
Deskripsi tidak jelas.
Informasi berulang/duplikasi.
Format tidak konsisten.
Info penting diabaikan.
Prinsip Komunikasi Efektif dalam
pengungkapan (7 hal)
Spesifik sesuai bisnis.
Sederhana & jelas.
Fokus pada info penting.
Ada navigasi antarbagian.
Hindari duplikasi.
Konsisten antarperiode.
Format sesuai jenis info.
Format efektif untuk pengungkapan laporan keuangan:
Naratif → digunakan untuk menjelaskan deskripsi kualitatif/kejadian.
Daftar (List) → digunakan untuk memecah teks, memberi urutan,
atau menyorot hubungan antar-informasi.
Tabel → digunakan untuk perbandingan data besar atau nilai.
Grafik/Diagram → digunakan untuk menyederhanakan data
kuantitatif & melihat tren.
PENUTUP: SHIFTING PARADIGM Kelemahan Pelaporan Korporat Tradisional
Orientasi data historis - tidak prospektif
Bersifat parsial - informasi non-keuangan
tidak terintegrasi
Fokus pada output/outcome - mengabaikan
input dan proses bisnis
Tantangan Pelaporan Korporat Saat Ini
Tidak ada laporan tunggal komprehensif
yang merangkum seluruh aspek operasional
Pelaporan terpisah antara keuangan dan
non-keuangan Ekspektasi Stakeholder Modern
Stakeholder mengharapkan pelaporan yang:
• Integratif dan holistik
• Multi-temporal: masa lalu, kini, dan depan
• Komprehensif: menggabungkan informasi keuangan dan
non-keuangan
Bukti Empiris (ACCA & Eurosif, 2013)
• 92% investor memanfaatkan informasi non-keuangan
• 80% dari awal Investor menganggap informasi non-
keuangan saat ini tidak memadai
• > 60%investor setuju perlunya integrasi informasi
keuangan dan non-keuangan
Studi Kasus: Kasus Indofarma
— Dugaan Korupsi &
Manipulasi Proyek Alkes Perusahaan: PT Indofarma Tbk (INAF), sebuah perusahaan
BUMN di bidang farmasi.kasus yang terjadi dimana Indofarma terjerat kasus
korupsi proyek alat kesehatan lalu adanya manipulasi
laporan keuangan: dokumen dibuat mundur
(backdating) supaya terlihat mencapai target.terdapat
proyek dijalankan tanpa studi kelayakan yang
benar,nilai Kerugian negara ditaksir Rp 377
miliar.terkait kasus tersebut mantan Dirut divonis 10
tahun penjara + denda Rp 500 juta.
Dari kasus tersebut penyelesaian atau sanksi yang harusnya
dilakukan adalah dengan
Pemeriksaan dan dakwaan oleh Kejaksaan dan pihak
pengadilan terhadap mantan pimpinan dan pejabat terkait,
sidang Tipikor dilaksanakan. detiknews+1
Vonis dijatuhkan kepada mantan Dirut: 10 tahun penjara +
denda. ABC News
Proses hukum, termasuk pemeriksaan ahli, menjadi bagian
penting dalam membuktikan unsur-unsur manipulasi laporan
keuangan.
Berdasarkan fakta kasus, pelanggaran-pelanggaran pelaporan keuangan dan korporasi
yang terlihat adalah:
1.Manipulasi atau Pelaporan Keuangan:
Dokumen pembukuan mundur agar memenuhi target tahunan. detiknews
Tanpa feasibility study — ini berarti proyek mungkin tidak dievaluasi secara
memadai sebelum dilaksanakan. detiknews
2.Kurangnya Disclosure / Pengungkapan Material:
Pengadaan alkes tanpa feasibility study adalah material karena menyangkut
keamanan, biaya, dan hasil operasional perusahaan. Tapi tidak diungkap sebelum
publik/dalam laporan keuangan.
Backdating dan penyesuaian agar laporan tampak baik adalah penghilangan fakta
penting yang harusnya diungkapkan.
3.Etika dan Integritas Manajemen:
Tindakan backdating & manipulasi agar target tercapai menunjukkan pelanggaran
etika dan tanggung jawab fidusia dari manajemen terhadap pemegang saham dan
stakeholder.
4.Pengendalian Internal & Audit:
Dugaan bahwa pengawasan internal atau audit tidak mendeteksi atau mencegah
manipulasi tersebut. Bisa jadi auditor/kontroller internal kurang independen atau
kurang efektif.Kaitannya dengan Filosofi Pelaporan Korporat
Transparansi dilanggar karena informasi penting tidak diungkap.
Faithful representation rusak karena laporan tidak menggambarkan
kondisi sebenarnya.
Materialitas diabaikan, padahal proyek bernilai ratusan miliar.
Akuntabilitas gagal, manajemen tidak bertanggung jawab kepada
publik dan pemegang saham. Sumber-Berita
Sidang Dugaan Korupsi Indofarma dengan
Kerugian Negara Rp 377,4 miliar dari
proyek alkes. detik.com, 21 Mei 2025.
detiknews
Mantan Dirut Indofarma Divonis 10 Tahun
Penjara dan Denda Rp 500 Juta.
ABCNews.co.id, 17 Juni 2025. ABC News
BPK Ungkap Penyimpangan di Indofarma,
Indikasi Kerugian Negara Senilai Rp371
Miliar. WartaBPK.go.id, Mei 2024. Warta
BPK