Sagala (2006) mengatakan bahwa metode
kerja kelompok adalah cara pembelajaran
dimana siswa dalam kelas dibagi dalam
beberapa kelompok, dimana setiap kelompok
dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri
untuk mempelajari materi pelajaran yang
telah ditetapkan untuk diselesaikan secara
bersama-sama.
DEFINISI
Metode
Kerja
Kelompok
Tujuan Metode Kerja Kelompok :
Alasan Penggunaaan Metode Kerja
Kelompok
Kerja kelompok tidak membosankan siswa
melakukan kegiatan belajar diluar kelas bahkan
diluar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,
wawancara, cari buku di perpustakaan umum, dan
sebagainya.
Kerja kelompok dapat memacu siswa
aktif belajar.
Kerja kelompok dapat
mengembangkan perilaku gotong
royong dan demokratis.
Kekuatan Metode
Kerja Kelompok
membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung
jawab
menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.
Guru dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup
disampaikan kepada para ketua kelompok.
Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab,
dan anggotanya dibiasakan patuh pada aturan yang ada.
Kelemahan Metode Kerja Kelompok :
Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat,
bakat, prestasi maupun intelegensi.
Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan pengertian
kepada anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja
Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang
diberikan pemimpin kelompok
Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana
karena kurang kontrol dari pemimpin kelompok atau guru.
Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi
kerja kelompok yang komplementer.
Metode karya wisata
Sagala (2006) menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata
sebagai metode pembelajaran adalah siswa dibawah bimbingan
guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk
mempelajari obyek belajar yang ada di tempat itu.
DEFINISI Met.
Karya Wisata
Apa bedanya dengan tamasya?
Tamasya berbeda dari karya wisata dalam hal bahwa kepergian
orang ke suatu tempat itu dengan maksud untuk mencari
hiburan.
1) Mengkaji materi
pembelajaran tertentu
sebagaimana direncanakan
dalam kurikulum/silabus.
2) Melengkapi materi pelajaran
yang tertulis di buku sehingga
pemahaman siswa menjadi lebih
jelas dan konkrit.
3) Memupuk rasa cinta lingkungan,
daerah, tanah air, dan penghargaan
terhadap pahlawan serta pemimpin
yang berjasa dimasa silam.
c. Alasan Menggunakan metode karya wisata
Memvariasikan penggunaan metode pembelajaran agar siswa
termotivasi belajar.
Dengan karya wisata siswa berkembang rasa kebersamaanya,
tanggung jawabnya, kerjasamanya, dan toleransinya
Penguasaan materi yang dipelajari secara langsung melalui
karya wisata akan lebih cepat dikuasai dan lama diingat.
Karena keunggulan dan tujuan karya wisata sebagai metode
pembelajaran sebagaimana dikemukakan dalam naskah ini.
Keunggulan
Siswa dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang
diperoleh nyata, hidup, bermakna, dan komperhensif.
Siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan
tentang materi yang dipelajari dengan melihat, mendengar, mencoba dan
membuktikan sendiri secara langsung.
Motivasi dan minat belajar siswa tinggi. Siswa senang belajar melalui karya
wisata.
Guru diperingan tugasnya dalam menyampaikan materi pelajaran, karena
materi disampaikan oleh nara sumber atau observasi langsung oleh siswa
sendiri.
Siswa aktif belajar melalui observasi, wawancara, percobaan, menggolong-
golongkan, dan sebagainya.
Kelemahan
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
Memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan
terlalu sering dan jauh dari sekolah, sehingga dapat mengganggu
jadwal pelajaran.
Memerlukan biaya yang relatif tinggi.
Memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepada
tugasnya.
Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu
Apa yang dimaksud dengan metode penemuan
(discovery) ?
Samakah antara penemuan (discovery) dengan
penyelidikan (inqury)?
Sund (dalam Kartawisastra, 1980) berpendapat bahwa penemuan
(discovery) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu
konsep atau prinsip.
Sedangkan inquiry (inkuiri) menurut Sund meliputi juga penemuan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah perluasan proses penemuan yang
digunakan lebih mendalam. *
DEFINISI
Tujuan
1.Untuk memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.Untuk mengatifkan siswa belajar (CBSA) sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran.
3.Untuk memvariasikan metode pembelajaran yang digunakan agar
siswa tidak bosan.
4.Agar siswa dapat menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan
memecahkan sendiri masalah yang dipelajari, sehingga hasilnya
setia dan tahan lama dalam ingatan, dan tidak mudah dilupakan.
Alasan digunakannya Metode Penemuan
:
Memungkinkan untuk mengembangkan cara belajar siswa
aktif.
Pengetahuan yang ditemukan sendiri melalui metode
penemuan akan betul-betul dikuasai, dan mudah digunakan /
ditransfer dalam situasi lain.
Siswa dapat menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat
berguna dalam kehidupannya.
Siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba memecahkan
masalah yang akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat
Kelebihan Menggunakan metode ini :
a)Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan.
b)Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh
c)Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.
d)Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
e)Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara
belajarnya sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi
sendiri untuk belajar.
f)Metode ini berpusat pada anak, dan guru sebagai teman belajar
atau fasilitator.
Kelemahan Metode ini :
a)Metode ini mempersyaratkan kesiapan mental*
b)Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu
guru untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya.
c)Dalam pelajaran tertentu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan
untuk mencoba ide-ide mungkin terbatas.
d)Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian,
sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan
keterampilan.
e)Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berpikir kreatif
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
oleh guru, begitu pula proses-prosesnya dibawah pembinaannya
Pengertian
•Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan
atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu
laboratorium atau diluar laboratorium.
•Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara
penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan
percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis
yang dipelajari. (Sagala, Sumantri dan Permana)
Tujuan
Metode eksperimen bertujuan agar :
1.Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang
diperoleh.
2.Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaannya.
3.Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui
percobaan.
4.Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
Alasan Penggunaan
Metode Eksperimen
Beberapa alasan penggunaan metode eksperimen adalah :
1.Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.
2.Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
3.Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya
sebelum ada bukti-bukti nyata.
Kelebihan dan Kelemahan Metode
Eksperimen
Kelebihan Metode Eksperimen :
1.Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya
sendiri daripada cerita orang atau buku.
2.Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya.
3.Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir
ilmiah.
4.Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan.
5.Menghilangkan verbalisme.
Kelemahan Metode Eksperimen :
1.Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta
umumnya mahal.
2.Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya
memerlukan waktu lama.
3.Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan
kesimpulannya.
4.Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.
Taredja, dkk. (1980), dan Sumantri dan
Permana (2006) menyatakan bahwa metode
pengajaran unit adalah suatu cara
pembelajaran dimana siswa dan guru
mengarahkan segala kegiatannya pada
pemecahan suatu masalah yang dipelajari
melalui berbagai segi yang berhubungan,
sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna. Pengajaran unit
ini sekarang dinamakan pembelajaran
terpadu.
Pengertian
Tujuan Pembelajaran Unit
Sumantri dan Permana (1998/1999) mengemukakan tujuan
metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1.Melatih siswa berpikir komprehensif.
2.Melatih siswa menggunakan keterampilan proses
3.Membentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu, menghargai
waktu dan menghargai pendapat orang lain.
4.Melatih siswa agar memiliki kemampuan merencanakan,
mengorganisasikan dan memimpin suatu kegiatan.
5.Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
Alasan menggunakan Metode Pembelajaran
Unit
Sumantri dan Permana (1998/1999) memberi alasan mengapa guru memilih
menggunakan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1) Dalam kurikulum terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lain,
atau antara bidang studi satu dengan bidang studi lainnya dalam suatu
pemecahan masalah, sehingga perlu ada satu metode yang dapat menciptakan
kesatuannya.
2) Dapat memberikan pengalaman belajar tentang pemecahan masalah dari
berbagai disiplin ilmu.
3) Dapat melibatkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam kegiatan
pembelajaran.
Kekuatan Metode Pembelajaran Unit
Taredja, dkk. (1980) kekuatan metode pembelajaran unit sbb:
a) Siswa dapat belajar secara keseluruhan (utuh).
b) Pelajaran menjadi lebih berarti.
c) Situasi kelas lebih demokratis.
d) Digunakannya asas-asas didaktik secara lebih wajar.
e) Digunakannya prinsip-prinsip psikologi belajar modern
Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
Taredja, dkk. (1980) mengemukakan kelemahan
metode pembelajaran unit, antara lain :
a) Memilih pokok masalah yang akan dijadikan unit
bukan suatu pekerjaan yang mudah.
b) Melaksanakan pembelajaran unit menuntut
kecakapan tersendiri, sedangkan guru belum semuanya
mampu menyelenggarakannya.
c) Memerlukan ketekunan, pekerjaan dan waktu yang
lebih banyak.
d) Karena melibatkan banyak siswa maka
dimungkinkan memerlukan biaya yang lebih banyak.
Pengajaran dengan Modul
Russel (dalam Mainuddin dan Gunawan, 1980) menyatakan
bahwa modul adalah suatu paket pembelajaran yang
membicarakan satu satuan konsep tunggal mata pelajaran.
Jadi, Pembelajaran modul ialah pembelajaran yang alat
ukurnya menggunakan modul yang terdiri dari unit-unit.
DEFINISI
Tujuan
1)Agar siswa aktif belajar secara mandiri.
2)Agar siswa terbiasa mengontrol kecepatan dan mengevaluasi
belajarnya sendiri.
3)Memberi reinforcement secepatnya setelah siswa selesai
mengerjakan materi modul dengan memperbolehkan pindah
ke modul berikutnya. Penguatan ini memotivasi siswa untuk
mengulang kembali perbuatan belajarnya yang baik itu.
4)Melatih disiplin, taat peraturan dan petunjuk yang ada, serta
melatih kebiasaan mengoreksi diri sendiri dan kejujuran.
Alasan Penggunaan Metode
Pembelajaran dengan Modul
1)Siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri (CBSA)
2)Siswa dapat menyesuaikan diri dengan keunikan cara belajarnya masing-
masing.
3)Siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan perbedaan
kemampuan, potensi dan kecepatan belajar masing-masing.
4)Dimungkinkan untuk mendukung modul digunakan multi media, seperti ;
audio visual, internet, web, dan sebagainya sehingga perbedaan-
perbedaan dan keunikan individu dapat diakomodasi.
5)Dengan metode pembelajaran dengan modul mutu proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.
6)Dapat mengatasi kekurangan guru, dan mengatasi persoalan jauhnya
tempat tinggal siswa dari kampus
Kelebihan
a)Ratio guru dan siswa dapat ditingkatkan menjadi sekitar 1 :
200, padahal dengan sistem biasa ratio tersebut adalah 1: 40
b)Siswa aktif belajar secara mandiri.
c)Meningkatkan kualitas hasil belajar, karena siswa yang belum
mencapai mastery learning 80% harus mengkaji ulang materi
modul dan tes.
d)Siswa termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh
untuk segera menyelesaikan modul yang ditargetkan.
Kelemahan
a)Ikatan kelas renggang, belajar bersama berkurang, padahal
motivasi belajar dipengaruhi pula oleh kebersamaan.
b)Aspek estetis dan etis kurang diperhatikan.
c)Kesulitan dalam menulis modul. Modul yang baik menuntut
keahlian, keterampilan dan pengalaman.
d)Pembelajaran dengan modul umumnya kurang memperhatikan
aspek perasaan. Manusia dianggap sebagai mesin yang reaktif
terhadap stimulus (modul) yang disajikan padanya.
e)Cenderung untuk memuat materi yang banyak dalam modul,
sehingga memberatkan siswa
f)Modul menuntut siswa pintar membaca dengan pemahaman, hal
ini menjadi hambatan bagi siswa yang kurang trampil membaca.
PERTANYAAN
Kelompok 2 ( Singgih )
Cara mengatasi metode kerja
kelompok agar setiap anggota
bekerja ! ( Nora, Yanuar )
Kelompok 3 (Nurhayu Ika R)
Bagaimana agar siswa tidak frustasi
dalam metode penemuan? (Mita,
Lina, Puput)
Kelompok 4 (Riana R)
Jelaskan prinsip-prinsip belajar
modern dalam pembelajaran unit!
(Giri)
Kelompok 5 ( Nia O)
Apa maksud dari pembelajaran terpadu
dan bagaimana aplikasinya, apakah sama
dengan pembelajaran tematik!(Maya A,
Mariana )
Kelompok 6 (Maya F)
Maksud dari tes sosiometri dalam
pembelajaran kerja kelompok ? (Nur
Raida, Nisa R, Nora )
Kelompok 7 (Hendri)
Bagaimana cara guru mencapai tujuan
karya wisata dengan baik agar siswa tidak
main sendiri? (Mariana, Nisa R, Yanuar,
Reni, Mita)
Luth Prasandi
Bagaimana cara efektif untuk
metode penemuan untuk anak SD !
(mita)
Rahmatya
Perbedaan dari metode eksperimen
dan metode penemuan ! (Mariana)