Kelompok 9_ PPT_Laporan Hasil Observasi .pdf

SriNuraisyah3 0 views 19 slides Oct 18, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

asadksoejekkoeoekefkeofkofkrorkorke


Slide Content

Laporan Hasil
Observasi
(Metode Rating
dan Checklist)
Laporan Hasil
Observasi
(Metode Rating
dan Checklist)
KELOMPOK 9

Beti Kifrah D.A. (C021231040)
Nurilmi Auliah Syamsi (C021231121)
Izzah Ghaniyyah S (C021231078)
Khalida Rizkika Maryam (C021231087)
Meet the
Team!
Meet the
Team!

PengertianPengertian
Observasi: Teknik pengumpulan data dengan mengamati
perilaku, tindakan, atau kejadian secara langsung, sehingga
peneliti dapat memperoleh informasi nyata dari subjek tanpa
melalui laporan atau kuesioner.
Rating Scale (Skala Penilaian): Teknik observasi di mana
perilaku dinilai menggunakan skala numerik atau deskriptif
untuk menunjukkan intensitas, frekuensi, atau kualitas,
sehingga memudahkan peneliti membandingkan perilaku
antar subjek dan mengubahnya menjadi data kuantitatif.
Checklist (Daftar Periksa): Teknik observasi di mana perilaku
tertentu dicatat apakah muncul atau tidak sesuai daftar yang
telah dibuat sebelumnya, membantu peneliti
mendokumentasikan perilaku secara cepat dan sistematis
tanpa menilai tingkatannya.

Tujuan
Observasi
Tujuan
Observasi
Observasi ini bertujuan untuk
mengamati engagement atau
keterlibatan seorang mahasiswa yang
sedang belajar secara bersama
dengan teman di perpustakaan umum
Universitas Hasanuddin. Adapun aspek
engagement yang berusaha diamati
dalam observasi ini, yaitu behavioral,
emotional, dan cognitive engagement.

Definisi
Operasional
Definisi
Operasional
Engagement dalam belajar secara operasional didefinisikan sebagai
keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan melalui
tiga dimensi utama, yaitu behavioral, emotional, dan cognitive engagement.
Behavioral engagement tampak pada participation, persistence, dan on-task
behavior, misalnya ketika mahasiswa aktif berdiskusi, tetap tekun meski
menghadapi kesulitan, serta fokus pada aktivitas akademik. Emotional
engagement terlihat melalui affective reactions dan sense of belonging, seperti
rasa antusias, senang, nyaman, serta perasaan menjadi bagian dari kelompok
belajar. Sementara itu, cognitive engagement tercermin dari deep learning
strategies, self-regulation, dan willingness to exert effort, yaitu ketika mahasiswa
berusaha memahami materi dengan strategi mendalam, mampu mengatur
proses belajarnya, serta bersedia mengerahkan usaha ekstra untuk mencari
solusi atau informasi tambahan. Dengan demikian, engagement dipahami
sebagai keterlibatan multidimensi mahasiswa yang dapat diamati melalui
perilaku, emosi, dan usaha kognitif mereka selama mengikuti pembelajaran
(Fredricks, Blumenfeld, & Paris, 2004).

Indikator Perilaku
(Checklist)
Indikator Perilaku
(Checklist) Checklist (Kemunculan perilaku ditandai dengan ya-tidak)
1.Mahasiswa memberikan kontak mata ke sesama anggota kelompok atau bahan diskusi.
2.Mahasiswa menulis atau mencatat sesuatu selama diskusi berlangsung.
3.Mahasiswa menggunakan gerakan tangan untuk menunjuk pada bahan diskusi atau layar.
4.Mahasiswa duduk dengan posisi tubuh yang condong ke depan menunjukkan ketertarikan.
5.Mahasiswa menunjukkan isyarat nonverbal untuk mengajak anggota lain memperhatikan.
6.Mahasiswa terlihat konsisten menjaga fokus pada aktivitas diskusi hingga selesai.
7.Mahasiswa menunjukkan tanda-tanda pemikiran aktif seperti mengerutkan kening atau mengangguk-angguk.
8.Mahasiswa mengemukakan pendapat dengan menyertakan alasan, bukti, atau logika yang jelas, serta menghubungkannya
dengan contoh nyata, kasus, atau pengalaman pribadi.
9.Mahasiswa membantu menjaga arah dan hasil diskusi dengan mengingatkan teman ketika pembahasan melebar serta
menyimpulkan inti pembicaraan secara singkat.
10.Mahasiswa aktif mendukung jalannya diskusi dengan mencari informasi relevan dari buku, catatan, atau sumber digital, serta
menyampaikan lebih dari satu alternatif solusi atau jawaban.
11.Perilaku berhenti sejenak untuk me-monitoring pemahaman, lalu melanjutkan proses belajar.
12.Mahasiswa menunjukkan ekspresi wajah yang serius dan fokus.
13.Mahasiswa mengangguk sebagai tanda menyetujui atau memahami.
14.Mahasiswa memperlihatkan reaksi emosional yang alami (tersenyum, ceria, dan serius) saat mengikuti diskusi.
15.Mahasiswa menunjukkan sikap menghargai teman yang berbicara dengan menatap wajah lawan bicara, memberikan
dukungan melalui kata-kata singkat atau gesture positif, serta menunggu giliran berbicara tanpa memotong pembicaraan.

Indikator Perilaku
(Rating)
Indikator Perilaku
(Rating)
Rating Scale (Frekuensi kemunculan dari skala 1-5):
1.Bertahan dalam diskusi hingga akhir, berusaha menjaga kelancaran diskusi dengan
menjelaskan/ mengulang jawaban bila diperlukan.
2.Fokus pada diskusi (kontak mata, mencatat poin penting, tidak melakukan aktivitas lain seperti
bermain HP/ tidur/ bercanda di luar konteks).
3.Menghargai teman yang berbicara (menatap, memberi dukungan verbal/gestur positif, tidak
memotong pembicaraan).
4.Posisi tubuh menandakan keterlibatan (condong ke meja, mendekat ke perangkat belajar).
5.Ekspresi wajah/ verbal menyenangkan (senyum, tawa ringan, antusias).
6.Ekspresi wajah/ verbal menunjukkan frustrasi/ bosan (menghela napas, wajah datar, terlihat
tidak bersemangat).
7.Memberi pendapat dengan alasan, bukti, logika, dan contoh nyata/ pengalaman pribadi.
8.Membantu menjaga arah diskusi (mengingatkan jika melebar, menyimpulkan inti
pembahasan).
9.Mencari informasi tambahan (buku, catatan, digital), memberi lebih dari satu solusi/ jawaban.
10.Berhenti sejenak untuk monitoring pemahaman lalu melanjutkan proses belajar.

Prosedur
Observasi
Prosedur
Observasi Dalam prosedur observasi, kami menggunakan metode checklist dan rating
pada salah satu subjek. Langkah pertama yang kami lakukan adalah
menentukan variabel yang ingin diamati, yaitu engagement yaitu keterlibatan
mahasiswa dalam proses pembelajaran maupun diskusi. Berdasarkan variabel
tersebut, kami kemudian menyusun indikator perilaku sebagai acuan untuk
mencatat aktivitas subjek. Observasi dilakukan pada pukul 15.15 hingga 16.21
WITA di Perpustakaan Umum, dengan pembagian posisi yang menyebar di
beberapa tempat agar lebih mudah mengamati subjek yang telah ditentukan
sejak awal. Selama proses observasi, setiap perilaku yang muncul dicatat
sesuai indikator yang sudah disusun. Jika ditemukan perilaku baru di luar
indikator awal, kami menambahkannya sebagai indikator tambahan dari hasil
pengamatan. Setelah observasi selesai, masing-masing catatan observasi
dikumpulkan dan dilakukan dianalisis. Dan hasilnya kemudian kami susun
dalam bentuk laporan observasi untuk memberikan gambaran menyeluruh
mengenai perilaku subjek yang kami amati.

Identitas
Subjek, Waktu dan
Tempat
Identitas
Subjek, Waktu dan
TempatJenis Kelamin: Perempuan
Tempat : Perpustakaan Umum
Universitas Hasanuddin
Waktu : 15.15 - 16.21 WITA

Hasil Observasi
(Rating)
Hasil Observasi
(Rating)

Hasil Observasi
(Rating)
Hasil Observasi
(Rating)

Hasil Observasi
(Checklist)
Hasil Observasi
(Checklist)

AnalisisAnalisisBerdasarkan hasil pencatatan checklist dalam mengamati engagement
mahasiswa yang sedang belajar secara bersama dengan teman di
perpustakaan, observer mendapati bahwa subjek menunjukkan keterlibatan
yang cukup konsisten dalam beberapa indikator perilaku yang ditetapkan.
Subjek memberikan kontak mata, menulis selama diskusi, menggunakan
gerakan tangan, memperlihatkan bahasa tubuh condong ke depan, hingga
menampilkan ekspresi wajah serius. Catatan observasi menunjukkan bahwa
subjek menunjukkan ekspresi seperti mengerutkan kening ketika membaca
materi, menghela napas, berhenti sejenak untuk memonitor pemahaman,
serta mencari informasi tambahan melalui perangkat digital. Meskipun
demikian, terdapat beberapa indikator observasi yang tidak terpenuhi,
diantaranya mahasiswa tidak menunjukkan isyarat nonverbal untuk
mengajak anggota lain memperhatikan, mahasiswa tidak terlihat konsisten
menjaga fokus pada aktivitas diskusi hingga selesai, mengemukakan
pendapat dengan menyertakan alasan, serta membantu menjaga arah
diskusi.

AnalisisAnalisisKeduanya saling mendukung Hasil rating scale yang diperoleh dari observasi memberikan gambaran lebih rinci
mengenai frekuensi dan intensitas keterlibatan subjek. Pada dimensi behavioral, subjek bertahan selama kegiatan
dan tetap fokus pada belajar bersama, meskipun sesekali terlihat menggunakan HP untuk aktivitas lain di luar dari
belajar bersama. Akan tetapi, transisi ini berlangsung singkat dan tidak mengganggu keterlibatan utama dalam
proses belajar bersama. Pada dimensi emosional, subjek memperlihatkan ekspresi positif seperti senyum, tertawa
ringan bersama teman-temannya. Adapun tanda kebosanan atau frustrasi tampak dua kali berupa wajah datar dan
ekspresi kelelahan, serta subjek terlihat sekali menghela napas. Pada dimensi kognitif, catatan observer menunjukkan
bahwa indikator deep learning strategies dan self-regulation tidak tampak sama sekali. Hal ini dikarenakan subjek
lebih banyak berfokus pada pengerjaan tugas dan penggunaan HP sebagai bahan acuan dalam mengerjakan
tugas. Meskipun demikian, perilaku jeda reflektif tercatat beberapa kali, misalnya berhenti untuk membaca ulang,
membandingkan hasil pekerjaannya dengan teman, bahkan sempat terlihat menanyakan/memastikan sesuatu
kepada teman sebelum melanjutkan pekerjaannya kembali. Hal ini menunjukkan keterlibatan dimensi kognitif lebih
condong pada upaya penyelesaian dan monitoring tugas yang sedang ia kerjakan, bukan pada strategi dalam
belajar atau pengarahan diskusi selama belajar bersama dengan teman.

Observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa mahasiswa yang diamati
memiliki keterlibatan belajar bersama teman secara moderat dengan variasi
dalam tiga dimensi engagement. Secara behavioral, mahasiswa aktif
berpartisipasi dengan menunjukkan kontak mata, menulis catatan,
menggunakan gestur, serta fokus pada tugas meskipun ada sesekali
gangguan singkat dari penggunaan HP. Pada dimensi emosional,
mahasiswa menampilkan ekspresi positif seperti senyum dan tawa ringan,
namun juga menunjukkan tanda-tanda frustrasi atau kebosanan secara
terbatas. Untuk dimensi kognitif, mahasiswa lebih menekankan pada
pemantauan penyelesaian tugas dan refleksi singkat, tanpa menunjukkan
penggunaan strategi belajar mendalam atau pengaturan diri yang jelas
dalam diskusi kelompok. Dengan demikian, keterlibatan mahasiswa
cenderung kuat pada aspek perilaku dan emosional, sedangkan keterlibatan
kognitif lebih terbatas pada monitoring dan penyelesaian tugas. KesimpulanKesimpulan

Evaluasi
Terhadap
Metode
Evaluasi
Terhadap
Metode

RatingRatingKelebihan Data bisa diubah menjadi angka sehingga
mudah dianalisis secara statistik.
Memudahkan perbandingan antar subjek.
Menangkap intensitas atau frekuensi perilaku,
bukan hanya ada/tidaknya.
Bisa digunakan untuk perilaku kompleks atau
multi-dimensi.
Fleksibel, bisa diterapkan berulang untuk melihat
perubahan perilaku.
Memudahkan observer untuk menilai perilaku
yang sulit diukur dengan ya/tidak. Kekurangan Penilaian bersifat subjektif, tergantung interpretasi
observer.
Skala bisa ditafsirkan berbeda antar observer
sehingga membutuhkan keseragaman.
Memerlukan pelatihan agar konsisten.
Sulit menangkap konteks atau motif di balik
perilaku.
Bisa bias jika observer memiliki preferensi atau
stereotipe terhadap subjek.
Membutuhkan waktu lebih lama untuk menilai
perilaku secara detail.
Bisa membingungkan jika perilaku muncul dalam
bentuk campuran atau tidak jelas.

ChecklistChecklistKelebihan Cepat dan mudah digunakan.
Mengurangi subjektivitas karena hanya mencatat
ada/tidaknya perilaku.
Cocok untuk perilaku yang spesifik, jelas, dan
mudah diamati.
Bisa diterapkan untuk banyak subjek secara
efisien.
Observer bisa fokus sepenuhnya pada
pengamatan tanpa menilai intensitas.
Membantu dokumentasi perilaku yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Memudahkan analisis sederhana karena data
bersifat biner (ya/tidak). Kekurangan Tidak menangkap intensitas, frekuensi, atau
kualitas perilaku.
Terbatas pada perilaku yang sudah dicantumkan
dalam daftar.
Kurang fleksibel jika muncul perilaku baru yang
penting.
Tidak memberikan informasi tentang konteks
atau motif perilaku.
Bisa melewatkan perilaku penting yang tidak
tercantum di daftar.
Kurang cocok untuk perilaku kompleks atau multi-
dimensi.
Data sulit dianalisis secara statistik jika ingin
mengetahui variasi perilaku.

TERIMA
KASIH
TERIMA
KASIH