Kelompok 1_PPT Pembelajaran Orang Dewasa.pptx

ChatrineAprilia1 18 views 32 slides Sep 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

Kelompok 1_PPT Pembelajaran Orang Dewasa.pptx


Slide Content

ANALISIS PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI) Dosen Pengampu Dini Saraswati Handayani , SST., M.Kes . Disusun oleh: Chatrine Aprilia Hendraswari (131020 220002 ) Novia Martin (131020 220003 ) Nadia Nur Fadila (131020 220007 ) Yasinta Dewi Kristianti (131020 220014 ) Sri Yunita (131020220018) .

LATAR BELAKANG Di tengah arus globalisasi dan informasi serta kemajuan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini , salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang dewasa . Pemahaman awal mengenai belajar dan mengajar sebagian besar diawali dari studi pendidikan pada anak serta pengalaman mengajar anak-anak . Kebanyakan proses belajar mengajar didasarkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses transmisi pengetahuan . Dimana hal ini kemudian dikenal dengan Paedagogi , yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak Orang rupanya tidak menyadari bahwa dalam istilah pedagogi terdapat kata “paid” yang berarti anak , sehingga istilah pedagogi sangat tidak cocok dipakai untuk menjelaskan tentang ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar . Dewasa ini di kalangan para ahli pendidikan orang dewasa telah berkembang baik di Eropa maupun di Amerika, suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa . Maka dirasa perlu untuk mengalami perubahan khususnya pada pendidikan . Untuk membedakan dengan Pedagogi , munculah teori baru yang disebut Andragogi yang berasal dari bahasa yunani yaitu andr yang berarti “orang dewasa ” dan agogos yang berarti “ memimpin ”. Dalam pedagogi , berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan . Berbeda halnya dengan andragogi , dimana berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah

Model Pembelajaran Orang Dewasa

Sejarah Andragogi (asumsi Knowles) tentang orang dewasa:

Karakteristik lain yang relevan dengan lingkungan pembelajaran orang dewasa adalah pentingnya rasa saling menghormati antara pendidik dan peserta didik, serta diantara peserta didik itu sendiri. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Knowles membentuk tujuh strategi dalam memfasilitasi pembelajaran orang dewasa:

B. Landasan Pembelajaran Andragogi Landasan Hukum di Indonesia Pasal 13 Ayat 1 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menerangkan bahwa mahasiswa merupakan insan dewasa yang memiliki kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri. Hal tersebut selaras dengan model pembelajaran andragogi yang menekankan pada pengembangan potensi secara mandiri (self-directed). UNESCO (2016) Pembelajaran dan pendidikan orang dewasa adalah pembelajaran seumur hidup (lifelong learning); Proses pembelajaran dapat berbentuk formal dan informal, dimana orang dewasa dapat mengembangkan dan memperkaya kemampuan mereka untuk hidup dan bekerja, baik demi kepentingan pribadi, komunitas, maupun organisasi masyarakat; Pembelajaran dan pendidikan orang dewasa melibatkan kegiatan berkelanjutan dalam memperoleh, mengenali, bertukar pikiran, serta kemampuan penyesuaian diri

Hakikat Pembelajaran Andragogi

Pedagogi (teacher-centered) Andragogi (Learner-centered) Peserta didik bergantung dengan pendidik Peserta didik mandiri, dapat mengarahkan diri sendiri Peserta didik termotivasi secara eksternal Peserta didik termotivasi secara internal Lingkungan belajar cenderung formal, ditandai dengan rasa kompetitif dan penilaian Lingkungan pembelajaran lebih informal dan ditandai dengan persamaan/saling menghormati, kerja sama Perencanaan dan penilaian dilaksanakan oleh pendidik Perencanaan dan penilaian merupakan kolaborasi pendidik dan peserta didik Proses belajar dicirikan dengan teknik transmisi, seperti: kuliah, tugas membaca Proses belajar dicirikan dengan pembelajaran mandiri, eksperimen, proyek Evaluasi didapat dari metode eksternal, seperti: nilai, ujian, kuis Evaluasi ditandai dengan penilaian diri sendiri Tabel 2.1 Perbedaan Pedagogi dan Andragogi

TEORI-TEORI DALAM PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Teori pembelajaran orang dewasa yang dirumuskan oleh Thorndike adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2010)

Carl Rogers Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu “ Student- Centered Learning ” yang intinya yaitu : Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya . Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat / menumbuhkan dirinya . Manusia tidak bisa belajar kalau berada di bawah tekanan . Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik , dan adanya perbedaan persepsi / pendapat difasilitasi / diakomodir . Robert M. Gagne Menurutnya ada delapan hierarki tipe belajar seperti diuraikan sebagai berikut: Belajar Berisyarat yaitu belajar berisyarat dapat pada tingkatan mana saja dari hierarki sebagai suatu bentuk classical conditioning. Belajar Stimulus Respon yaitu belajar stimulus respon adalah sama dengan operant conditioning , yang responnya berbentuk ganjaran Rangkaian motorik tidak lain dari belajar keterampilan. Rangkaian verbal adalah belajar dengan cara menghafal ( rote learning ). Diskriminasi Berganda ; dalam belajar diskriminasi ganda , memasuki kawasan keterampilan intelektual berupa kemampuan membedakan antara beberapa jenis gejala yang serupa . Belajar Konsep ; adalah kemampuan berpikir abstrak yang mulai dipelajari pada masa remaja ( adolesence ). Belajar Aturan ; merupakan kemampuan merespon terhadap keseluruhan isyarat , merupakan tipe belajar yang penting dalam pendidikan orang dewasa . Pemecahan Masalah ; Tipe pemecahan masalah bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap situasi problematik . P endapat lain dalam ( Hermansyah , 2017) berikut ini adalah teori belajar orang dewasa dan tokohnya .

Paulo Freire Menurut Flaire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi ( self affirmation ) yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri. Ia terkenal dengan gagasannya yang disebut dengan conscientization yang terdapat tiga prinsip : Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga, Tak seorang pun yang belajar sendiri, Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka. Jack Mezirow Beliau mengemukakan : “ Belajar dalam kelompok pada umumnya merupakan alat yang paling efektif untuk menimbulkan perubahan dalam sikap dan perilaku individu ”. Keinginan belajar terjadi sebagai akibat dari refleksi pengalaman , dan ia menyatakan adanya perbedaan tingkatan refleksi , menetapkan perbedaan refleksi dan menetapkan tujuh tingkatan refleksi yang mungkin terjadi dalam masa kedewasaan , yaitu : Refleksivitas , Refleksivitas Afektif , Refleksivitas Diskriminasi , Refleksivitas Pertimbangan , Refleksivitas Konseptual , Refleksivitas Psikis , dan Refleksivitas Toritis P endapat lain dalam ( Hermansyah , 2017) berikut ini adalah teori belajar orang dewasa dan tokohnya .

Malcolm Knowles Knowles terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itu dianggap ” Bapak Teori Andragogi” Knowles (1970) andragogi mengembangkan konsep andragogi atas empat asumsi pokok sebagai berikut : Asumsi Pertama , seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan total menuju ke arah pengarahan diri sendiri . Asumsi kedua , sebagaimana individu tumbuh matang akan mengumpulkan sejumlah besar pengalaman dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar yang kaya, dan pada waktu yang sama memberikan dasar yang luas untuk belajar sesuatu yang baru . Asumsi ketiga , bahwa pendidikan itu secara langsung atau tidak langsung , secara implisit atau eksplisit , pasti memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk memperjuangkan eksistensinya di tengah masayarakat . Asumsi keempat , bahwa anak-anak sudah dikondisikan untuk memiliki orientasi belajar yang berpusat pada mata pelajaran (subject centered orientation) karena belajar bagi anak seolah-olah merupakan keharusan yang dipaksakan dari luar P endapat lain dalam ( Hermansyah , 2017) berikut ini adalah teori belajar orang dewasa dan tokohnya .

TUJUAN PEMBELAJARAN ANDRAGOGI

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN ANDRAGOGI

Ciri Pembelajaran Andragogi

Suasana Pembelajaran Andragogi

Peran Pendidik dalam Memfasilitasi

Peran Pendidik dalam Memfasilitasi

5 Model Membangun Lingkungan Pembelajaran Yang Kondusif

Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa Lindeman Mendapatkan kebutuhan dan minat peserta belajar Orientasi belajarnya kehidupan ( life centered ) M enggunakan pengalaman Kebutuhan untuk mengendalikan diri sendiri ( self directing ) Memiliki model belajar , tempat , waktu , dan kecepatan belajar sendiri Hommands Prinsip latihan ( praktik )  menerapkan ilmu yang sudah dimiliki sebelumnya . P rinsip hubungan  pengalaman dijadikan dasar menentukan dampak atau hasil suatu proses P rinsip akibat  hasil yang sudah didapatkan menjadi bahan pembelajaran meraih tujuan belajar Prinsip kesiapan  kesiapan warga belajar dapat menetapkan manfaat dari proses belajar

Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa

Faktor-Faktor Pembelajaran Orang Dewasa

Kebutuhan Belajar Orang Dewasa Mengenai kebutuhan dasar manusia dengan kaitannya terhadap Pendidikan, tentunya pendidikan orang dewasa yang memiliki harga diri dan jati dirinya membutuhkan pengakuan , dan itu akan sangat berpengaruh dalam proses belajarnya . Secara psikologis , dengan mengetahui kebutuhan orang dewasa sebagai peserta kegiatan pendidikan / pelatihan , maka akan dapat dengan mudah dan dapat ditentukan kondisi belajar yang harus diciptakan , isi materi apa yang harus diberikan , strategi, teknik serta metode apa yang cocok digunakan

Metode Pembelajaran Orang Dewasa Untuk menghasilkan pembelajaran pada orang dewasa , apapun metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan factor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran , yakni agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu . Penetapan pemilihan metode seharusnya dosen mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai , yang dibagi dalam dua jenis yakni : Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru , pengalaman baru , keterampilan baru , untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang menjadi keinginan dan kebutuhannya .

Untuk menguraikan lebih lanjut apa yang dimaksud di atas , secara singkat diperinci bagaimana hubungannya dengan kedua ujung pada kontinum proses belajar , yakni penataan ( atau penataan kembali ) pengalaman belajar di ujung yang satu , dan perluasan pengalaman belajar di ujung yang lain, seperti dapat dilihat dalam Tabel berikut ini : Aspek Tekanannya pada penataan pengalaman mengajar Perluasan pengalaman belajar Persiapan dan orientasi harus : Membuat pelajar mudah mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya di masa lalu , mengutamakan makna penilaian pengalaman masa lampau untuk dapat mengatasi masalah serupa di kemudian hari Mengutamakan masalah yang kini tak dapat dipecahkan oleh pelajar , tetapi dapat dipecah - kannya setelah mendapat bahan baru . Membantu pelajar untuk mengatasi ketidakmampuannya memahami bahan baru . Suasana dan kecepatan belajar : Merenungkan banyak tanpa tergesa-gesa , sangat dipengaruhi oleh reaksi dan kemampuan pelajar Menarik dan mengasikkan di tentukan sangat oleh sifat dan isi pelajaran Peran yang mengajar lebih banyak : Menciptakan suasana , memberi makna pada pengalaman belajar , memancing ungkapan pengalaman , memberi umpan balik , membantu dalam membuat generalisasi Mengenal masalah pelajar , menjelaskan sasaran pelajaran , memberikan data dan konsep baru , atau memperlihatkan tingkah laku baru Mengungkapkan data mengenai pengalaman dan pendapat nya , menganalisa pengalamannya , menggali alternatif dan manfaat Mengolah data dan konsep baru , mempraktekkan bahan baru , melihat penerapan bahan baru pada situasi nyata Sukses bergantung diri Suasana bebas dari ancaman , rasa kebutuhan pelajar untuk menemukan pendekatan baru dalam mengatasi masalah lama. Kejelasan penyajian baru , penghargaan pelajar terhadap pengajar , relevansi bahan baru penilaian pelajar .

Gambar di samping tampak bahwa : pada ceramah peserta hanya mendengarkan , fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab . Untuk metode diskusi , bicara dan mendengarkan adalah seimbang . Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi , peserta sekaligus mendengar , melihat dan berbicara . Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar , berbicara , melihat dan mengerjakan sekaligus , sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif .

Contoh Metode Pembelajaran Orang Dewasa SCL (Student Centered Learning) merupakan metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung . Pembelajaran yang bersifat kaku intruksi dari pendidik berubah menjadi pembelajaran yang memberikan kesempatan pada pesrta didik menyesuaikan dengan kemampuanya dan berperilaku langsung dalam belajarnya ( Dikti , 2014). Student Centered Learning (SCL)

Macam-macam Student Centered Learning Small Group Discussion (SGD) Metode diskusi merupakan model pembelajaran yang melibatkan antara kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswa atau kelompok mahasiswa dan pengajar untuk menganalisa , menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu Role Play and Simulation Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang suatu topik atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian , atau sistem yang sebenarnya . Jadi dengan model ini mahasiswa mempelajari sesuatu ( sistem ) dengan menggunakan model. Discovery Learning Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar atau penelitian kepada mahasiswa dengan tujuan supaya mahasiswa dapat mencari sendiri jawabannya tanpa bantuan pengajar .

Macam-macam Student Centered Learning (2) Self Directed Learning Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada mahasiswa , seperti tugas membaca dan membuat ringkasan . Cooperative Learning Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep , menyelesaikan persoalan , atau inkuiri dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi . Sintaks pembelajaran kooperatif adalah informasi , pengarahan -strategi, membentuk kelompok heterogen , kerja kelompok , presentasi hasil kelompok , dan pelaporan . Contextual Learning Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ( ramah , terbuka , negosiasi ) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan mahasiswa (daily life modelling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan , motivasi belajar muncul , dunia pikiran mahasiswa menjadi konkret , dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan

Macam-macam Student Centered Learning (3) Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa,untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi . Collaborative Learning Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mencari dan menemukan jawaban sebanyak mungkin , saling berinteraksi untuk menggali semua kemungkinan yang ada . Project Based Learning ( PjBL ) Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka sendiri .

PENUTUP

THANK YOU
Tags