KETERKAITAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN.doc

TsanyLestari 8 views 19 slides Feb 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

maklah keterkaitan lingkungan


Slide Content

KETERKAITAN ANTARA LINGKUNGAN
KELUARGA SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM
PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah Dasar-dasar pendidikan
Dosen Pengampu:Ima Frima Fatimah,S.pd.I M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Tsany aulia lestari 21070000831
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS 2021
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berbagai karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Dalam
kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.Ima Frima Fatimah,S.pd.I M.Pd selaku dosen mata kuliah Dasar dasar
pendidikan
2.Orang tua kami tercinta yang telah membantu baik dari segi moril maupun
materil
3.Rekan-rekan kami yang telah memberikan motivasi dan semangat.
4.Semua pihak yang turut serta mendo’akan dan membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Hal itu tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan
kami dan sumber yang kami dapatkan. Untuk itu, kami mohon maaf atas
kekurangan dan kesalahan yang ada . Semoga hal itu tidak mengurangi minat
penulis khususnya da para pembaca umumnya untuk terus menggali dan mencari
secara menambah wawasan keilmuan.
Akhirnya kami berdo’a semoga apa yang telah kita perbuat mendapat
ridho dari sang Maha Pencipta dan menjadi nilai ibadah. Aamiin
Ciamis,2 Oktober 2021
Penulis
2

DAFTAR ISI

3

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting dan bermanfaat bagi kehidupan dalam upaya
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Kegiatan pendidikan di manapun berlangsung dalam
suatu lingkungan tertentu, baik lingkungan yang berhubungan dengan ruang maupun waktu.
Lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Pengaruh yang
diberikan oleh lingkungan ada yang bersifat sengaja dan ada tidak sengaja. Artinya
lingkungan tidak ada kesengajaan tertentu di dalam memberikan pengaruhnya kepada
perkembangan anak dan tiga macam lingkungan, menurut tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ketiga lingkungan tersebut pendidikan berlangsung agar dapat memberikan pengaruh yang
positif kepada perkembangan anak didik, maka hendaknya kita usahakan sedemikian rupa
sehingga masing-masing lingkungan senantiasa memberikan pengaruhnya yang baik. Setiap
manusia pasti memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.
Sesuai Indrakusuma menyebutkan pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi manusia
dengan lingkungannya. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut tentunya memerlukan
komponen yang teramat penting yaitu kesadaran diri akan adanya pencipta dirinya dan
pencipta alam semesta, yang akan berdampak pada kesadaran kepada adanya sang khalik
yaitu yang disebut dengan Tuhan, dalam hal ini adalah Allah Swt. Dan kesadaran dan
keyakinan akan adanya tuhan itu disebut dengan iman. Persoalan kita ialah bagaimana kita
menanamkan rasa iman, rasa cinta kepada Allah, rasa nikmat beribadah (salat, puasa, dan
lain-lain), rasa hormat pada kedua orang tua, dan sebagainya. Fenomena melorotnya akhlak
generasi bangsa, termasuk di dalamnya para elit bangsa, acapkali menjadi apologi bagi
sebagian orang untuk memberikan kritik pedasnya terhadap institusi pendidikan. Hal tersebut
teramat wajar karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang amat mendasar yakni
membentuk manusia utuh dengan akhlak mulia sebagai salah satu indikator utama, generasi
bangsa dengan karatekter akhlak mulia merupakan salah satu profil yang diharapkan dari
praktek pendidikan nasional. Adanya kata-kata berakhlak mulia dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional di atas mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia mencita-citakan agar
4

akhlak mulia menjadi bagian dari karakter nasional. Hal tersebut diharapkan dapat terwujud
melalui proses pendidikan nasional yang dilakukan secar berjenjang dan berkelanjutan.
Terlebih bangsa Indonesia dengan mayoritas muslim menjadi daya dukung tersendiri bagi
terwujudnya masyarakat dengan akhlak yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam. Hal tersebut
dikarenakan akhlak menjadi bagian integral dari struktur ajaran Islam (akidah, syariah dan
akhlak). Terkait dengan pendidikan berbasis karakter, Koesoema (2010: 135) mengemukakan
bahwa pendidikan karakter hanya akan menjadi sekadar wacana jika tidak dipahami secara
lebih utuh dan menyeluruh dalam konteks pendidikan nasional kita. Bahkan, pendidikan
karakter yang dipahami secara parsial dan tidak tepat sasaran justru malah bersifat
kontraproduktif bagi pembentukan karakter anak didik. Pendekatan parsial yang tidak didasari
pendekatan pedagogi yang kokoh alih-alih menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri
anak, malah menjerumuskan mereka pada perilaku kurang bermoral. Edukasia: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam Jito Subianto Lebih lanjut, Koesoema (2010: 2) memberikan
formula bahwa pendidikan karakter jika ingin efektif dan utuh harus menyertakan tiga basis
desain dalam pemogramannya
1. Desain pendidikan karakter berbasis kelas. Desain ini berbasis pada relasi guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di dalam kelas. Konteks pendidikan karakter
adalah proses relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Relasi guru-
pembelajar bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak arah sebab komunitas kelas
terdiri dari guru dan siswa yang sama-sama berinteraksi dengan materi. Memberikan
pemahaman dan pengertian akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks pengajaran ini,
termasuk di dalamnya pula adalah ranah noninstruksional, seperti manajemen kelas,
konsensus kelas, dan lain-lain, yang membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman.
2. Desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Desain ini mencoba membangun
kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial
sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa. Untuk menanamkan
nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik.
Pesan moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui pembuatan tata
peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran.
3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas. Dalam mendidik, komunitas sekolah
tidak berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga,
5

masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengintegrasikan
pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika lembaga negara lemah dalam
penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang
setimpal, negara telah mendidik masyarakatnya untuk menjadi manusia yang tidak
menghargai makna tatanan sosial bersama.

B.Rumusan Masalah


6

BAB II
PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN
1.  Hubungan keluarga dengan sekolah
          Sebagai lingkungan pendidikan yang terorganisir secara sistematis, sekolah
merupakan wadah yang menempatkan anak dalam kelompok-kelompok
tertentu berdasarkan tingkat kemampuan dan kesesuaian umur, sehingga
anak mempunyai wilayah interaksi secara intens dengan teman sebaya yang
sedikit banyak memiliki kesamaan wawasan dan kemampuan. Berbeda
dengan sekolah, di dalam keluarga, anak menempati subordinat dibawah
kendali oang tua dan tidak mendapatkan hubungan sebaya sebagaimana
yang ia dapatkan dalam lingkungan sebaya disekolah.
Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.
Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang
tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap
sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini
seringnya terjadi tindakan-tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik,
semetara orang tua seolah tidak mau tahu, bahkan cenderung
menimpangkan kesalahan kepada sekolah.
Kedua pola komunikasi yang berbeda tersebut merupakan dua dunia yang berbeda
bagi anak. Keluarga adalah dunia referensi bagi anak untuk membangun
nilai hidup dan cita-cita, sedangkan dunia sebaya yang ditemui anak dalam
sekolah adalah wilayah pengembangan diri secara sosial bersama-sama
7

dengan teman-teman sebaya yang relatif dalam kualifikasi kemampuan dan
wawasan yang sama.
Di dalam UU Nomor 22 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10
ayat (4) dinyatakan bahwa : Pendidikan keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan
yang memberikan keyakinan agama, nilai, budaya, nilai moral, dan
keterampilan.
Hubungan keluarga dengan sekolah adalah alah satu elemen penting dalam
kesuksesan belajar anak. Sekolah yang terbaik adalah sekolah yang mampu
menjembatani peran orang tua pada kegiatan belajar anak atau menciptakan
hubungan keluarga dengan sekolah. Jadi, sesibuk apapun anda di kantor,
tetaplah menjaga hubungan keluarga dengan sekolah yang baik.
Hubungan antara keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orang tua dengan
pihak guru. Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan
anak dalam proses pendidikan, baik kemajuan dalam ranah intelektual
maupun psikologis.
2.2. Hubungan lingkungan sekolah dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan
terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk
kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang
bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif,
maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat
lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan
8

perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan
sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru,
baik diluar maupun di dalam sekolah.
Hubungan ini menempatkan sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan yang potensial untuk melakukan proses-proses pendidikan.
Keduanya saling mempengaruhi peserta didik secara kuat. Pengalaman
sesorang yang didapat dalam masyarakat baik melalui pergaulan tau
aktivitas lain ditengah-tengah masyarakat membawa pengaruh pada fungsi
pendidikan yang diperankan oleh sekolah untuk orang tersebut. Begitu pula
sebaliknya, partisipasi sesorang untuk terlibat secara sadar dalam proses
pendidikan di lingkungan masyarakat juga dipengaruhi tugas-tugas belajar
yang dia lakukan disekolah.
3.Hubungan keluarga dengan masyarakat
Pendidikan keluarga merupakan basis yang sangat penting dalam peletak dasar-dasar
pendidikan sosial anak. Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang minimal terdiri
dari ayah, ibu, dan anak sebagai suatu kesatuan hidup (sistem sosial) yang
menyadiakan situasi belajar. Sebagai suatu sistem sosial, ikatan kekeluargaan di
dalamnya membantu anak dalam mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih,
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan
akan kwibawaan.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin
dalam keluarga. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada
gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat dan bangsa. Tanggung jawab
sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang dibina
oleh kesatuan darah, keturunan dan keyakinan.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang pertama. Setelah
melalui proses ini, anak akan bertemu dengan unit sosial yang lebih besar
9

yaitu masyarakat. Konstribusi lingkungan masyarakat terhadap pendidikan
bagi anak antara lain :
 
1.Berdasarkan dinamika yang terjadi di masyarakat, anak didik akan
mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience). Oleh karena
itu mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
2.Dalam masyarakat terdapat banyak sumber belajar tidak dimiliki sekolah
ataupun keluarga (Hasbullah, 2003).
Dengan demikian hubungan antara lingkungan keluarga dan masyarakat dapat dilihat
dari dua sisi. Pertama, keluarga adalah peletk dasar-dasar pendidikan sosial bagi
anak yang di dalamnya terdapat pendidikan akan pandangan hidup dan norma
sosial. Kedua, masyarakat adalah wadah pengembangan kemampuan sosial anak
yang di dalamnya terdapat kebudayaan, mobilitas sosial dan peran-peran sosial
yang bisa dipelajari dan diambil oleh anak.
1.JENIS KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan Hubungan Keluarga dengan Sekolah
a. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik
Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu
memerhatikan dan mengawasinya.
Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada si pendidik melihat
sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang
hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga.
Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua
anak didik tetntan pendidikan yang baik, cara menghadapi masalah, dan
lain-lain.
Hubungan antara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
10

Dapat memberikan motivasi kepada orang yuan anak didik untuk lebih
terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan
anaknya.
1.Diundangnya Orang Tua ke Sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan sekolah yang memungkinkan untuk
dihadiri oleh orang tua, maka akan postif sekali artinya bila orang tua diundang
untuk datang ke sekolah. Kegiatan-kegiatan dimaksud umpamanya class
meeting yang berisi perlombaan-perlombaan yng mendemonstrasikan kebolehan
anak di berbagai bidang, pameran hasil kerajinan tangan, dan lain-lain.
Seharusnya undangan terhadap orang tua ke sekolah ini minimal dilaksanakan
satu kali dalam setahun bahkan lebih.
1.Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan
dalam bimbingan konseling. Peserta konferensi ialah orang yang betul-betul mau
ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti
orang tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan lain, dan para ahli yang ada
sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social worker dan sebaginya.
Konferensi tersebut bertujuan mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik
dapat diatasi dengan baik. Biasanya hasil konferensi akan lebih baik karena data
dikumpulkan oleh beberapa orang, serta interpretasi, dan analisis.
1.Mengadakan Surat Menyurat antara Sekolah dan Keluarga
Surat menyurat ini diperlukan pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi
perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orang
tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan
sebagainya.
 
11

 
1.Adanya Daftar Nilai atau rapot
Rapot yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para murid ini dapat dipakai
sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberi
suatu peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil rapot anaknya kurang
baik atau sebaliknya.
2.Jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Mayarakat
a. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada instansi atasan dan masyarakat
di luar sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan dalam hal ini yakni:
Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyar\akat
melalui perantara media tertentu seperti misalnya: informasi lewat televisi,
penyebaran informasi lewat radio, penyebaran informasi melalui media
cetak, pameran sekolah dan berusaha independen dalam penerbitan
majalah atau buletin sekolah.
Direct act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui
tatap muka, misalnya: rapat bersama dengan komitte sekolah, konsultasi
dengan tokoh masyarakat, melayani kunjungan tamu dan sebagainya.
 
1.Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah warga sekolah yang
bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan, dan peserta didik. Kegiatan ini juga
dapat dilakukan dengan dua kemungkinan yakni:
Indirect act adalah kegiatan internal melalui penyampaian informasi
melalui surat edaran; penggunaan papn pengumuman di sekolah;
12

penyelenggaraan majalah dinding; menerbitkan buletin sekolah untuk
dibagikan pada warga sekolah; pemasangan iklan/pemberitahuan khusus
melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
Direct act adalah kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan guru;
upacara sekolah; karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada
berbagai kesempatan.
 
3.Jenis Kegiatan Hubungan Keluarga dan Masyarakat
       Jenis kegiatan hubungan keluarga dan masyarakat anatara lain :
 
1.Gotong royong, adalah suatu kegiatan yang berguna untuk mengeratkan
tali  persaudaran, silaturahmi, dan kerja sama antara keluarga dengan
masyarakat yang berada di sekitarnya. Biasanya diadakan di   pemukiman
warga seperti, di desa dan di perumahan.
2.Ronda Rutin atau bergiliran, adalah suatu kegiatan yang berguna untuk
menjaga keamanan di sekitar lingkungan masyarakat dan untuk
mempererat tali persaudaraan antara keluarga dengan masyarakat yang
berada di sekitarnya.
3.Pengajian rutin, adalah salah satu kegiatan yang selain dapat mempererat
silaturhmi, pengajian juga dapat menjadi kegiatan yang sangat            
bermanfaat untuk meningkatkan        keimanan seseorang maupun          
masyarakat.
 
1.FUNGSI
2.Fungsi Hubungan Keluarga dengan Sekolah
13

 
1.Mempererat silaturahmi antara wali murid dengan gurunya.
2.Mempererat hubungan antara keluarga dengan sekolah.
3.Dapat terjadi komunikasi dan saling memberikan informasi tentang
keadaan anak serta saling memberi petunjuk guru dengan orang tua.
4.Dapat memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan, baik dalam
ranah intelektual maupun psikologis.
 
2.Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati
masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan
relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah
mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat
diantarnya sebagai berikut :
1.Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-
lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi nasional.
2.Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui
bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan
mendatangkan sumber).
3.Fungsi Hubungan Keluarga dengan Masyarakat
4.Mengajarkan kebudayaan antara hubungan keluarga dengan masyarakat.
5.Mengajarkan mobilitas sosial.
6.Membantu peranan sosial baru (Ahmadi, 1991).
14

 
1.PENGARUH
2.Pengaruh Keluarga terhadap Sekolah
 
              Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan
sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya.
Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu
terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian
yang baik yang diakui oleh semua golongan masyarakat, salah satu institusi yang
mewariskan kepribadian dan watak kepada masyarakat adalah sekolah.
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah. Lingkungan
keluarga dan faktor-faktor luar sekolah secara luas berpengaruh terhadap siswa.
Siswa-siswa hidup di kelas pada waktu sekolah relatif singkat, sebagian besar
waktunya dipergunakan siswa dengan tinggal di rumah. Keluarga telah
mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari orang dewasa,
meningkatkan kualitas dan kebutuhan prestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian
terhadap tugas-tugas yang merupakan dasar terhadap pelajaran di sekolah.
kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi proses belajar anak di
sekolah.
Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu
kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat
terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang
berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
 
2.Pengaruh Sekolah terhadap Masyarakat
 
15

              Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas
tidaknya produk serta kualitas out put pendidikan sekolah itu sendiri. Semakin
luas dan besar out put sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang mantap,
dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia (human resources) yang
berkualitas di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebut
membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat
bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi.
Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Rendahnya kualitas fakor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh
terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Dengan demikian , bila lembaga pendidikan dimaksud mampu melahirkan produk-
produknya yang berkualitas, tentu saja hal ini merupakan investasi bagi
penyediaan SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangan dan
kemajuan masyarakat sebab manusia itu sendiri adalah subjek setiap
perkembangan, perubahan , dan kemajuan di dalam masyarakat.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan
masyarakat, yaitu :
Mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
Menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan
kerja di lingkungan masyarakat.
Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warg mayarakat,
sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah
masyarakat.
 
3.Pengaruh Keluarga terhadap Masyarakat
16

 
Setiap masyarakat memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki norma norma.
Dimana norma-norma tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian warga dalam bersikap. Dasar pembentukan keluargalah pengaruh
masyarakat terhadap keluarga dalam hal ini ada dua faktor diantara nya :
Faktor objektif, yaitu faktor yang dipersiapkan dalam rumah tangga dalam
hal ekonomi, kedewasaan mental, dan sebagainya.
Faktor subjektif, yaitu adanya dasar saling mencintai.
1.
LAPORAN
Laporan tentang hubungan keluarga dengan sekolah, hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan hubungan keluarga dengan masyarakat diambil dari beberapa
berita yang baru-baru diperbincangkan di berbagai media saat ini, laporan ini
disajikan dalam bentuk analisa da n terdapat sebuah pendapat mengenai berita
tersebut. Laporan-laporan tersebut kami uraikan sebagai berikut :
17

DAFTAR PUSTAKA
1. Luwis Ma’luf,Al-Munjid fi Al-lughah wa Al-Alam. Beirut, Dar Al-
Masyriq, 1998.hlm. 78.
2. Asy-Syahratnasy Al-Milal wa An-Nihal, Darul Fikr, Bairut, hlm. 85.
3.Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa
Perbandingan , UI. Press, cet. V. Jakarta, 1986, hlm. 31
4.Ibid., hlm. 33.
5.Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam. Beuneuubi
Cipta. Jakarta, 1987, hlm. 27-29.
6. Ali Musthafa Al-Ghurabi, Tarikh Al-Firaq Al-Islamiyah, kairo, 1958,
hlm. 15.
7.Al-mazahib ,hlm 190 dst.
8.Ibid., hlm. 28.
9.Huwaidhy, Dirasat fi ilmi Al-Kalam wa Al-falsafah Al-Islamiyah, Dar Ats-
Tsaqafah, Kairo, 1980, hlm. 98.
10. Luwis Ma’luf Al-Yusu’I, Al-Munjid, Al-Khatahulikiyah, Bairut, 1945,
hlm. 436; lihat juga Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic,
Wlesbanden, 1971, hlm. 745.
11.Ahmad Amin, op. cit., hlm. 284
12. Ibid.
13.Ibid.
14.Mahdum Kholid Al-Asror, Polaritas Sekterian Rekonstruksi Doktrin
“Pinggiran”, Team Kajian Ilmiyah PP.Lirboyo 2007.Kediri.2007, hlm 11
18

19
Tags