Jenis-jenis cairan intravena Cairan kristaloid C airan yang mengandung air, elektrolit dan atau gula dengan berbagai campuran Cairan koloid cairan yang berat molekulnya tinggi
Cairan Koloid Merupakan c airan yang mengandung albumin dalam plasma Tinggal dalam intravaskuler cukup lama ( waktu tinggal 3-6 jam) Volume yang diberikan sama dengan volume darah Memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis ( payah jantung ) Contoh cairan koloid : Dextran, gelatin, gelofusine , HES ( Hydroxyetyl Starches)
Jenis Cairan K oloid Non protein Koloid : D igunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon terhadap K ristaloid Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral Cairan non protein yang digunakan : Hemohes 6%, Pentastarch Protein Koloid : D igunakan sebagai pilihan ketiga setelah non protein Kolloids Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam jumlah besar Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl Pasien Neprotic Syndrom Transplantasi hati dengan albumin <2,5 gr/dl Pasien DSS dengan trombosit <5.000 Cairan protein yang digunakan : Gelofudine 4% , Lipofundin
Penggunaan Cairan Koloid Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic sebelum transfusi tersedia Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat , misal : luka bakar Pasien post op yang mengalami gangguan plasma darah
Komposisi cairan koloid Cairan Koloid Produksi Tipe Waktu paruh Indikasi Plasma protein Human plasma Serum consered human albumin 4-15 hari Pengganti volume Hipoproteiinemia Hemodilusi Dextran Leconostoc mesenteroid B512 D60/70 6 jam Hemodilusi Gangguan Mikrosirkulasi (stroke) Gelatin Hidrolisis dari kolagen binatang Modifien gelatin, urea linked, oxylopi gelatin 2-3 jam Substitusi volume Starch Hidrolisis asam dan EO Hydroxyethyl 6 jam Substitusi volume Hemodilusi
Cairan Koloid Albumin HES ( Hidroxy Ethyl Starch) Dextran Gelatin
Albumin Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5% dan albumin manusia 5 dan 2,5% Dapat digunakan pada kasus : Pengganti volume plasma dan protein pada keadaan syok hipovolemia , hipoalbuminemia , hipoproteinemia , operasi , trauma, cardiopulmonary by pass, hiperbillirubinemia , gagal ginjal akut , pancreatitis, mediasinitis , selulitis luas dan luka bakar , ARDS. Pemberian Furosemide amp untuk menghindari penimbunan albumin dalam tubuh
Albumin Albumin endogen M erupakan protein utama yang dihasilkan di hati dengan BM antara 66.000 sampai dengan 69.000, terdiri dari 584 asam amino. Albumin merupakan protein serum utama dan berperan 80% terhadap tekanan onkotik plasma. Penurunan kadar albumin 50% akan menurunkan tekanan onkotik plasmanya 1/3nya. Albumin eksogen A da 2 jenis yaitu human serum albumin, albumin eksogen yang diproduksi berasal dari serum manusia dan albumin eksogen yang dimurnikan ( perifed protein fraction) dibuat dari plasma manusia yang dimurnikan T ersedia dengan kadar 5% atau 25% dalam garam fisiologis . Albumin 25% bila diberikan intravaskuler akan meningkatkan isi intravaskuler mendekati 5x jumlah yang diberikan . Hal ini disebabkan karena peningkatan tekanan onkotik plasma. Peningkatan ini menyebabkan translokasi cairan ke intravaskuler sepanjang jumlah cairan interstisial mencukupi
Rumus Albumin Menghitung kebutuhan albumin terhadap pasein : (( Albumin target-Albumin sekarang ) xBB (kg)x40x2 ) 100 Nilai normal albumin: 3,5-4,5
HES ( Hidroxy Ethyl Starch) Senyawa kimia sintesis yang menyerupai glikogen . Cairan ini mengandung partikel dengan BM beragam dan merupakan campuran yang sangat heterogen . Tersedia dalam bentuk larutan 6% dalam garam fisiologis . Tekanan onkotiknya adalah 30 mmHg dan osmolaritasnya 310 mosm /l. HES dibentuk dari hidroksilasi aminopektin , salah satu cabang polimer glukosa . HES merupakan volume ekspander yang cukup efektif . Efek intravaskulernya dapat berlangsung 3-24 jam. Pengikatan cairan intravaskuler melebihi jumlah cairan yang diberikan oleh karena tekanan onkotiknya yang lebih tinggi . Komplikasi yang dijumpai adalah adanya gangguan mekanisme pembekuan darah . Hal ini terjadi bila dosisnya melebihi 20 ml/ kgBB / hari .