“ Wahai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu (dan anakmu ) dan istrimu dari api neraka , yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah mal a ikat-malaikat yang kasar , keras , dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan -Nya kepada mereka . Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan .” (QS. At- Tahriim [66]:
Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam berpesan kepada Malik bin Huwairits ketika mau pulang ke kampung asalnya , ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ
“ Kembalilah ke istrimu , tinggallah di tengah-tengah mereka , ajarkanlah mereka , dan perintahkanlah mereka .” (HR. Bukhari no. 631, 7246, dan Muslim no.674) 6
وَعَلِّمُوهُمْ 7 “ Ajarkanlah mereka ”
Istri dididik dan diajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan perkara agama, misalnya perkara shalat , menutup aurat , adab berbicara dan keluar rumah , mendidik anak sesuai syariat , dan perkara-perkara agama yang lainnya . 8
Juga mengajarkan kepada istri tentang haidh dan nifas , karena banyaknya kewajiban agama yang berkaitan dengan perkara ini . Seorang suami hendaknya bisa mengajarkan dan memberi tahu istrinya , apakah ini darah haidh , ataukah darah istihadhah ( darah penyakit ), sehingga istri mengetahui kapan shalat dan kapan tidak shalat . 9
وَمُرُوهُمْ 10 “ Perintahkanlah mereka ”
kewajiban suami adalah mengingatkan , menegur dan memerintahkan istri ketika dia jumpai istrinya lalai dalam melaksanakan perkara-perkara yang wajib baginya . 11
فَأَقِيمُوا فِيهِمْ “ Tinggallah di tengah-tengah mereka .”
Jika suami tidak mampu mengajarkan perkara agama kepada istri maka kewajiban suami adalah mencarikan seseorang ( misalnya , ustadz atau ustadzah ) yang bisa mengajarkan perkara agama kepada istrinya .
Atau suami mengizinkan istrinya untuk menghadiri majelis ilmu ( pengajian ) sehingga istri bisa belajar perkara agamany