KERAJAAN HINDU - BUDDHA DI INDONESIA.pptx

AyunHamima1 4 views 45 slides Sep 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 45
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45

About This Presentation

IPS


Slide Content

KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

Tahukah Kamu Apa Nama Kerajaan Pertama Yang berdiri di Indonesia?

Kerajaan Kutai Berdiri sekitar abad ke-4 M. Merupakan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia Terletak di Muara Kaman (di hulu sungai Mahakam), Kalimantan Timur Nama-nama Raja Kutai diantaranya Kundugga, Asmawarman dan Mulawarman Mulawarman menyumbangka 20.000 ekor sapi kepada Brahmana dalam sebuah upacara. Kegiatan ekonomi masyarakat Kutai antara lain dengan peternakan, pertanian dan perdagangan

Kerajaan Kutai Ada tujuh buah Yupa untuk mengetahui sejarah Kerajaan Kutai Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Dibuat pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Prasasti Yupa ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.

Kerajaan Tarumanegara 5 M– 7 M

Berdiri sekitar abad ke-5 M sampai 7 M Merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa Raja pertama Jayasingawarman lalu diganti putranya Dharmayawarman. Lalu Dharmayawarman digantikan putranya Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara adalah Kerajaan Hindu beraliran Wisnu Sumber sejarah diketahui dari prasasti-prasasti catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien. Kehidupan masyarakat Tarumanegara mata pencahariannya adalah bertani dan berdagang. Barang yang diperdagangkan adalah cula badak, kulit penyu dan perak. Untuk memajukan bidang pertanian, adanya pembangunan irigasi ( Sungai Gomati sekarang wilayah Bekasi) dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (±11 km). Saluran itu berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir.

Raja yang terkenal adalah Purnawarman yang dikenal sebagai raja yang gagah berani, tegas, jujur, adil, dan arif dalam memerintah. Ia juga dekat dengan para Brahmana dan rakyatnya. 7 buah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara : Prasasti Kebon Kopi Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor) Prasasti Pasir Awi Prasasti Jambu Prasasti Muara Cianten Prasasti Tugu Prasasti Kebon Kopi

Kerajaan Sriwijaya Abad ke-7 sampai abad ke-13

Kerajaan kalingga (holing) di utara pulau jawa Abad ke-6

Kerajaan kalingga (holing) Merupakan kerajaan Hindu-Buddha Nama kerajaan berasal dari musafir Tiongkok yang pernah singgah di sana Mencapai puncak kejayaan pada masa Ratu Sima Peninggalan : Prasasti Rahtawun , Prasasti Sojomerto , Prasasti Tzukmas , Candi Angin , dan Candi Burbah

Kerajaan Sriwijaya Berdiri sekitar abad ke-7 Masehi dan merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia. Terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya. Sriwijaya mempunyai armada angkatan laut yang kuat dan mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa.

Kerajaan Sriwijaya Sumber sejarah diperoleh dari seorang pendeta Cina (I-tsing) dan prasasti yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang diantaranya Prasasti dari dalam negeri: prasasti Kedukan Bukit prasasti Talang Tuwo prasasti Telaga Batu prasasti Kota Kapur prasasti Karang Berahi prasasti Palas Pasemah Amoghapasa Prasasti dari luar negeri: prasasti Ligor prasasti Nalanda, prasasti Canton prasasti Grahi prasasti Chaiya Prasasti Talang Tuo

Kerajaan Sriwijaya Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada abad ke-11 Kerajaan Sriwijaya mulai mundur disebabkan adanya penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya oleh Raja Rajendracola dari Colamandala (India). Pada tahun 1377 armada laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Mataram Kuno hindu A bad ke-8 M

Kerajaan Mataram Kuno Berdiri pada pertengahan abad ke-8 M di Jawa Tengah R aja pertama: Sana lalu diganti putranya Sanjaya. Di perintah oleh dua dinasti, yaitu dinasti Sanjaya (Hindu) dan dinasti Syailendra (Buddha) Sumber sejarah diperoleh dari prasasti peninggalannya seperti prasasti Canggal, Kedu, dan ratusan candi yang terdapat di kompleks Candi Prambanan. Berdasarkan prasasti Canggal, diketahui Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, kemudian digantikan Raja Sanjaya yang bijaksana.

Mataram kuno Candi- candi di komplek Candi Prambanan : Candi Trimurti: Candi Syiwa , Candi Wisnu , Candi Brahmana Tiga Candi Wahana : Candi Garuda, Candi Nandi, Candi Angsa Dua Candi Apit , Empat Candi Kelir , Empat Candi Patok , dan 224 Candi Perwara

Kerajaan Mataram Kuno Setelah Raja Sanjaya, Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha. Ia membangun sebuah candi di Kalasan untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama Buddha. Mataram Kuno terpecah menjadi dua namun perpecahan itu tidak berlangsung lama dan dapat dipersatukan kembali dengan adanya perkawinan Rakai Pikatan (keluarga Sanjaya) dengan Pramodhawardhani (keluarga Syailendra). Pada masa pemerintahan Pikatan-Pramodhawardani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi Jawa Tengah dan Timur.

Kerajaan Mataram Kuno Dyah Balitung memerintah pada tahun 898-911 M yang membawa Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan Raja Daksa memerintah tahun 910–919 M, Raja Tulodong memerintah tahun 919–924 M, Sri Maharaja Rakai Wawa memerintah tahun 924 - 929 M. Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur setelah meletusnya Gunung Merapi dan penyerangan oleh Kerajaan Sriwijaya.

Kehidupan ekonomi masyarakat bersumber dari pertanian dan juga mengembangkan kehidupan maritim dengan memanfaatkan aliran sungai Bengawan Solo. Bidang kebudayaan, Keluarga Sanjaya yang beragama Hindu meninggalkan candi-candi seperti kompleks Candi Dieng, kompleks Candi Gedongsongo dan Candi Prambanan. Keluarga Syailendra yang beragama Buddha meninggalkan stupa seperti Borobudur, Mendut, dan Pawon.

Kerajaan Medang A bad ke-10 M di Jawa Timur

Kerajaan medang kamulan Berdiri abad ke-10 M di Jawa Timur Lokasi: muara sungai Brantas Dasar kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno Bercorak Hindu Didirikan oleh Mpu Sindok dari dinasti Sanjaya yang memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok merupakan pendiri Dinasti Isyana ( memerintah selama 1 abad )

Mpu Sindok adalah pendiri Dinasti Isyana (Kerajaan Mataram Periode Jawa Timur) sekaligus sebagai raja pertama bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Terletak di dekat Jombang di tepi Sungai Brantas. Sumber sejarah berasal dari: Prasasti Pucangan, Prasasti Anjuk Ladang Pradah, Prasasti Limus, Prasasti Sirahketing, Prasasti Wurara, Prasasti Semangaka, Prasasti Silet, Prasasti Turun Hyang, Prasasti Gandhakuti. Sumber yang lain dari India dan Cina. Prasasti Anjuk Ladang Pradah

KERAJAAN MEDANG Nama Raja-Raja Kerajaan Medang Mpu Sindok (929-948 M) Sri Isyanatunggawijaya Sri Makutawang Swardhana Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikrama. Airlangga Arca Airlangga dalam perwujudan Vishnu menunggangi Garuda

KERAJAAN MEDANG Kerajaan Medang pada Periode Jawa Tengah dan Jawa Timur

KERAJAAN MEDANG Pada tahun 990 M Dharmawangsa mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya upaya ini mengalami kegagalan. Pada tahun 1016, Raja Wurawari menyerang Dharmawangsa saat Dharmawangsa sedang melaksanakan perkawinan antara puterinya dengan Airlangga, putra Raja Udayana (Bali). Peristiwa ini menewaskan Dharmawangsa dan seluruh keluarga raja, hanya Airlangga yang berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di Wonogiri (hutan gunung) bersama Norotama (pengikutnya) dan hidup sebagai seorang pertapa. Airlangga dinobatkan menjadi raja menggantikan Dhamawangsa oleh para pendeta Buddha pada tahun 1019. Ia segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya. Airlangga membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala dari India Selatan. Selanjutnya tahun 1037, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa. Airlangga juga memindahkan ibukota kerajaannya dari Daha ke Kahuripan.

KERAJAAN MEDANG Pada tahun 1042, Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya yang bernama Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Mpu Bharada untuk membagi dua kerajaan, yaitu Panjalu dengan ibu kota Daha dan Jenggala yang ber ibukota di Kahuripan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di antara kedua putranya yang lahir dari selir.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Medang banyak bergantung kepada pelayaran dan perdagangan . Pada masa pemerintahan Airlangga , pelabuhan Hujung Galuh di Muara Kali Brantas diperbaiki , dan kemudian menjadi Bandar perdagangan yang ramai . Dibangun pula bendungan Waringin Sapta yang difungsikan untuk mengairi sawah-sawah penduduk dan mencegah luapan kali brantas . Bidang sastra Kitab Mahabarata disadur dalam bahasa Jawa Kuno (masa Dharmawangsa ). Masa pemerintahan Airlangga, Mpu Kanwa menggubah kitab Arjunawihah

Kerajaan Kediri 1045–1221 M B erdiri 1045 M

Kerajaan Kediri Berawal dari pembagian kerajaan oleh Airlangga menjadi Janggala dan Panjalu (Kediri) yang hanya dibatasi oleh sungai Brantas. Setelah Airlangga wafat (1049 M), terjadi perang antara Janggala dan Panjalu (Kediri) yang berakhir dengan kekalahan Janggala yang kemudian mempersatukan perpecahan antara Panjalu dan Jenggala. Sumber sejarah kerajaan Kediri: Prasasti Padlegan, Prasasti Panumbangan, Prasasti Hantang atau Ngantang, Prasasti Talan Prasasti Desa Jepun. Prasasti Hantang

Kerajaan Kediri Raja-raja yang memerintah di Kediri: Jayawarsa, Jayabaya, Sarwewara, Gandara, Kameswara, Kertajaya. Kehidupan ekonomi Hasil utama pertanian adalah beras. Pelayaran armada laut Kediri yang cukup tangguh. Benda-benda yang diperdagangkan : emas, perak, gading, kayu cendana, dan hasil bumi lainnya. Perkembangan seni Ditulisnya kitab sastra : Kitab Baratayuda, Kitab Kresnayana, Kitab Smaradahana, Kitab Lubdaka Kitab Batarayudha

Jangka jayabaya Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya. Tahun 1135 M Jayabaya berhasil memadamkan kekacauan itu dibuktikan adanya prasasti Hantang yang memuat tulisan panjalu jayati (panjalu menang). Kekuasaan Kediri berakhir pada masa Kertajaya karena serangan Ken Arok dari Kerajaan Singasari. Pada masa Kertajaya terjadi pertentangan karena Raja berlaku sombong dan berani melanggar adat. Para Brahmana mencari perlindungan kepada Ken Arok (penguasa di Tumapel). Pada tahun 1222 M, Ken Arok menyerang dan mengalahkan Kediri. Raja Jayabaya

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran . ( Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda ) Tanah Jawa kalungan wesi . ( Pulau Jawa berkalung besi ) Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang . ( Perahu berjalan di angkasa ) Kali ilang kedhunge . (Sungai kehilangan mata air) Pasar ilang kumandhang . (Pasar kehilangan suara ) Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak . ( Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat ) Bumi saya suwe saya mengkeret . ( Sejengkal tanah dikenai pajak ) Jaran doyan mangan sambel . (Kuda suka makan sambal) Wong wadon nganggo pakeyan lanang . (Perempuan berpakaian lelaki ) Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman. ( Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik ) Akeh janji ora ditetepi . (Banyak janji tidak ditepati ) Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe . (Banyak orang berani melanggar sumpahnya sendiri ) Manungsa padha seneng nyalah . ( Manusia saling lempar kesalahan ) Ora ngendahake hukum Allah. ( Tak peduli akan hukum Allah)

Kerajaan Singasari 1222–1292 M

Kerajaan Singhasari Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Sumber sejarah diperoleh dari Kitab Pararaton, Kitab Negara Kertagama dan beberapa prasasti, seperti Prasasti Balawi, Maribong, Kusmala, dan Mula-Malurung. Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri yang dikuasai oleh seorang akuwu (kepala daerah) bernama Tunggul Ametung. Kemudian digulingkan dari kekuasaannya oleh Ken Arok (bawahan Tunggul Ametung) dan menjadi akuwu baru. Candi Singasari

Kerajaan Singhasari Pada saat Ken Arok menguasai Tumapel, di kerajaan Kediri terjadi perselisihan antara Raja Kertajaya dan para Brahmana. Atas dukungan para Brahmana, Ken Arok melakukan serangan ke Kediri. Perang melawan Kediri meletus di desa Ganter dan Kediri berhasil dikalahkan. Ken Arok mendirikan kerajaan Singhasari dan menjadi raja pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Patung Ken Arok

Kerajaan Singhasari Kerajaan Singhasari mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kertanegara. Kertanegara berhasil memperluas kekuasaan ke beberapa daerah diantaranya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. Pada tahun 1275 M tentara Kerajaan melakukan Ekspedisi Pamalayu untuk menggoyahkan kerajaan Sriwijaya, dan juga bertujuan untuk menahan serbuan tentara Mongol pimpinan Kaisar Kubilai Khan yang melakukan perluasan wilayah di Asia Tenggara. Kubhilai Khan mengirim armada Mongol ke Pulau Jawa untuk menaklukkan Kertanegara. Sebagai persiapan Kertanegara mengirimkan bala tentaranya ke luar Jawa. Perang ini tidak terjadi karena Kertanegara telah meninggal 1292 M akibat serangan dari Jayakatwang (keturunan Raja Kediri). Kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari bersumber dari pertanian dan perdagangan.

Kerajaan Majapahit 1293–1500 M

Kerajaan Majapahit Peta wilayah kekuasaan Majapahit berdasarkan Nagarakertagama

Kerajaan Majapahit Majapahit berdiri sekitar tahun 1293M dan dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Sumber sejarah : Kitab Pararaton, Kitab Sutasoma, Kitab Negarakertagama. Prasasti Gunung Butak, Prasasti Kudadu, Prasasti Blambangan, Prasasti Langgaran. Munculnya Kerajaan Majapahit erat hubungannya dengan keruntuhan Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara yang berhasil meloloskan diri dan mendapat pertolongan dari Arya Wiraraja (Bupati Sumenep) agar mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diberi tanah di hutan Tarik dekat Mojokerto. Daerah tersebut kemudian diberi nama Majapahit. Kitab Negarakertagama

Kerajaan Majapahit Raden Wijaya menyusun kekuatan untuk menyerang balik Jayakatwang dengan bantuan tentara Mongol, akan tetapi Raden Wijaya juga berbalik menyerang Pasukan Mongol. Keberhasilan mengalahkan Jayakatwang dan menghancurkan tentara Mongol menghantarkan Raden Wijaya menjadi pengusa di Jawa Timur dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Perkembangan Kemaharajaan Majapahit, bermula di Trowulan, Majapahit, Jawa Timur, pada abad ke-13,

Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa Hayam Wuruk (tahun 1350 – 1389 M) yang dibantu dibantu oleh Gajah Mada. Menurut kitab Nagarakertagama, daerah kekuasaan Majapahit Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.

Kerajaan Majapahit Dalam bidang ekonomi, Majapahit berkembang menjadi negara agraris dan negara maritim. Sebagai negara agraris, Majapahit terletak di daerah pedalaman dan dekat dengan aliran sungai sangat cocok untuk pertanian dengan hasil utamanya adalah beras. Untuk meningkatkan pertanian, dilakukan pembuatan saluran pengairan, bendungan, dan pemanfaatan lahan pertanian secara bergiliran. Sebagai negara maritim, Majapahit memiliki armada laut yang kuat sehingga mampu mengawasi seluruh perairan di Nusantara. Beberapa kota pelabuhan pusat perdagangan pada zaman Majapahit, antara lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban.

Kerajaan Majapahit Bidang sastra Kitab Negarakertagama Kitab Sutasoma Bidang seni Banyak bangunan candi telah dibuat. Candi Penataran dan Sawentar (Blitar), Candi Tigawangi dan Surawana (Pare, Kediri), Candi Tikus (Trowulan, Mojokerto). Dan sebagainya. Kitab Negarakertagama Candi Penataran Candi Surawana Candi Bajangratu Candi Tikus

Penyebab runtuhnya Kejayaan Majapahit : Berakhirnya pemerintahan Hayam Wuruk berakhir. Terjadinya perang saudara (Perang Paragreg) pada tahun 1401-1406. Meluasnya pengaruh Islam pada saat itu. Serangan pasukan Demak di bawah pimpinan Adipati Unus.
Tags