stikesmufarmasilhoks
0 views
26 slides
Oct 01, 2025
Slide 1 of 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
About This Presentation
presentation about divorce
Size: 1.29 MB
Language: none
Added: Oct 01, 2025
Slides: 26 pages
Slide Content
AKIBAT PERCERAIAN KELOMPOK 9
Perceraian Perceraian adalah hal yang memang diperbolehkan , namun alangkah baiknya apabila pernikahan itu dapat bertahan sampai mati tanpa ada perceraian . Dan karenanya , setiap upaya untuk meremehkan ikatan suci ataupun memperlemahnya , apalagi memutuskannya adalah sangant dibenci oleh agama. Ibn Umar r.a meriwayatkan bahwa Nabi Saw. “Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ' anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ' alaihi wa Sallam bersabda : " Perbuatan halal yang paling dibenci Allah ialah cerai ." (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah .
a. Moral : 1. Poligami Tidak Sehat 2. Krisis Akhlak 3. Cemburu b. Meninggalkan Kewajiban : 4. Kawin Paksa 5. Ekonomi 6. Tidak ada tanggung Jawab 7. Kawin di bawah umur 8. Penganiayaan 9. Dihukum 10. Cacat Biologis 11. Politik 12. Gangguan pihak ketiga 13. Tidak ada keharmonisan . Faktor penyebab perceraian itu sudah dirumuskan oleh Pengadilan Agama sedemikian rupa dan diklasifikasikan menjadi 13 faktor :
03 02 Setelah perceraian terjadi akan menimbulkan hal-hal yang akan berpengaruh kepada suami istri tersebut antara lain : R ujuk R adha’ah I ddah I hdad 04 01 05 H adhanah
01 Iddah Apa itu Iddah ?
Iddah adalah berasal dari kata al-add dan al- ihsha ’ yang berarti bilangan . Artinya jumlah bulan yang harus dilewati seorang perempuan yang telah diceraikan (talak) atau ditinggal mati oleh suaminya . Adapun makna iddah secara istilah adalah masa penantian seorang perempuan setelah diceraikan atau ditinggal mati oleh suaminya . Akhir masa iddah itu ada kalanya ditentukan dengan proses melahirkan , masa haid atau masa suci atau dengan bilangan bulan . Pada masa itu ia dilarang kawin disebabkan sudah ditalak ( cerai ) atau ditinggal mati sang suami . Pengertian Iddah
L arangan dalam masa iddah ada 3 yaitu : 2. Haram keluar rumah kecuali karena alasan darurat 3. Wajib melakukan ihdad 1. Haram menikah dengan laki-laki lain Seorang perempuan yang sedang menjalani iddah baik karena dicerai , fasakh maupun ditinggal mati oleh suami tidak boleh menikah dengan selain dengan laki-laki yang meninggalkan atau menceraikannya itu . Perempuan yang sedang menjalani masa ‟iddah tidak boleh keluar dari rumah yang ditinggali bersama suaminya sebelum bercerai . Perempuan yang ditinggal mati suaminya wajib melakukan ihdad ( menahan diri ) sampai habis masa iddahnya . Kata ihdad berarti tidak memakai perhiasan , wewangian , pakaian bermotif , pacar dan celak mata .
Memberi kesempatan yang cukup bagi kedua belah pihak untuk kembali merajut ikatan perkawinan yang sebelumnya terberai . Karena terkadang rasa sesal datang dikemudian hari sehingga masa iddah menjadi ajang me-review keputusan bercerai . Terdapat nilai-nilai transendental berupa ajaran agama yang bernuansa ibadah ( ta’abbudi ). Hikmah Iddah
Ihdad 02
P engertian Ihdad Secara bahasa kata Ihdad disebut dengan al- Hidad yang artinya adalah perkabungan , yang berarti tidak bersolek atau tidak berhias karena kematian suami , menanggalkan berhias karena duka cita . Ihdad adalah menahan atau menjauhi , dalam beberapa kitab fikih , adalah menjauhi sesuatu yang dapat menggoda laki-laki kepadanya . Adapun terhadap suami yang meninggal , perempuan wajib berihdad selama empat bulan sepuluh malam menurut kebanyakan ulama, D asar Hukum Ihdad
H ikmah Ihdad untuk menjaga kelancaran pelaksanaan ‘iddah bagi perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya . menutup jalan bagi perempuan yang berhasrat untuk menikah atau dilamar kembali , padahal ia masih dalam ‘iddah. penjagaan terhadap hak suaminya yang meninggal dan penghargaan terhadap kebersamaan yang dia kenang bersama suaminya . memuliakan anggota keluarga suami dan menjaga perasaan mereka .
03 Rujuk
P engertian Rujuk Rujuk artinya kembali . Menurut syara ' adalah kembalinya seorang suami kepada mantan istrinya dengan perkawinan dalam masa iddah sesudah talak raj’i . Suami boleh melakukan rujuk kepada mantan istrinya yang dijatuhi talak satu atau talak dua dan tidak perlu akad nikah lagi . Cuma menyatakan , “ Saya telah rujuk kepadamu “. Sedangkan istri yang dijatuhi talak tiga , atau dicerai dengan cara faskh tidak boleh dirujuk kembali oleh mantan suaminya .
S yarat dan Rukun Rujuk : Mantan istrinya sudah ditiduri . Rujuk harus dilakukan pada waktu mantan istrinya masih dalam masa iddah. Talak yang dijatuhkan kepada istrinya tidak disertai iwadh . Suami melontarkan keinginan rujuk dengan ungkapan lisan baik secara terang-terangan maupun sindiran , semisal “ saya rujuk kepadamu “ atau “ saya pegang tanganmu . 02 04 01 03
04 Radha’ah
Pengertian Radha’ah Radha’ asal kata dari radhi’a yardho’u radha’atan artinya menyusukan bayi ke payudaranya . Sedangkan berdasarkan pengertian syar’i yang dikatakan dengan Radha, adalah sampainya air susu dari seorang wanita ke dalam perut seorang bayi dengan syarat tertentu . Dalam hal lain, radhā’ah dapat memunculkan praktik menyusui seorang bayi yang bukan darah dagingnya , sehingga menimbulkan konsekuensi-konsekuensi hukum . tertentu , seperti larangan menikah dengan wanita yang menyusui berikut keluarganya yang terikat mahram.
Menurut jumhur ulama, syarat radha’ah ada 3, yaitu : A i r s u s u i t u m a s uk ke d a l a m pe r ut ba y i Ba y i t e r s e but b e l um b e r u s i a dua t a h un 02 03 01 A i r s u s u h a r us b e r a s al d a r i m an u s i a
Menurut jumhur ulama selain Abu Hanifah menetapkan bahwa rukun Radha’ah ada 3, yaitu : Perempuan yang menyusui 02 K adar a i r s u s u y a ng m e m enuhi ba t a s m i n i m a l 03 Anak yang menyusu 01
05 Hadhanah
P engertian Hadhanah “ Hadhanah ” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti antara lain: hal memelihara , mendidik , mangatur , mengurus segala kepentingan atau urusan anak-anak yang belum mumayyiz ( belum dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk ). Dari sini hadhanah dijadikan istilah yang maksudnya : “ pendidikan dan pemeliharaan anak sejak dari lahir sampai sanggup berdiri sendiri mengurus dirinya yang dilakukan oleh kerabat anak itu .” Mengasuh anak-anak yang masih kecil hukumnya wajib , sebab mengabaikannya berarti menghadapkan anak-anak yang masih kecil kepada bahaya kebinasaan .
Yang Berhak Melakukan Hadhanah Orang yang melakukan hadhanah haruslah mempunyai rasa kasih sayang , kesabaran , dan mempunyai keinginan agar anak itu menjadi baik ( shaleh ) dikemudian hari . Disamping itu , ia juga harus mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan tugas itu . Dan orang yang memiliki syarat-syarat itu adalah seorang wanita . Dan kerabat Ibulah yang lebih berhak untuk mengasuh anak dari pada kerabat dari ayah.
Dasar urutan orang-orang yang berkah melakukan hadhanah adalah : Kerabat pihak ibu didahulukan atas kerabat pihak bapak , jika tingkatannya dalam kerabat adalah sama Nenek perempuan didahulukan atas saudara perempuan , karena anak merupakan bagian dari kakek , oleh sebab itu nenek lebih berhak dibanding dengan saudara perempuan . Kerabat sekandung didahulukan dari saudara bukan sekandung , dan kerabat seibu lebih didahulukan atas kerabat seayah Dasar urutan ini ialah urutan kerabat yang ada hubungan mahram, dengan ketentuan bahwa pada tingkat yang sama pihak ibu lebih didahulukan atas pihak ayah. Apabila kerabat yang ada hubungan mahram tidak ada , maka hak hadhanah pindah kepada kerabat yang tidak ada hubungan mahram.
Masa berlakunya hadhanah akan berakhir apabila si anak kecil sudah tidak lagi memerlukan pelayanan , telah dewasa , dan dapat berdiri sendiri , serta telah mampu untuk mengurus kebutuhan pokoknya sendiri , seperti : makan , berpakaian , mandi, dll . Dalam hal ini tidak ada betasan tertentu tentang waktu habisnya . Hanya saja ukuran yang dipakai adalah tamyiz dan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri . Jika si anak kecil itu dapat membedakan sesuatu yang baik dan tidak baik , tidak membutuhkan pelayanan lagi , dan dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri maka hadhanahnya telah habis . Masa Hadhanah
Adapun lamanya masa mengasuh , ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa Imam madzab : Imam Syafi’i dan Ishak mengatakan bahwa lama masa mengasuh adalah sampai 7 atau 8 tahun . Ulama’-ulama’ Hanafiah , dan Ats- Tsauri mengatakan bahwa ibu lebih berhak mengasuh anak laki-laki sampai ia pandai makan sendiri , dan berpakaian sendiri , sedang anak perempuan sampai ia haid . Sesudah itu baru bapaknya yang berhak dengan keduanya ( anak perempuan ataupun laki-laki ). Imam Malik mengatakan bahwa ibu berkah mengasuh anak perempuan sampai ia menikah . Sedangkan bapak berhak mengasuh anak laki-laki sampai ia baligh .
Perceraian adalah hal yang memang diperbolehkan , namun alangkah baiknya apabila pernikahan itu dapat bertahan sampai mati tanpa ada perceraian . Dan karenanya , setiap upaya untuk meremehkan ikatan suci ataupun memperlemahnya , apalagi memutuskannya adalah sangant dibenci oleh agama. Ibn Umar r.a meriwayatkan bahwa Nabi Saw. “Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ' anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ' alaihi wa Sallam bersabda : " Perbuatan halal yang paling dibenci Allah ialah cerai ." (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah . Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih menilainya hadits mursal ). K esimpulan