Kepentingan Gizi Baik & Kesehatan Reproduksi pada Usia Sekolah & Remaja-Dr.dr.Soerjo SpOG-K_064529 (1).pptx
WijiLestari74
35 views
33 slides
Sep 04, 2025
Slide 1 of 33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
About This Presentation
Kepentingan Gizi Baik & Kesehatan Reproduksi
Size: 2.43 MB
Language: none
Added: Sep 04, 2025
Slides: 33 pages
Slide Content
Dr. Wahyu Tri Haryadi, MM Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
BAYI & ANAK R E M A J A DEWASA & PASANGAN USIA SUBUR LANJUT USIA IBU & ANAK
ANAK SEKOLAH DAN REMAJA Status gizi Diit seimbang Aktivitas fisik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pelajaran Sekolah, Intra dan Ekstra Kurikuler, Teori dan Praktek Kesehatan Reproduksi
menjadi dewasa secara seksual . Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 10−14 tahun. Pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 12−16 tahun. Remaja perempuan akan mengalami beberapa ciri pubertas: Menarche atau menstruasi pertama. Mulai tumbuh jerawat pada wajah. Payudara terus tumbuh hingga seperti orang dewasa. Rambut di area organ seksual dan ketiak menjadi semakin lebat. Perubahan emosional
PENYEBAB MASALAH KESPRO PADA REMAJA Dimulai dari orang tua yang tidak memiliki cukup waktu untuk membimbing anaknya karena kesibukannya. Remaja akan kurang mendapatkan cinta, kasih sayang, perhatian dan komunikasi, sehingga mereka mencarinya dari orang/sumber lain. Begitu mereka keluar dari rumah maka tidak ada lagi pengawasan, sehingga mudah terjadi penggunaan obat/narkoba, alkohol dan mendapatkan saran/informasi salah dari kelompoknya atau mencoba sendiri melakukan aktivitas seksual. Pelecehan seksual (Sexual abuse) Dapat berupa perkosaan, bujukan atau kekerasan seksual lain. Sebagian besar kekerasan seksual dilakukan orang lebih dewasa dan korbannya adalah remaja perempuan.
PENDIDIKAN SEKSUAL PADA REMAJA Pendidikan Sex (Sex Education) adalah bagian dari pelajaran di sekolah, dan juga menjadi bagian tanggung jawab orang tua pada anaknya . Ada pendekatan yang tepat untuk mengajarkan pendidikan seks di rumah pada usia yang sangat muda. Kesehatan dan bagian tubuh yang berbeda dan fungsinya tidak boleh disentuh atau diambil oleh siapapun, dengan mengajari anak seperti ini, akan menghindarkan mereka menjadi korban pelecehan seksual. Peran konselor remaja dan guru diharapkan akan memberikan pengaruh positif pada cara pandang remaja tentang seks.
RISIKO KEHAMILAN REMAJA
3.9 juta aborsi tidak aman terjadi pada perempuan usia 15-19 tahun setiap tahun, yang berkontribusi pada mortalitas, morbiditas ibu serta berdampak panjang pada masalah kesehatan. Setiap persalinan akan berisiko pada bayi maupun remaja perempuan yang menjadi ibu. Bayi yang dilahirkan ibu < 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk kejadian Bayi Berat Lahir Rendah, persalinan kurang bulan, dan kondisi bayi baru lahir yang lebih buruk lainnya. Darroch J, Woog V, Bankole A, Ashford LS. Adding it up: Costs and benefits of meeting the contraceptive needs of adolescents. New York: Guttmacher Institute; 2016. WHO. Global health estimates 2015: deaths by cause, age, sex, by country and by region, 2000–2015. Geneva: WHO; 2016.
PRE & ANTENATAL CARE YANG TIDAK ADEKUAT Tidak / belum tersedia klinik pre dan antenatal khusus untuk remaja di semua fasilitas kesehatan di Indonesia Remaja hamil di Indonesia justru dicegah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan oleh orang tuanya Ada kemungkinan depressi karena “otomatis” putus sekolah Ada kemungkinan timbul perasaan bersalah karena merasa memalukan keluarga, tidak ada dukungan moral dari “suami”, merasa mengecewakan orang tuanya, frustrasi terutama bila orang tuanya memiliki harapan tinggi pada anaknya dan hamil (diluar nikah / tidak diharapkan) Tidak ada dukungan dari keluarga terdekat, dimana seharusnya mereka mendapatkan perlindungan dan dukungan moral
Memberikan peluang kearah aktivitas seksual, selalu memiliki peluang cukup besar untuk berakhir dengan kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) , Peningkatan risiko kehamilan dengan peningkatan kemungkinan komplikasi pada kehamilan & dampak negatif pada ibu dan janin, Peningkatan risiko Infeksi Menular Seksual (IMS) & kejadian kanker leher rahim, Peningkatan risiko psikososial (menjadi stressor, terpaksa menghentikan pendidikan) dll.
Komplikasi kehamilan dan persalinan menjadi penyebab kematian pada perempuan usia 15-19 tahun, yang merupakan bagian dari 99% kematian ibu pada usia 15-49 tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ibu hamil pada usia 10-19 tahun berisiko lebih tinggi untuk terjadinya preeklampsia/eklampsia, infeksi nifas karena endometritis dan infeksi sistemik dibandingkan ibu hamil pada usia 20-24 tahun. Every Woman Every Child. The Global Strategy for Women`s, Children`s and Adolescents` Health (2016-2030). Geneva: Every Woman Every Child, 2015. WHO. Global health estimates 2015: deaths by cause, age, sex, by country and by region, 2000–2015. Geneva: WHO; 2016.
Status gizi Diit seimbang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Deteksi Dini dan Tatalaksana Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Penyehatan Lingkungan (PL) Perlindungan terhadap Kecelakaan dan Kekerasan pada Perempuan Kesehatan Reproduksi Pemeriksaan Kesehatan secara Berkala
Sebelum memasuki jenjang pernikahan, catin perlu melakukan persiapan gizi antara lain: Setiap pasangan catin dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Setiap catin perempuan dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat seminggu sekali. Bagi catin perempuan yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dan Anemia maka perlu ditentukan penyebabnya dan ditatalaksana sesuai dengan penyebab tersebut di fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh, catin perlu mengkonsumsi lima kelompok makanan yang beraneka ragam setiap hari atau setiap kali makan.
INS T A L ASI FARMASI I N S T A L A SI GAWAT DARURAT DOKTER / BIDAN Prosedur tindakan SPESIALISTIK kasus rujukan sesuai standard yankes maternal & neonatal KAMAR OPERASI KAMAR BERSALIN RUANG TINDAKAN A D M INIS T RAS I KEUANGAN BANK DARAH LABORATORIUM RAWAT INAP / NIFAS RUANG PE R I N A T O L OGI UNIT DIAGNOS T IK HCU / PERISTI ICU NICU PREVENTIF & PRO M OTIF IBU H A M IL & NEO N A T A L F K TP FKTP PONE D P MB
Poverty Capability deprivation Food insecurity Malnourished pregnant w o m en Low inco m e, joblessness Undernourished fetus Low capital income Physically & mentally stunted children Stunted adults Increased morbidity & mortality Increased risk of non -co mm u n i c able disease
Fig. 1 The fetal programming hypothesis. Caroline HD, Fall. Evidence for the intra-uterine programming of adiposity in later life, Annals of Human Biology , 2011; 38:4, 410-428 Li v er Muscle, fat, bone B r ain Kidneys R educed nephron numbers Altered zonation Insulin sensitivity IGF-1 Pancreas -cells Insulin secretion Muscle & bone Fat Insulin sensitivity Apetite centers Leptin resistance HPA Axis Cortisols Early maturation Type 2 diabetes Coronary Heart Disease Obesity & Inactivity Mother unable to supply nutrients to supply fetal demands FETAL UNDERNUTRITION Mother’s diet & nutrient store Mother’s ability to mobilise & transport nutrients ‘Supply line’ to the fetus Uterine blood flow Placental structure & function Central obesity Insulin r esistance Hyperl i pidaemia Hypertension
Bayi prematur tidak mengalami pertumbuhan & perkembangan yang penting pada bulan terakhir kehamilan dan sering mengalami pertumbuhan organ yang tidak sempurna, yang berdampak pada kejadian: Masalah penglihatan & kebutaan Masalah pendengaran Sudden infant death syndrome (SIDS) Perdarahan di otak Cerebral palsy Masalah pernafasan dan asma Kesulitan pemberian makan Masalah saluran cerna berat Mental retardation Infeksi pada kehidupan awal – Keterlambatan pertumbuhan & perkembangan
RISIKO PADA BAYI Sumber BBLR dan Prematur adalah: Ibu dengan anemia, kurang nutrisi, infeksi Ibu kawin / hamil pada usia < 20 tahun Penelitian di University of Pennsylvania melaporkan bahwa bayi yang terlahir kurang dari 4.5 pound (2000 gram) “memiliki risiko lima kali lipat untuk kejadian Autism Spectrum Disorder (ASD) dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal.”
593 ribu ibu hamil dengan anemia usia 10-19 tahun: 8.1% (Riskesdas, 2018) Asupan suplemen besi selama kehamilan menurunkan 20% insidens BBLR (Pediatri Perinatal Epidemiologi, 2012) 192 ribu bayi berat lahir rendah & panjang lahir < 48 cm: 4% (Riskesdas, 2018) BBLR di Indonesia berisiko 1.74 kali mengalami stunting dibanding bayi normal (BMC Nutrition, 2017) 675 ribu bayi prematur: 13.5% (SP, 2010) Adequate size for gestational age preterm 1.94 times & Small for Gestational Age (SAGA)-preterm 4.98 times associated with stunting (National Library of Medicine, 2014) 505 ribu perempuan menikah usia 10-19 tahun: 2.29% dari WUS (SUPAS, 2015) 663 ribu kehamilan dengan jarak < 24 bulan: 9% (SDKI, 2017) Jarak kehamilan < 24 bulan memiliki risiko 1.5 kali bayi terlahir stunting (Population Reference Bureau, 2009)
Perempuan yang melakukan hubungan seksual pertama dan hamil pada usia muda mempunyai risiko kanker serviks yang lebih tinggi. Memberikan vaksinasi HPV pada remaja sebelum hubungan seksual yang pertama berdampak secara bermakna pada penurunan kejadian kanker serviks, disamping upaya lain seperti kontrasepsi dan pendidikan seksual. S Louie, S de Sanjose, M Diaz, X Castellsagué, R Herrero, CJ Meijer, K Shah, S Franceschi, N Muñoz, FX Bosch. Early age at first sexual intercourse and early pregnancy are risk factors for cervical cancer in developing countries. Br J Cancer. 2009 Apr 7; 100(7): 1191–1197.
BAYI DAN BALITA Status gizi Diit seimbang Pedoman Stimulasi, Deteksi Dini Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Bawah Lima Tahun (Balita) Pemantauan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Perkembangan Anak (PAUD) Pola Asuh yang Benar dan Baik
31 PEN D EKATAN “CON T INU UM OF CAR E ” & “LIF E C Y CL E ” BERKES IN A MB U N G AN & THD S EL U RU H TA H A P AN S IKLUS HID U P MAN U S IA PENDEK AT A N K E LUARGA
NUTRISI YANG BAIK PRA NIKAH, SELAMA HAMIL, PERSALINAN, PADA USIA TUMBUH KEMBANG, REMAJA, DEWASA & LANJUT USIA
TERIMA KASIH Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI)